Anda di halaman 1dari 19

ISI

I. SKENARIO

Tambalanku tak langsung jadi

Seorang pasien, usia 24 tahun, datang ke klinik gigi untuk memeriksakan tambalan
gigi depan dan belakang yang lepas bersamaan sejak dua hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan terdapat gigi 12 dan 16 berlubang. Dokter gigi memutuskan untuk
menumpat langsung gigi 12 dengan bahan tumpatan sewarna gigi. Gigi 16
direncanakan untuk restorasi non plastis berbahan logam yang biokompatible.
Setelah selesai ditumpat , dokter gigi meminta pasien membuka dan menutup mulut
untuk melihat hubungan tonjol gigi rahang atas dan rahang bawah apakah sudah
baik agar pasien dapat mengunyah dengan benar.

II. ISTILAH ASING

- Restorasi non plastis

III. KEYWORDS

1. Tambalan gigi yang lepas

2. Gigi berlubang

3. Bahan tumpatan

4. Restorasi non plastis

5. Pengunyahan

6. Membuka dan menutup mulut

IV. LISTING QUESTION

1. Apa yang menyebabkan tambalan gigi lepas?

2. Apa yang menyebabkan gigi berlubang?

3. Bagian gigi yang mana yang dapat berlubang?

4. Apa saja jenis-jenis bahan tumpatan?

5. Bagaimana karakteristik bahan tumpatan?

1
6. Apakah ada restorasi selain restorasi non plastis?

7. Mengapa dokter gigi menggunakan restorasi non plastis?

8. Apakah ada hubungan antara struktur gigi dan pengunyahan?

9. Apa saja yang berperan dalam proses pengunyahan?

10. Bagaimana cara membuka dan menutup mulut yang ideal?

V. LEARNING ISSUES
1. Bahan tumpatan
A. Definisi
B. Jenis
C. Karakteristik
D. Komposisi
E. Kelebihan dan kekurangan
2. Mastikasi
A. Definisi
B. Organ yang berperan
C. Fisiologi
3. Oklusi
A. Definisi
B. Penyimpangan
C. Fisiologi

2
VI. SKEMA

Pemeriksaan

Plastis
Tambalan gigi yang
lepas
Bahan
Non plastis
Tumpatan
Karakteristi
k

Melihat hubungan tonjol gigi


rahang atas dan rahang
bawah

Mastikasi

VII. PEMBAHASAN
1. Bahan Tumpatan
A. Definisi Tumpatan

Tumpatan adalah pengembalian fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan
proses karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Penumpatan gigi merupakan
suatu tindakan restorasi gigi dengan cara membuang jaringan karies dan meletakkan bahan
restorasi pada gigi yang mengalami kerusakan. Tindakan perswatan menggunakan bahan
restorasi lebih efektif dibandingkan dengan pencabutan karena pertimbangan estetika dan
fungsional.

B. Jenis Bahan Tumpatan


1. Plastis
a. Amalgam

3
Amalgam merupakan paduan logam dengan merkuri, perak, timah, seng, dan
tembaga, serta beberapa elemen tambahan. Amalgam khususnya cocok untuk
restorasi tipe I dan tipe II. Dengan komposisi yang terdiri dari berbagai macam
logam, tentunya amalgam akan menghasilkan warna yang jauh berbeda dari
warna asli gigi.
b. Resin komposit

Resin komposit adalah hasil polimerisasi campuran bahan organic resin dengan
bahan pengisi bubuk anorganik dari glass. Resin komposit termasuk dalam
bahan restorasi dengan estetika yang baik karena warna dan translusensinya
hampir mendekati warna gigi.
c. Glass Ionomer Cement

GIC adlaah material restorasi yang sewarna gigi dan dapat digunakan untuk
restorasi kavitas dengan tekanan kunyah yang rendah. Bahan GIC terdiri dari
bubuk dan cairan. Material GIC terbukti aman dengan sedikit kecenderungan
iritasi terhadap jaringan lunak.
2. Non-Plastis

4
a. Porselen

Digunakan saat estetika sangat diperlukan dan dapat dipakai sebagai bahan
pengganti restorasi komposit pada gigi posterior. Mempunyai kekuatan tekan
dan mampu menahan beban oklusal yang besar.Sifat porcelain ini sangat
bergantung pada melting point nya, semakin tinggi meltingpointnya maka
semakin baik kekuatannya
b. Logam

Dapat digunakan sebagai pengganti amalgam. Saat arestorasi amalgam yang


besar rusak, maka menggunakan logam merupakan pilihan yang tepat. Namun,
hal ini tidak boleh dilakukan apabila pasien alergi terhadap logam. Dibagi
menjadi 2 yaitu noble dental alloy dan based metal alloy
c. Porcelain fused to metal

Karena titik lebur logam yang lebih rendah dari pada porselen,sehingga dalam
porselen fuse to metal, dipilih bahan porselen yang memiliki titik lebur rendah
sedangkan logam yang digunakan memiliki titik lebur tinggi. Porselen tipe low

5
melting point dapatdigunakan bersama titanium alloy karena memiliki
koefisienekspansi termal hampir sama dengan logam.

C. Karakteristik Bahan Tumpatan


1. Amalgam
 Perubahan dimensi : dapat memuai/menyusut
 Kekuatan amalgam berkembang dengan lambat, memerlukan 24 jam
untuk mencapai kekuatan maksimum
 Dapat korosi dalam periode waktu tertentu
 Memiliki nilai difusivitas yang relative tinggi
 Ion Hg dalam amalgam dapat mengganggu kerja saraf di otak,
keracunan, dll.
 Dapat mengalami abrasi
2. Komposit
 Dapat berubah warna
 Tensile dan compressive strength lebih rendah dari amalgam
 Jika sudah mengeras, tidak dapat dicarving dengan instrument yang
tajam, tetapi dengan abrasive rotary
 Memiliki derajat keausan yang tinggi
3. GIC
 Retensi terhadap fraktur
 Retensi terhadap abrasi
 Kelarutan : lebih kecil dari zinc phosphate, zinc polycarbocrylate ; lebih
besar dari resin aterial
 Warna dan translucency : apabila tidak didapat warna dan translucency
yang optimal, maka dilapisi dengan resin komposit
 Radiopacsitas : lebih radiopac daripada dentin dan enamel
D. Komposisi Bahan Tumpatan
1. Almagam
Alloy untuk pembuatan amalgam diklasifikasikan dalam 2 tipe: pertama alloy
konvensional mengandung cuprum kurang dari 6%, kedua, alloy kaya cuprum yang
banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir kadang-kadang disebut ‘higher
copper alloy’.

6
a. Alloy Konvensional:
 Silver =67-74%
 Tin = 25 -27 %
 Kuprum=0 -6%
 Zinc = 0 – 2%
Beberapa alloy yang mengandung 2 – 3% mercury beramalgamisasi lebih cepat.
b. Alloy kaya kuprum:
Blended alloy alloy/dispersion modified alloy, mengandung 2 bagian
partikel alloy konvensional di tambah satu bagian alloy silver –copper
eutectic spheris (kira-kira 70% Ag + 30% Cu)
Komposisi keseluruhan kira-kira sebagai berikut:
 Silver – 69 %
 Tin = 17%
 Kuprum = 13%
 Zinc = 4 %
Alloy kebalikan tipe 1, alloy ini mengandung 2 bagian alloy, terdiri dari :
 Ag = 60 %
 Sn = 25%
 Cu = 15%
Di tambah 1 bagian alloy konvensional, Campuran alloy konvensional dan copper
amalgam. Ada referensi lain, komposisi alloy amalgam yaitu:
a. Perak (Ag) 67-74% :
 Elemen utama dalam reaksi
 Menaikkan setting expansion
 Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam
 Memperputih alloy
 Menaikkan strength
 Menurunkan creep
b. Timah (Sn) 25-28% :
 Elemen utama dalam reaksi
 Menaikkan setting expansion
 Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam
 Memperputih alloy
 Menaikkan strength

7
 Menurunkan creep
c. Tembaga (Cu) 0-6% :
 Elemen utama dalam reaksi
 Menaikkan setting expansion
 Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam
 Memperputih alloy
 Menaikkan strength
 Menurunkan creep
d. Seng (Zn) 0-2% :
 Elemen utama dalam reaksi
 Menaikkan setting expansion
 Menaikkan tarnish resistance dalam memproduksi amalgam
 Memperputih alloy
 Menaikkan strength
 Menurunkan creep
e. Air raksa (Hg) 0-3%
2. Glass Ionomer Cement (GIC)
Bisphenol A Glycidyl methacrylate 35,6%, methacrylate groups, B.H.T,
silicium dioxide, sodium fluoride, calcium fluoride, catalyst.
a. Liquid : menggunakan asam poliakrilik dengan konsentrasi antara 40-
50%
b. Bubuk :
 Silica 41,9%
 Alumina 28,6%
 Alumunium fluoride 1,6%
 Calcium fluoride 15,7%
 Sodium fluoride 9,3%
 Alumunium phosphate 3,8%
3. Resin Komposit
Matriks resin, bahan pengisi, copling agents, sistem insiator, akselerator.

E. Kelebihan dan Kekuranan Bahan Tumpatan


1. Amalgam
a. Kelebihan:

8
Merupakan bahan restorasi tertua dan cukup terkenal di masyarakat luas
oleh karena kekuatan, daya tahan, dan harganya yang relatif murah
(Perben HB.2008).
b. Kekurangan:
Penggunaan amalgam perak tidak dianjurkan untuk perempuan hamil
atau ditunda (Socialstyrelsen forfattningssamling (SOSFS) 1988). Alasannya
karena ketidak pastian mengenai toksisitas Hg dari tambalan amalgam si ibu
terhadap embrio (Kosta L, Byrne AR, Zelenko V. 1975).
2. Resin komposit
a. Kelebihan:
 Lebih estetis.
 Mempertahankan struktur gigi (conservative approach).
 Berikatan pada struktur gigi dengan bahan bonding, menutup
margin restorasi dan memperkuat sisa struktur gigi dan
 Radiopak, mengevaluasi kontur, marginal adaptasi dan membedakan
antara restorasi, lesi karies dan struktur gigi sehat.
b. Kekurangan:
 Terjadi penngkerutan saat polimerisasi.
 Terjadinya lesi karies sekunder.
 Dapat mengabsorbsi air (hydrolytic breakdown).
3. Glass Ionomer Cement
a. Kelebihan:
 Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula
dengan email dan dentin.
 Dapat melepaskan flouride.
 Memiliki stabilitas dimensi tinggi.
 Mempunyai sifat biokompatibilitas.
b. Kekurangan:

(Wilson AD dan Mc Leani JW.1998)

 Mudah terpengaruh oleh air.


 Mudah terjadi dehidrasi.
 Kurang kuat melekat pada porselein dan emas murni.
 Manipulasi dan teknik memasukkan ke dalam cavitas cukup sulit.

9
 Perbandingan ukuran bubuk dan cairan kurang tepat.
 Warna kurang stabil atau tidak persis sama dengan gigi.
 Mudah berubah bentuk.
4. Gutta percha
a. Kelebihan:
 Tidak bersifat konduktor.
 Mudah pengerjaannya
 Mempunyai warna yang harmonis.
 Mempunyai daya elastisitas yang baik.
 Bila perlu mudah dikeluarkan/diambil dari kavitas
b. Kekurangan:
 Crussing resistensinya rendah.
 Dalam mulut bereaksi dengan sulfida. Oleh karena itu, dalam mulut
dengan higiene oral yang buruk, gutta percha dapat hancur.
 Pada pendinginan, aka mengalami kontraksi sehingga dapat lepas
dari dinding kavitas.
 Tidak dapat dipoles.
2. Mastikasi
A. Definisi
Pengunyahan (Mastikasi) adalah suatu proses penghancuran partikel makanan
di dalam mulut dengan bantuan dari saliva untuk mengubah ukuran dan
konsistensi makanan yang pada akhirnya akan membentuk bolus sehingga
mudah untuk ditelan. Proses penghancuran makanan tersebut dilakukan oleh
gigi-geligi dibantu dengan otot-otot mastikasi dan pergerakan dari kondilus
melalui artikulasi temporomandibula.

B. Organ-Organ yang Berperan

Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membuka


mandibula, tahap menutup mandibula dan tahap berkontaknya gigi antagonis satusama
lain atau kontak antara gigi dengan bolus makanan, dimana setiap tahap mengunyah
berakhir 0,5-1,2 detik. Organ-organ dalam proses mastikasi juga terbagi menjadi organ
aktif dan organ pasif. Organ aktif mastikasi antara lain otot-otot pengunyahan (m.
pterygoideus lateralis, m. pterygoideus medialis, m. masseter, m. digastricus, m.
buccinator, m. temporalis) dan otot-otot tambahan (lidah, palatum, pipi dan bibir).

10
1. Organ-organ Aktif Mastikasi

Selama proses pengunyahan otot yang berperan aktif dalam gerakan


membuka mandibula adalah m. pterygoideus lateralis, pada saat membuka
mandibula tersebut m. pterygoideus lateralis berkontraksi sedangkan m.
pterygoideus medialis, m. masseter dan m. temporalis berada dalam keadaan
relaksasi. begitu pula pada gerakan menutup mandibula terjadi berkebalikan dari
proses membuka mandibula yaitu m. masseter, m. temporalis dan m. pterygoideus
medialis berkontraksi sedangkan m. pterygoideus lateralis dalam keadaan relaksasi.
Sementara mandibula tertutup perlahan, m. temporalis dan m. masseter juga
berkontraksi untuk membantu gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal.

a. Pterygoideus Lateralis
 Caput Superior Origo : facies infratemporalis dan &Crista
infratemporalis ala magna ossis sphenoidalis
 Caput Inferior Origo : Facies lateral lamina lateralis proc pterigoideus
 Insersio : Sebagian capsula dan discus articularis proc articularis
mandibula,dan sebagian fovea pterygoideus dari colum mandibula
 Fungsi : Otot utama untuk gerakan membuka mulut.
 Inervasi : N. V (Trigeminus)
b. M. Digastricus
 Venter posterior : dari Fossa digastrica ke os hyoid
 Venter anterior : dari os hyoid ke incisura mastoidea
 Intermediate tendon : terikat pada cornu majus os hyoid oleh
jaringan apeneurotica
 Fungsi : membantu gerakan membuka mulut
c. M. Buccinator
 Origo : pterygomandibular raphae, tepi alveolar maxilla dan
mandibula
 Insersio : beberapa serabut mencampurkan dan menyediakan origo
untuk orbicularis oris dan beberapa serabut bercampur dalam bibir
atas dan bawah berkontraksi sedangkan m. pterygoideus lateralis
dalam keadaan relaksasi. Sementara mandibula tertutup perlahan,
m. temporalis dan m. masseter juga berkontraksi untuk membantu
gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal.

11
d. M. Pterygoideus Medialis
 Caput Superficial Origo : Lamina lateralis proc pterigoideus facies
medialis dan proc. pyramidalis ossis palatine
 Caput Profundus (lebih besar) Origo : Proc pyramidalis ossis palatini
dan tuber maxilla
 Insersio : Tuberositas pterygoidea pada bagian dalam angulus
mandibula
 Fungsi : Otot utama untuk gerakan menutup mulut
 Inervasi : N.V (Trigeminus)
e. M. Temporalis
 Origo : Fossa temporalis, caudal dari linea temporalis inferior dan
fascia temporalis lapisan yang profundus
 Insersio : Processus coronoideus dan tepi ventral ramus mandibula
 Fungsi : membantu gerakan menutup mulut
 Inervasi : N.V (Trigeminus), N. auriculotemporalis
f. M. Masseter
Lapisan SuperFicial (lebih besar)
 Origo : Processus Zygomaticus ossis maxillae,2/3 ventral dari tepi
caudal arcus Zygomaticus
 Insersio : Tuberositas maseterica
 Lapisan Profundus Origo : 1/3 dorsal dari tepi caudal arcus
Zygomaticus,permukaan dalam arcus Zygomaticus
 Insersio : 1/2 cranial ramus mandibula dan processus muskularis
 Fungsi : membantu gerakan menutup mulut
 Inervasi : N.V (Trigeminus)
2. Organ Aktif Mastikasi: Otot-otot Tambahan
Selain otot-otot pengunyahan, terdapat beberapa otot-otot tambahan yang
merupakan organ aktif mastikasi diantaranya adalah lidah, palatum, pipi dan
bibir.
a. Lidah
Lidah ikut berperan serta pula pada proses pengunyahan karena lidah
berfungsi membawa makanan diantara permukaan oklusi gigi-geligi,
membuang objek seperti biji, benda asing, fragmen tulang, dan
substansi yang tidak enak rasanya serta berfungsi untuk membawa

12
massa makanan yang sudah dikunyah ke palatum sebelum akhirnya
ditelan. Selain itu lidah juga berperan penting dalam mempertahankan
kebersihan mulut yaitu untuk menghilangkan debris makanan pada
gingiva, vestibulum dan dasar mulut.

Otot-otot lidah terdiri dari 2 ,yaitu :

1. Otot-otot intrinsik lidah


a) Muskulus genioglossus : menarik lidah ke depan dan
menjulurkan ujung lidah ke sisi yang berlawanan. Bila kedua
otot berkontraksi bersama, lidah akan menjulur bersama. Otot
ini juga mendepresi lidah
b) Muskulus styloglossus :menarik lidah ke atas dan ke belakang
c) Muskulus palatoglossus : menarik radix linguae ke atas dan ke
belakang
d) Muskulus hyoglossus : untuk depresi lidah
2. Otot-otot ekstrinsik lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah terdiri dari muskulus vertikal, musculus
transversal, dan muskulus longitudinal superior dan inferior.
b. Palatum

Palatum memiliki beberapa peranan dalam proses mastikasi diantaranya


adalah bersama lidah menumbuk makanan dan membedakan makanan yang
keras dan yang halus.

c. Pipi dan Bibir

Pipi dan bibir juga berperan penting dalam membantu proses mastikasi
dengan cara berikut, vestibulum berfungsi untuk menampung makanan dan
bibir berfungsi sebagai alat sensoris (temperatur, taktil) dan alat mekanis
(membantu memasukan makanan kedalam mulut)

Otot-otot bibir dan pipi yang berperan dalam proses penelanan :

1. Otot spincter bibir


adalah orbicularis oris yang membentuk sebagian jaringan pada
bibir.
Fungsi : merapatkan bibir

13
2. Otot dilator bibir
a) M.levator labii superior
b) M.Zygomaticus mayor dan minor
c) M.levator anguli oris
d) M.risorius
e) M.depressor anguli oris
f) M.depressor labii in#erior
g) M.mentalis
3. Otot pipi
M. buccinator berada di maksila dan mandibula pada daerah molar
dan masuk ke dalam muskulus-muskulus di dekitar sudut mulut.
Membentuk sebagian besar dinding lateral pipi. Menyimpan makanan di
dalam rongga mulut pada saat proses mastikasi.
3. Organ Pasif Mastikasi

Organ-organ yang termasuk dalam organ pasif mastikasi adalah gigi geligi,
temporomandibular joint serta mandibula.

a. Gigi geligi

Peranan dari gigi-geligi pada proses pengunyahan juga sangat


berpengaruh.Susunan gigi-geligi yag lengkap pada oklusi sangat penting
karena menghasilkan proses pencernaan makanan yang baik, dimana
dengan penghancuran makanan oleh gigi-geligi sebelum penelanan akan
membantu pemeliharaan kesehatan gigi yang baik.

b. Temporomandibular joint

Selama gerakan mandibula, kondilus mandibula melakukan gerakan


memutar dan meluncur, hal ini mengakibatkan mandibula membuka dan
menutup. Pergerakan kondilus terJadi pada saat kondilus bergerak ke bawah
dan ke atas sepanjang eminansia artikularis dari tulang temporal. kondilus
dan tulang temporal dipisahkan oleh rongga persendian dan meniskus,
dimana meniskus terbagi atas rongga bagian atas dan bawah.

c. Mandibula

14
Pergerakan dari pembukaan mandibula diikuti oleh peluncuran dari
processus kondilaris dan meniskus ke depan dan ke belakang sepanjang
tuberkulum artikularis di dalam fossa mandibula bersama dengan pergerakan
serat. Pergerakan dari memajukan mandibula terjadi karena tertariknya
kondilus dan meniskus ke depan sepanjang tuberkulum artikularis.
Pergerakan dari memundurkan mandibula oleh serat-serat posterior dari
muskulus temporalis yang menarik kondilus dan meniskus ke belakang dan
ke atas sepanjang tuberkulum artikularis, muskulus masseter
mempertahankan kontak gigi-geligi. Pergerakan mandibula ke samping oleh
aktivitas muskulus pterygoideus medialis dan muskulus pterygoideus lateralis
pada satu sisi, dimana processus kondilaris dan diskus artikularis akan
terdorong ke depan dan ke eminansia artikularis.

C. Fisiologi
1. Fasel oral
Terjadi secara sadar
 Makanan bercampur dengan liur menjadi bolus
 Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat, terjadi penutupan
nasofaring oleh m.levator veli palatine
 Kontraksi m. Palatofaring  bolus tidak akan kembali ke rongga mulut
2. Fase faringeal
Terjadi secara reflex dan merupakan akhir fase oral
 Aferen n.IX dan n.X ke medulla dan pons
 Perpindahan bolus dan faring ke esofagus
 Kontraksi pilar  elevasi palatum molle  kontraksi m.faring superior; unuk
membantu bolus masuk ke faring dan mencegah bolus kembali ke rongga
mulut
 Kontraksi m.faring ke atas  pangkal lidah ditarik ke depan
- Elevasi laring  adduksi pita suara asli dan palsu  penutupan epiglottis
kea rah pita suara
- Menarik bolus ke arah faring sehingga dapat menyebar masuk ke
valekula yang terletak di atas garis epiglottis sebelum didorong oleh
gerakan peristaltic
 Peristaltic faring  relaksasi sfingter krikofaring; relaksasi dinding otot
faring, kontraksi otot di belakang bolus

15
3. Fase Esofageal
• Perpindahan bolus dari esofagus ke lambung
• Relaksasi m.krikofaring  introitus esofagus terbuka  bolus masuk ke
esofagus  bolus terdorong ke distal oleh gerakan peristaltic; sfingter akan
terbuka secara reflex mengakibatkan bolus melewatinya sehingga sfingter
menutup lagi
3. Oklusi
A. Definisi
Oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi
rahang bawah pada saat kedua rahang menutup.
B. Penyimpangan Oklusi

Maloklusi adalah setiap keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, maloklusi
juga diartikan sebagai suatu kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang
berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsi. Maloklusi dapat timbul
karena faktor keturunan dimana ada ketidaksesuaian besar rahang dengan besar
gigi-gigi di dalam mulut. Misalnya,ukuran rahang mengikuti garis keturunan Ibu,
dimana rahang berukuran kecil, sedangkan ukuran gigi mengikuti garis keturunan
bapak yang giginya lebar-lebar. Gigi-gigi tersebut tidak cukup letaknya di dalam
lengkung gigi. Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan tulang rahang terganggu.

Macam-macam Maloklusi

Maloklusi dibagi 3:

a. Maloklusi tipe dental, terjadi jika perkembangan rahang atas dan rahang
bawah terhadap tulang kepala normal,tapi gigi-giginya mengalami
penyimpangan
b. Maloklusi tipe skeletal,terjadi karena hubungan rahang atas dan rahang
bawah terhadap tulang kepala tidak harmonis, karena ada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan rahang
c. Maloklusi fungsional, terjadi karena adanya kelainan otot-otot, sehingga
timbul gangguan saat dipakai untuk mengunyah

Klasifikasi Maloklusi Menurut Angle

a. Kelas I Angle

16
 Tonjol Mesiobukal M1 atas beroklusi dengan cekung bukal M1 bawah
 Neutroklusi

b. Kelas II Angle
 Tonjol mesiobukal M1 atas berada lebih ke mesial dari posisi kelas 1
 Telah melewati puncak tonjol mesiobukal M1 bawah
 Gigi M1 bawah lebih ke distal: Distoklusi

c. Kelas III Angle


 Tonjol mesiobukal M1 atas berada lebih Ke distal dari posisi kelas 1
 Telah melewati puncak tonjol distobukal M1 bawah
 Gigi M1 bawah lebih kemesial: Mesioklusi

C. Fisiologi

Beberapa konsep oklusi ideal pada gigi permanen yaitu :

1. Gigi geligi pada tiap lengkung rahang harus memiliki inklinasi mesiodistal dan
bukolingual yang ideal dan hubungan aproksimal gigi yang benar pada setiap area
kontak interdental.
2. Hubungan antar lengkung yang sedemikian rupa hingga gigi geligi rahang bawah
berkontak dengan gigi geligi rahang atas (kecuali gigi insisivus sentralis).
3. Ketika gigi geligi berada pada posisi interkuspal maksimum, maandibula harus
berada pada posisi sentrik relasi, yaitu kedua kondilus mandibula berada pada posisi
yang simetris dan terletak paling retrusi/posterior dalam fossa glenoidalis.

17
4. Hubungan fungsional pada pergerakan mandibula harus ideal, khususnya ketika
pergerakan lateral, harus ada kontak oklusal pada sisi kerja dengan tidak ada kontak
oklusal pada sisi kontra lateral, serta pada oklusi potrusi, kontak terjadi pada gigi
insisivus, tetapi tidak pada gigi molar.

Ciri oklusi normal :

Oklusi normal adalah ketika gigi molar rahang atatsa dan rahang bawah berada
dalam suatu hubungan dimana puncak cusp mesiobuccal molar rahang atas berada pada
groove buccal molar rahang bawah, serta gigi tersusun rapid an teratur mengikuti garis
kurva oklusi.

Menurut Houston et al, oklusi normal adalah oklusi ideal yang mengalami
penyimpangan yang masih dapat diterima dan tidak menimbulkan masalah estetik serta
fungsional.
Andrew menyebutkan 6 ciri oklusi normal yaitu :
1. Hubungan yang terdapat dari gigi
molar pertama permanen pada
bidang sagital.
2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus
yang tepat pada bidang transversal.
3. Inklinasi mahkota gigi insisivus yang
tepat pada bidang sagital.
4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.
5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung gigi,
tanpa diastema maupun berjejal.
6. Bidang oklusal yang datar/sedikit melengkung.

Oklusi normal dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :


1. Oklusi Statik
Yaitu hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan
tertutup/hubungan daerah kunyah gigi geligi dalam keadaan tidak berfungsi.
2. Oklusi Dinamik
Yaitu hubungan antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada saat
seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun ke
depan (antero posterior).

18
19

Anda mungkin juga menyukai