Anda di halaman 1dari 20

Eka Nurrohman (11.2015.

00515)
Fadel Haritsa (11.2015.00516)
Dayang Probo Pamungkas (11.2015.00518)
Dayu Aridayanti (11.2015.00519)
Albit Andika (11.2015.00520)
Adi Kumala Sari (11.2015.00522)
Ibnu Rahmat kuncoro (11.2015.00524)
Genesa Komoditas Aluminium
Aluminium dalam sistem periodik ialah unsur kimia yang terletak
pada golongan 13 periode 3. Lambang aluminium ialah Al, dan
nomor atomnya 13. Bijih aluminum yang utama adalah bauksit.
Bauksit adalah nama untuk suatu campuran dari mineral serupa
yang berisi aluminium oksida hydrated. Mineral ini adalah gibbsite
( Al(OH)3), diaspore ( AlO(OH)), dan boehmite ( AlO(OH)).
Bijih bauksit (Al) terjadi karena proses pelapukan (Residual
Concentration ) dari batuan yang kaya akan mineral feldspar atau
mineral alumina silikat lainnya. Adapun batuan induknya tersebut
antara lain Granit, Granodiorit, Syenit, Dasit , Riolit dll.
Pisolit
Amorphous

Klastik kasar Porous


terrarosa Sedimen klastik

fosfat
KARAKTERISTIK ALUMINIUM
Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja,
atau tembaga. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm,
sedangkan besi 8,1 gr/ cm)
Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain, Paduan Al
dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti
Duralium (campuran Al, Cu, mg).
Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan
pada mesin-mesin / alat-alat pemindah panas sehingga
dapat memberikan penghematan energi.
Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat
menghantarkan arus listrik dua kali lebih besar jika
dibandingkan dengan tembaga. Karena aluminium relatif tidak
mahal dan ringan, maka aluminium sangat baik untuk kabel-
kabel listrik overhead maupun bawah tanah.
Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk
lingkungan yang dipengarui oleh unsur-unsur seperti air, udara,
suhu dan unsur-unsur kimia lainnya, baik diruang angkasa atau
bahkan sampai ke dasar laut.
Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada industry makanan, minuman, dan obat-obatan yaitu
untuk peti kemas dan pembungkus
Mudah di-fabrikasi/ dibentuk dengan semua proses
pengerjaan logam. Mudah dirakit karena dapat disambung
dengan logam / material lainnya melalui pengelasan, brazing,
solder, adhesive bonding, sambungan mekanis,
PROSES PENGOLAHAN
ALUMINIUM
Meliputi :
1) Proses Penambangan
2) Proses Bayer
3) Proses Hall-Heroult
Penambangan Aluminium
Metode tambang bauksit yaitu berupa surface mining.
Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang
berbeda-beda.
Urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah:
a. Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-
tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit.
b. Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden).
Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
c. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator
dan pemuatan bijih dengan dump truck.
d. Pengangkutan bijih bauksit.
e. Penimbunan.
f. Penanganan Tailing dan Air Limbah.
g. Reklamasi dan Revegetasi.
Proses Bayer
Bijih bauksit yang diperoleh dari tambang masih mengandung 50-60%
Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2.
Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita
memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

Tahapan dalam Proses Bayer:

1.Pertama, bijih bauksit diambil dari tambang.

2. Lalu, bijih bauksit tersebut dihancurkan atau dihaluskan secara mekanik.

3.Impurities (pengotor) dihilangkan dengan cara memanaskan serbuk


bauksit dalam udara sehingga logam-logam lain teroksidasi. Misalnya besi
teroksidasi menjadi Fe2O3.
4.Kemudian, serbuk bijih yang telah dipanaskan direaksikan dengan
soda kaustik atau larutan Natrium hidroksida (NaOH) pekat dan diproses di
pabrik penggilingan untuk menghasilkan lumpur (suspensi berair) yang
mengandung partikel-partikel bijih yang sangat halus.

5.Suspensi berair tadi dipompa ke digester, yaitu sebuah tangki yang


berfungsi seperti panci presto. Larutan ini diproses pada suhu dan tekanan
yang tinggi untuk melarutkan alumina dalam bijih. Larutan dipanaskan
sampai 230-520 F (110-270 C) dan dengan tekanan 50 lb / dalam 2 (340
kPa). Kondisi ini, dilakukan selama sekitar setengah jam atau hingga
beberapa jam. Pada prosesnya penambahan NaOH dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh senyawa aluminium yang terkandung terlarut.
Proses ini akan memisahkan bijih dari kotoran yang tidak larut seperti
senyawa silika, besi dan titanium

6. Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.


7.Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan.
Larutan SiO32- dan [Al(OH)4]-akan ditampung. Ketika suspensi berair berada
di dalam tangki ini, pengotor yang tidak larut dalam NaOH akan mengendap
di bagian bawah tangki. Residu (disebut "red mud" atau lumpur merah)
yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir halus, oksida besi, dan
oksida dari unsur lain seperti titanium.
Al2O3 dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor lainnya tidak
larut (mengendap).
Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O -->2Al(OH)4- (aq)
SiO2 (s) + 2OH- (aq) --> SiO32- (aq) + H2O

8.Setelah pengotor telah diendapkan, masih ada larutan yang tersisa


(filtrat) yang kemudian dipompa melalui serangkaian filter (penyaring).
Setiap partikel-partikel halus dari pengotor yang masih ada dalam larutan
juga akan tersaring.

9. Larutan yang telah disaring akan dipompa melalui serangkaian


tangki pengendapan.
10. Larutan itu kemudian direaksikan dengan asam encer, yaitu larutan
HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminat akan diendapkan sebagai
Al(OH)3.
AlO2- (aq) + H+ (aq) --> Al(OH)3 (s)
Atau dengan cara dialirkan CO2 ke dalam larutan tersebut sehingga ion
aluminat akan diendapkan sebagai Al(OH)3.
AlO2- (aq) + CO2 (g) --> Al(OH)3 (s)
11. Endapan kristal atau Al(OH)3 (s) (mengendap di bagian bawah tangki)
sedangkan SiO32-tetap larut.
12. Kemudian endapan Al(OH)3 disaring dan diambil.
13.Setelah dicuci, endapan Al(OH)3 dipindahkan ke pengering untuk
dilakukan proses kalsinasi(pemanasan untuk melepaskan molekul air yang
secara kimiawi terikat pada molekul alumina). Suhu 2.000 F (1.100 C) akan
mendorong lepasnya molekul air, sehingga hanya tinggal Kristal alumina
anhidrat. Setelah meninggalkan tungku pengering, kristal akan melewati
pendingin.
14. Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).
2Al(OH)3 (s )--> Al2O3 (s) + 3H2O (g)
Proses Hall-Heroult
Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya adalah proses hall-heroult. Ini
merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukan oleh Charles M. Hall
dan Paul Heroult. Berikut tahap-tahap dalam proses Hall-Heroult :

1.) Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam
pelarut lelehan kriolit (Na3AlF6) cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 F
(960-970 C) untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan
menghantarkan listrik dari batang karbon (Katoda) menuju Lapisan-Karbon
(Anoda).

2.) Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-300.000 ampere)


dilewatkan melalui larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan
antara aluminium dan atom oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang
dilepaskan tertarik ke batang karbon, di mana ia membentuk karbon
dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan mengendap di bagian
bawah pot sebagai logam cair.
3.) Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina
pada larutan kriolit untuk menggantikan senyawa yang
terdekomposisi. Arus listrik konstan tetap dialirkan. Panas yang
berasal dari aliran listrik menjaga agar isi pot tetap berada pada
keadaan cair.

4.) Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.

5.) Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku


penyimpanan dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan sebagai
batangan atau lempengan.

6.) Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan


didinginkan dengan air, yang menyebabkan aliminium menjadi
padat.

7.) Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan


penggergajian sesuai dengan kebutuhan.
Produk Hasil Pengolahan Aluminium
1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen
kendaraan bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.

3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.

4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.

5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi
(III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk
menyambung rel kereta api.

7. Aluminium banyak dipergunakan dalam bangunan seperti untuk dinding


atap, dan lain-lain. Dalam transportasi, aluminium banyak dipakai pada
pembuatan kapal terbang. Aluminium juga banyak digunakan untuk alat-alat
elektronik, dalam industri kaleng dan alat-alat pembungkus lainnya, dalan
industri mesin-mesin dan alat-alat untuk industri kimia dan logam.
Perusahan pertambangan aluminium
Di Indonesia :
PT. Indonesia Chemical Aluminia, Kab Sanggau
Kalimantan Barat
PT. Inti Tambang Makmur, Kalimantan Barat
PT. Nanshan Aluminium, Pulau Bintan Riau
PT. Fajar Mentaya Abadi, Kalimantan Tengah

Di Luar Negeri
Biliton Company, Belanda
Rio Tinto Alcan Company, Queensland Australia
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Bayer_process
http://en.wikipedia.org/wiki/Hall_Heroult_process
http://www.redmud.org/production.html
http://12-ia4.blogspot.com/2009/11/pembuatan-aluminium-
aluminium-merupakan.html
http://mhs.blog.ui.ac.id/rifky.f/
http://indianajuns.blogspot.com/2010/03/aluminium.html
mbm2.tempointeraktif.com/.../mbm.19820109.ILT48025.id.html
https://www.youtube.com/watch?v=Xzi-sJwz8qY
http://yarayaa.blogspot.co.id/2013/05/proses-pembuatan-
aluminium.html
https://www.youtube.com/watch?v=aExLSNTqM64

Anda mungkin juga menyukai