Anda di halaman 1dari 18

“IMPLEMENTASI BAURAN PEMASRAN 7P DALAM MENINGATAN VOLUME

PENJUALAN UKM AMPUH DI KABUPATEN KEDIRI”

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN

MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN

ISTOFIA ZULFA

170710830701038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam dengan
jumlah dan variasi terbanyak di dunia, Indonesia juga merupakan suatu negara
agrais yang sedang berkembang atau berubah menjadi negara industri .secara
umum perananan sektor usaha kecil sebagagi suatu komponen yang penting dalam
perekonomian suatu bangsa. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran
yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional. selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan
dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan dan merupakan motor penggerak
pertumbuhan aktivitas ekonomi nasional. Perhatian pada sektor pengembangan
Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan makna tersendiri pada
usaha menekan angka kemiskinan suatu negara. Pertumbuhan dan pengembangan
sektor UMKM sering di artikan sebagai salah satu indikator keberhasilan
pembangunan khususnya bagi negara-negara yang memiliki income perkapita yang
rendah (Primiana 2009).

Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak beberapa waktu yang lalu,
banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi, akan tetapi sektor UMKM
terbukti tangguh dan memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam mengahdapi krisis
tersebut (Jafar,2004). Berdasarkan data yang di rilis oleh Biro Pusat Statistik(BPS)
pada tahun 2000, tiga tahun pasca krisis (tahun 1997) saja sektor UMKM telah
mampu memeberikan kontribusi yang mengesankan, yaitu dalam total pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2000 sebesar 4,9 persen, sebanya 2,8
persen berasal dari pertumbuhan sektor (UMKM) (Primiana 2009). Dan menurut dara
BPS tahun 2003, jumlah UMKM di Indonesia adalah 42juta unit atau 99,99
persendari jumlah seluruh unit di Indonesia. Sebanyak 99,85 persen terdiri dari skala
usaha kecil dan 0,14 dari skala usaha menengah.

Salah satu bentuk UMKM yang berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar
terhadap Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) adalah UKM yang bergerak di
bidang pengolahan dan pendistribusian makan ringan (Riaswati A,2004).

Peran UMKM yang sangat besar tersebut harus terus di tingkatkan terutama di
kabupaten Kediri. Kediri merupakan salah satu Kota di Propinsi Jawa Timur yang
memiliki 26 Kecamatan sebanyak 6.193 sebagai pelaku usaha dengan usaha yang
bergerak di bidang kuliner 1.517, fashion 204, kerajinan 437, perdagangan besar/
UKM 200, jasa 71, agribisnis 144 dan lainya 1.609. UKM di Kota Kediri berkembang
pesat pada beberapa tahun terakhir.bahkan terus mengalami pertumbuhan dalam
jumlahnya. Menurut rekap data ukm perseptember 2019.
https://diskopusmik.kedirikab.go.id/artikel/Data-UMKM-Kabupaten-Kediri-Per-
September-2019_ID13.html di unggah 19 desember 2019 di akses 25 maret 2019
Dalam menjalankan bisnis apalagi pelaku UKM tentu tidak bisa berjalan sendiri.
Untuk bisa berkembang lebih besar tentu perlu adanya berkolaborasi dengan banyak
pihak atau pelaku ukm yang lain agar bisa saling bekerja sama dan maju bersama.
Ada beberapa kelompok/paguyuban UMKM yang dibina oleh pemerintah Kabupaten
Kediri sebagai wadah untuk berkolaborasi para pelaku ukm yaitu kelompok UMKM
Kelud Mandiri , kelompok UMKM Joyoboyo dan Koperasi Wanita di tiap Kecamatan.
keuntungan bagi pelaku usaha bergabung dengan kelompok komunitas umkm
adalah :
a. Dapat belajar berorganisasi dan bekerjasama dengan pelaku usaha lainya.
b. Mendapatkan informasi-informasi penting tentang dunia usaha seperti :
pelatihan, priziznan,legalitas,bazar dan informasi lainya.
c. Dapat belajar dari kisah perjalanan pelaku ukm yang sudah sukses.
d. Produk/merek/jasa kita akan di kenal oleh para pelaku ukm yang lain.
e. Mendapatkan banya teman dan dapat berkolaborasi dengan pihak/pelaku
ukm yang lain.

AMPUH adalah Asosiasi Marketing Produk-Produk UMKM Hebat Jawa Timur berdiri
tanggal 18 agustus 2017 di malang jawa timur berkantor di jalan cengger ayam no 03
Malang 65141 dalam binaan dinas koperasi dan umkm provinsi jawa timur Dr.Mas
Purnomo Hadi,MM. Ampuh memepunyai gallery bernama omah ampuh,yang berarti
rumah bagi UMKM ampuh terletak di jalan raya singosari malang.

AMPUH JATIM (Asosiasi Marketing Produk-Produk UMKM Hebat Jawa Timur )


memiliki beberapa produ-produk UKM makanan ringan(snack) ,sambal, minuman,
dan juga craft di beberapa wilayah yaitu Malang, Sidoarjo, Blitar, Ponorogo,
Trenggalek, Madiun dan Kabupaten Kediri.

Dalam menjalankan usaha nya AMPUH tidak melakukan produksi, tetapi hanya
mempromosikan, memasarkan produk, dan mendampingi kelompok anggota UMKM
Jawa Timur. Dalam memasarkan produk ampuh biasanya ampuh pusat akan
membeli dalam jumlah besar pada tiap Dewan Pengurus Korwil (DPK) di setiap
wilayah.

Berikut data penjualan produk AMPUH pada 3 bulan awal penjualan


NO Produk Penjualan
Januari 2020 Feb 2020 Maret 2020
Sumber : 1 Crius 50 pcs 50 pcs 50 pcs
UKM 2 Sambal toen 6 pcs 3 pcs
AMPUH 3 Sambal pecel mbok kori 17 pcs
4 Madu mongso 13 pcs 4 pcs 30 pcs
2020
5 Stik tahu vkh
6 Keripik pisang ay-ay 20 pcs 10 pcs
7 Keripik pisang safa 5 pcs 30 pcs
8 Sambal pecel ratu 20 pcs
9 Sambel pecel puli jawa 7 pcs 25 pcs
10 Kael art 20 pcs 7 pcs
11 Stik tahu dan keripik tahu 25 pcs
12 Arishama parfume 20 pcs
13 D atqiya masker 62 pcs 40 pcs
14 Bagor mbok jabrik 22 pcs
15 Dreamcathcher fafa 12 pcs
16 Selai resphatie 2 pcs 5 pcs
17 Zi art gallery
18 Keripik sukun
19 Handy craft arfian
20 Makrobat

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa UKM AMPUH di Kediri
memiliki berbagai jenis produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Produk yang
paling sering di kulak setiap bulan oleh AMPUH pusat adalah crius. Produk anggota
UKM AMPUH akan di kulak secara bergantian oleh AMPUH pusat setiap bulanya.
akan tetapi apabila produk tersebut sangat di minati oleh pasar maka akan di repeat
order kembali dan di pasarkan hingga ekspor .ada beberapa produk yang belum di
kulak sama sekali oleh AMPUH adalah produk stik tahu vkh,keripik sukun,handy craft
zi art gallery dan makrobat di karenakan baru bergabung dengan AMPUH Kediri dan
adanya adanya wabah covid 19 karena banyaknya tempat wisata dan tempat oleh-
oleh yang di tutup. Bagi UKM yang berinteraksi langsung akan sangat terdampak
dengan keadaan pandemi covid 19 ini.

AMPUH di kabupaten Kediri di mulai pada bulan januari 2020 dengan


mengandalakan pemesanan produknya dari AMPUH pusat saja belum mampu
memasarkan di daerah luar kota lain. Hal ini terjadi karena beberapa kendala yang di
hadapi yaitu belum menerapkan manajemen strategi pemasaran yang tepat untuk
memasaraan produknya,belum memiliki fokus dalam merancang,dan
memformulasikan serta mengimplementasikan strategi pemasaran dalam
mengembangkan usaha nya. Dengan cara menerapkan bauran pemasaran 7p yaitu
(product,place,price,promtion,people,physical environment,proces.yang dapat di
gunakan untuk mencapai tujuan serta sasaran suatu usaha dengan cara
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasaran
yang di masuki untuk melayani pasar sasaran tersebut. UKM AMPUH Kediri
membutuhkan strategi pemasaran yang tepat sehingga proses pemasaran dapat
berjalan optimal dan memberikan profit maksimal kepada kelompok UKM AMPUH
Kediri
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifiasi permasalahan ini
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi bauran pemasaran 7p pada ukm ampuh di
kabupaten kediri ?
2. Bagaimanakah peningkatan penjualan ukm ampuh melalui 7p di kabupaten
kediri
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas.Adapaun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi bauran pemasaran 7p pada UKM AMPUH


di kabupaten kediri dalam upaya memperluas pasar.
2. Untuk mengetahui peningkatan penjualan ukm ampuh di kabupaten kediri melalui
bauran pemasaran 7p dalam upaya meningkatkan volume penjualan.

1.4 Manfaat penelitian


Dengan dilakukan penelitian ini,di harapkan memberi manfaat untuk beberapa pihak
yang berkepentingan. Antara lain :

a. Manfaat Teoritis/ Ilmiah


1. Bagi penulis
Dengan penelitian ini penulis dapat mempelajari lebih mendalam kegiatan
berwirausaha untuk menambah pengetahuan dalam masalah manajemen
pemasaran dan bauran pemasaran 7p khusus nya tentang pemasaran,produk
dan tingkat penjualan.sekaligus mempraktekan secara langsung ilmu yang telah
didapat di bangku perkuliahan.
2. Dengan penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian – penelitian
selanjutnya.

b. Manfaat Praktis
1. Bagi UKM AMPUH di Kabupaten KEDIRI
Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan berupa saran
dalam kaitannya penyusunan strategi bauran pemasran 7p yang dihasilkan
2. Bagi UKM
Dapat di jadikan sebagai referensi dalam mengelola manajemen pemasaran dan
strategi pemasran yang efektif dan memeberikan wawasan ilmu tambahan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Peneliti memasukkan beberapa penelitian terdahulu untuk melihat

persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan.

No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan


1 WIWIN PENERAPAN
SUHARTANTI STRATEGI
N BAURAN
PEMASARAN
PADA
RESTORAN
PAPA RON’S
PIZZA DI
YOGYAKARTA
2 HALIM OKY ANALISIS Hasil dari Menggunakan
ZULKARNAE STRATEGI penelitian ini metode deskripsi
N PEMASARAN terdiri dari kualitatif
PADA USAHA Matriks IFE dan
KECIL EFE, Matriks I-
MENENGAH E, Matriks
(UKM) MAKANAN SWOT, Matriks
RINGAN ( Studi QSPM.
Penelitian UKM
Snack Barokah di
Solo )
3 Nurul arifka PENERAPAN
STRATEGI
BAURAN
PEMASARAN 7P
DALAM
MENINGKATKAN
PENJUALAN
(Studi Kasus
Pada Sambel
Layah
Arcawinangun)
4 Qorry Prastiwi ANALISIS
STRATEGI
PEMASARAN
DALAM
MENINGKATKAN
VOLUME
PENJUALAN
PADA UMKM
PABRIK ROTI
ALFARIS
BAKERY MEDAN
5

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)


Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM yang
dikutip dari (www.bi.go.id) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :
1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut
UU No. 20 tahun 2008 ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan
omset yang dimiliki oleh sebuah usaha seperti yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Usaha Mikro
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah); atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga


pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik
(BPS), selama ini menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk
mendefinisikan kriteria skala usaha. Misalnya, menurut BPS, Usaha Mikro
Indonesia (UMI) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4
orang; Usaha Kecil (UK) antara 5 hingga 19 pekerja; Usaha Menengah (UM)
dari 20 hingga 99 orang. Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di
atas 99 orang masuk dalam kategori Usaha Besar (UB).

2.2.2 pengertian strategi pemasran


Dalam konteks bisnis, strategi dapat diartikan gambaran arah bisnis yang
mengikuti lingkungan yang dipilih dan menjadi pedoman dalam
mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi (Tjiptono dan
Diana,2000).
Menurut Jain dalam Tjiptono dan Diana (2000) pada umumnya, suatu
organisasi bisnis membutuhkan strategi apabila berada dalam beberapa
situasi berikut:
1. Sumber daya (manusia, modal, bahan baku, teknologi, waktu, dan lain-
lain) yang dimiliki terbatas.
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang
waktu.
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.

Terdapat beberapa difinisi dari para ahli mengenai strategi pemasaran,


antara lain:
1. Menurut David (2006) strategi pemasaran adalah seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses
manajemen strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu: formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
2. Menurut Tjiptono (2008), strategi pemasaran merupakan rencana yang
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas
atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya
di pasar sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan
pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk,
diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan,
merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi, dan
sebagainya.
3. Menurut Marrus dalam Umar (2001) strategi pemasaran didefiniskan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Strategi perusahan memiliki formulasi di dalamnya tentang pengembangan


visi dan misi perusahaan,mengidentifikasi peluang dan ancaman lingkungan
eksternal perusahaan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan linghkungan
internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan
strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Tahap
pelakasanaan strategi ialah mengaplikasikan strategi yang telah ditentukan
dalam suatu tindakan, dan hasil dari strategi yang telah dilaksanakan
merupakan evaluasi strategi.

2.2.3 Bauran pemasaran (Marketing mix )


Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bauran pemasaran (marketing mix)
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar
sasaran. Bauran pemasaran merupakan variable yang dapat dikontrol.
Variable tersebut terdiri dari produk,harga (price), tempat atau saluran
distribusi (place), dan promosi. Atau yang sering disebut 4”P”.

1. Produk
Produk merupakan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
sebagai sesuatu yang dipasarkan. Produk menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu perusahaan di mata konsumen. Jika suatu produk
mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan ,maka perusahaan
akan dipandang dan dinilai berhasil. Dan jika produk yang dihasilkan tidak
mampu memenuhi keinginan pelanggan, maka perusahaan dinilai gagal.
Dalam konteks bauran pemasaran produk dari 1 jenis akan diproduksi
oleh beberapa perusahaan. Oleh karena itu diperlukan kualitas model
produk yang diinginkan oleh konsumen. Selain dari itu sangat berkaitan
erat dengan design, merk, bentuk kemasan dari produk untuk dapat
menarik konsumen. Atau dapat dikatakan perusahaan semaksimal
mungkin menciptakan disein yang menarik, merk yang lain dari produk
lain(unik), serta yang tidak kalah penting ialah kemasan produk yang
dihasilkan. Kemasan tidak hanya berkaitan dengan model produk, tetapi
kemasan yang berkualitas baik akan mampu menambah ketahanan
produk lebih lama.
2. Harga
Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Namun
Keputusan tentang harga jual mempunyai implikasi yang cukup luas
perusahaan maupun konsumen. Harga yang terlalu tinggi dapat
menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing. Sebaliknya harga
rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya meningkat.
Dalam menentukan harga, perusahaan mempunyai tujuan tertentu,
adapun tujuan penetapan harga ialah :
a) Survival
Penetapan harga diambil pada saat perusahaan menghadapi
persaingan yang ketat. Dimana perusahaan ingin tetap dapat
bertahan dan eksis dalam usahanya. Maka penetapan harga akan
diambil hanya untuk sekedar dapat menutupi biaya produksi .
b) Penetrasi pasar
Penetapan harga bertujuan untuk meningkatkan market share
untuk produknya, maka perusahaan akan menetapkan harga
rendah pada produknya. Dengan harga jual yang rendah disetiap
unit produknya diharapkan dapat menarik konsumen dan pembeli
akan sangat peka terhadap harga.
c) Maksimumkan Laba Dalam Jangka Pendek
Perusahaan yang menginginkan laba yang tinggi, maka akan
menetapkan harga jual yang tinggi.
d) Mendapatkan Uang Secepat Mungkin.
Perusahaan yang membutuhkan dana secara cepat, maka akan
menjual produk dengan harga rendah dengan harapan segera
mendapatkan uang.

Untuk AMPUH Kediri menetapkan harga jualnya berdasarkan pada harga jual
produk anggota UKM AMPUH,jadi AMPUH memebeli produk UKM dengan
harga HPP dan menjual dengan harga HET yang di tetapkan oleh UKM
produk yang di jual AMPUH relativ dinilai murah oleh para konsumen karena
meskipun di luar kota harganya tetap sama. Maka dari itu penetapan harga
pada produk UKM AMPUH Kediri termauk dalam penetrasi pasar.

3. Tempat atau Saluran Distribusi


Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan
perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan
hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut
berpindah dari produsen ke konsumen (Kotler, 2005).
Saluran distribusi didasarkan pada tujuan perusahaan yang ingin dicapai,
ciri - ciri pasar yang dijadikan sasaran, dan karakteristik produk yang
ditawarkan. Dalam mendistribusikan produk yang telah diproduksi,
perusahaan mempunyai beberapa langkah alternatif yang dapat
diambil,antara lain :
1. Produsen > Konsumen
2. Produsen > Pedagang eceran > Konsumen
3. Produsen > Pedagang besar > Pedagang eceran > Konsumen
4. Produsen > Agen > Pedagang besar > Pedagang eceran >
Konsumen

Dalam menjalankan pendistribusian produknya, Barokah menggunakan


alternatif yang ke 3.Dimana produk yang telah diproduksi akan didistribusikan
ke pedagang besar kemudian dari pedagang besar disalurkan kembali pada
pedagang eceran hingga akhirnya sampai pada tangan konsumen.

4. Promosi
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk
mengomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan
mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
(Kotler,2005). Dan tujuan dari melakukan promosi dapat diuraikan dari
pendapat Tjiptono (2008). Antara lain :
1. Menginformasikan, dapat berupa:
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru suatu produk
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
d. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
e. Meluruskan kesan yang keliru
f. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
g. Membangun citra perusahaan
2. Membujuk pelanggan sasaran untuk:
a. Membentuk pilihan merek
b. Mengalihkan pilihan merek ke merek tertentu
c. Mengubah persepsi pelanggan tersebut atribut produk
d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
3. Mengingatkan, dapat terdiri dari:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,
menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan.

Sedangkan proses dari promosi itu sendiri ialah mengkomunikasikan program


perusahaan terhadap masyarakat konsumen melalui beberapa cara ataupun
variable, beberapa cara yang dapat diambil ialah:

1. Periklanan: Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan
jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling: Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon
pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3. Publisitas: Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa
atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan
sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
4. Promosi penjualan: Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan
publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan dengan efektifitas
pengecer.

Teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal


juga istilah 7P di mana 3P yang selanjutnya adalah people (orang), physical
evidence (bukti fisik), proc ess (proses).Penambahan 3P tersebut diperlukan untuk
pemasaran jasa, karena dalam pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang
diperluas dengan penambahan unsur marketing mix. Penambahan unsur tersebut
dilakukan karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak
berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap.

Adapun penjelasan tambahan 3P dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

1. People (orang) People yang berfungsi sebagai service provider sangat


mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people untuk
mencapai kualitas berhubungan dengan seleksi, training, memotivasi, dan
manajemen daya manusia. Pentingnya people dalam memberikan pelayanan
berkualitas berkaitan dengan internal marketing. Internal marketing adalah
interaksi antara setiap karyawan dan tiap departemen dalam satu perusahaan,
ini bisa disebut juga sebagai internal customer.
2. Process (proses) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses mempunyai
arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Proses dalam jasa
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa
akan sering merasakan system penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu
sendiri. Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-
prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme aktifitas-aktifitas,
rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke
pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah
prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam
bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
3. Physical Evidence (Menurut Arief Rakhman (2014 : 82-83), Physical Evidence
yang dimaksud adalah sarana fisik. Sarana fisik secara tidak langsung
mempengaruhi keputusan konsumen untuk memebeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Sarana ini meliputi bangunan fisik, perabot atau peralatan,
perlengkapan, logo, warna, dan atmosfer perusahaan.
Nirwana (Andi, 2012:6) menyampaikan bahwa physical evidence adalah:
“Fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa yang memiliki
peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak
jarang memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.Hal ini akan
semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya
fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh
pelanggan.
2.2.4 Pengertian Volume Penjualan
a. Pengertian Volume Penjualan.
Volume penjualan terdiri dari kata volume dan penjualan dimana volume
adalah tingkat aktifitas perusahaan baik produksi maupun penjualan
sedangkan penjualan memiliki arti kegiatan yang terdiri dari transaksi
penjualan barang atau jasa baik kredit maupun tunai (Mulyadi, 2010:202).

Arti dari volume penjualan itu sendiri adalah barang terjual dalam bentuk
uang untuk jangka waktu tertentu di dalamnya mempunyai strategi yang baik.
(Kotler, 2010 hal.8)

Volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukkan banyaknya atau


besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual.(Daryono, 2011 hal.187)

Volume penjualan merupakan total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan


barang.Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan
perusahaan,semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan
perusahaan.Volume penjualan menurut penulis merupakan jumlah penjualan
yang berhasil dilakukan perusahaan.

Volume penjualan dalam berbagai pandangan para ahli, secara eksplisit


memberikan pengertian bahwa pemasaran suatu produk sangat berkaitan
dengan besarnya jumlah penawaran yang ditawarkan kepada pelanggan
sesuai tingkat kepuasan atas produk yang digunakannya.

McDaniel (2007:26) mengemukakan bahwa volume penjualan menunjukkan


nilai penawaran yang memiliki kesan sesuai dengan tingkat kemampuan
konsumen untuk membeli dan memiliki suatu produk yang dinyatakan dengan
nilai finansial atau nominal.

Peningkatan volume penjualan bagi perusahaan sangat penting untuk


mengukur keberhasilan para manajer atau merupakan indikasi berhasil
tidaknya perusahaan dalam persaingannya. Pemasaran yang tidak berhasil
akan mengakibatkan fungsi-fungsi lain dalam perusahaan tidak berarti.
Karena itu, menjadi suatu tujuan dari setiap perusahaan untuk meningkatkan
volume penjualannya. Dan salah satu yang sangat berpengaruh terhadap
volume penjualan adalah adanya faktor-faktor distribusi yang mempengaruhi
peningkatan volume penjualan produk perusahaan dalam melakukan suatu
pengambilan keputusan. Volume penjualan yang meningkat akan
menggambarkan adanya keuntungan atau perolehan manfaat dalam
mengembangkan perusahaannya atau meningkatkan suatu produk ke
jenjang pemenuhan tingkat pencapaian hasil yang diraih oleh perusahaan.

b. Faktor- faktor yang memepengaruhi volume penjualan


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain:
1. Kualitas barang
Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika
barang yang diperdagangkan mtunya menurun maka dapat
menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat
merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang
lain yang mutunya lebih baik.
2. Selera konsumen
Selera konsumen tidaklah tetap dan dapat berubah setiap saat,
apabila selera konsumen terhadap barang-barang yang kita
perjualkan berubah maka volume penjualan akan menurun.
3. Servis terhadapa pelanggan
Merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan
terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan
adanya servis yang baik terhadap para peelanggan sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan.

c. Indikator Volume Penjualan


Menurut kotler dalam swasta dan irawan (2014: 432) indikator dari
volume penjualan adalah :
1. Mencapai volume penjualan tertentu
2. Mendapat laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara kualitatif deskriptif. yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lainlain
yang sudah disebutkan, dihasilkan, dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
(Aritkunto, 2010 hal.03).
Nazir (2011:54) mendefinisikan penelitian deskriptif
sebagai metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan
secara sistematis, fluktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki.
Menurut metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah (Sugiyono, 2012 hal. 9).
3.2 Fokus Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan banyak faktor yang
berhubungan dengan pemasaran, maka penelitian ini memfokuskan pada
penerapan strategi bauran pemasaran (7P) yaitu product, price, place,
promotion, people, process, dan physical evidence.
3.3 Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder :
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal yang dapat dipercaya, data
primer yang penulis peroleh dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung ke UKM AMPUH Kabupaten Kediri dan melakukan wawancara
dengan pengurus UKM AMPUH Kabupaten Kediri.Data primer menurut
Purhantara (2010:79) adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian,dalam hal ini peneliti memperoleh data langsung dengan
menggunakan instrument yang telah ditetapkan. Data sekunder sekunder
menurut Purhantara (2010:79) adalah data atau informasi yang diperoleh
secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik. Datanya
sudah diolah dan bisa didapatkan melalui dokumen-dokumen resmi yang
dimiliki perusahaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang
sudah ada. Data sekunder ini bersifat internal dimana informasi yang
diperoleh langsung dari UKM AMPUH Kediri
.
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara sebagai
berikut:
1. Wawancara
Yaitu teknik yang dilakukan penulis untuk bertanya langsunggk kepada
perusahaan untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan judul
penelitian. (Arikunto, 2010 hal. 270). Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2012
hal.186).
2. Dokumentasi
Yaitu dengan mendapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan penulis
seperti data penjualan, sejarah ringkas, visi dan misi, serta struktur
organisasi perusahaan yang diteliti, atau tentang variabel yang berupa
catatan.(Arikunto, 2010 hal.274) . Dokumentasi menurut Basrowi dan
Suwandi (2008:158) adalah pengumpulan data yang menghasilkan catatan-
catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.
3. Obserfasi
Proses pengumpulan data dengan secara langsung melakukan pengamatan
terhadap obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati kegiatan dan
kinerja dari UKM atau Perusahan.
4. Studi Pustaka
Yaitu membaca buku-buku dan jurnal yang ada hubungannya dengan judul
yang diteliti.

3.5 Uji Keabsahan Data


Kemudian sebagai uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan Triangulasi data. Teknik ini lebih banyak menggunakan metode
alam level mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode
pengumpulan data dan analisis sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk
menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian
Uji keabsahan melalui triangulasi data dilakukan karena dalam penelitian
kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat
alat uji statistik. Begitu juga materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran
alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif.
Oleh sebab itu, sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili
orang banyak atau kebenaran stakeholder. Karena kebenaran bukan saja
muncul dari wacana etik, tetapi juga menjadi wacana etnik dari masyarakat yang
diteliti (Bungin, 2003, 93)

Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Denzin dalam Danim (2002 :
38) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan
teori beberapa macam yaitu :
1. Triangulasi Teoritis Triangulasi teoritis yaitu menggunakan kerangka kerja
atau perspektif teorikat dan hipotesis yang berbeda untuk studi yang sama,
hipotesis dikembangkan dengan berbasis pada perspektif teori yang berbeda
dan diuji dengan data yang sama.
2. Triangulasi data Triangulasi data adalah melakukan pengumpulan data
untuk membuka peluang untuk menguji bagaimana peristiwa dialami oleh
kelompok yang berbeda dari orang-orang, pada waktu yang berbeda dan
situasi yang berbeda pula.
3. Triangulasi Metode Triangulasi metodologikal ialah menggunakan dua atau
lebih metode atau prosedur studi, termasuk didalamnya perbedaan desain,
instrumen dan prosedur pengumpulan data
4. Triangulasi Investigator Muncul ketika dua atau lebih investigator peneliti
terlatih (research trained investigator) dengan beragam latar belakang
mengeksplorasi fenomena yang sama. Menggunakan triangulasi investigator
berarti menghilangkan potensi bias yang mungkin muncul manakala studi itu
dilakukan oleh investigator tunggal.
5. Triangulasi Analisis Analisis triangulasi melibatkan penggunaan satu atau
lebih teknik analisis untuk menganalisis seperangkat data yang sama unutk
tujuan validasi. Hasil dari perbedaan analisis itu, apakah analisis kuantitatif
atau analisis kualitatif, dapat dibandingkan untuk menemukan kesamaan –
kesamaan dan memverifikasi hasil.

3.6 Analisis Data


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan serta dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain (Sugiyono, 2013, 244)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif
merupakan suatu metode penelitian untuk menggambarkan, meringkas berbagai
fenomena sosial yang ada di masyarakat, serta berupaya menarik realita sosial
itu kepermukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran
fenomena tertentu (Soejono and Abdurrahman, 1999, 26)

Adapun langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan oleh penyusun


adalah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi
resmi, gambar, foto dan lainnnya.
2. Mengadakan reduksi data (memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian) dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi. Abstraksi adalah
usaha membuat rangkuman dengan tetap menjaga inti, proses, serta
pernyataan-pernyataan yang ada.
3. Menyusun data-data hasil reduksi dalam satuan-satuan.
4. Memeriksa keabsahan data.
5. Melakukan penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
substansif (Moloeng, 2008)

3.7 Lokasi dan Situs Penelitian


Tempat pelakasanaan penelitian di jl.mahakam no 02 desa bendo kec.pare kediri
Alasan peneliti melakukan penelitian pada UKM AMPUH Kediri karena UKM
AMPUH di Kabupaten Kediri membutuhkan strategi pemasaran yang tepat
untuk meningkat volume penjualan pada UKM AMPUH

3.8 Jadwal Penelitian


N Jenis
O Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan
Judul
1 proposal

Pembuatan
proposal
bimbingan
2 proposal

Seminar
3 proposal

Anda mungkin juga menyukai