Disusun oleh :
Pak Hamiz datang ke praktek dokter gigi untuk menumpat gigi depannya yang patah
karena jatuh dari motor sekita 3 bulan yang lalu. Gigi tidak terasa ngilu dan tidak pernah terdapat
bengkak pada gusi, namun Pak Hamiz merasa penampilannya terganggu karena gigi tersebut. Pak
Hamiz menanyakan pada dokter gigi apakah gigi tersebut perlu disarung atau tidak, kalua iya apa
pilihan bahan yang bagus.
Pada pemeriksaan klinis terlihat fraktur Ellis kelas II pada gigi 1.1 dan 2.1 dan tes
termal positif. Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi tersebut bisa ditumpat langsung tanpa perlu
pembuatan sarung. Dokter gigi juga menjelaskan pilihan bahan yang tepat untuk menumpat gigi
Pak Hamiz yaitu resin komposit, yang merupakan bahan tumpatan yang melekat dengan baik pada
struktur gigi, sewarna gigi dan polimerisasinya menggunakan sinar.
Polimerisasi : adalah proses bereaksinya molekul monomer bersama dalam reaksi kimia dan
membentuk jaring atau rantai polimer
Rumusan Masalah :
1. - Amalgam
Resin Komposit
GIC
RM GIC
2. Amalgam
Powder : perak, timah, tembaga,seng, emas, palladium, palatinum, indium
Liquid : merkuri
GIC
Powder : kalsium fluoroaluminosilikat
Liquid : as. Poliakrilik 47,5 %
Resin komposit :
Resin (komponen organic) yang membentuk matriks dan komponen kimia aktif
Filler merupakan bahan pengisi berupa inorganic
Coupling agent adalah bahan interfasil untuk menyatukan resin dan filler
3. Sifat Fisik :
Resin Komposit : Sewarna gigi, kestabilan warnanya tahan lama, kekuatannya cukup
kuat terhadap daya kunyah
GIC : Warnya lebih opaque, kekuatan regangan dan abrasi paling rendah, shrinkage kecil,
koefisien termal cukup stabil
Amalgam : berwarna logam
Sifat Biologi :
Resin Komposit : Lebih banyak menyerap air dari pada GIC atau Kompomer.
GIC dulu sifat IKATAN KIMIA
sekarang IKATAN FISIKO KIMIA dan sudah ada untuk posterior
4. Tipe resin komposit, berdasarkan ukuran filler
Macrofiller ; ukuran 1-10 mikrometer, kalau di poles alasnya masih kasar, dan daya
tahan terhadap fraktur kuat
Microfiller : ukuran 0,04 mikrometer, kalau di poles alasnya sudah cukup rata, tetapi
daya tahan terhadap fraktur tidak cukup kuat
Hybrid : kombinasi atau gabungan dari makrofiller dan nanofiller sehingga ukuranya
berbeda-beda
Tipe GIC : Tipe 1 luting, Tipe 2 restorasi estetik dan reinforced , Tipe 3. liner dan base,
Tipe 4 ART, tipe 5 core buld up.
7. Skip
8. – Porselen (keramik)
Logam berlapis porselen
Alloy logam
Alloy emas
Zirconium, merupakan bahan yang paling mahal, estetis baik, biasanya untuk implan
gigi
9. Bahan yang sewarna gigi adalah Resin komposit
Tergantung jenis dan lokasi fraktur
Anterior GIC,Resin Komposit
Posterior Amalgam
Fraktur ellis kelas 1 : komposit, gic, amalgam
Fraktur ellis kelas 2 : komposit
Fraktur ellis kelas 3 : PSA dan komposit
PAK HAMIZ
Tumpatan
Direk Indirek
Komposisi
Bahan Bahan
Sifat
SIFAT-SIFAT
a. Sifat fisik amalgam
- Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap
yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan
mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep.
- Difusi thermal
Adalah empat kali lebih besar dari dentin sedangkan koefisien ekspansi thermal amalgam
3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakge dan karies sekunder. Solusi
adalah mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam. ( Craig, 200)
- Abrasi
Terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah subtansi/zat, bisa disebut
wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatkan
kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam.
KLASIFIKASI
a. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu :
-alloy binary, contoh silver- tin
-alloy secondary, contoh silver-tin-copper
- alloy quartenary, contoh silver-tin-coper-indium
MANIPULASI
Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan pencampuran alloy amalgam dengan
merkuri. Rasio powder alloy dan merkuri adalah 1:1.
Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan /mixing dari powder
dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan mortal dan pestle
ataupun secara mekanis menggunakan amalgamator dengan tujuan membasahi seluruh
permukaan partikel alloy dengan merkuri. Amalgam tidak boleh undertituration artinya
tampak kering dan mudah hancur saat dijatuhkan dari ketinggian 30 cm (porositas
tinggi),
Dan juga tidak boleh overtrituration artinya amalgam terasa panas, susah
diambil dari kapsul, tampak basah mengkilap dan lunak(plasitisitas rendah dan
kontraksi tinggi), working time menurun. Adapun triturasi yang tepat, bila dijatuhkan
dari ketinggian 30 c, maka amalgam tetap saling menyatu, permukaannya halus
mengkilap.
Selanjutnya penumpatan dan kondensasi, penumpatan amalgam waktu yang
dibuthkan dari mixing lebih kurang 3 menit, kavitas harus kering, karena bila
terkontaminasi air akan menyebabkan peningkatan resiko korosi dan tarnish, delayed
expansion atau muncul bubble pada permukaan amalgam.
Setelah itu carving, mengukir bentuk anatomis dengan amalgam carver.
Amalgam carver harus bertumpu pada permukaan tepi kavitas agar tumpatan tidak
underfilling.Carving bertujuan untuk mendaptkan kontur, kontak dan anatomi yang
sesuai sehingga dapat mendukung kesehatan gigi dann jaringan lunak di sekitarnya.
Burnishing merupakan tahapan selanjutnya dengan cara menghaluskan
permukaan dengan burnisher dengan cara digeserkan ke seluru tepi tumpatan dengan
tekanan ringan (dari tengah restorasi kea rah luar /tepi restorasi).
Tahap terakhir pemolesan dilaukan stelah 1x24 jam dengan tekanan ringan,
low speed, secara intermitten dan dalam keadaan basah.
KLASIFIKASI
a.Tipe 1 luting :
Digunakan pada sementasi mahkota,bridge,inlay,aplikasi ortodonti.
Tingkat pengerasan termasuk fast set.
Perbandingan bubuk 1.5:1
Umumnya lebih radiopaque
Ketebalan mikro 20 mikro atau kurang
b. Tipe Restoratif
- Tipe Restoratif I Esthetic
Bahan ini digunakan untuk kepentingan estetik, Setting rate pada jenis autocure
lambat, sedangkan pada jenis resin modified cepat. Dengan perbandingan bubuk yaitu
3:1 atau lebih
- Tipe Restoratif II Reinforcd / diperkuat.
Bahan ini digunakan saat diamana meningkatkan sifat fisik sangat dibutuhkan,
sedangkankan pertimbangan estetik tidak terlalu dibutuhkan. Seting rate bahan cukup
cepat, dan perbandingan bubuk dan liquid 3:1.
c. Tipe 3 lining dan base
a. lining
Bahan yang digunakan selapis tipis, dibawah tambalan logam sebagai barrier
terhadap thermal. Dengan perbandingan bubuk dan liquid sebesar 1,5: 1
b. Base
Sebagai penganti dentin, yang berkombinasi dengan resin komposit dalam teknik
laminasi, setting rate cepat, perbandingan bubuk dan cairan 3:1.
e. Tipe 4 untuk ART
ART merupakan bagian dari minimal intervensi meliputi komponen restorasi dan
pencegahan. Prinsip ART adalah suatu metode restorasi kavitas yang sederhana, yang
didahului dengan pembersihan kavitas dengan hanya menggunakan hand instrument
kemudian kavitas direstorasi dengan bahan adesif seperti GIC.
MANIPULASI
Rasio GIC P/L : 1,35:1 s/d 3,4:1
Teknik Pengadukan :
-Bubuk dibagi menjadi 2 bagian
-Bagian pertama dicampurkan dengan liquid
-Prinsip pengadukan dengan gerakan melipat,hanya untuk membasahi permukaan
butiran bubuk
-Tambahkan bagian kedua setelah 10 detik
-Pengadukan selesai dalam waktu 25-30 detik
-Waktu kerja setelah pengadukan 2 menit
Aplikasi GIC
-gigi diisolasi
-aplikasikan dentin conditioner untuk menghilangkan semen layer ssehingga
meningkatkan adesi
-bilas dengan air dan kavitas dalam keadaan lembab agar reaksi pengerasan GIC terjadi
- penumpatan, isolasi daerah kerja masukka gic ke kavitas hingga penuh lalu bentuk
sesuai anatomis cek oklusi artikulasi, rapikan bila perlu
- Aplikasikan cocoa buter/varnish untuk mencegah terjadinya water out dan water in
-poles dengan mengunakan enhance setelah 1x24 jam dalam keadaan basah.
SIFAT-SIFAT
-Retensi mikromekanis
-Warna dapat disesuaikan dengan gigi
-Compresive strength dan tensile strength > GIC
-Polimerisasi shrinkage
KLASIFIKASI
Klasifikasi RK berdasarkan bentuk partikel
-Menurut Baum dkk, 1997 :
a.RK Konvensional, ukuran partikel 8-12 mikro meter
b. RK Partikel Kecil, ukuran partikelnya 1-5 mikro meter
c. RK Partikel Mikro, ukuran partikelnya 0,002-0,04 mikro meter
d. RK Hibrida, ukuran partikelnya, 0,6-1,0 mikro meter
-Menurut Bayne (2004) :
a. mega filler : 0,5-1 um
b. macro filler : 10-100 um
c. midi filler : 1-10 um
d. mini filler : 0.1-1 um
e. micro filler : 0,01-0,1 um
f. nano filler : 0,005-0,01 um
Klasifikasi RK menurut cara penggunaa
1. Floawable composites
Untuk lesi servikal, restorasi gigi anak
2. Packable composite
Untuk restorasi posterior kelas I,II, VI
3. Laboratory composites
Untuk crown, inlay, atau veneer indirek
4. Core buildup composites
Contohnya Core paste (den-mat), Fluoro-core (dentsply)
5. Provisional composites
Untuk temporary inlay,crown
6. Repair of ceramic of composite
Untuk ceramik/porcelen atau komposit
7. Compomers (polyacid modified composit resins)
Untuk pasien dengan resiko karies sedang
Bonding agent
Bahan perekat atau adhesif, atau bonding agent/adhesive system adalah bahan yang
bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari
pemisahan, dan dapat menyebarluaskan beban melalui perlekatannya.
SIFAT-SIFAT
Sifat RMGIC hampir sama seperti sifat yang dimiliki glass ionomer cement.
Bahan ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan jaringan dentin dan email,
melepaskan fluor serta memiliki waktu kerja yang lebih lama dan polimerisasi yang
lebih singkat dibanding GIC (Ningsih, 2014).
Kandungan HEMA yang terdapat dalam monomer RMGIC dapat menyebabkan
toksisitas di daerah sel pulpa (Sidhu & Nicholson, repository.unimus.ac.id 2016).
Unsur fluor yang tinggi di dalam bahan ini dapat menyebabkan kematian Dental Pulp
Stem Cell (DPSC) (Kanjevac et al., 2012).
Hasil penelitian Ellakuria dkk (2001) menunjukan bahwa kekerasan resin
modified glass ionomer cement lebih rendah dibanding dengan GIC untuk waktu
perendaman dalam air 1, 7, 15 hari dan 1, 3, 6 dan 12 bulan. Sifat mekanik yang dimiliki
resin modified glass ionomer cement yaitu tahan terhadap kelembaban, tahan terhadap
fraktur, working time lebih lama dibandingkan GIC, dapat melepaskan fluor dan dapat
melekat pada jaringan gigi (Silman dkk., 2014).
Sifat fisik dari RMGIC yaitu waktu kerja 3 menit 45 detik, waktu polimerisasi
20 detik, kekuatan kompresi 242 Mpa, diametral tensile strength 37 Mpa, shear bond
strength enamell 11,3 Mpa dan shear bond srength dentin 8,2 Mpa (Sosrosoedirdjo,
2004).
Manipulasi
RMGIC sebagai bahan restorasi gigi
Buka tutup dari pencampur clicker, keluarkan sedikit bahan pada mixing pad
dengan menekan pasta 2-3 detik, biasa penekanan selama 2 detik, pasta akan keluar
dalam jumlah yang sama (rasio beratnya 1,3:1,0). Campurkan bahan dengan spatula
selama 20 detik sampai warna merata terbentuk, hindari terbentuknya rongga udara.
Kavitas yang akan direstorasi sebelumnya diberikan conditioner berupa nano
primer dan disinari dengan light cure selama 15 detik. Pengerasan RMGIC
membutuhkan sinar light cure kedalaman maksimum bahan untuk penyinaran tidak
boleh lebih dari 2 mm. Sinari RMGIC ini selama kira-kira 20-30 detik dan
kemudianbahan restorasi dapat dipolis.
SIFAT-SIFAT
Sifat-sifat kompomer terdiri dari sifat mekanis, pelepasan fluor, pelepasan ion dan
sebagai penyeimbang asam basa (buffering ).
1.Sifat-sifat mekanis Secara umum, sifat-sifat mekanis kompomer tidak jauh berbeda
dari sifat-sifat komposit resin. Perbedaan keduanya yang paling signifikan adalah
dalam hal ketahanan terhadap tekanan. Untuk mendapatkan kekuatan pengunyahan
yang besar dalam rongga mulut, suatu bahan pengisi yang dipakai dalam jangka waktu
panjang membutuhkan compressive strength
Compressive strength adalah kemampuan bahan untuk menahan suatu beban tanpa
terjadi fraktur. Kekuatan resin komposit dalam menerima tekanan kunyah berkisar
1,75-1,92 MPa dan kompomer berkisar 0,97-1,23 MPa. Oleh karena terjadinya
penurunan resistensi terhadap terjadinya fraktur, kompomer seharusnya tidak
digunakan pada daerah yang menerima beban yang besar.
3.Pelepasan ion Pelepasan ion oleh kompomer telah diteliti oleh Sales dkk, dan
Nicholson dan Czarnecka. Kedua penelitian ini membandingkan antara kondisi
lingkungan yang netral dan asam, dan keduanya menyimpulkan bahwa
pengeluaran/pelepasan ion jauh lebih besar apabila kondisi lingkungan asam daripada
netral. Penelitian dari Nicholson dan Czarnecka menyatakan bahwa kompomer
melepaskan sodium, kalsium, stronsium, aluminium, fosfor dan silikon
dalam kondisi lingkungan baik asam maupun netral, di mana yang membedakannya
adalah kadar pelepasan masing-masing ionnya, pada kondisi lingkungan yang asam,
ion-ion ini akan lebih banyak dilepaskan daripada ketika kondisi lingkungan netral.
4.Penyeimbang asam basa (buffering) Kompomer memiliki sifat buffering yang dapat
mengubah pH asam menjadi pH netral. Sifat ini dimiliki oleh glass ionomer cements,
tapi tidak dimiliki oleh komposit konvensional. pH asam dari kompomer lebih kecil
sehingga dapat mengurangi asiditas terhadap asam yang menyebabkan karies agar
risiko perkembangan karies dapat dikurangi. Dalam suatu penelitian digunakan empat
merek dagang kompomer seperti Dyract AP, Compoglass F, Hytac dan Ana
Compomer, semuanya membuktikan meningkatnya pH kompomer sebesar 0,26 pada
daerah lembab untuk memicu reaksi asam basa antara filler dan monomer.
MANIPULASI
Untuk sistem satu pasta struktur gigi harus di etsa sebelumpenggunaan dentin
bonding agent dan semen. Finishing dari restorasimemerlukan proses yang sama sepeti
pada pengunaan pada komposit resin
Untuk sistem luting dua komponen, pengadukan semen di letakkan hanyapada
protesa dan didudukan dengan tekanan jari. Setelah 90 detik dilewatidari akhir
pengadukan, bahan harus mencapai tingkat gel, dimana kelebihansemen dibuang.
Chemical –cured harus melengkapi reaksi pengerasan kira2selama 3 menit didalam
lingkungan mulut. Mungkin akan membutuh waktu10 menit atau lebih untuk udara
yang lembab
Keringkan gigi yang akan di semen tapi jangan di desikasi(prosespengeringan).
Rasio bubuk/cairan adalah 2 sendok / 2 tetes. Kocok bubuksebelum di keluarkan . aduk
bubuk dengan cairan dengan cepat selama 30detik. Letakkan semen yang telah di aduk
hanya pada mahkota dankemudian posisikan mahkota tersebut. Tingkat gel di capai
setelah 1 menit.Lakukan light-cured pada pinggiran yang terbuka untuk
menstabillisasirestorasi. Pengerasan terjadi selama 3 menit setelah pengadukan di
mulai.Sekali mengeras, semen kompomer menjadi sangat keras
SIFAT-SIFAT
a. Sifat kimia
Tahan terhadap pengaruh kimia dan lingkungan dalam rongga
mulut,biokompatibel, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
b. Sifat fisik
Keuletan dan tegangan geseknya rendah, tetapi tegangan tariknya tinggi.
c. Sifat mekanis
Kekuatan baik namun cenderung rapuh dan mudah rapuh. Bisaditambahkan
alumina untuk menambah sifat mekanis.
Compressive strength : 331 MpaTensile Strenght : 34 MpaHardness : 460 kg /
mm2Terjadi pengerutan selama pembakaran.
d. Sifat termis
Penghantar panas rendah, koefisien termal expansi mendekati email dandentin,
koefisien termal expansi lebih kecil daripada bahan lain.
e. Sifat estetis
Sangat baik karena menyerupai gigi asli.
f. Sifat porus
Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung - gelembung udara yangtidak
dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga di antara
partikel porselen. Hal ini yg menyebabkan porselen mudah pecah.Untuk
mengurangi porositas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan carasebagai berikut
:a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan airb) Pembakaran
dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar dari porselenc)
Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya pori-pori.
KLASIFIKASI PORSELEN
a. Berdasarkan pada suhu pembakarannya:
1. High fusing (12000C - 14000C)Memiliki strenght dan sifat translusen yang
baik, serta memilikiderajat keakuratan yang tinggi selama pemanasan.
Keramik inidigunakan untuk membuat elemen gigi tiruan
2. Medium fusing (10500C- 12000C).
3. Low fusing (8000C - 10500C).Medium fusing & Low fusing membuat
restorasi gigi tiruan→seperti gigi tiruan jembatan, mahkota gigi tiruan, dan
mahkota gigitiruan dengan kerangka logam.
b. Berdasarkan aplikasi1.
1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown,harus
memiliki sifat-sifat mekanis yang baik
2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, inisangat
menentukan bentuk dan warna restorasi.
3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan
palingtranslusent.
d. Berdasarkan komposis
MANIPULASI PORSELEN
1. Pemadatan / Compaction
Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:
a. Opaque Shade (lapisan opaque)Untuk menutup warna jaringan di bawahnya,
warna buram
b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)Lebih translusen dari pada
opaque shade, menentukan warna danbentuk restorasi
c. Enamel ShadeMembentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa
disesuaikandengan gigi asli
Tujuan :
a. Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki
b. Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyakmungkin.
Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30sampai 40% lebih
banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutanterjadi.
Cara :
1. Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksikapiler
sehingga membantu menarik air dari masa.
2. Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali
setelahmenekannya atau setelah menyapunya dengan kuas
3. Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusunlebih
rapat.Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator,
tapijuga pada ukuran partikel bubuk.
Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian
rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas
murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik.
SIFAT-SIFAT
1. Sifat fisik logam
2. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan frekuensi
yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilap. Permukaan logam yang bersih
mempunyai kilap yang sulit diperoleh pada bahan padat jenis lain.
3. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga logam akan
sangat panas.
4. Logam juga mampu menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi bebas
bergerak di seluruh bagian struktur atom.
5. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi bentuk
lembaran. Kebanyakan logam lebih lentur dan dapat ditempa dibandingkan nonlogam,
yang umumnya lebih rapuh.
6. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya yang mudah
meregang jika ditarik.
7. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian raksa atau
merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
8. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca) yang lunak dan dapat
dipotong dengan pisau,
9. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik. Sebagian logam (besi,
nikel, dan kobalt) dapat dibuat bersifat magnetik namun dapat juga dibuat menjadi non-
magnet.
KLASIFIKASI
Klasifikasi logam berdasarkan fungsi:
1. Tipe I (lunak) untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan. Contoh: inlay kecil
2. Tipe II (sedang) untuk restorasi yang terkena tekanan sedang. Contoh: mahkota ¾,
abutment, pontik, dan mahkota penuh.
3. Tipe III (keras) untuk restorasi dengan tekanan besar. Contoh: mahkota ¾ yang tipis,
abutment, pontik, mahkota penuh, basis gigi tiruan, gigi tiruan sebagian cekat yang pendek.
4. Tipe IV (ekstra keras) untuk keadaan dengan tekanan yang sangat besar. Contoh: inlay
yang terkena tekanan yang sangat besar, termasuk lempeng basis dan cengkeram gigi
tiruan, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan gigi tiruan sebagian cekat yang panjang.
5. Alloy untuk mahkota dan jembatan, cocok digunakan untuk restorasi vinir dengan dental
porselen, coping, gigi tiruan cekat dengan span pendek.
6. Alloy untuk gigi tiruan sebagian lepasan.
SELESAI