Anda di halaman 1dari 84

BLOK 6

MODUL 4
"BAHAN RESTORASI DIRECT DAN INDIRECT"
Insisivus 6
Tutor: drg. Reno Wiska Wulandari
Ketua : Aidha Mestika Amril (1811413015)
Sekretaris Meja: Tri Aditya Septian (1811412006)
Sekretaris Papan: Raisa Milenia Syukma (1811411012)
Aqila Syifa Nada (1811411017)
Selly Okta Epriyani (1811419001)
Shania Azzira (1811412010)
Wenny Frianti Putri (1811411005)
Vania Yohandevi (1811413008)
Anugrah Dwi Aztri (1811411024)
Wirackhul Ikhsan (1811413009)
TERMINOLOGI

1. Restorasi Direct : restorasi yang langsung dilakukan dalam mulut pasien.


Fungsi : untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi.

2. Karies Mata : karies yang sudah mencapai bagian dentin. Jika ada rangsangan akan terasa ngilu

3. restorasi Indirect : restorasi yang dibuat dibuat diluar rongga mulut dan disentasi di permukaan gigi.

4. Mahkota jaket : jenis restorasi yang mengelilingi gigi dan terikat dengan semen gigi.

5. Porselen : salah satu bahan restorasi indirect dan bersifat kuat.

6. Bahan abrasive : bahan yang digunakan untuk membentuk suatu permukaaan gigi, bahan restorasi dan gigi tiruan,
untuk tercapainya kesehatan gigi dan mulut.

7. Semen base : bahan perekat bersifat sementara untuk melindungi jaringan pulpa.
8. Amalgam : logam merkuri yang lunak dan mengeras setelah dicampur dengan bahan lain .
• Bahan restorasi direct, bersifat kuat dan tahan lama.
• Campuran dua atau beberapa logam.
IDENTIFIKASI MASALAH
▫ Apa jenis bahan restorasi dari restorasi indirect?
▫ Sifat bahan restorasi direct?
▫ Bagaimana manipulasi rstorasi direct?
▫ Apa saja komposisi bahan restorasi direct?
▫ Restorasi direct digunakan untuk kasus apa saja?
▫ Apa kelebihan dan kekurangan bahan amalgam?
▫ Kenapa semen base digunakan untuk melindungi pulpa terlebih dahulu?
▫ Apa syarat-syarat dari semen base?
▫ Apa saja klasifikasi dari restorasi indirect?
▫ Apa saja sifat bahan restorasi indirect?
▫ Bagaimana cara manipulasi restorasi indirect?
▫ Apa saja kelebihan dan kekurangan porselen?
▫ Apa macam-macam bahan abrasive?
- Kenapa tambalan di bagian posterior harus lebih kuat dari
bagian anterior
ANALISA MASALAH
1. Apa jenis bahan restorasi dari restorasi indirect?
• Amalgam
• Resin ionomer
• Semen ionomer kaca
• Emas, tembaga, perak, platinum

2. *Amalgam :
- creep : tegangan yang tergantung pada waktu.
-divusitermal : 40x lebih besar dari dentin.
- toksisitas : disebabkan karena amalgam mengandung mercury
-tarmis : karena ada campuran perak dan tembaga sulfida.
-kekuatan : sangat dipengaruhi oleh jumlah mercury/alloy
-abrasi : terjadi ketika proses mastikasi
*Tembaga : menambah kekuatan.
*Perak : melapisi lapisan orange tembaga.
* platinum : menambah kekuatan mekanis.
*zinc : mencegah oksidasi saat setting.
* GIC : -bersifat adhesi : berikatan dengan enamel sehingga mengurangi kemungkinan kebocoran tambalan.
- bersifat anti karies : karena mengandung flour.
- mempunyai kekuatan kompresif yang tinggi, kekuatan berkisar 90-230 mpa.
- biokompabilitas, tidak mengiritasi pulpa.
- setting time 6-8 menit dimulai saat pencampuran.
3. * Amalgam :
- mixing : mercury + alloy amalgam (amalgenasi)
- triturasi : - manual (tangan)
- amalgamator (alat)
- kondensasi : dengan menggunakan amalgam stopper.
- pengikisan dan pemolesan.
* semen zinc fosfat : dicampur dengan teknik.
* GIC : -bubuk dan cair.
-dicampur diatas glass lab.

4. komposisi bahan direct


*Amalgam
• Silver : 65%
• Tin : 29%
• Copper (tembaga) : 6%
• Zinc : 2%
• Merkuri : 3%
• Poliadium : 0,5%
*GIC
• Bubuk : kalsium flouroaluminum silikat.
• Cairan : larutan asam poli akrilat.

5. Restorasi direct digunakan untuk kasus apa saja?


• Karies : digunakan amalgam
• Fraktur dan atrisi
• Pit dan fissure : menggunakan bahan GIC
6. Kelebihan dan kekurangan amalgam?

Kelebihan Kekurangan

Kuat Warna kontras

Tahan lama Toksik

Murah Limbah dapat merusak lingkungan

7. Kenapa semen base digunakan untuk melindungi pulpa terlebih dahulu?


•Karena amalgam bersifat mengantar panas sehingga dapat merusak pulpa
•Karena jika langsung diaplikasikan dengan bahan restorasi maka dapat mudah patah pada permukaan gigi
•Karena amalgam mengandung merkuri jadi dapat menimbulkan alergi
8. Syarat-syarat semen base
• Tidak merusak jaringan gigi
• Koefesien termal semen base sama koefesien jaringan
• Daya alir yang baik : tidak larut dalam saliva
• Dalam aplikasi tidak terlalu tebal

9. Klasifikasi dari restorasi indirect


• Restorasi inlay : contohnya emas, porselen
• Crown pengganti : mengganti mahkkota gigi yang telah
rusak
• Restorasi venner : melapisi atau mengganti mahokta gigi
• Restorasi onlay : restorasi pada gigi yang morfologi oklusal
yang mengalami perubahan karena restorasi / karies. Contoh
: seluruh permukaan oklusal yang melapisi cups-cups gigi
10. Sifat bahan restorasi indirect
* logam
• Keras
• Memiliki sifat ionisasi rendah
• Memiliki titik leleh tinggi
• Pengantar panas yang baik
• Memiliki 1-3 elektron
*tembaga
• Biokompatibel terhadap pulpa
• Tidak bersifat toksik
• Tahan terhadap cairan saliva
• Daya tekan kuat, hampir sama dengan enamel
• Dimensi stabil
• Ekspansi thermal, hampir sama dengan jaringan gigi
*porselen
• Biokompatibel
• Non toksik
• Tidak mengiritasi
• Tidak larut dalam saliva
11. Manipulasi restorasi indirect
•Teknik impression (pencetakan)
•Model/cast
•Waxing
•Investing
•Polishing
•Sementing

12. Apa saja kelebihan dan kekurangan porselen?

Kelebihan Kekurangan

Mempunyai nilai estetik yang bagus Susah menyamakan warna gigi

Warna stabil Mahal

Tidak berbau Mudah pecah/patah


: kekuatan menahan pengunyahan rendah tidak sekuat
amalgam

Tidak larut saliva

Tidak menimbulkan alergi


13. macam-macam bahan abrasive?
• Emery :
 Berwarna abu hitam, dipreparasi dalam bentuk finegrain
 Untuk metal alloy, bahan akrilik resin
• Pumice : untuk akrilik resin email, emas, dan
amalgam
• Kapur : untuk memoles email gigi

14. Kenapa tambalan di bagian posterior harus lebih kuat


dari bagian anterior?
• Karena mengunyah padaa bagian posterior makanya
harus kuat
• Karena gigi posterior tidak mementingkan nilai estetik
SKEMA
Diaz

1.6 karies 2.1 PSA


media

Tambalan amalgam

R. direct dan R.
indirect

jenis komposisis manipulasi sifat Fungsi (+) dan (-) Bahan poles /
abrasive
1. MAHASISWA MAMPU
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN RESTORASI
DIRECT
JENIS JENIS RESTORASI DIRECT
1. AMALGAM
2. GIC
AMALGAM
Amalgam adalah campuran alloy padat dengan
merkuri cair. Alloy ini dapat berupa timah,
tembaga, perak dan kadang-kadang zinc,
indium, palladium, dan selenium.
Jenis / klasifikasi Amalgam

Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis yaitu :


 Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a.Alloy binary, contohnya : silver-tin
b.Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium

 Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:


a. Microcut, dengan ukuran 10 – 30 μm.
b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 μm.
 Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:
a. Alloy lathe-cut
Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur, seperti yang terlihat pada
Gambar 1
b. Alloy spherical
Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan alloy
diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk ulat kecil. Alloy ini tidak
teratur berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk persegi.
Tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan yang digunakan. Gambar
berikut adalah gambar partiel alloy
c. Alloy spheroidal
Alloy spheroidal juga dibentuk melalui proses atomisasi.
 Berdasarkan kandungan alloy ,yaitu :
a. Zink - containing alloy : mengandung lebih dari 0,01 %
zink
b. Zink – free alloy : mengandung kurang dari 0,01 % zink

 Berdasarkan kandungan tembaga ,yaitu :


a. Low copper alloy : mengandung silver ( 68-70 % ),tin
(27-26 %),copper ( 4-5 % ) dan zink (0-1 % )
b. High copper alloy : mengandung silver (40-70 %),tin (
22-30% ),copper ( 13-30 % ) dan zink ( 0-1 % )
SIFAT AMALGAM
A. Sifat Fisik
1) Creep
Merupakan regangan atau deformasi yang bergantung pada waktu, yang
disebabkan oleh tekanan. Proses perubahan ini dapat menyebabkan
restorasi amalgam meluas keluar dari preparasi kavitas, sehingga membuat
restorasi mudah meluas keluar mengalami kerusakan tepi.
Amalgam yang kandungan tembaganya rendah lebih rentan mengalami
kerusakan di bagian tepi dibandingkan amalgam yang tinggi kandungan
tembaganya.
2) Stabilitas Dimensional
Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada
dimensinya dan tetap stabil. Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
dimensi:
- Komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka
akan lebih besar pula ekspansi yang terjadi. Semakin besar jumlah tin,
maka kontraksi akan lebih besar.
- Rasio merkuri/alloy : makin banyak merkuri, semakin besar tingkat
ekspansi.
- Waktu triturasi : semakin lama waktu triturasi, maka ekspansi akan lebih
kecil.
3) Difusi Termal
Difusi termal amalgam 40 kali lebih besar dari
dentin, koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali
lebih besar dari dentin yang mengakibatkan
mikrolekage dan karies sekunder.
4) Abrasi
Prosses abrasi yang terjadi saat mastikasi
makanan, berefek pada hilangnya sebuah
substansi atau zat, biasa disebut wear. Mastikasi
melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan
yang mengakibatkan kerusakan dan
terbentuknya pecahan atau puing amalgam.
B. Sifat Mekanik Amalgam
1) Kekuatan
Faktor yang mempengaruhi kekuatan amalgam:
- Rasio merkuri/alloy : Jika merkuri digunakan
terlalu sedikit, maka partikel alloy tidak akan
terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi
alloy tidak akan bereaksi dengan merkuri,
menyisakan peningkatan lokal porositas dan
membuat amalgam menjadi lebih rapuh.
- Komposisi alloy : amalgam yang tinggi tembaga
dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy
dengan komposisi konvensional.
- Porositas : dapat dikurangi dengan triturasi yang
tepat dan teknik triturasi yang baik.
C. Sifat Kimia Amalgam
1) Reaksi elektrokimia sel galvanik
Korosi galvanik terjadi ketika dua atau lebih alloy berkontak
dalam larutan elektrolik, dalam hal ini saliva. Besarmya arus
galvanik dipengaruhi oleh usia restorasi, perbedaan potensial
korosi sebelum berkontak dan daerah permukaan. Semakin
lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan lainnya,
semakin kecil arus galvanik yang dihasilkan.
2) Korosi
Reaksi elektrokimia yang akan menghasilkan degradasi
struktur dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi
pada bagian pit dan servikal.
3) Tarnish
Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta
permukaan film yang terlihat dapat menyebabkan tarnish.
Penyebab tarnish atau diskolorasi yang paling terkenal adalah
campuran perak dan temabga sulfida, karena reaksi dengan
sulfur dalam makanan dan minuman.
C. Sifat Biologi Amalgam
1) Alergi
Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi
antibodi yang ditandai dengan rasa gatal,ruam, bersin,
kesulitan bernapas, pembengkakan mewakili efek samping
fisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi,
tetapi reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1℅ populasi yang
dirawat.

2) Toksisitas
Merkuri adalah elemen yang beracun. Merkuri larut dalam
lemak dan sewaktu-waktu dapat terhirup oleh paru-paru yang
mana akan teroksidasi menjadi Mg2+. Lalu akan di
transportasikan dari paru-paru ke sel darah merah kejaringan
lain termasuk SSP. Merkuri dengan mudah menjadi senyawa
metil merkuri, melewati barrier darah-otak dan juga plasentas
kepada janin dan berefek pada bayi yang nakan dilahirkan.8
KOMPOSISI AMALGAM

Komposisi bahan restorasi dental amalgam terdiri


dari perak, timah, tembaga, merkuri, platinum,
dan seng. Unsur-unsur kandungan bahan restorasi
amalgam tersebut memiliki dungsinya masing-
masing dimana sebagian diantaranyanakan saling
mengatasi kelemahan yang ditimbulkan logam
lain, jika logam yang dikombinasikan dengan
tepat.
ALLOY PRESENTASE (%)

SILVER 65 (MAX)

TIN 29 (MAX)

COPPER 6 (MAX)

ZINC 2 (MAX)

MERCURY 3 (MAX)

PALLADIUM 0,5
Fungsi dari masing-masing bahan restorasi :
a) Silver
Menurunkan creep
Meningkatkan strength
Meningkatkan setting ekspansi
Meningkatkan reaksi terhadap tarnis
b) Tin
Mengurangi strength dan hardness
Mengendalikan reaksi antara perak dan merkuri
Mengurangi resistensi terhadap korosi dan tarnis
c) Copper
Meningkatkan ekspansi saat pengerasan
Meningkatkan strength dan hardness.
MANIPULASI AMALGAM
Pemanipulasian amalgam terdiri dari mixing, triturasi, kondensasi, triming
dan karving serta polishing.
1. Mixing
Pemanipulasian dental amalgam dilakukan dengan mencampurkan
merkuri dengan alloy amalgam disebut dengan amalgamasi.
2. Triturasi
Dapat dilakukan dengan dua cara:
▫ Secara Manual (Hand Mixing)
Triturasi dilakukan karena adanya suatu selubung tipis oksida pada
alloy yang akan menghambat berkontaknya merkuri dengan alloy. Oksida
tersebut dapat dihilangkan dengan jalan mengabrasi permukaan partikel
alloy.Hal ini biasanya dilakukan di dalam mortar dan pengaduknya dengan
pestle. Perbandingan alloy dengan merkuri adalah 1:1.
▫ Menggunkan Amalgamator (Mechanical Mixing)
Mechanical amalgamator adalah alat yang digunakan untuk triturasi
yang bekerja secara otomatis. Prinsipnya sama dengan mortar dan pestle
tetapi dengan menggunakan kapsul.
3. Kondensasi
Kondensasi adonan dental amalgam di dalam kavitas gigi dilakukan dengan
menggunakan amalgam stopper. Dengan kondensasi diharapkan partikel
amalgam tetap rapat satu sama lain dan masuk ke segala arah dalam
kavitas sehingga terdapat kepadatan dental amalgam. Dengan demikian
kekuatan akan bertambah, flow dan pengerutan akan berkurang.
Kondensasi juga bertujuan untuk menghilangkan merkuri yang berlebihan.
4. Pengukiran dan Pemolesan
Pengukiran restorasi amalgam sesuai dengan anatomi gigi setelah dental
amalgam ditempatkan dalam kavitas, biasanya dilakukan dengan
menggunakan berbagai alat secara manual seperti burnisher.Pemolesan
pada amalgam umumnya paling sedikit 24 jam setelah penambalan. Tetapi
jika high copper amalgam dengan kekuatan yang tinggi digunakan,
pemolesan dapat dilakukan pada kunjungan pertama.
Umumnya permukaan amalgam dibentuk kembali dengan menggunakan
green stones, finishing bur, atau abrasive disk. Bentuk permukaan dan tepi
amalgam diperiksa agar benar-benar licin dan sama dengan gigi.
Selanjutnya digunakan bahan poles seperti pumice/silux pada rubber
abrasive points. Tahap akhir untuk mengkilapkan digunakan pasta
abrasive yang baik. Pemolesan selalu dilakukan dalam keadaan basah,
karena memoles dalam keadaan kering, memungkinkan dental amalgam
jadi panas sehingga dapat merusak pulpa.
FUNGSI AMALGAM
• Sebagai bahan restorasi permanen pada kavitas
klas I,II dan V dimana factor estetis bukanlah
suatu hal yang penting
• Dapat dikombinasikan dengan pin retentifuntuk
menempatkan mahkota
• Dipergunakan dalam pembuatan dye
• Sebagai bahan pengisian saluran akar
retrograde5
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
AMALGAM
KELEBIHAN :
- Bahan tambal yang paling kuat dalam melawan
tekanan kunyah
- Tahan dalam jangka waktu yang lama
- Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi
- Penambalannya simpel dan mudah
- Biayanya murah
KEKURANGAN :
- Secara estetis kurang baik karena warnanya
yang tidak kontras dengan warna gigi asli
- Dalam jangka waktu yang lama tepi tepi
tambalan dapat berubah warna (tampak
membayang kehitaman )
- Menimbulkan alergi pada beberapa pasien
GIC ( Glass Ionomer Cement)
GIC adalah bahan restorative gigi yang sering
digunakan dalam kedokteran gigi untuk mengisi
gigi dan luting cement.Materi ini didasarkan
pada reaksi serbuk kaca silikat dan asam
polialkenoat.Material kedokteran gigi ini
diperkenalkan pada tahun 1972 untuk digunakan
sebagai bahan restorative untuk gigi anterior.
JENIS / KLASIFIKASI GIC
 Pada umumnya, GIC diklasifikasikan menjadi 5 tipe dasar,
yaitu :
a. Conventional Glass Ionomer Cement
b. Resin-Modified Glass Ionomer Cement
c. Hybrid Glass Ionomer Cement
d. Tri-Cure Glass Ionomer Cement
e. Metal-reinforced Glass Ionomer7
 Menurut Wilson&Kent (1998), terdapat 3 macam GIC, yaitu :
a. GIC tipe 1 (Luting Cement), digunakan untuk menyemenkan
mahkota, inlay, onlay, bridge.
b. GIC tipe 2 (Restorative Cement), digunakan untuk tumpatan
estetika.
c. GIC tipe 3(Lining Cement), digunakan sebagai material
pelapikan dibawah semua material restorative.
SIFAT GIC
A. SIFAT KIMIA
- melepaskan fluoride ke email gigi yang dapat
menghambat terjadinya karies lanjutan.
-bersifat biokompatibel.
- menghasilkan reaksi dengan pulpa lebih besar dari
ZOE namun lebih sedikit dari Zinc Phosphate Cement.
- Glass ionomer yang digunakan sebagai luting agent
memiliki rasio P/L lebih rendah dan dapat menimbulkan
bahaya lebih besar ketimbang dengan restorasi glass
ionomer karena semen yang dibuat dengan rasio P/L
rendah memiliki pH rendah dalam waktu lebih lama.
B. SIFAT FISIK
a. Film Thickness (ketebalan Semu)
Ketebalan GIC sekitar 22-24 µm sehingga cocok
untuk digunakan sebagai sementasi.
b. Setting Time (Waktu Pengerasan)
GIC membutuhkan waktu 6-8 menit dimulai saat
pencampuran bubuk dan cairannya (mixing).Setting
time dapat diperlambat ketika semen dicampur
dalam mixing slab yang dingin, tapi hal ini dapat
berefek tidak baik pada kekuatannya.
C. SIFAT MEKANIK
▫ Compressive Strength (Kekuatan Kompresi)
• Kekuatan kompresi (Compressive Strength)GIC berkisar
antara 90-230 Mpa dan lebih besar daripada zinc phosphate
cement. Nikali kekuatan tariknya (Tensile Strength) hampir
sama dengan zinc phosphate yaitu sebesar 4,2-5,3 MPa. Tidak
seperti zinc polyacrilate, GIC lebih brittle. Elastic Modulusnya
sebesar 3.5-6,4 GPa sehingga GIC tidak terlalu kaku dan lebih
peka terhadap peubahan bentuk elastis dibandingkan zinc
phosphate.
▫ Bond Strength (Kekuatan Ikat)
• Kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin adalah 1-3
MPa.Kekuatan ikat GIC lebih rendah dari pada Zinc
Polyacrilate Cement mungkin karena sensitivitas GIC
terhadap kelembaban pada saat pengerasan.
KOMPOSISI GIC
Komposisi GIC terdiri dari :
Liquid
Cairan Poliakrilik dengan konsentrasi antara 40-
50%
Powder
acid-soluble calcium fluoroaluminosilikat
glass.Silica 41,9%, Alumina 28,6%, Alumunium
Fluoride 1,6%, Calcium Fluoride 15,7%, Sodium
Fluoride (,3%Alumunium Phosphate 3,8%7
MANIPULASI GIC
Prosedur pengadukannya bubuk dicampurkan ke dalam cairan dan diaduk dengancepat
selama 30-60 detik tergantung produk dan konsistensi adonan yang didapat.sepertisemua
semen lain, sifat semen ionomer kaca tipe I sangat dipengaruhi oleh faktor manipulasi.
rasio bubuk yang dianjurkan tergantung merknya, tetapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5
gram bubuk per 1 ml cairan.Retensi tuangan dapat diperbaiki jika permukaan bagian
dalamnya dibersihkan,sepertiyang dijelaskan untuk semen polikarboksilat.penyemenan
harus dilakukan sebelum semenkehilangan kilapnya.seperti seng fosfat ,ionomer kaca
menjadi rapuh(mudah patah)begitumengeras.setelah mengeras ,kelebihan semen dapat
dibuang dengan cara mencungkil ataumematahkan semen menjauh dari tepi restorasi.
Kelebihan semen perlu dijaga agar tidak melekat ke permukaan gigi atau protesa.semen ini
sangat peka terhadap kontaminasi air selama pengerasan.karena itu tepi restorasi harus
dilapisi untuk melindungi semen darikontak yang terlalu dini dengan cairan. Dalam
manipulasi GIC, hal lain yang perlu diperhatikan (Anusavice, 2004) adalah perbandingan
powder/liquid , biasanya berkisar 1,3-1,35 :1, pencampuran harus cepat, gigiseabaiknya
diisolasi dahulu agar tidak lembab, untuk proteksi pulpa sebaiknya menggunakancalcium
hydroxide bila ketebalan dentin <0,5 mm, kemudian varnish digunakan untuk melindungi
semen dari keadaan yang lembab setelah semen selesai diaplikasikan.
FUNGSI GIC
• untuk lutting dan perlekatan braket
• sbg orthondontic bracket adhesive
• restorasi untuk gigi sulung
• digunakan untuk lamination 8
KELEBIHAN / KEKURANGAN GIC
KELEBIHAN :
- Biokompatible
- Memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih kurang
sama dengan struktur gigi
- Toksisitas yang rendah
- Dapat digunakan sebagai bahan fissure sealent
Kekurangan :
- restorasi tumpatan dengan penekanan oklusal bersifat
merusak
- Kurang estetik untuk gigi depan
- Waktu kerja pendek
- Ketahanan terhadap fraktur rendah
- brittleness
2. MAHASISWA MAMPU
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN RESTORASI
INDIRECT
JENIS JENIS RESTORASI INDIRECT
1. PORSELEN
2. LOGAM PADUAN
Komposisi porselen
a. Feldspar
Bahan ini merupakan mineral yang mengandung unsur-unsur kalium, natrium,
potasium, sodium, alumunium dan silikat dengan perbandingan tertentu untuk
menentukan suhu peleburan. Feldspar juga dapat digunakan sebagai bahan flux.
Feldspar juga dapat digunakan sebagai bahan flux.
b. Kaolin
Merupakan tanah liat berwarna putih. Jika dibakar tidak berubah warna. Bahan ini
memberi warna tidak bening (opaque) pada porselen. Porselen untuk keperluan di
bidang kedokteran gigi sedikit sekali atau bahkan tidak mengandung kaolin.
c. Quartz
Bahan ini sejenis pasir (silika) yang berfungsi memberi kekerasan dan kekuatan
pada porselen. Susunan butir-butirnya bertindak sebagai kerangka yang tahan
panas. Sifatnya keras, stabil, merupakan bahan campuran terbesar dalam kaca
(glass) dan porselen kedokteran gigi
d. Pigmen
Bahan ini berfungsi sebagai pemberi warna pada porselen agar sesuai dengan
warna gigi. Sebagai pigmen digunakan oksida-oksida logam, misalnya indium
memberi warna kuning, chrom memberi warna merah muda, kobalt memberi
warna kebiru-biruan dan titanium membuat bahan menjadi lebih opaque
Manipulasi porselen
1. Tahap compaction
Pada tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen
yang digunakan :
a. Opaque shade ( lapisan opaq ) Untuk menutupi
warna jaringan dibawahnya yang buram.
b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body )
Lebih translusen daripada opaq shade, menentukan
warna dan bentuk restorasi.
c. Enamel shade Membentuk bagian luar mahkota,
translusen warna dapat disesuaikan dengan gigi asli.
2. Firing ( Pembakaran )
Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan yang terlihat pada
kandungan leucite dari porselen yang didesain untuk membuat restorasi logam –
keramik.). Prosedur pra- pemanasan ini memungkinkan sisa uap air dihilangkan.
Setelah pra-pemanasan kira-kira 5 menit, porselen diletakkan ke dalam tungku dan
siklus pembakaran dimulai. Pada temperature pembakaran awal, lubang kosong
akan diisi oleh udara tungku. Sewaktu sintering dari partikel dimulai, partikel
porselen saling berikatan pada titik kontaknya. Semakin tinggi temperature, kaca
yang tersintering perlahan-lahan mengalir untuk mengisi ruang udara. Meskipun
demikian, udara tetap terjebak dalam bentuk pori-pori karena massa terlalu kental
untuk memungkinkan keluarnya semua udara. Sebuah alat untuk mengurangi
porositas adalah vakum pembakaran.
Pembakaran dilakukan pada tungku listrik, dimana elemen pemanasnya
dapat terbuat dari alloy nikel-chromium untuk pembakaran low-fusing dan
alloy platinum untuk pembakaran dengan suhu yang lebih tinggi.
Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni :
a. Pemanasan rendah atau low bisque stage Tujuannya adalah untuk
menghilangkan air pada bahan shrinkage. Penyatuan partikel keramik
hanya pada titik kontaknya, sehigga hasil yang didapat masih cukup porus.
b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage Pada tahap ini shrinkage
masih terjadi, kohesi lebih besar antar partikel ( partikel menyatu ). Air
lebih banyak dihilagkan dari bahan agar pengkerutan lebih kecil. Porusitas
berkurang dan terjadi pengkerutan.
c. Pemanasan tinggi atau High bisque Pada tahap ini shrinkage berlanjut
sebanyak 30 – 40 % sampai benar –benar tidak terjaid shrinkage sama
sekali.
3. Tahap Glazing Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna. Tujuan
pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau mengimbangi
pengkerutan selama proses pembakaran dan menutupi porus pada bahan
porselen

4. Tahap Pendinginan
Pendinginan harus dilakukan secara perlahan dan merata karena kalau
tidak, derajat pengerutan yang berbeda akan terjadi pada beberapa bagian
restorasi porselen yang akan mendorong terbentuknya stress dan
menyebabkan porselen retak sehingga kehilangan kekuatannya.
Pendinginan yang tepat dari restorasi porselen dari temperature
pembakaran ke temperature kamar merupakan subyek yang mengundang
banyak kontroversi. Fraktur katastropik dari kaca yang berkaitan dengan
perubahan temperature yang mendadak merupakan pengalaman yang
biasa ditemui sebagian besar klinisi sehingga mereka sangat berhati-hati
dalam memajankan porselen gigi terhadap pendinginan cepat sesudah
pembakaran
Sifat sifat porselen
a. Sifat fisik
- tegangan gesek rendah
-tegangan tarik tinggi
b. Sifar kimia
- mempunyai kelembapan kimia
-bersifat biokompatible
c. Sifat mekanik
-bersifar brittle
-bersifat refkraktori
-rentan terhadap fraktu
d. Sifat estetik
-penampilan menyamai gigi asli
Syarat porselen
a. Estetika harus bagus
b. Biokompatible
c. Non toksik
d. Tidak mengiritasi
Kelebihan dan kekurangan porselen
Kelebihan :
a. Warnanya stabil dalam pemakaian
b. Tidak berbau
c. Tidak bereaksi dgn saliva
d. Tidak menimbulkan alergi
Kekurangan
a. Harga relatif mahal
b. Proses pembuatan sulut
c. Mudat pecah
Sifat sifat logam paduan
a. Sifat kimia
- Memiliki sifat ionisasi yang rendah
- Titik lelehnya tinggi
- Memiliki 1-3 elektron dalam kulit terluarnya
- Tahan terhadap serangan kimia
b. Sifat fisik
- keras, kecuali Na&Ca
- Diamagnetik
- Penghantar panas yang baik
- Permetalitas
- Penghantar listrik yang baik
- Bersifat padatan pada suhu kamar
- Mampu menghantarkan sinar yang padat
Komposisi logam paduan
a. Alloy emas : Ag , Co , Pt
b. Aloy nickel-chrownium : 75% Ni , 20% Cr
c. Alloy bromium bronze : 10% Al
d. Alloy perak paladium : 45% Ag , 24% Pd , 15%
Au , 15% Cu , 1%zn
e. Alloy cobalt cromium : cobalt (35-65%),
chromium (20-35%) carbon (0-4%)
Kelebihan dan kekurangan
• Kelebihan :
- penghantae suhu yang baik
- mampu mempertahankan bentuk dengan baik
-permukaan licin
-tidak menyerap saliva
• Kekurangan
▫ Basis logam tidak sama dan bisa dilapis
▫ Harga mahal
▫ Teknik pembuatan rumit
▫ Bisa mempengaruhi warna gigi dan jaringannya
3. MAHASISWA MAMPU
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN SEMEN
DENTAL
JENIS/KLASIFIKASI SEMEN DENTAL
Berdasarkan semen dengan reaksi asam dibagi menjadi 2:
A. Bahan Dasar Zinc Oxide
1. Semen Zinc Oxide Eugenol
Semen ini biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-
kadang sebagai 2 jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula Zinc Oxide
Eugenol untuk restorasi sementara dan jangka menengah, pelapis kavitas,
basis penahan panas, dan semen perekat sementara serta permanen, pH-
nya 7 saat dimasukkan ke dalam gigi.

 Fungsi:
- Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen.
- Sebagai basis dan pelapis.
- Sebagai bahan pengisi saluran akar pada perawatan pulpotomi.
 Klasifikasi:
- Tipe 1 digunakan untuk semen sementara.
- Tipe 2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat
yang dibuat diluar mulut.
- Tipe 3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
- Tipe 4 digunakan untuk pelapis kavitas.
2. Semen Zinc Phosphate
Kegunaan Utama: Bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik.
Kegunaan Sekunder : Restorasi jangka menengah dan basis penahan panas.
 Fungsi:
- Sebagai bahan tambalan sementara.
- Sebagai bahan basis dan pelapis.
- Sebagai bahan perekat inlay, jembatan dan pasak inti.
3. Semen Zinc Polycarboxylate
Kegunaan utama : Bahan perekat untuk restorasi dan
basis penahan panas.
Kegunaan sekunder : Bahan perekat untuk peralatan
ortodontik dan restorasi jangka menengah.
Fungsi:
- Sebagai semen crowndan bridge.
- Sebagai onlay dan inlay.
- Sebagai semen ortodontik band dan bracket.
- Dasar atau lining material under composite, amalgam
atau ionomer kaca.
- Sebagai material tambal sementara.
B. Dapat membentuk bahan kaca
1. Semen Silikat
Penggunaan semen silikat telah sangat berkurang
dengan munculnya komposit berbasis resin untuk
restorasi gigi anterior dan kemudian berkembangnya
semen ionomer kaca. Semen silikat dibuat dengan
mencampur powder yang terbuat dari alumino-fluoro-
silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat.Secara kimia
asam melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca.
- Kegunaan Utama: Restorasi gigi anterior.
- Kegunaan Sekunder : Restorasi jangka menengah dan
bahan perekatuntuk peralatan ortodontik.
2. Ionomer kaca
Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan
yang menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam
poliakrilat. Bahan ini mendapat namanya dari formulanya
yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung
gugus karboksil.Ini juga disebut dengan semen polialkanoat.
Awalnya semen ini jarang dirancang untuk tambahan estetik
pada gigi anterior dan dianjurkan untuk penambalan gigi
dengan preparasi kelas III dan V.

Ada 3 tipe semen ionomer kaca berdasarkan formulanya dan


potensi penggunaan:
▫ Tipe 1 yaitu untuk bahan perekat.
▫ Tipe 2 yaitu untuk bahan restorasi.
▫ Tipe 3 yaitu untuk basis atau pelapis.9
SIFAT DENTAL SEMEN
1. Semen Zinc Oxide Eugenol
 Sifat Fisik : Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Rasio antara bubuk dan cairan akan
mempengaruhi kecepatan pengerasan, sehingga semakin tinggi rasionya maka semakin cepat
pengerasannya.
 Sifat Mekanis : Kekuatan dari semen Zinc Oxide Eugenol tidak tinggi,
hanya berkisar antara 3-55 MPa.
 Sifat Kimia : Komponen utama dari semen ini adalah oksida seng dan
eugenol. ukuran partikel sangat berpengaruh pada kecepatan pengerasannya. Ukuran partikel dari semen
Zinc Oxide Eugenol lebih kecil akan lebih cepat mengeras dibanding semen dari partikel yang lebih besar.
 Sifat Biologis : Memberikan perlindungan terhadap pulpa dan memiliki daya anti bakteri.10

• Kelebihan:
Memiliki daya anti-bakteri.
Kemampuan semen dalam meminimalkan kebocoran mikro.
Memberikan perlindungan terhadap pulpa.
• Kekurangan:
Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan, kurang kuat dan kurang tahan abrasi.
Mudah larut dalam cairan mulut.11
2. Semen Zinc Phosphate
 Sifat Fisik : Isolator panas yang baik, daya larut relatif rendah di
dalam air, tingkat keasaman cukup tinggi, compressive strength tinggi, dan
iritatif terhadap pulpa.
 Sifat Mekanik : Memiliki compressive strength sampai 104 MPa, diametral
tensile strength 5,5 MPa, modulus elastisitasnya 13,7 MPa.
 Sifat Kimia : Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini
cukup tinggi terutama pada saat pertama kali diletakkan pada gigi.
 Sifat Biologis : Semen ini dapat larut dalam cairan mulut.

 Kelebihan:
Manipulasi mudah.
Memiliki kekuatan yang tinggi.
 Kekurangan:
Dapat menyebabkan iritasi pulpa.
Tidak bersifat bakteriostatik.
Adhesi terhadap strukturnya kurang baik.
3. Semen Polikarboksilat
 Sifat Fisik : memiliki daya viskositas yang sedang, tidak tinggi dan
tidak rendah. Memiliki kekuatan yang tidak tinggi.
 Sifat Mekanik : compressive strength semen ini berkisar 55 MPa, lebih
rendah daripada semen zinc phosphate.Namun tensile strength sedikit
lebih tinggi.
 Sifat Kimia : daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi
jika terkena asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya
meningkat sangat besar.
 Sifat Biologis : semen ini dapat mengiritasi pulpa.10

• Kelebihan:
- Memiliki waktu pengerasan lebih cepat dibandingkan dengan zinc
phosphate.
• Kekurangan:
- Tidak sekaku semen zinc phosphate.
- Modulus elastisitas kurang dari ½ semen fosfat.11
4. Semen Silikat
 Sifat Fisik: Semen silikat relatif kuat menahan tekanan kompresi tetapi
lemah di dalam menahan tekanan tarik. 10
 Sifat Mekanik: Tekanan kompresi dalam waktu 24 jam yaitu sekitar 180
MPa atau 26.000 Psi. Kekuatan tarik garis tengah 3,5 MPa dan
kekerasannya 70 KHN.3
 Sifat Kimia: Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah
larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat diatasnya.1
 Sifat Biologis : pH semen silikat <3 pada saat dimasukkan ke dalam
kavitas, dan tetap berada di bawah 7 bahkan setelah 1 bulan.
• Kelebihan:
▫ Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi
anterior.
• Kekurangan:
▫ Kekuatan tensilenya kerang baik.
▫ Mudah larut terhadap asam yang tedapat dalam plak yang melekat diatasnya.11
5. Semen Ionomer Kaca
 Sifat Fisik: Sifat lain dari monomer kaca sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca
sebagai bahan restorasi adalah kekuatannya terhadap fraktur, semen ionomer kaca tipe II jauh
lebih inferior dibandingkan komposit.
 Sifat Mekanik: Kekuatan terhadap fraktur dari bahan tambal dibandingkan amalgam yaitu
komposit posterior 0,83-1,3, semen ionomer kaca tipe II-A 0,29 dan semen ionomer kaca tipe II-
B 0,11. Semakin tinggi nilainya, maka semakin besar kekerasannya.
 Sifat Kimia: Ketika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk pasta, permukaan partikel
kaca akan terpajan asam.
 Sifat Biologis: Mempunyai sifat anti-karies yang sama dengan semen silikat.9
• Kelebihan:
▫ Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air.
▫ Kemampuan berikatan dengan email dan dentin.
▫ Memiliki estetika yang baik.
▫ Kompresinya tinggi.
▫ Bersifat adhesi dan tidak iritatif.
• Kekurangan:
▫ Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar.
▫ Tidak tahan terhadap keausan.
▫ Kekerasan kurang baik.
KOMPOSISI SEMEN DENTAL
1. Zinc phosphate cement
KOMPOSISI %
Powder Powder
ZnO 90.2
MgO 8.2
SiO 1.4
0.1
Misc.BaO,Ba,S04,CaO 0.1
Liquid Liquid
H3P0, (free acid) 38,2 38.2
H3P04 (combined with 16.2
16.2 (A1 and Zn) A1 2.5 Zn 7.1
Hz0 36.0 36.0
2. Zinc Oxide Eugenol

Komposisi Weight (9’0)


Powder
Zinc oxide 69,0
White rosin 29,3
Zinc stearate 1.0
Zinc acetate 0.7
Liquid
Eugenol 85,0
Olive oil 15,0
Kandungan utama bubuk semen ini adalah zinc
oksida.
• White rosin : untuk mengurangi kerapuhan
semen
• Zinc stearate : utuk meningkatkan kekuatan
semen
• Eugenol untuk olive oil : cairan yang berfungsi
sebagai plasticizer
• Semen zinc oxide non eugenol : berfungsi
mengandung aromathic oil dan zinc oxide
3. Zinc polycarboxilate cement
Adalah sistem bubuk cairan. Cairannya adalah
larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer
dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain
yang tidak jenuh. Bubuknya mengandung zinc
oksida dengan sejumlah oksida magnesium juga
mengandung stannous flourida yang mengubah
pengerasan untuk memperbaiki sifat
manipulasi. Semen ini digunakan untuk
sementasi akhir restorasi mahkota dan bridge.
4. Semen silikat
Campuran dari powder silica (SiO2), alumina (Al2O3),
senyawa fluoride, garam kalsium dengan liquid
phosphoric.
5. Semen silikofosfat
Bubuk :
▫ Alumina silicate glasss
▫ Zinc oxide
▫ Magnesium oxide
Liquid :
▫ Asam fosfat
▫ Air
▫ Seng dan aluminium salt
MANIPULASI DENTAL SEMEN
1. Zinc Phosphat
o Pada umumnya tidak dilakukan alat ukur untuk penimbangan powder dan liquid,
karena kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhan klinisnya,
meskipun demikian harus diusahakan agar diperoleh perbandingan powder dan
liquid yang konsisten untuk tujuan pemakaian tertentu. Harus dihindari adonan
yang terlalu encer karena selain mempengaruhi kekuatan semen, juga mempunyai
pH yang rendah serta lebih mudah larut.
o Pencampuran dimulai dengan mencanpur sedikit bubuk ke dalam cairan dengan
menggunakan alas aduk yang dingin akan memperpanjang waktu kerja dan
pengerasan. Powder ditambahkan liquid sedikit demi sedikit dalam waktu 1 hingga
1,5 menit.
o Kemudian diaduk dengan gerakan memutar dengan menggunakan spatel.
o Hasil akhir semen yang telah set adalah heterogen terdiri dari inti paartikel zinc
oksida yang tidak bereaksi yang dikelilingi oleh lapisan zinc phosphate. Selama
setting dapat terjadi :
a. Pengeluaran panas, karena reaksi bersifat eksotermis
b. Pengerutan /kontraksi
o Semakin kental adonan semakin kuat hasil campuran maka untuk keperluan cavity
lining hendaknya digunakan adonan yang kental. Untuk tujuan penyemenan
dibutuhkan adonan yang encer sehingga memungkinkan semen mengalir sewaktu
restorasi dipasangkan
2. Zinc Oxide Eugenol
Semen ini dicampur dengan cara menambahkan
sejumlah powder ke dalam liquid hingga
diperoleh konsistensi kental. Perbandingan
jumlah powder : liquid berkisar 4:1 atau 6:1 akan
menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang
dikehendaki dan agar didapat adonan berbentuk
dempul. Pencampuran dapat dilakukan pada
glass slab tipis dan menggunakan spatula logam
yang tahan karat.
3. Zinc polycarboxilate
 Cara manipulasi untuk basis
• Perbandingan rasio powder dan liquid disesuaikan dengan petunjuk pabrik
atau 3:2 .semen harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap
cairaan.
• Cairan tidak boleh dikeluarkan sebelum pengadukan karena bila kontak
dengan udara akan terjadi penguapan air sehingga menaikkan viskositas.
• Bubuk dicampur cepat dalam waktu 30-40 detik dengan spatula semen dan
diaduk dengan putaran melawan jarum jam. Lebih baik mengggunakan
glass plate daripada paper pad karena dapat didinginkan guna
memperlambat waktu setting.
• Setelah terbentuk adonan yang tidak cair, tidak padat, dan mengkilap,
tempatkan adonan yang menggunakan explorer pada tumpatan yang telah
diberi semen zinc eugenol sebagai subbasis. Untuk mencegah semen
melekat ke instrument diberi bubuk kering bukan alcohol. Untuk
membentuk semen pada cavitas digunakan stopper semen.
Cara manipulasi untuk penyemenan
• Perbandingan powder : liquid mengikuti petunjuk pabrik,
berkisar 1,5:1
• Pencampuran secepat mungkin 30 detik sampai homogen
dan terlihat pasta cukup kental, camuran semen tampak
berkilau.
• Bila selama pencampuran terlihat buram berbenang-benang
oleh karena terlalu cepat setting atau perbandingan yang
tidak tepat.
• Aplikasikan pada restorasi segera
• Tekan restorasi sampai kelebihan semen keluar
• Buang segera kelebihan semen
• Bersihkan segera instrument yang dipakai
• Waktu pengerasan; 2,5 – 5 menit
4. Semen silikat
• Pencampuran cepat dan sekental mungkin dengan glass slab
dingin dan spatula logam dan plastic, dengan tujuan dapat
memperlambat waktu setting. Rasio yang digunakan 1,6
gr/0,4 ml.
• Kemudian bubuk dimasukkan ke dalam cairan dalam waktu 1
menit, diaduk sampai konsistensi dempul.
• Setelah pencampuran akan terjadi setting :
▫ Terbentuk gel silica hidrat
▫ Terjadi reaksi asam basa, pengerasan 24 jam
• Waktu setting tergantung komponen bahan, untuk partikel
yang lebih halus maka setting time-nya lebih cepat. Apabila
waktu pencampuran lama, hilangnya air dari cairan, dan ratio
p/l rendah, maka terjadi setting lambat,
5. Semen silikofosfat
Proses pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silica dan
semen phosphate.
 Pemanipulasian manual
• Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.
• Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang
tebal dan dingin, juga menggunakan spatula bahan plastic.
• Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit.
• Kemudian bubuk dicampurkan ke dalam cairan sedikit untum
mendapatkan konsistensi yang diinginkan.
 Pemanipulasian mekanis
• Dengan menggunakan alat amalgamator
• Bahan yang tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan dalam satu wadah
terpisah dengan sekat.
• Sekat dapat hancur dengan adanya tekanan dari amalgamator
• Waktu pencampuran disesuaikan dengan keinginan konsistensi yang ingin
didapat.
6. Semen ionomer kaca modifikasi resin
Diawali dengan polimerisasi gugus-gugus
metakrilat untuk mengakomodasi bahan-bahan
yang mampu berpolmerisasi, kandungan air
sedikit.4
4. MAHASISWA MAMPU
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN BAHAN
ABRASIVE
MACAM MACAM BAHAN ABRASIVE
• Bahan abrasive alami
1. Batu Arkansas
batu arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu abu muda dan
semi transeluler yang di tambang di arkansas.
2. Kapur
salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah abrasif
putih yang terdiri dari kalsium karbonat
3. korundum
bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna putih. Sifat
fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium, yang sudah banyak
menggantikan korundum dalam aplikasi dental
4. intan
intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon. Ini
adalah senyawa yang paling keras. Intan disebut super abrasif karena
kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.
5. Amril
abrasif ini berupa korundum berwarna hitam
keabuan yang dibuat dalam bentuk butiran halus.
Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk
abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran
kekasaran.
6. Akik
istilah akik mencakup sejumlah bahan yang
berbeda yang mempunyai sifat fosok dan kristalin
yang sama. Mineral ini adalah silika aluminium ,
kobalt, besi , magnesium , dan mangan.
• Jenis bahan abrasif buatan
1. Silikon karbid
abrasif ini sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang pertama kali dibuat. Silikon
tersebut sangat keras dan rapuh.
2. Oksida Alumunium
abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid. Oksida aluminium
sintetik (alumina) dibuat berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih kera daripada
korundum karena kemurniannya
3. Rouge
oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah dalam rouge , bahan
ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai pengukat lunak menjadi bentuk bedak.
Digunakan untuk memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi.

4. Oksida timah
abrasif yang sangat halus yang digunakan sebagai bahan pemoles untuk gigi dan restorasi
logam di dalam mulut. Bahan ini dicampur dengan air, alkohol, atau gliserin untuk
membentuk pasta abrsif
5. Abrasif intan sintetik
intan buatan digunakan khusus sebagai bahan abrasif yang memiliki llima kali tingkat
abrasif dibandingkan intan alami. Digynakan pada gergaji intan , bur intan
Macam macam bahan abrasif
berdasarkan kegunaannya
a. Bahan abrasif finishing
Merupakan bahan abrasif yang umumnya keras, kasar yang digunakan
pada permulaan untuk menghasilkan suatu kontur/bentuk dari
sebuah restorasi atau preparasi gigi dan untuk membuang segala
komponen permukaan tidak teratur
b. Bahan abrasif polishing
Mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dan bahan abrasi yang
digunakan umumnya kurang kkerasannya daripada bahan abrasi
yg digunakan untuk finishing. Bahan abrasi polishing ini
digunakan untuk permukaan yang lebih halus yang telah diasah
terlebih dahulu oleh bahan abrasi finishing
c. Bahan abrasif cleansing
merupakan bahan halus dengan partikel yang berukuran kecil, dan
diharapkan mampu menghilangkn deposit deposit halus yang
melekat di enamel atau pada suatu bahan restorasi
Kelebihan & kekurangan bahan
abrasive
• Kelebihan :
1. Ekonomis
2. Mudah digunakan
3. Estetika baik
4. Kesehatan oral
• Kekurangan
1. Tekanan yang berlebih dapat menyebabkan potongan yang
lebih dalam pada area tersebut yang menyebabkan
kekasaran permukaam yang beresiko menempelnya plak dan
permukaan terlihat kusam
2. Menggunakan bahan abrasif yang lebih lunak dari pada
permukaan akan merusak bahan abrasif tersebut
3. Luka pada gigi dikarenakan menggosok material terlalu
cepat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai