Anda di halaman 1dari 23

Laporan Tutor Insisivus 3

Modul 3 Bahan Restorasi Gigi

Disusun oleh :

 Ketua : Indah Amelia


 Sekretaris Meja : Puan Maharani Mudia Putri
 Sekretaris Papan : Eunike yemima
 Anggota : 1. Hayatun Nufus
2. Oryza Shafira
3. Syahrina Syuhdi
4. Mutia Oktori
5. Suci Rahmadai
6. Wiwit Pratiwi
7. Muhammad Farhan Nauve

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
SKENARIO MODUL 3 BAHAN RESTORASI GIGI

Menumpat gigi pake sinar ?

Pak Hamiz datang ke praktek dokter gigi untuk menumpat gigi depannya yang patah
karena jatuh dari motor sekita 3 bulan yang lalu. Gigi tidak terasa ngilu dan tidak pernah terdapat
bengkak pada gusi, namun Pak Hamiz merasa penampilannya terganggu karena gigi tersebut. Pak
Hamiz menanyakan pada dokter gigi apakah gigi tersebut perlu disarung atau tidak, kalua iya apa
pilihan bahan yang bagus.

Pada pemeriksaan klinis terlihat fraktur Ellis kelas II pada gigi 1.1 dan 2.1 dan tes
termal positif. Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi tersebut bisa ditumpat langsung tanpa perlu
pembuatan sarung. Dokter gigi juga menjelaskan pilihan bahan yang tepat untuk menumpat gigi
Pak Hamiz yaitu resin komposit, yang merupakan bahan tumpatan yang melekat dengan baik pada
struktur gigi, sewarna gigi dan polimerisasinya menggunakan sinar.

Bagaimana saudara menjelaskan kasus yang dihadapi Pak Hamiz di atas ?


Terminologi :

Polimerisasi : adalah proses bereaksinya molekul monomer bersama dalam reaksi kimia dan
membentuk jaring atau rantai polimer

Rumusan Masalah :

1. Apa saja bahan untuk penumpatan gigi ?


2. Apa saja komposisi dari material resin komposit ?
3. Apa saja sifat-sifat dari resin komposit dan bahan lainnya ?
4. Tipe- tipe GIC dan resin komposit ?
5. Komposisi dari bonding agent ?
6. Bagaimana manipulasi dari masing-masing bahan ?
7. Apakah fungsi dari penyinaran ?
8. Apa saja bahan tumpatan indirek ?
9. Apa saja bahan yang digunakan untuk gigi yang mengalai fraktur ?
10. Perawatan apa yang dilakukan apabila terjadi fraktur kelas 2 ?

Jawaban Rumusan Masalah :

1. - Amalgam
 Resin Komposit
 GIC
 RM GIC
2. Amalgam
Powder : perak, timah, tembaga,seng, emas, palladium, palatinum, indium
Liquid : merkuri
GIC
Powder : kalsium fluoroaluminosilikat
Liquid : as. Poliakrilik 47,5 %
Resin komposit :
Resin (komponen organic) yang membentuk matriks dan komponen kimia aktif
Filler merupakan bahan pengisi berupa inorganic
Coupling agent adalah bahan interfasil untuk menyatukan resin dan filler
3. Sifat Fisik :
Resin Komposit : Sewarna gigi, kestabilan warnanya tahan lama, kekuatannya cukup
kuat terhadap daya kunyah
GIC : Warnya lebih opaque, kekuatan regangan dan abrasi paling rendah, shrinkage kecil,
koefisien termal cukup stabil
Amalgam : berwarna logam
Sifat Biologi :
Resin Komposit : Lebih banyak menyerap air dari pada GIC atau Kompomer.
GIC dulu sifat IKATAN KIMIA
sekarang IKATAN FISIKO KIMIA dan sudah ada untuk posterior
4. Tipe resin komposit, berdasarkan ukuran filler
 Macrofiller ; ukuran 1-10 mikrometer, kalau di poles alasnya masih kasar, dan daya
tahan terhadap fraktur kuat
 Microfiller : ukuran 0,04 mikrometer, kalau di poles alasnya sudah cukup rata, tetapi
daya tahan terhadap fraktur tidak cukup kuat
 Hybrid : kombinasi atau gabungan dari makrofiller dan nanofiller sehingga ukuranya
berbeda-beda

Tipe GIC : Tipe 1 luting, Tipe 2 restorasi estetik dan reinforced , Tipe 3. liner dan base,
Tipe 4 ART, tipe 5 core buld up.

5. Komposisi Asam Poliakrilat 10-25%


6. Resin komposit : manipulasi dengan menghilangkan smear layer dengan etsa dan bonding
untuk meningkatkan energy permukaan
Etsa – serabut kolagen terbuka- hybrid layer- cotton pellet yang lembab untuk mencegah
colaps – penumpatan.
Resin komposit juga menggunakan light cure( jika peyinaran tinggi maka shrinkage
meningkat, waktu menurun, selft cure ( kimia, 3-6 menit )
Teknik Sandwich : biasanya untuk kavitas yang dalam, dengan per layer.
Teknik Bulk fill : tidak per layer dapat disinari langsung semua

GIC : manipulasinya adalah


- bersihkan kavitas dengan chlorhexcidine glukonat 2 %
- bubuk dan liquid diletakkan pada paper pad
- berikan dentin conditioner pada kavitas lalu bilas dengan air
- bubuk dibagi 2 dan diaduk dengan teknik melipat hingga adonan milky baru ditambahkan
Sisa bubuk lainnya
- masukan tumpatan dalam gigi
- oleska coco butter/ petroleum jelly dan varnish

7. Skip
8. – Porselen (keramik)
 Logam berlapis porselen
 Alloy logam
 Alloy emas
 Zirconium, merupakan bahan yang paling mahal, estetis baik, biasanya untuk implan
gigi
9. Bahan yang sewarna gigi adalah Resin komposit
Tergantung jenis dan lokasi fraktur
Anterior GIC,Resin Komposit
Posterior Amalgam
Fraktur ellis kelas 1 : komposit, gic, amalgam
Fraktur ellis kelas 2 : komposit
Fraktur ellis kelas 3 : PSA dan komposit

10. Restorasi Resin Komposit :


Sebelumnya diberikan CaOH untuk merangsang pembentukan dentin sekunder fungsinya
untuk melindungi pulpa
SKEMA :

PAK HAMIZ

Fraktur Ellis kls 2

Tumpatan

Direk Indirek

Komposisi

Bahan Bahan
Sifat

- Amalgam Klasifikasi - Porselen


- GIC - Zirkonium
- RM GIC - Logam berlapis
Manipulasi
- Resin Komposit dan porselen
Bonding Agent - Alloy
- Kompomer - Resin Komposit
Learning Objektif

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Amalgam


 KOMPOSISI
Amalgam merupakan campuran dari beberapa bahan seperti merkuri, timah, perak,
tembaga, dan lainnya. Dental amalgam adalah kombinasi alloy dan merkuri melalui suatu
proses yang disebut amalgamasi, yaitu sebuah proses ketika powder alloy dan cairan
merkuri dicampur, terjadi reaksi kimia yang meghasilkna dental amalgam.
Menurut spesifikasi ANSI / ADA no 1 untuk amalgam alloy komponen utama dari
alloy amalgam adalah perak dan timah, sedangkan komponen tambahan lainnya antara lain
tembaga, seng, palladium, platinum, indium, selenium, dan merkuri.

 SIFAT-SIFAT
a. Sifat fisik amalgam
- Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap
yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan
mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep.
- Difusi thermal
Adalah empat kali lebih besar dari dentin sedangkan koefisien ekspansi thermal amalgam
3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakge dan karies sekunder. Solusi
adalah mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam. ( Craig, 200)
- Abrasi
Terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah subtansi/zat, bisa disebut
wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatkan
kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam.

b. Sifat biologi amalgam


 Alergi
Disebabkan ketika terjadi reaksi antara antigen dan antibody yang ditandai dengan
rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan bernafas, pembengkakan, dan gejala lain. Solusinya
adalah tidak menggunakan tumpatan amalgam.
 Toksisitas

c. Sifat Mekanik amalgam


 Dental amalam adalah material yang brittle/ rapuh. Kekuatan tensile amalgam lebih
rendah disbanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif cukup baik untuk
mempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile memperbesar
kemungkinan terjadinya fratur/retakan.
d. Sifat Kimia amalgam
 Reaksi Elektrokimia sel gavanik
Korosi galvanic atau bimetik terjadi ketika kedua ata lebih logam berbeda atau allot
berkontak dengan larutan elektronik, dalam ini adalah saliva. Besarnya arus galvanis
dipengaruhi oleh lama/usia restorasi, perbedaan potensial korosi berkontak dengan
permukaan.

 KLASIFIKASI
a. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu :
-alloy binary, contoh silver- tin
-alloy secondary, contoh silver-tin-copper
- alloy quartenary, contoh silver-tin-coper-indium

b. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu :


-microcut, dengan ukuran 10-30 mikrometer
-makrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 mikrometer

c. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu :


-alloy lathe cut, alloy ini memililki bentuk yang tidak teratur
-alloy spherical, dibentuk melalui proses atomisasi, dimana cairan alloy
diatomisasi menjadi tetesan logam, alloy ini berbentuk bulat sempurna
tetapi dapat juga berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan
pendapatan yang digunakan.
-alloy, spheroidal juga dibentuk melalui proses atomisi.

d. Berdasarkan kandungan tembaga,


-alloy rendah copper, mengandung silver ( 68-70%), tin (26-70%), copper
(4-5%), zinc (0-1%).
-alloy tinggi copper, mengandung silver (40-70%), tin (22-30)%, copper
(13-30%), zinc (0-1%).

e. Berdasarkan kandungan zinch


-alloy mengandung seng, lebih dari 0,01%
-alloy bebas seng, mengandung kurang dari 0,01%

 MANIPULASI
Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan pencampuran alloy amalgam dengan
merkuri. Rasio powder alloy dan merkuri adalah 1:1.
Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan /mixing dari powder
dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan mortal dan pestle
ataupun secara mekanis menggunakan amalgamator dengan tujuan membasahi seluruh
permukaan partikel alloy dengan merkuri. Amalgam tidak boleh undertituration artinya
tampak kering dan mudah hancur saat dijatuhkan dari ketinggian 30 cm (porositas
tinggi),
Dan juga tidak boleh overtrituration artinya amalgam terasa panas, susah
diambil dari kapsul, tampak basah mengkilap dan lunak(plasitisitas rendah dan
kontraksi tinggi), working time menurun. Adapun triturasi yang tepat, bila dijatuhkan
dari ketinggian 30 c, maka amalgam tetap saling menyatu, permukaannya halus
mengkilap.
Selanjutnya penumpatan dan kondensasi, penumpatan amalgam waktu yang
dibuthkan dari mixing lebih kurang 3 menit, kavitas harus kering, karena bila
terkontaminasi air akan menyebabkan peningkatan resiko korosi dan tarnish, delayed
expansion atau muncul bubble pada permukaan amalgam.
Setelah itu carving, mengukir bentuk anatomis dengan amalgam carver.
Amalgam carver harus bertumpu pada permukaan tepi kavitas agar tumpatan tidak
underfilling.Carving bertujuan untuk mendaptkan kontur, kontak dan anatomi yang
sesuai sehingga dapat mendukung kesehatan gigi dann jaringan lunak di sekitarnya.
Burnishing merupakan tahapan selanjutnya dengan cara menghaluskan
permukaan dengan burnisher dengan cara digeserkan ke seluru tepi tumpatan dengan
tekanan ringan (dari tengah restorasi kea rah luar /tepi restorasi).
Tahap terakhir pemolesan dilaukan stelah 1x24 jam dengan tekanan ringan,
low speed, secara intermitten dan dalam keadaan basah.

2. Mahasiwa mampu menjelaskan tentang GIC


 KOMPOSISI
Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada
tahun 1971 yang terdiri atas powder/bubuk dan liquid, bubuk adalah kalsium
fluoroaliminosilikat (CaF2 fluorit, Al2SO4 alumino oksida,Sio2 silikon dioksida) dan
liquid adalah asam poliakrilik 47 %. Berikatan secara fisiko kimia dengan arinagn gigi,
memiliki koefisien thermal yang sama dengan dentinn dan dapat melepaskan fluoride
untuk mencegah terjadinya karies sekunder.
Material GIC digunakn untuk merestorasi gigi yang bukan terkena karies
melainkan karena abrasi, atau erosi pada gigi didekat gusi, juga untuk merestorasi gigi
sulung dengan masa penambalan yang singkat jangka waktunya, dan digunakan untuk
liner cavitas atau basis tambalan dengan tujuan melindungi pulpa gigi terutama pada
kavitas yang dalam. Juga digunakan untuk pit dan fissure sealent, yang diindikasikan
pada fissure yang dalam, dan pada pasien yang oerkembangan karies tinggi. GIC juga
digunkan untuk restorasi sementara mahkkoata atau jembatan.
 SIFAT-SIFAT
-Melepaskan flour ke emil gigi yang dapat menghambat terjadinya karies lanjutan
-Bersifat biokompatibel/bikompatibilitas
-Bersifat adesif, karena berikatan dengan gigi melalui ikatan fisiko kimia
-Bahan sewarna gigi tapi lebih ke opaque, tetapi tidak sebaik warna tambalan RKV
-Mudah terpengaruh cairan, cegah kontaminasi air dengan cocoa butter/varnish, bila
terkontaminasi dengan air maka akan buram dan mudah lepas.
-Reservoir fluoride untuk meningkatkan remineralisas, mampu melepaskan fluoride
untuk meningkatkan resistensi terhadap plak yang dapat menghambat
perkemangbiakan s. mutans sehingga menurunkan resiko karies sekunder
-Kekerasan dan daya tahan abrasi < RK
-Compresive strength < RK
-Tensile strength (Kekuaan regang) paling rendah
-Water sorption (penyerapan air) pada awalnya besar dan lebih rendah pada akhirnya
-Coeffisien thermal expansion, dimensionaly stable
-Pengerutan (shirinkage) sangat kecil
-Kelarutan (solubility) kecil semen silikat

 KLASIFIKASI
a.Tipe 1 luting :
Digunakan pada sementasi mahkota,bridge,inlay,aplikasi ortodonti.
Tingkat pengerasan termasuk fast set.
Perbandingan bubuk 1.5:1
Umumnya lebih radiopaque
Ketebalan mikro 20 mikro atau kurang
b. Tipe Restoratif
- Tipe Restoratif I Esthetic
Bahan ini digunakan untuk kepentingan estetik, Setting rate pada jenis autocure
lambat, sedangkan pada jenis resin modified cepat. Dengan perbandingan bubuk yaitu
3:1 atau lebih
- Tipe Restoratif II Reinforcd / diperkuat.
Bahan ini digunakan saat diamana meningkatkan sifat fisik sangat dibutuhkan,
sedangkankan pertimbangan estetik tidak terlalu dibutuhkan. Seting rate bahan cukup
cepat, dan perbandingan bubuk dan liquid 3:1.
c. Tipe 3 lining dan base
a. lining
Bahan yang digunakan selapis tipis, dibawah tambalan logam sebagai barrier
terhadap thermal. Dengan perbandingan bubuk dan liquid sebesar 1,5: 1
b. Base
Sebagai penganti dentin, yang berkombinasi dengan resin komposit dalam teknik
laminasi, setting rate cepat, perbandingan bubuk dan cairan 3:1.
e. Tipe 4 untuk ART
ART merupakan bagian dari minimal intervensi meliputi komponen restorasi dan
pencegahan. Prinsip ART adalah suatu metode restorasi kavitas yang sederhana, yang
didahului dengan pembersihan kavitas dengan hanya menggunakan hand instrument
kemudian kavitas direstorasi dengan bahan adesif seperti GIC.

