Definisi
Industri tekstil merupakan industri yang mengubah bahan baku berupa serat menjadi barang jadi tekstil. Industri tersebut dapat menggunakan serat tumbuhan, kapas, serat hewan, seperti wol dan sutra; dan materi sintetis, seperti nilon, polyester, dan akrilik. Limbah industri tekstil adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi pada skala industri tekstil. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Pada kebanyakan limbah industri tekstil bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah industri tekstil akan dominan memberikan limbah cair karena terjadi proses pemberian warna (dyeing) yang disamping memerlukan bahan kimia juga memerlukan air sebagai media pelarut.
Karakteristik Fisika Total Solid (TS) Total Suspended Solid (TSS) Warna Kekeruhan Temperatur Bau
Karakteristik Kimia Biological Oxygen Demand (BOD) Chemical Oxygen Demand (COD) Dissolved Oxygen (DO) Ammonia (NH3) Sulfida Fenol Derajat keasaman (pH) Logam Berat
Karakteristik Biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta plankton.
Logam dihasilkan dari beberapa sumber dalam proses tekstil, pada umumnya berasal dari: Benang Tekstil, logam terdapat dalam benang alami, misalnya kapas yang berasal dari absorpsi dari lingkungan selama masa pertumbuhannya. Penelitian Smith (1988) menunjukkan bahwa kandungan logam dalam benang kapas adalah sebesar 75 hingga 100 ppm.
Logam dalam proses penyelesaian (Finishing Process), terdapat beberapa bahan kimia organo-metalik pada proses penyelesaian, seperti water repellent, pencegah api (flame retardant), antijamur, dan anti-bau. Bahan ini dapat mengandung antimony, tin dan seng. Untuk mereduksi sumber logam ini terhadap aliran air limbah, sebaiknya menyimpan bahan-bahan sisa untuk kemudian digunakan kembali, atau dibuang secara terpisah dan tidak dicampur dengan limbah proses yang rutin.
Pewarna (Dyes), beberapa pewarna dapat mengandung tembaga atau logam lain sebagai bagian terintegrasi dari molekul pewarna. Pada umumnya, pada Color Index diindikasikan bahwa pewarna yang mengandung logam adalah biru atau hijau. Pewarna ini banyak jenisnya, hampir 74000 seri bahan kimia, termasuk pthalocyanine dyes dan pigmen. Masing-masing pewarna umunya mengandung tembaga sebagai bagian internal dari struktur molekul kromofornya sehingga sebagian besar logam tersebut akan memapari benang melalui pewarna, kecuali untuk pewarna langsung yang memiliki sisa 5-15% larutan pewarna yang tidak digunakan sehingga logam akan terbuang sebagai limbah
Bahan Kimia untuk Perawatan (maintenance) seringkali merupakan sumber limbah toksik. Bahan kimia ini biasanya mengandung logam, asam, klor, perchloroethylene, dan materi toksik lainnya. Bahan kimia lain yang juga merupakan sumber logam (dan toksisitas) dari limbah cair adalah biosida dan herbisida. Biosida digunakan secara rutin untuk perawatan menara pendingin (cooling tower) dan pemurnian air. Biosida juga digunakan untuk beberapa aplikasi, misalnya proses penyelesaian (finishing) kaus kaki, tenda, tenda rumah, dan kain terpal. Sedangkan, herbisida digunakan untuk mengontrol rumput, rumput liar, dan tumbuhan lainnya di sekitar tangki penyimpanan, misalnya tangki gas, bahan bakar, dan varsol.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan koagulasi, flokulasi dan netralisasi. Proses koagulasi dan flokulasi dilakukan dengan penambahan koagulan dan flokulan untuk menstabilkan partikel-partikel koloid dan padatan tersuspensi membentuk gumpalan yang dapat mengendap oleh gaya gravitasi. Proses gabungan secara kimia dan fisika seperti pengolahan limbah cair secara kimia (koagulasi) yang diikuti pengendapan lumpur atau dengan cara oksidasi menggunakan ozon.
Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan dengan cara adsorpsi, filtrasi dan sedimentasi. Adsorpsi dilakukan dengan penambahan adsorban, karbon aktif atau sejenisnya. Filtrasi merupakan proses pemisahan padat-cair melalui suatu alat penyaring (filter). Sedimentasi merupakan proses pemisahan padat-cair dengan cara mengendapkan partikel tersuspensi dengan adanya gaya gravitasi. Pengolahan limbah cair secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah.