Anda di halaman 1dari 13

“LAPORAN PENELITIAN UMKM MIE SAGU JAGUNG ATAU MIE SAUNG”

MATA KULIAH TEKNIK RISET OPERASI

ADE NURYANTI IBRAHIM

201951151

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMPUTER

BINA BANGSA KENDARI

2021

KATA PENGANTAR
Puji dansyukur kita panjatkan khadirat TuhanYang Maha Esa karena atasberkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian UMKM "Dona tKentang" dengan
baik. Laporan ini bertujuan untuk mengenalkan lingkungan usaha mikro atau kecil menengah
yang ada dilingkungan saya sehingga timbul rasa empati untuk ikut dalam usah atersebut.

Dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak halangan yang saya hadapi sehingga tidak
luput dari kesalahan. Dengan memohon maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah TEKNIK RISET OPERASI
yang telah membimbing dan mengarahkan serta kepada pihak-pihak yang turut membantu
menyelesaikan laporan ini.

Demikian laporan yang saya buat semoga dapat menginspirasi kepada kita semua.

Kendari, 18 Agustus 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah usaha yang sedang berkembang akan selalu mengalami tantangan yang tidak
sedikit dan tidak mudah. Pada mulanya memang hanya diperlukan biaya sederhana dalam
mengelolanya, namun semakin besar suatu usaha maka akan semakin hati-hati pula mereka
melangkah. Semua usaha akansangat memperhatikan bagaimana mereka beroperasi, karena
bagaimanapun juga tujuan utama sebuah perusahaan adalah memperoleh laba. Maka tidak
bias dipungkiri bahwa dalam perjalanannya sebuah usaha sangat memerlukan penghitungan
keuangannya,yaitu dengan adanya biaya.

Pada perusahaan manufaktur atau pabrikasi, banyak informasi-informasi dan unsur


dalam proses produksi akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka menentukan harga
sebelum menjual produk mereka. Informasi-informasi mengenai biaya-biaya dalam proses
produksi akan menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga pokok produksi dan kemudian
menetapkan hargajual produk tersebut. Baik perusahaan besar ataupun UMKM akan
melakukan hal yang sama, namun hanya berbeda pada tingkat kerumitannya, semakin kecil
kegiatan produksinya maka akan semakin mudah pula menganalisis akuntansi biayanya.
Dalam upayanya memperoleh keuntungan yang maksimal maka usaha yang dijalankan harus
benar-benar memperhatikan dan mempertimbangkan biaya produksinya, jadi bias didapatkan
harga pokok produksi yang tepat.

B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana proses produksi di UMKM tersebut?
2. Mengetahui tentang kegiatan biaya di UMKM tersebut?
3. Mengetahui biaya apa saja yang ada di UMK Mtersebut?
4. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui apakah harga jual yang telah
ditetapkan UMKM yang diteliti sudah tepat?
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui perkembangan UMKM
2. Dapat memahami kendala yang dihadapi UMKM
3. Dapat mengenalkan mahasiswa untuk berkreasi dan meningkatkan rasa empati

BAB II
PEMBAHASAN

A. PengertianUMKM

Didalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)


merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok usaha mikro,kecil dan menengah yang melibatkan banyak
kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah
diatur dalam paying hukum berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan
Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM
tersebut adalah:

1. UsahaMikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

3. UsahaMenengah
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang Undang.

B. GambaranUmum Objek
1. Sejarah UMKM "Mie Saung"

Mie Saung (sagu jagung) Nusantara mempunyai potensi untuk menjadi alternative
pilihan mie selain mie berbahan baku tepung gandum. Mie saung Nusantara kaya akan
karbohidrat, protein dan serat serta mempunyai rasa yang nikmat karena cocok untuk
diolah dengan bumbu-bumbu khas Indonesia. Mie Saung yang kami produksi
menggabungkan kandungan karbohidrat pada sagu dan protein pada jagung menjadi
produk mie yang kaya akan karbohidrat, protein dan serat alami.

Pembuatan mie Saung Nusantara dilakukan dengan sistem home made. Perbandingan
proporsi tepung sagu dan tepung jagung adalah 6: 4. Tepung jagung cenderung memiliki
harga lebih tinggi dari pada tepung sagu, namun dalam pembuatan Mie Saung, proporsi
tepung jagung yang digunakan tidak sebanyak tepung sagu sehingga biaya bahan baku
Mie Saung secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan mie berbahan gandum.
Perbandingan proporsi antara tepung sagu dan tepung jagung tersebut ditentukan
berdasarkan karakteristik sensori terbaik untuk memperoleh mie dengan rasa, tekstur dan
aroma yang disukai oleh konsumen.

Mie merupakan makanan yang mudah diolah dan ditambahkan dengan berbagai
bumbu sesuai selera. Mie saung merupakan jenis mie basah, oleh karena itu pemasaran
akan dilakukan degnan mengolah mie tersebut menjadi mie siap santap dengan beberapa
pilihan rasa, yaitu mie goreng pedas manis dan mie kuah rasa ayam bawang. Pilihan rasa
tersebut juga akan terus dikembangkan seiring dengan perkembangan usaha dan selera
konsumen. Selain menjual mie siap santap, kami juga menjual Mie Saung dalam bentuk
mie basah yang belum dimasak.
Pemasaran akan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
produk akan dijual di babakan raya, sekitaran kampus IPB tempat banyak mahasiswa dan
masyarakat sekitar kampus berkumpul. Peluang usaha ini mempunyai potensi yang besar
mendapatkan profit karena belum banyak inovasi mie yang dijual di sekitaran kampus,
serta minat mahasiswa terhadap jenis makanan mie juga relatif tinggi.

Secara tidak langsung, produk dijual melalui media sosial yang sekarang sangat
popular di berbagai kalangan. Situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan twitter serta
media komunikasi elektronik seperti e-mail, blog, dan youtube dapat digunakan sebagai
media yang efektif untuk memperkenalkan, mempromosikan, serta memasarkan produk
Mie Saung.

2. Pengolahan Mie Saung menjadi Mie Siap Makan

Mie diolah dengan cara memasak mie menggunakan minyak goreng dan bumbu
bumbu sesuai resep mie yang ingin dibuat.Mie dibagi menjadi 3 cipta rasa nusantara:

a. Mie Saung Sumatera : Mie Saung dengan ditaburi daging dengan bumbu
rendang.
b. Mie Saung Jawa : Mie Saung dengan ditaburi ayam dengan sambal terasi.

3. Aktivitas Mie Saung

Sejak awal berdirinya UMKM Mie Saung, usaha tersebut sudah melakukan kegiatan
produksi dan pemasaran atau penjualan secara mandiri, begitu pula dalam kegiatan
pembelian bahan-bahan produksinya.

Pada bagian produksi usaha Mie Saung ini dibantu oleh 2 orang karyawan yang
dapat membantu dalam proses penjualan Mie Saung ke outlet-outletnya.

a. Biaya Bahan Baku


Jenis bahan kebutuhan perhari

Tepung Sagu Rp. 500.000

Air Mineral Rp. 100.000

Minyak Goreng Rp. 150.000

Kecap Rp.50.000

Sambal Rp. 100.000

Daging Rp. 300.000

Jumlah Rp. 1.200.000

b. BiayaTenagaKerjaLangsung
 Jenis pekerjaan jumlah karyawan gaji perbulan

Bagian produksi Mie Saung 2 Rp.900.000

JUMLAH Rp.1.800.000

 Biaya tenaga kerja langsung / hari

Rp. 1.800.000 : 30 = Rp. 60.000

 Biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan / Mie Saung

Rp. 60.000 : 12 Mie Saung = 5.000/Mie Saung

 BiayaBahanPenolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetap ini lain yarelatif kecil.

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses produksi Mie Saung berbahan
dasar sagu pada UMKM dilakukan secara kontinyu setiap harinya. Pada UMKM tersebut
kegiatan pembukuannya masih sangat sederhana, pencatatan dilakukan hanya mengenai
banyaknya pengeluaran setiap harinya. Perhitungan harga pokok produksi dan harga jualnya
sudah tepat, dikarenakan dari penjualan tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang cukup
besar hingga mencapai 80%.

DOKUMENTASI
Gambar 1. Alur Pembuatan Mie Basah

Gambar 2. Proses Pembuatan Mie Saung


Gambar 3. Poster dan Spanduk Mie Saung

Gambar 4. Pemasaran Media Sosial


Gambar 5. Stand penjualan Mie

Gambar 6. Tahapan Pembuatan Mie Kering


Gambar 7. Mie Kering

Gambar 8. Mie Kering Siap Saji

Anda mungkin juga menyukai