 MANIPULASI
Rasio GIC P/L : 1,35:1 s/d 3,4:1
Teknik Pengadukan :
-Bubuk dibagi menjadi 2 bagian
-Bagian pertama dicampurkan dengan liquid
-Prinsip pengadukan dengan gerakan melipat,hanya untuk membasahi permukaan
butiran bubuk
-Tambahkan bagian kedua setelah 10 detik
-Pengadukan selesai dalam waktu 25-30 detik
-Waktu kerja setelah pengadukan 2 menit
Aplikasi GIC
-gigi diisolasi
-aplikasikan dentin conditioner untuk menghilangkan semen layer ssehingga
meningkatkan adesi
-bilas dengan air dan kavitas dalam keadaan lembab agar reaksi pengerasan GIC terjadi
- penumpatan, isolasi daerah kerja masukka gic ke kavitas hingga penuh lalu bentuk
sesuai anatomis cek oklusi artikulasi, rapikan bila perlu
- Aplikasikan cocoa buter/varnish untuk mencegah terjadinya water out dan water in
-poles dengan mengunakan enhance setelah 1x24 jam dalam keadaan basah.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Resin Komposit dan Bonding Agent


 KOMPOSISI
Resin Komposit : merupakan bahan restorasi yang terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu :
-komponen organic/resin, yang membentuk matriks terdiri dari Bis-GMA, UDMA,
TEGDMA
-Bahan pengisi/filler terdiri dari bahan inorganic, dari
Size: microhybrid, microfilled, nanofilled
Glass: quart, zirconia, silica, zirconia-silika
Manfaat filler :
 untuk menahan tekanan
 tahan terhadapa abrasi
 coefisien thermal expansion rendah
 setting shrinkage rendah
 estetik
- Bahan untuk menyatukan resin dan filler yaitu coupling agent/bahan interfasial
contohnya silane
Tambahn komposisi lainnya :
-iniciator/accelerator : contohnya photoinitiator : champoroquinone
-inhibitor contohnya BHT, ultraviolet absorbers, photostabilizers
-piqment

 SIFAT-SIFAT
-Retensi mikromekanis
-Warna dapat disesuaikan dengan gigi
-Compresive strength dan tensile strength > GIC
-Polimerisasi shrinkage

 KLASIFIKASI
Klasifikasi RK berdasarkan bentuk partikel
-Menurut Baum dkk, 1997 :
a.RK Konvensional, ukuran partikel 8-12 mikro meter
b. RK Partikel Kecil, ukuran partikelnya 1-5 mikro meter
c. RK Partikel Mikro, ukuran partikelnya 0,002-0,04 mikro meter
d. RK Hibrida, ukuran partikelnya, 0,6-1,0 mikro meter
-Menurut Bayne (2004) :
a. mega filler : 0,5-1 um
b. macro filler : 10-100 um
c. midi filler : 1-10 um
d. mini filler : 0.1-1 um
e. micro filler : 0,01-0,1 um
f. nano filler : 0,005-0,01 um
Klasifikasi RK menurut cara penggunaa
1. Floawable composites
Untuk lesi servikal, restorasi gigi anak
2. Packable composite
Untuk restorasi posterior kelas I,II, VI
3. Laboratory composites
Untuk crown, inlay, atau veneer indirek
4. Core buildup composites
Contohnya Core paste (den-mat), Fluoro-core (dentsply)
5. Provisional composites
Untuk temporary inlay,crown
6. Repair of ceramic of composite
Untuk ceramik/porcelen atau komposit
7. Compomers (polyacid modified composit resins)
Untuk pasien dengan resiko karies sedang

 MANIPULASI RESIN KOMPOSIT


Secara garis besar :
Proteksi pulpa- prosedur etsa-bonding to enamel dan dentin- pengisian kavitas dengan
resin komposit-penyinaran – penyelesaian dan pemolesan.

Bonding agent
Bahan perekat atau adhesif, atau bonding agent/adhesive system adalah bahan yang
bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari
pemisahan, dan dapat menyebarluaskan beban melalui perlekatannya.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang RM-GIC


 KOMPOSISI
Komposisi RMGIC cement sama seperti glass ionomer, yang terdiri dari bubuk
dan cairan. Bubuk berisi partikel glass fluoro alumino silikat dan cairannya terdiri atas
HEMA (2-hydroxyethylmethacrylate), asam poliakrilat atau kopolimer asam
poliakrilat dengan beberapa gugus metakriloksil, asam tartarat dan bahan photo
initiator (Noort, 2002).
Penambahan HEMA berfungsi sebagai wetting agent untuk mengurangi
kerentanan ionomer cement terhadap air, sehingga meningkatkan adhesi dan sifat
mekanik RMGIC (Ningsih, 2014).

 SIFAT-SIFAT
Sifat RMGIC hampir sama seperti sifat yang dimiliki glass ionomer cement.
Bahan ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan jaringan dentin dan email,
melepaskan fluor serta memiliki waktu kerja yang lebih lama dan polimerisasi yang
lebih singkat dibanding GIC (Ningsih, 2014).
Kandungan HEMA yang terdapat dalam monomer RMGIC dapat menyebabkan
toksisitas di daerah sel pulpa (Sidhu & Nicholson, repository.unimus.ac.id 2016).
Unsur fluor yang tinggi di dalam bahan ini dapat menyebabkan kematian Dental Pulp
Stem Cell (DPSC) (Kanjevac et al., 2012).
Hasil penelitian Ellakuria dkk (2001) menunjukan bahwa kekerasan resin
modified glass ionomer cement lebih rendah dibanding dengan GIC untuk waktu
perendaman dalam air 1, 7, 15 hari dan 1, 3, 6 dan 12 bulan. Sifat mekanik yang dimiliki
resin modified glass ionomer cement yaitu tahan terhadap kelembaban, tahan terhadap
fraktur, working time lebih lama dibandingkan GIC, dapat melepaskan fluor dan dapat
melekat pada jaringan gigi (Silman dkk., 2014).
Sifat fisik dari RMGIC yaitu waktu kerja 3 menit 45 detik, waktu polimerisasi
20 detik, kekuatan kompresi 242 Mpa, diametral tensile strength 37 Mpa, shear bond
strength enamell 11,3 Mpa dan shear bond srength dentin 8,2 Mpa (Sosrosoedirdjo,
2004).

 Manipulasi
RMGIC sebagai bahan restorasi gigi
Buka tutup dari pencampur clicker, keluarkan sedikit bahan pada mixing pad
dengan menekan pasta 2-3 detik, biasa penekanan selama 2 detik, pasta akan keluar
dalam jumlah yang sama (rasio beratnya 1,3:1,0). Campurkan bahan dengan spatula
selama 20 detik sampai warna merata terbentuk, hindari terbentuknya rongga udara.
Kavitas yang akan direstorasi sebelumnya diberikan conditioner berupa nano
primer dan disinari dengan light cure selama 15 detik. Pengerasan RMGIC
membutuhkan sinar light cure kedalaman maksimum bahan untuk penyinaran tidak
boleh lebih dari 2 mm. Sinari RMGIC ini selama kira-kira 20-30 detik dan
kemudianbahan restorasi dapat dipolis.

5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang Kompomer


 Komposisi
Komponen utama dari kompomer sama dengan resin komposit, yaitu
bulky macro-monomers, seperti bisglycidyl ether dimethacrylate
(bisGMA) dan urethane dimethacrylate (UDMA) yang dipadukan dengan
viscosity-reducing diluents,seperti triethylene glycol dimethacrylate
(TEGDMA). Sistem polimer ini diisi oleh serbuk inorganik non reaktif seperti quartz
atau silicate glass (0,04 µm), misalnya SrAlFSiO4 yang dilapisi silane untuk
meningkatkan kekuatan ikatan antara filler (bahan pengisi) dan matriks pada saat
pengerasan.
Polyacid modified composite resin mengeras dengan aktivasi sinar pada matriks
resin komposit. Tanpa penyinaran, bahan ini tidak akan mengeras (monomer-monomer
tidak mengalami polimerisasi). Pengerasan berdasarkan polimerisasi sinar ini dimulai
dengan terbentuknya radikal bebas. Kemudian dengan penyerapan air dari gigi dan
rongga mulut dapat juga menyebabkan reaksi asam basa antara rantai poliacid dari
matriks resin dengan bahan pengisi, yang menimbulkan pelepasan fluor dan ikatan
silang polimer lebih lanjut. Namun reaksi asam basa ini kecil sekali kontribusinya pada
kemampuan fisik bahan.
Polyacid modified composite resin, mengalami reaksi asam basa yang
berlangsung cepat pada permukaan paling luar tumpatan. Tingkat reaksi asam basa
yang diawali penyerapan air pada permukaan ini menurun dengan cepat ke arah dalam
tumpatan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pengisi berikatan secara kimia dengan
matriks melalui reaksi asam basa hanya terjadi pada permukaan luar saja.

 SIFAT-SIFAT
Sifat-sifat kompomer terdiri dari sifat mekanis, pelepasan fluor, pelepasan ion dan
sebagai penyeimbang asam basa (buffering ).
1.Sifat-sifat mekanis Secara umum, sifat-sifat mekanis kompomer tidak jauh berbeda
dari sifat-sifat komposit resin. Perbedaan keduanya yang paling signifikan adalah
dalam hal ketahanan terhadap tekanan. Untuk mendapatkan kekuatan pengunyahan
yang besar dalam rongga mulut, suatu bahan pengisi yang dipakai dalam jangka waktu
panjang membutuhkan compressive strength
Compressive strength adalah kemampuan bahan untuk menahan suatu beban tanpa
terjadi fraktur. Kekuatan resin komposit dalam menerima tekanan kunyah berkisar
1,75-1,92 MPa dan kompomer berkisar 0,97-1,23 MPa. Oleh karena terjadinya
penurunan resistensi terhadap terjadinya fraktur, kompomer seharusnya tidak
digunakan pada daerah yang menerima beban yang besar.

2. Pelepasan fluor Kompomer didesain untuk melepaskan fluor.


Flour terdapat pada reactive glass filler dan akan dilepaskan apabila terjadi reaksi
antara glass filler dengan bahan asam yang dipicu oleh adanya penyerapan air (lembab)
ke dalam.Selain itu, kompomer komersial mengandung senyawa fluorida seperti
fluorida stronsium atau fluorida ytterbium yang mampu melepaskan ion fluorida bebas
di bawah kondisi klinis.Fluor akan dilepaskan apabila terjadi peningkatan kondisi
lingkungan yang asam dan sebagai penyeimbang (buffer) bagi asam laktat. Beberapa
peneliti percaya bahwa kompomer mampu bertindak sebagai reservoir fluorida dengan
mengabsorpsi fluorida dari lingkungannya, seperti pada waktu aplikasi fluorida topikal,
dan dengan cara ini bahan ini dapat mengisi persediaan fluorida.

3.Pelepasan ion Pelepasan ion oleh kompomer telah diteliti oleh Sales dkk, dan
Nicholson dan Czarnecka. Kedua penelitian ini membandingkan antara kondisi
lingkungan yang netral dan asam, dan keduanya menyimpulkan bahwa
pengeluaran/pelepasan ion jauh lebih besar apabila kondisi lingkungan asam daripada
netral. Penelitian dari Nicholson dan Czarnecka menyatakan bahwa kompomer
melepaskan sodium, kalsium, stronsium, aluminium, fosfor dan silikon
dalam kondisi lingkungan baik asam maupun netral, di mana yang membedakannya
adalah kadar pelepasan masing-masing ionnya, pada kondisi lingkungan yang asam,
ion-ion ini akan lebih banyak dilepaskan daripada ketika kondisi lingkungan netral.

4.Penyeimbang asam basa (buffering) Kompomer memiliki sifat buffering yang dapat
mengubah pH asam menjadi pH netral. Sifat ini dimiliki oleh glass ionomer cements,
tapi tidak dimiliki oleh komposit konvensional. pH asam dari kompomer lebih kecil
sehingga dapat mengurangi asiditas terhadap asam yang menyebabkan karies agar
risiko perkembangan karies dapat dikurangi. Dalam suatu penelitian digunakan empat
merek dagang kompomer seperti Dyract AP, Compoglass F, Hytac dan Ana
Compomer, semuanya membuktikan meningkatnya pH kompomer sebesar 0,26 pada
daerah lembab untuk memicu reaksi asam basa antara filler dan monomer.

 MANIPULASI
Untuk sistem satu pasta struktur gigi harus di etsa sebelumpenggunaan dentin
bonding agent dan semen. Finishing dari restorasimemerlukan proses yang sama sepeti
pada pengunaan pada komposit resin
Untuk sistem luting dua komponen, pengadukan semen di letakkan hanyapada
protesa dan didudukan dengan tekanan jari. Setelah 90 detik dilewatidari akhir
pengadukan, bahan harus mencapai tingkat gel, dimana kelebihansemen dibuang.
Chemical –cured harus melengkapi reaksi pengerasan kira2selama 3 menit didalam
lingkungan mulut. Mungkin akan membutuh waktu10 menit atau lebih untuk udara
yang lembab
Keringkan gigi yang akan di semen tapi jangan di desikasi(prosespengeringan).
Rasio bubuk/cairan adalah 2 sendok / 2 tetes. Kocok bubuksebelum di keluarkan . aduk
bubuk dengan cairan dengan cepat selama 30detik. Letakkan semen yang telah di aduk
hanya pada mahkota dankemudian posisikan mahkota tersebut. Tingkat gel di capai
setelah 1 menit.Lakukan light-cured pada pinggiran yang terbuka untuk
menstabillisasirestorasi. Pengerasan terjadi selama 3 menit setelah pengadukan di
mulai.Sekali mengeras, semen kompomer menjadi sangat keras

6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang RK Indirek

Menurut Nandini (2010) teknik aplikasi bahan restorasi resin komposit


dibedakan menjadi dua yaitu resin komposit direk dan resin komposit indirek.
Resin komposit dengan teknik direk merupakan restorasi resin komposit yang
dibuat langsung di dalam mulut pasien, sedangkan resin kompsit indirek adalah
suatu restorasi resin komposit yang dibuat di laboratorium atau secara ekstra oral.
Kedua teknik tersebut sebenarnya menerapkan aplikasi resin komposit yang
sama, perbedaan kedua teknik tersebut terletak pada metode polimerisasinya (Mendonca
dkk., 2010). Pada resin komposit direk, polimerisasi hanya dilakukan dengan pemaparan
sinar selama kurang lebih 20 detik setelah bahan diaplikasikan pada gigi. Berbeda dengan
resin komposit direk, pada teknik indirek, setelah dipapar dengan sinar selama 20 detik,
resin komposit akan dilakukan proses polimerisasi lanjutan yaitu dengan dimasukkan ke
dalam suatu oven untuk dilakukan polimerisasai menggunakan panas dan tekanan (Wilson,
2015).
Adanya polimerisasai lanjutan ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas
polimerisasi dari resin komposit (Mendonca dkk., 2010). Menurut Nandini (2010) resin
komposit indirek menawarkan hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan resin
komposit direk, diantaranya seperti sifat mekanis yang lebih baik dan penurunan
kemungkinan terjadinya pengkerutan yang signifikan. Keuntungan klinis yang lain
termasuk diantaranya integritas marginal yang lebih akurat, kontak proksimal yang ideal,
morfologi anatomi yang sangat baik dan penampilan estetis yang optimal. Hal itu terjadi
karena adanya proses polimerisasi lanjutan yang dipaparkan pada resin komposit
indirek.

7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang porselen


 KOMPOSISI
Komposisi porselen terdiri dari kaolin, feldspar, silica, fluks dan logam pewarna.
Masing-masing bahan ini mempunyai komposisi dan kegunaan yang berbeda-beda
saling mendukung untuk memberi bentuk terhadap porselen.
Porselen kedokteran gigi paling awal adalah campuran dari kaolin, feldspar danquartz,
hingga pada 1838 Elias Wildman menemukan porselen dengantranslusensi
dan warna yang menyerupai gigi. Kaolin adalah hydrated aluminosilicate yang
bertindak sebagai pengikat, sangat opaque bahkan pada jumlah yangamat kecil. Hal ini
menyebabkan porselen kurang translusen. Pada porselen masakini kaolin dihilangkan.
Quartz meupakan bahan penguat. Feldspar menghasilkanfase glassy saat meleleh pada
pembakaran, feldspar yang meleleh tadi membentukglass matriks
1. Kaolin Merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan
dankekuatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar. Makin banyakkaolin maka
makin gelap porselen karena kaolin bersifat memberi warnagelap pada porselen,
sehingga akan mempengaruhi estetik dari porselen.
2. Feldspar Bahan ini merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-
unsurkalium, natrium,aluminium, dan slikat. Bahan tersebut mengandung silikadengan
persentase yang besar dan dilunakkan melalui temperatur yangtinggi. Feldspar
memberikan warna transparan pada porselen danberfungsi sebagai fluks untuk
mengikat kaolin dengan silika.
3. SilikaSilika adalah silicate glass yang berkaitan dengan fusi anorganik yangtelah
didinginkan tanpa mengalami kristalisasi. Silika terdiri dari quartz,tridimite atau
kristobalit.Silika yang dipakai dalam porselen berguna sebagai penambah
kekuatan.Bahan ini melengkapi bahan dasar dan mempengaruhi warna
padaporselen serta sebagai bahan utama dalam porselen.
4. FluksFluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperaturyang
rendah. Fluks yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodiumkarbonat, kalsium
karbonat, natrium karbonat dan boraks. Bahan – bahanini merupakan low fusing
material yang berguna untuk memperendahtemperatur penyatuan.
5. Bahan pewarnaBahan ini ditambahkan untuk memberi warna pada porselen supaya
sesuaidengan warna gigi. Bahan pewarna dalam porselen adalah :a. Titanium untuk
memberi warna kuning dan dapat digunakan untukmembuat bahan menjadi lebih
opaq.b. Kobalt untuk memberi warna kebiru – biruan.c. Besi untuk memberi warna
kecoklat – coklatand. Timah dan emas untuk memberi warna merah jambu.e. Emas
metalik untuk memberi warna bayangan merah kecoklatan.f. Platina untuk memberi
warna keabu – abuan

 SIFAT-SIFAT
a. Sifat kimia
Tahan terhadap pengaruh kimia dan lingkungan dalam rongga
mulut,biokompatibel, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
b. Sifat fisik
Keuletan dan tegangan geseknya rendah, tetapi tegangan tariknya tinggi.
c. Sifat mekanis
Kekuatan baik namun cenderung rapuh dan mudah rapuh. Bisaditambahkan
alumina untuk menambah sifat mekanis.
Compressive strength : 331 MpaTensile Strenght : 34 MpaHardness : 460 kg /
mm2Terjadi pengerutan selama pembakaran.
d. Sifat termis
Penghantar panas rendah, koefisien termal expansi mendekati email dandentin,
koefisien termal expansi lebih kecil daripada bahan lain.
e. Sifat estetis
Sangat baik karena menyerupai gigi asli.
f. Sifat porus
Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung - gelembung udara yangtidak
dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga di antara
partikel porselen. Hal ini yg menyebabkan porselen mudah pecah.Untuk
mengurangi porositas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan carasebagai berikut
:a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan airb) Pembakaran
dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar dari porselenc)
Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya pori-pori.
 KLASIFIKASI PORSELEN
a. Berdasarkan pada suhu pembakarannya:
1. High fusing (12000C - 14000C)Memiliki strenght dan sifat translusen yang
baik, serta memilikiderajat keakuratan yang tinggi selama pemanasan.
Keramik inidigunakan untuk membuat elemen gigi tiruan
2. Medium fusing (10500C- 12000C).
3. Low fusing (8000C - 10500C).Medium fusing & Low fusing membuat
restorasi gigi tiruan→seperti gigi tiruan jembatan, mahkota gigi tiruan, dan
mahkota gigitiruan dengan kerangka logam.

b. Berdasarkan aplikasi1.
1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown,harus
memiliki sifat-sifat mekanis yang baik
2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, inisangat
menentukan bentuk dan warna restorasi.
3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan
palingtranslusent.

c. Berdasarkan cara pembakaran

1. Pembakaran pada tekanan atmosfir.

2. Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.

d. Berdasarkan komposis

1. Earthenware sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min.


2. Stoneware kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.
3. Domestik porselen sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit
4. Dental Porselen terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandungkaolin.

 MANIPULASI PORSELEN
1. Pemadatan / Compaction
Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:
a. Opaque Shade (lapisan opaque)Untuk menutup warna jaringan di bawahnya,
warna buram
b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)Lebih translusen dari pada
opaque shade, menentukan warna danbentuk restorasi
c. Enamel ShadeMembentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa
disesuaikandengan gigi asli
Tujuan :
a. Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki
b. Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyakmungkin.
Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30sampai 40% lebih
banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutanterjadi.
Cara :
1. Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksikapiler
sehingga membantu menarik air dari masa.
2. Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali
setelahmenekannya atau setelah menyapunya dengan kuas
3. Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusunlebih
rapat.Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator,
tapijuga pada ukuran partikel bubuk.

2. Pembakaran (Firing)Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen


pemanasnya dapatterbuat dari :a. Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low
fushingb. Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggiHal
yang perlu diperhatikan :a. Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring
pembakaran(terbuat dari keramik tahan bakar) dan tidak boleh berkontak
dengandinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen pemanas
akanrapuh.b. Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air
akanmenguap demikian cepat sehingga dapat meremukkan bagian porselenyang
belum terbakar.c. Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki
sifatpenghantar panas yang rendah, maka dibutuhkan pemanas
secaraperlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah
dalamrestorasi untuk menjadi panas.
3. Glazing
Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin danberkilat
menjaga agar sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukandengan cara
memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yanglebih halus akan
mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasigigi antagonis. Glazing juga
efektif dalam mengurangi perkembanganretak dan menutupi porus yang terjadi saat
pembakarand. Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan
hasilpembakaran bahan pengikat lainnya dapat keluar
4. Pendinginan
Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadiderajat
pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramikyang cenderung
mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retaksehingga mengurangi
kekuatan
8. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang logam
 KOMPOSISI
Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan
penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan
pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang
digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium
dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh.

Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian
rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas
murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik.

 SIFAT-SIFAT
1. Sifat fisik logam
2. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan frekuensi
yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilap. Permukaan logam yang bersih
mempunyai kilap yang sulit diperoleh pada bahan padat jenis lain.
3. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga logam akan
sangat panas.
4. Logam juga mampu menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi bebas
bergerak di seluruh bagian struktur atom.
5. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi bentuk
lembaran. Kebanyakan logam lebih lentur dan dapat ditempa dibandingkan nonlogam,
yang umumnya lebih rapuh.
6. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya yang mudah
meregang jika ditarik.
7. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian raksa atau
merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
8. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca) yang lunak dan dapat
dipotong dengan pisau,
9. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik. Sebagian logam (besi,
nikel, dan kobalt) dapat dibuat bersifat magnetik namun dapat juga dibuat menjadi non-
magnet.

1. Sifat kimia logam


2. Logam umunya tahan terhadap serangan kimia, tetapi beberapa logam memerlukan unsur
campuran untuk menahan karat dan korosi dalam lingkungan mulut.
3. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atomnya.
4. Umunya logam memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan
logam.
5. Logam memiliki energi ionisasi yang rendah, oleh karena itu logam cenderung
melepaskan elektronnya dengan mudah.

 KLASIFIKASI
Klasifikasi logam berdasarkan fungsi:
1. Tipe I (lunak) untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan. Contoh: inlay kecil
2. Tipe II (sedang) untuk restorasi yang terkena tekanan sedang. Contoh: mahkota ¾,
abutment, pontik, dan mahkota penuh.
3. Tipe III (keras) untuk restorasi dengan tekanan besar. Contoh: mahkota ¾ yang tipis,
abutment, pontik, mahkota penuh, basis gigi tiruan, gigi tiruan sebagian cekat yang pendek.
4. Tipe IV (ekstra keras) untuk keadaan dengan tekanan yang sangat besar. Contoh: inlay
yang terkena tekanan yang sangat besar, termasuk lempeng basis dan cengkeram gigi
tiruan, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan gigi tiruan sebagian cekat yang panjang.
5. Alloy untuk mahkota dan jembatan, cocok digunakan untuk restorasi vinir dengan dental
porselen, coping, gigi tiruan cekat dengan span pendek.
6. Alloy untuk gigi tiruan sebagian lepasan.

Klasifikasi logam berdasarkan tingkat kekerasan


1. Tipe I (lunak) angka kekerasan Vickers (VHN) 50-90
2. Tipe II (sedang) angka kekerasan Vickers (VHN) 90-120
3. Tipe III (keras) angka kekerasan Vickers (VHN) 120-150
4. Tipe IV (ekstra keras) angka kekerasan Vickers (VHN) >150

Klasifikasi alloy berdasarkan ADA


1. High noble Alloy (HN) atau logam sangat mulia ≥60% wt dan kandungan emas ≥40% Au-
Pt alloy: untuk Full Casting, Porcelain Fuse to Metal Au-Cu-Ag alloy: Full Casting
2. Noble Alloy (N) atau logam mulia dengan komposisi logam mulia ≥25%Ag-Au-Cu alloy:
Full Casting
Pd-Cu alloy: full casting, PFM
Ag-Pd alloy: full castin, PFM
1. Redominantly base metal Alloy atau alloy berbahan utama logam dasar dengan kandungan
logam mulia <25%Ni-based alloy: full casting, PFM, wrought, partial denture
Co-based alloy: sda
Ti-based alloy: sda + implant
Spesifikasi terbaru juga mengikut sertakan non-noble alloy sama seperti alloy yang
tidakmengandung emas tapi memiliki kandungan palladium yang tinggi. Berdasarkan
klasifikasi terbaru maka semua tipe alloy pada klasifikasi lama merupakan high noble
alloy.
 MANIPULASI
1. Penuangan
Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya didalam
cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium dll dapat dituang ke dalam cetakanyang
terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak setiapkali
setelah pemakaian. Die casring menggunakan cetakan permanen dari logam.
2. Pekerjaan Dingin
Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung.
Logamdapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.
3. Serbuk Metalurgi
Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan
bahandegan bentuk yang dikehendaki. Hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi. Dengan
melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana pemresan dipanaskan dalam
atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan menggumpalkan partikel.
4. Electroforming
Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan
proseselektrolisa.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai