Anda di halaman 1dari 9

NAMA :

1. M.Dzaki Arif Fajar (10011381924154)


2. Nia Santika (10011381924150)
3. Rafli Harun (10011381924147)
4. Ridho Mufit Yanza (10011281924038)
5. Wanda Nabillah (10011181924015)

KELAS : PEMINATAN KESLING 2019

SEMESTER : 5 (Lima)

DOSEN PENGAMPU : Elvi Sunarsih, S.K.M., M.Kes.

PENGOLAHAN LIMBAH

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN

IDENTIFIKASI MANFAAT LIMBAH BATANG TEMBAKAU

DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

(Pengelolaan Limbah Pertanian Dengan Konsep Eco-Farming)

A. Pengertian Limbah Pertanian


Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang
yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya dan merupakan pakan alternatif
yang digunakan sebagai pakan ternak. Limbah Pertanian juga diartikan sebagai bahan yang
dibuang di sektor pertanian,misalnya sabut dan tempurung kelapa, jerami dan dedak padi,
kulit,tulang pada ternak potong serta jeroan & darah pada ikan. Secara garis besar limbah
pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra dan saat panen serta limbah pasca panen.Limbah
pasca panen juga bisa terbagi dalam kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah
diolah atau limbah industri pertanian.

B. Karakteristik Limbah Pertanian


Data Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Tembakau tahun 2015- 2017,
menginformasikan bahwa produksi tembakau pada tahun 2017 sebanyak 198,296 ton dengan
luas areal 201,8 Ha. Kisaran populasi tanaman tembakau perhektar lahan adalah 22.000
pohon dengan perkiraan berat batang tembakau 0,5 kg, sehingga terdapat lebih dari 2 juta ton
pertahun batang tembakau. Penanganan limbah batang tembakau oleh petani masih
sederhana antara lain, dibakar atau dibiarkan di perkebunan. Penanganan yang kurang tepat
mampu menimbulkan pencemaran lingkungan, karena batang tembakau masih mengandung
nikotin.Penanganan yang tepat untuk limbah batang tembakau adalah dengan memanfaatkan
selulosa sebagai papan partikel.Papan partikel adalah salah satu produk kayu yang terbuat
dari gabungan partikel kayu atau bahan berserat lainnya yang direkat dengan perekat alami
atau sintetis kemudian dicetak menggunakan perlakuan pengempan. Proses pembuatan papan
partikel yang mempengaruhi kualitas papan salah satunya adalah proses pengempaan pada
saat pencetakan. Pemberian tekanan pada pencetakan akan memaksa perekat untuk menyebar
secara merata pada permukaan. Perekat akan mengisi rongga – rongga sehingga rakitan antar
partikel kedudukannya terjaga dan tidak berubah. Adanya ikatan antar partikel yang baik
ditujukan supaya papan partikel tidak mengalami perubahan secara signifikan pada sifat fisik
dan mekanik selama penyimpanan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik
dan mekanik papan partikel batang tembakau pada berbagai variasi beban tekanan
pencetakan dan lama penyimpanan serta mengetahui perlakuan yang terbaik sebagai
rekomendasi dalam pembuatan papan partikel batang tembakau.

3 Karakteristik Limbah pertanian – Fisik, Kimia, dan Biologi


Karakteristik Limbah
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, dari
berbagai skala rumah tangga layaknya industri pertambangan, dan hasil produksi lainnya.
Limbah dianggap lebih banyak menghasilkan hal negatif dibandingkan positif sehingga
menjadi limbah mengganggu. Karena itulah, masyarakat haruslah memberi perhatian akan
kedatangan limbah.

Karakteristik fisik Limbah


Karakteristik fisik Limbah, Adapun karakteristik fisik limbah terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu :
1. Zat Padat
Pertama dalam karakteristik fisik limbah zat yang paling bisa dideteksi adalah zat padat.
Dimana total zat atau biasa disebut sebagai zat solid yakni seluruh zat padat yang tetap ada
sebagai residu setelah proses pemanasan pada suhu 103°C sampai 105°C dalam
laboratorium, sehingga tidak akan hancur dengan suhu panas yang rendah. Partikel padat
didefenisikan sebagai supensed solid yang dapat menembus kertas saring dengan diameter
minimal 1 mikro dan cukup sulit dihancurkan.

2. Bau
Bau merupakan efek yang ditimbulkan dengan adanya limbah.Dinamakan sisa maka
memiliki bau yang tidak sedap. Bau tersebut dihasilkan oleh adanya gas-gas hasil
dekomposisi atau penguraian zat organik dalam air limbah (jika limbah khusus mencemari
air). Gas-gas yang dapat menimbulkan bau dalam air limbah antara lain, amonia dan senyawa
organik sulfida.
Sulfida akan anda temukan jika berada di perairan yang kotor sebagai dekomposisi senyawa
organik dan sampah industri. Sulfida biasanya ditemukan sebagai sulfat, jika terdapat dalam
air kotor dan akan mengalami oksidasi dengan udara dan membentuk sulfida yang
menimbulkan bau tidak sedap. Sehingga anda mungkin akan mencium bau yang tidak sedap
jika melewati sungai yang tercemar. Dalam kondisi asam, air yang mengandung ion sulfida
dapat menghasilkan hydrogen sulfida yang sangat beracun meskipun dalam konsentarsi yang
rendah (0,2 ppm) dan berbahaya meskipun hanya digunakan untuk membasuh kulit.

3. Suhu
Untuk suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada suhu disekitarnya, suhu yang cukup
tinggi ini juga menurunkan kadar DO (Dissolved Oxygen). Anda bisa mendeteksinya dengan
menggunakan termometer biasa.

4. Warna
Warna adalah karakteristik fisik paling mudah dilihat.Air limbah memiliki warna tertentu
tergantung dari kandungan air limbahnya. Seringkali air limbah yang baru saja dibuang
berwarna abu-abu ataupun akan berubah menjadi hitam. Warna ini dikarenakan adanya
proses dekomposisi bahan organik dan menurunnya jumlah oksigen sampai menjadi nol dan
memudarkan warnanya. Sayangnya air yang tidak berwarna bukan berarti tidak berbahaya.

5. Kekeruhan
Air limbah terlihat keruh disebabkan zat organik, lumpur, tanah liat, serta organisme lainnya
yang mengapung dan membutuhkan waktu mengendap yang lama.Semakin keruh air limbah
dapat dikatakan semakin besar kandungan limbahnya yang bisa diidentifikasi sekilas saja.

Karakteristik Kimia Limbah


1. Bahan Organik
Karakteristik Limbah dilihat dari bahan kimianya adalah berupa bahan organik.Air limbah
terdapat beberapa kandungan bahan organik berupa protein 65%, karbohidrat 25% dan lemak
ataupun minyak 10%. Lemak dalam limbah domestik bisa berasal dari sisa makanan, yang
jika dibuang ke sungai akan mengapung dan menutupi permukaan air sehingga termasuk
kedalam bahan organik. (Baca juga: Ekosistem Sungai) Minyak dan lemak memang tidak
dapat terdegradasi dalam waktu yang singkat, karena membutuhkan waktu cukup lama maka
keberadaannya akan mengganggu aktivitas organisme didalamnya dan ekosistem yang ada
dalam tempat tercemar limbah.

2. BOD (Biologycal Oxygen Demand)


BOD atau Biologycal Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikro organisme dalam lingkungan air untuk mengubah bahan organik yang ada didalam
lingkungan air terkait. Air buangan yang mengandung BOD akan berbahaya jika dibuang
langsung.
3. DO (Dissolved Oxygen)
Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut yaitu sebuah kebutuhan dasar yang menyokong
kehidupan tanaman dan hewan didalam air.Air memiliki kemampuan untuk menyediakan
oksigen untuk kelangsungan makhluk hidup yang ada didalamnya seperti halnya di laut.
Air mengandung kira-kira 8 ppm oksigen terlarut, standar minimum oksigen terlarut yang
diperlukan untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm, apabila dibawah jumlah ini maka ikan dan
biota air lainnya tidak dapat melangsungkan kehidupan dan mati.Oksigen terlarut yang
terdapat dalam air berasal dari fotosintesis tumbuhan air dan juga oksigen dari atmosfer yang
masuk kedalam air.
Meskipun ikan dan hewan lainnya di dalam air bernafas menggunakan alat pernafasan
khusus, namun mereka tetap membutuhkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Sayangnya
oksigen ini akan rusak dan hilang jika adanya limbah dan juga berbagai pembuangan yang
merusak oksigen terlarut tersebut.
4. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik dilihat secara
kimiawi yang terdapat didalam air dengan sempurna agar bahan tersebut bisa berubah
menjadi bentuk lainnya dengan cara alami.

5. pH (Puissance d’Hydrogen Scale)


pH atau pun derajat keasaman adalah ukuran yang menunjukan kadar asam dan juga basa
dalam suatu larutan. Larutan bersifat netral jika memiliki pH = 7, sedangkan larutan bersifat
basa jika pH > 7 dan bersifat asam jika < 7. Air limbah memiliki pH netral yang disebabkan
karena adanya buffer air.
Ketika air limbah memiliki pH yang tidak netral maka akan menjadi limbah yang
membahayakan. Apabila terjadi perubahan keasaman pada air limbah menjadi pH naik
(alkali) maupun menjadi pH turun (asam), dapat mengganggu ekosistem air.Sedangkan pH
air limbah yang sangat rendah bersifat korosif terhadap logam seperti baja serta dapat
mengakibatkan perkaratan pada pipa besi.

Karakteristik Biologi Limbah


Setelah Kimia dan Fisik maka karakteristik akan dilihat dari Biologi Limbah, limbah juga
mempengaruhi benda tak hidup dan juga benda hidup yang bisa menimbulkan penyakit yang
membahayakan. Bakteri yang digunakan sebagai indikator adalah Escherichia coli dimana
bakteri yang hidup dalam kotoran manusia dan hewan ini bisa ditemukan juga dalam limbah
yang dianggap membahayakan dan mencemari.
Dampak Negatif Limbah
Selain karakteristik limbah yang sudah dibahas, berikut beberapa dampak yang ditimbulkan
dari adanya limbah di lingkungan tempat tinggal :
1. Eutrofikasi
Eutrofikasi yakni efek atau dampak limbah pertama pada perairan.Dimana perairan menjadi
terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah fitoplankton yang saling berebut mendapat
cahaya untuk fotosintesis. Bukannya baik, fitoplankton di bagian bawah akan mengalami
kematian secara massal termasuk hewan seperti ikan dan tanaman yang membutuhkan sinar
matahari lainnya. Selain itu terjadi kompetisi dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu
banyak organisme pada tempat tersebut. Alga dianggap cukup membahayakan untuk sebuah
ekosistem di laut.

2. Plastik
Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya, selain itu masalah plastik tidak
pernah ada ujungnya.Sangat banyak hewan yang hidup di laut mengkonsumsi plastik karena
kesalahan dan buruknya pengelolaan limbah. Jika diekspos akan banyak hewan yang harus
memakan plastik karena pembuangan yang sembarangan dan tentu saja membahayakan.
Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini dan
menyebabkan mereka mati. Selain itu, tanah yang ada pada bumi sudah banyak tercemar
plastik, karena plastik tidak bisa diuraikan dan akan tetap menjadi sampah hingga puluhan
tahun kedepan.
3. Menaikan Emisi CO2
Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya transportasi, penggunaan listrik berlebihan
serta buangan industri akan memberi efek peningkatan kadar keasaman laut. Hal ini
menyebabkan adanya peningkatan CO2 atau karbon dioksida dan tentu akan berakibat buruk
bagi manusia terkait dengan kesehatan pernafasan. Padahal semua hal yang menyebabkan
CO2 meningkat rata-rata sikap atau ulah dari manusia.Salah satu fungsi laut adalah sebagai
penyerap dan penetral CO2 terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfir meningkat maka laut juga
akan menyerap lebih banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman laut.
Hal ini mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk
membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka hewan-hewan
tersebut akan punah dalam jangka waktu dekat.

Dampak kesehatan yang akan ditimbulkan dari limbah antara lain adalah sebagai berikut:

• Menyebabkan adanya sampah beracun dan berbahaya bagi semua makhluk hidup
• Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan dan juga penyakit baru yang tidak
terdeteksi sebelumnya
• Timbulnya penyakit jamur yang sulit dihilangkan
• Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus serta penyakit berbahaya lainnya.
Mungkin terdengar penyakit yang ringan namun bisa menyebabkan kematian
• Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tikus serta
hewan serangga berbahaya dan menularkan virus lainnya. Karena kita tidak pernah bisa
memantau hal lainnya
• Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga mudah
menularkan infeksi serta hal yang membuat kita lemah dan mudah sakit.
C. Tujuan Pengelolaan Limbah Pertanian
Tujuan dari pengolahan limbah adalah menurunkan kandungan bahan organic dan bahan
lainnya di dalam limbah, baik dalam bentuk cair maupun gas sehingga diperoleh konsentrasi
yang aman untuk dibuang. Teknologi pengolahan maupun pemanfaatan limbah telah
berkembang sehingga pihak perkebunan mempunyai beberapa pilihan untuk pengolahan
limbahnya. Pemilihan teknologi tersebut bergantung pada jenis dan potensi industri di sekitar
lokasi .Oleh Karena itu, pengelolaan limbah industri pertanian ini sangat perlu diperhatikan
supaya sektor yang strategis ini terus berkembang secara berkelanjutan tanpa menimbulkan
masalah pencemaran lingkungan

D. Pengelolaan limbah pertanian (Limbah Batang Tembakau)


a. Limbah Batang dan Gagang (Stem) TembakauSebagai Bahan Bio-Biket
Dengan total produksi limbah tembakau berupa gagang (stem) sebesar 20% maka
kuantita ini memiliki peluang sebagai bahan padat alternatif briket guna menghasilkan
energi panas sebagaisumber energi dalam proses pengeringan tembakau basah meski
hanya memiliki nilai kalor sebesar3.177 kal/gr.Berdasarkan pengujian mutu produk
briketberbahan baku limbah stem tembakau, dihasilkannilai kalor (2.789-2.969 kal/gr),
kerapatan (0,42-0,68 gr/cm3), keteguhan tekan (67-134 kg/cm2),kadar karbon terikat
(10,08-19,40 %), kadar abu(23,92-37,72 %), kadar zat menguap (42,90-66,00%), laju
pembakaran (0,02-0,09 gr/det), dan nilaikadar air (7,69-9,47%).

b. Batang dan Biji Tembakau sebagai Biodesel


Batang tembakau yang saat ini belum banyak dimanfaatkan ternyata memiliki kandungan
selulosa mencapai 35-40%. Selulosa adalah karbohidrat yang disintesis oleh tanaman
danmenempati hampir 60% komponen penyusunstruktur kayu.Kandungan selulosa yang
cukuptinggi dari batang tembakau menjadikannya cukuppotensial untuk dikembangkan
menjadi beberapa produk olahan seperti, kertas, bioetanol, danbioplastik.Biji tembakau
yang sudah dipanen dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pembuatanBiodiesel.Biodiesel merupakan bahan bakaralternatif yang dihasilkan melalui
reaksi kimiaantara minyak nabati atau lemak hewani denganalkohol rantai pendek.Reaksi
kimia yangdimaksud ialah reaksi pembentukan ester dariminyak ataupun lemak sehingga
reaksi yang digunakan adalah reaksi esterifi kasi-transesterifikasi. Berdasarkan laporan,
bahwa pada bijitembakau memiliki kandungan minyak nabati yangdapat digunakan
menjadi bahan baku biodiesel.Biodisel tersusun dari asam lemak dengan panjangrantai
karbon mulai dari C-10 sampai C-24 (Madkk. 1999; Mohamad dkk.2014; Moser,
2013)dalam (Handoko dkk. 2017)).Pembuatan biodiesel dengan reaksitransesterifi
mengikuti metode dari Usta et al.(2011) dimana limbah biji tembakau dikeringkandan
dihancurkan untuk persiapan ekstraksi.Bijitembakau ditimbang dan diesktrak
menggunakanmetode Soxhlet dengan menggunakan pelarut nheksanadengan
perbandingan (g/v) (1:5).Minyakbiji tembakau didapat dengan menguapkanpelarutnya
menggunakan rotary evaporator danditimbang untuk mengetahui rendemenekstraksinya
(Stanisavljevic et al. 2007) dalam(Handoko dkk. 2017).

c. Insektisida Nabati Granul Ekstrak LimbahTembakau Terhadap Larva Aedes Aegypti


Di bidang Kesehatan limbah tembakau dapat diekstrak dalam bentuk granula yang
dimanfaatsebagai inektisida yang lebih ramah lingkungan.Laporan penelitian Rizki
Khalalia (2016) pada ujidaya bunuh granul ekstrak limbah tembaka (Nicotiana tabacum
L) terhadap kematian larvaAedes aegypti. Desain penelitian menggunakanpost test only
control group design, dimana objekpenelitian ini dibagi menjadi dua kelompokperlakuan.
Kelompok pertama disebut sebagaikelompok perlakuan, yaitu kelompok yang
diberiekstrak limbah tembakau dalam bentuk granul dengan dosis yang
berbeda.Kelompok yang keduadisebut sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompokyang
tidak diberi ekstrak limbah tembakau dalambentuk granul.Perlakuan menggunakan
ekstrak limbahtembakau dalam bentuk granul hanya diberikanpada kelompok
eksperimen, pada kelompokkontrol negatif diberi perlakuan menggunakan air,sedangkan
pada kelompok kontrol positif diberiperlakuan menggunakan abate dan
dextrin.Pengukuran pada ketiga kelompok sampel tidakdilakukan pada awal perlakuan,
tetapi dilakukan 24jam setelah perlakuan dengan menghitung jumlah larva yang mati.
Senyawa yang berpotensi sebagaiinsektisida antara lain golongan sianida, saponin,tanin,
flavonoid, minyak atsiri, nikotin, dan steroid.Tanaman tembakau mengandung
alkaloid,flavonoid, minyak atsiri, dan nikotin.(Zaidi et al.2004; Susanto et al. 2010;
Susanti, 2012) dalam(Rizki Khalalia, 2016) sehingga tanaman tembakaudapat berpotensi
sebagai insektisida. Hasilpenelitian diperoleh kesimpulan bahwa ekstraklimbah tembakau
dalam bentuk granul memilikiefek larvasida terhadap nyamuk Aedes aegyptikarena dapat
mematikan 31,25% larva.

d. Limbah Batang Tembakau Sebagai BahanBiopestisida


Pestisida adalah zat pengendali hama. Pestisida organik (Biopestisida) adalah
pengendalihama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racundari bahan-bahan sisa
tanaman atau limbahtanaman, salah satunya adalah limbah batangtembakau, tangkai
daun, dan biji. Tembakau dapatdigunakan sebagai pestisida organik
dikarenakanmengandung nikotin.Setelah diteliti nikotin yangterkandung dalam limbah
tembakau tidak hanyadapat menjadi racun untuk manusia, tetapi jugadapat dimanfaatkan
untuk racun serangga.Nikotinberperan sebagai racun kontak bagi serangga danpengendali
jamur.Dengan adanya pestisida organic ini, tentu saja memberikan beberapa manfaat
bagipara petani. Selain ramah lingkungan, bahan bakuyang relatif mudah untuk diperoleh
merupakansalah satu keungulan yang dimiliki oleh pestisidaorganik ini. Pembuatannya
juga cukup sederhanaserta memiliki nilai yang ekonomis.Cara pembuatan pestisida
organik yaitu, tembakau diambil batang ataudaunnya untuk digunakan sebagai bahan
pestisidaalami.Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 – 4 hari, atau bisa
juga dengan direbusselama 15 menit.Kemudian biarkan dingin lalusaring.Air hasil
saringan ini bisa digunakan untukmengusir berbagai jenis hama tanaman. Salah satu
alternatif pengendalian hama yang ramah lingkungan adalah pengendalian hama
menggunakan pestisida botani (pestisida nabati,pestisida organik).

e. Limbah Batang Tembakau Sebagai PupukOrganik


Pemanfaatan batang tanaman tembakau kerap dijadikan sebagai kayu bakar bagi
parapetani, padahal dalam jaringan batang tembakautersebut masih mengandung berbagai
hara yangdapat dikembalikan ke tanah melalui pemupukandengan cara limbah akar dan
batang tembakaudifermentasikan menggunakan dekomposer.Hasilnya dapat
diaplikasikan kembali sebagai pupuk organik sehingga bisa memberikankesuburan tanah
pada areal pertanian.Hasil penelitian Triwidiarto et al (2018)“Pengembangan
Produktivitas Tanaman Tembakau Dengan Pemanfaatan Limbah Batang
TanamanTembakau Sebagai Pendekatan Green Productivity” menyimpulkan
pengomposan limbahbatang tanaman tembakau menggunakanteknologidekomposer
Efektive Mikroorganisme(EM4) dapat direkomendasikan sebagai pupukorganik dan
diberikan kembali pada budidayatanaman tembakau kasturi lokal Jember sebagaiupaya
pengembangan pendekatan greenproductivity yang ramah lingkungan. Aplikasipupuk
organik (kompos batang tembakau) dapatdilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut sebagai
substitusi pupuk anorganik dan/ diberikan bersamadengan pupuk anorganik baik pupuk
tunggal maupun pupuk majemuk melalui pemupukannitrogen secara berimbang.

f. Limbah Batang Tembakau Sebagai PewarnaAlami Batik


Pada industri tekstil upaya yang bisa dilakukan untuk menangani limbah batangtembakau
dengan mengkonversinya menjadipewarna alami batik sehingga memiliki nilaitambah.
Pengolahan limbah batang tembakaumenjadi pewarna alami yang disebut sebagai
prosesekstraksi. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengandua metode sesuai dengan bahan
baku yangtersedia (Bekti et al. 2018).

g. Air Rendaman Batang Tembakau Bioinsektisida


Uji air rendeman batang tembakau dibuktikan melalui eksperimen oleh Prima
(2016)dengan metode eksperimental menguji airrendaman batang tembakau sebagai
bioinsektisidapada hama tanaman kubis yaitu ulat kubis (Plutellaxylostella) dengan
system in vitro, menyimpulkan(1) air rendaman batang tembakau dapat digunakansebagai
alternatif bioinsektisida ulat kubis, (2) air rendaman batang tembakau memiliki pengaruh
nyata terhadap mortalitas ulat kubis. Semakin tinggi konsentrasi air rendaman batang
tembakau semakin tinggi pula mortalitas ulat kubis, dan (3) penggunaan air rendaman
batang tembakau yang lebih efektif terhadap tingkat mortalitas ulat kubispada konsentrasi
40%.Rendaman daun tembakau (Nicotianatabacum) dapat digunakan sebagai alternatif
bioinsketisida bagi kecoa (Periplaneta americana).Walaupun secara statistik tidak
menunjukkan hasilyang signifikans, namun hasil penelitian telahmemperlihatkan
perbedaan kematian antarakelompok perlakuan dan kontrol.Pada perlakuanmenggunakan
rendaman daun tembakau selama 6 hari, mampu membunuh kecoa sebesar 32%.Hasil
analisa menyatakan bahwa nilai LD50rendaman daun tembakau terhadap
kecoa(Periplaneta americana) sebesar 2,925% (Isman, etal. 2020).

KESIMPULAN

Limbah batang tembakau dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan memiliki nilai
ekonomis tinggi, sangat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan dan kesehatan.
Pengelolaanlimbah batang tembakau sebagai berikut:

1. Limbah batang dan gagang (stem) tembakausebagai bahan bio-biket


2. Batang dan biji tembakau sebagai biodesel
3. Granul ekstrak limbah tembakau terhadap larvaaedes aegypti
4. Limbah batang tembakau sebagai bahanbiopestisida
5. Limbah batang tembakau sebagai pupukorganik
6. Limbah batang tembakau sebagai pewarnaalami batik
7. Air rendaman batang tembakau sebagaibioinsektisida

REFERENSI

https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/karakteristik-limbah
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101651https://www.ugr.ac.id/jurnal.ugr.ac.id/
index.php/jir/article/view/331(Journal Ilmiah Rinjani (JIR) “IDENTIFIKASI MANFAAT
LIMBAH BATANG TEMBAKAUDI KABUPATEN LOMBOK TIMUR(Pengelolaan Limbah
Pertanian Dengan Konsep Eco-Farming)”

Anda mungkin juga menyukai