A. SKENARIO
Aww sering terselip makanan nih : Seorang anak laki-laki berusia 30 tahun
datang ke dokter mengeluh gigi belakang bawah berlubang besar, sering terselip
makanan serta ngilu saat berkumur. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral
dengan menggunakan kaca mulut dan sonde, didapatkan gigi 36 karies mesial, gigi 46
karies oklusal yang meluas ke mesial hingga mengenai 2 cusp mahkota gigi. Pasien
menginginkan bahan tumpatan yang paling kuat dan murah dan tidak mementingkan
estetik. Dokter gigi kemudian memprediksi desain preparasi kavitas pada kedua gigi
tersebut dan melakukan prosedur penumpatan dengan alat bantu untuk karies
interproksimal pada gigi 36. Pada gigi 46 dilakukan preparasi dan pencetakan serta
dikirim ke laboratorium guna pembuatan restorasi dnegan bahan tertentu.
C. KEYWORDS
1. Berlubang besar
2. Terselip makanan
6. Bahan tumpatan
8. Prosedur penumpatan
9. Karies proksimal
10. Restorasi
1
BAB II
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa penyebab gigi berlubang besar, terselip makanan dan terasa ngilu saat
berkumur ?
11. Alat bantu apa saja yang digunakan dalam penumpatan karies
interproksimal ?
B. BRAINSTORMING
Terasa nyeri karena adanya rangsangan terhadap pulpa dan microglia (pada
dentin)
2. Pemeriksaan sondasi
-- Perkusi
2
-probing (mengecek kedalaman)
4. --Pemeriksaan sondasi
-- Perkusi
5. Gigi 36 masuk dalam karies kelas II dan gigi 46 masuk karies kelas VI
Gigi 36 Gigi 46
Komposit PFM (Porcelen Fused to Metal)
Amalgam
--Rigid : porcelen
9. Tergantung dari anatomi gigi (fissure) , ukuran karies dan kelas karies
13. Direct
Kekurangan Kelebihan
3
-amalgam : bahaya bagi kesehatan -lebih mudah dimanipulasi
Indirect
Kekurangan Kelebihan
C. HIPOTESIS
gigi pemeriksaan
restorasi
berlubang intraoral
Direct Indirect
4
BAB III
A. LERANING ISSUES
1. Restorasi
a. Definisi
b. Tujuan
c. Macam (amalgam, komposit, inlay dan Onlay)
d. Kekurangan dan kelebihan
e. Prosedur
2. Desain preparasi kavitas
a. Definisi
b. Macam
3. Dasar pemilihan
4. Instrument preparasi
5
BAB IV
A. LEARNING OUTCOMES
1. Restorasi
a. Definisi
Berdasarkan asal katanya, restorasi berasal dari restoration
yang artinya, hasil akhir prosedur kedokteran gigi yang bertujuan
memugar bentuk, fungsi, dan penampilan gigi.
b. Tujuan
Tujuan restorasi:
1. Memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak, membuang
penyakit, dan mencegah kembali timbulnya karies.
2. Memicu Pengembalian kekeadaan semula, seperti kembali ke
keadaan sehat atau pengganti suatu bagian keposisi normal
(Dorlan,2015)
a. Macam
Restorasi direk adalah restorasi gigi yang dapat dibuat
langsung pada kavitas gigi dalam satu kunjungan. Cenderung digunakan
saat struktur gigi cukup banyak untuk mempertahankan integritas bahan
tumpatan (American Dental Assosiation, 2003).
Restorasi indirek adalah restorasi struktur gigi yang dilakukan
diluar mulut pasien.Material untuk restorasi dibuat di laboratorium dental
kemudian dipasangkan pada gigi yang sudah dipreparasi (Roberson dkk.,
2006).
Jenis :
Direk
Amalgam
Komposit
Indirek
Intrakroronal (inlay)
Ekstrakoronal (onlay)
6
Crown (mahkota)
Pasak
Silver 65 (maksimum)
Tin 29 (maksimum)
Copper 6 (maksimum)
Zinc 2 (maksimum)
Mercury 3 (maksimum)
Palladium 0,5
Fungsi dari tiap unsur diatas yaitu :
1. Silver
a. Memutihkan alloy.
b. Menurunkan creep.
c. Meningkatkan strength.
d. Meningkatkan setting expansion.
e. Meningkatkan resistensi terhadap tarnish.
2. Tin
a. Mengurangi strength dan hardness.
b. Mengendalikan reaksi antara perak dan merkuri. Tanpa
timah reaksi akan terlalu cepat terjadi dan setting
expansion tidak dapat ditoleransi.
c. Menigkatkan kontraksi.
d. Mengurangi resistensi terhadap tarnish dan korosi.
3. Copper
a. Meningkatkan ekspansi saat pengerasan.
b. Meningkatkan strength dan hardness.
4. Zinc
a. Zinc dapat menyebabkan terjadinya suatu ekspansi yang
tertunda bila campuran amalgam terkontaminasi oleh
cairan selama proses pemanipulasiannya.
b. Dalam jumlah kecil, tidak dapat mempengaruhi reaksi
pengerasan dan sifat-sifat amalgam. Zinc berperan sebagai
pembersih ataupun deoxidizer selama proses
7
pembuatannya, sehingga dapat mencegah oksidasi dari
unsure-unsur penting seperti silver, copper, ataupun tin.
Alloy yang dibuat tanpa zinc akan menjadi lebih rapuh,
sedangkan amalgam yang dibuat dengan penambahan
zinc akan menjadi kurang plastis.
5. Mercury
Dalam beberapa merek, sejumlah kecil merkuri (sampai 3%)
ditambahkan kedalam alloy. Campuran yang terbentuk disebut
dengan alloy pre-amalgamasi yang dapat menghasilkan reaksi
yang lebih cepat.
6. Palladium
a. Mengeraskan alloy
b. Memutihkan alloy
Indikasi
1. Segala usia
2. Karies kelas I, II, V
3. Moderate to large caries
4. Pertimbangan ekonomi (murah)
5. Untuk gigi posterior yang memerlukan beban kunyah besar
6. Pasien dengan kontrol saliva sulit dikendalikan
7. Karies pit dan fisur gigi posterior
8. Karies proksimal gigi posterior
9. Karies permukaan halus (sisi bukal atau lingual)
10. Pasien dengan insidensi karies tinggi
Kontraindikasi
1. Karies yang sangat luas
2. Alergi merkuri
3. Gigi yang memerlukan estetika baik (terutama gigi anterior)
a. Creep
b. Difusi termal
8
Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih
besar dari dentin, sedangkan koefisien ekspansi termal amalgam 3
kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan
sekunder karies. Solusinya dalah mengisolasi dan menyekat dasar
cavitas dengan semen amalgam (Craig, 2000).
c. Abrasi
c.2 Komposit
Indikasi:
1. untuk gigi anterior dan posterior
2. karies pit dan fissure gigi posterior, permukaan proksimal gigi
posterior, permukaan proksimal gigi anterior, permukaan halus
(sisi bukal dan sisi lingual)
2. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih
rendah dari amalgam. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis
bahan resin komposit berbeda.
3. Setting
Dari aspek klinis setting komposit terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran.
Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam
beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan
9
yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik
selama pengadukan.
c.3 Inlay
Dental Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk
memperbaiki gigi yang rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat
digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak atau patah jika
kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota gigi. Inlay
biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang -
kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu
restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini
dibentuk di luar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian
disemenkan ke dalam gigi yang telah dipreparasi,yang tentu saja
tidak boleh mempunyai undercut.
c. inlay porselen
Indikasi
1. karies luas tidak mungkin direstorasi amalgam
Kontraindikasi :
1. Banyak karies
2. Pasien anak-anak
10
3. Estetika
4. Restorasi kecil
5. Alergi Logam
Macam-macam
1. Inlay klas I
2. Inlay klas II
Digunakan pada gigi di daerah MOD yang terkena
perlu ada perlindungan tonjolan-tonjolan lemah untuk
dipreparasi dengan veneer
3. Inlay klas III dan IV
Digunakan pada jembatan/attachmrnt untuk jembatan
cekat
4. Inlay Klas V
Untuk retensi pada geligi tiruan sebagian/pasak untuk
perawatan kavitas yang dangkal kareba abrasi/erosi
c.4 Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu
atau lebih tonjol gigi/ cusp.
Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena
restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay
dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan
suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam
keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat. (
Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
11
pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd
dkk. 1997 : 544)
Kontraindikasi
1. Kerusakan mahkota sudah terlalu besar
2. Gigi membutuhkan tekanan besar beban oklusal
3. Hipersaliva
4. OH mulut buruk
5. gigi yang membutuhkan kekuatan oklusal yang besar
6. daerah operasi yang tidak mudah untuk dikeringkan atau
hipersalivasi
7. preparasi pada subgingiva yang dalam
c.5 Mahkota
Jenis :
1. Mahkota (penuh dan sebagian)
2. Mahkota pasak
12
sarung gigi ini berguna untuk mengembalikan bentuk, ukuran,
emas.
13
c.5.1.2 Mahkota Sebagian
enamel bawaan
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
14
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit
dan fissure
c. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur.
Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar.
Pasak yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.
1. Endopost
15
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar
endodontik dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam
tuang lainnya.
2. Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak
dan dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari
investment dan meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.
Indirect
Kelebihan Kekurangan
16
-Secara estetik lebih bagus Lebih mahal
b.1 Amalgam
Kelebihan Kekurangan
- tahan lama - tidak estetis (tidak sewarna gigi)
-kekuatan terhadap tekanan - rasa sensitif terhadap panas atau
kunyah paling baik (mampu dingin setelah gigi ditumpat
menahan - struktur gigi yang diambil lebih
tekanan kunyah besar) banyak 16
- biaya paling murah - tidak bersifat adhesif terhadap
jaringan gigi
- perlekatan dengan jaringan gigi
hanya bersifat mekanis (bukan
secara kimiawi)
- mudah korosi
- permukaan restorasi kasar
b.2 Komposit
Kelebihan Kekurangan
1. Lebih estetika 1. Terjadi pengerutan saat
2. Mempertahankan struktur polimerisasi
gigi 2. Terjadi lesi karies
3. Berikatan pada struktur gigi sekunder
dengan bahan bonding, 3. Dapat mengabsorsi air
menutup margin restorasi, (hydrolic breakdown).
4. Radiopak jika dilihat dari film 4. iritatif terhadap pulpa
radiograf,untuk 5. relatif lebih mahal
mengevaluasi kontur dibanding amalgam
,marginal adaptasi , dan 6. harus dilakukan isolasi di
membedakan struktur gigi
daerah tumpat
mana yang terkena lesi
karies dan yang sehat .
5. translusensi paling tinggi
6. kekuatan lebih baik dari gic
7. perlekatan ke email sangat
baik
8. membutuhkan preparasi gigi
minimal
9. kondisi termal rendah
17
c. Prosedur
Preparasi amalgam
1. Desain kavitas
Amalgam tidak adesif ke struktur gigi retensi makromekanis
Retensi menahan restorasi agar tidak lepas
- Dinding bukal dan lingual konvergen ke oklusal
(membentuk sudut 90 terhadap enamel)
o
2. Triturasi
- Mixing alloy dengan merkuri tujuan : membasahi seluruh
permukaan partikel alloy dengan Hg.
- Undertrituration : tampak kering dan mudha hancur saat dijatuhkan
dri ketinggian 30 cm (porositas tinggi)
- Overtrituration : amalgam terasa panas,susah diambil dari
kapsul,tampak basah mengkilap dan lunak (plastisitas rendah dann
konstraksi tinggi),working time menurun
- Tristurasi yang tepat : bila dijatuhkan dari ketinggian 30 cm
amalgam tetap saling menyatu,permukaannya harus mengkilap.
Lebih baik sedikit overtrituration daripada undertrituration .
18
- Kavitas harus kering karena bila terkontaminasi air akan
menyebabkan peningkatan resiko korosi dan tarnish,delayed
expansion(pada amalgam yang mengandung zinc) atau muncul
bubble pada permukaan amalgam
- Penumpatan secara incremental selalu kondensasi
menggunakan amalgam plugger dengan tujuan :
Adaptasi amalgam pada kavitas
Memampatkan amlgam mencegah adanya rongga
dalam tumpatan amalgam dan meningkatkan sifat fisik
amalgam
o Membuang kelebihan merkuri rasio alloy :
merkuri optimum
Matriks toefl meier (universal) menahan tekanan
kondensasi dan membentuk permukaan proksimal
19
Varnish kavitas hanya untuk amalgam
konvensional (low copper) menutup ruang antara
amalgam dengan tepi kavitas mencegah kebocoran
tepi.
- Contain : resin dalam larutan mudah menguap
(ex.eter) sehingga meninggalkan resin
sebagai lapisan film tipis
- Kontraindikasi untuk restorasi GIC dan RK karena
mengganggu perletakan
- Diaplikasikan 2 lapis
Preparasi Komposit
Cara aplikasi komposit (dengan bonding generasi 5):(Bakar,2011)
20
7. Lakukan finishing untuk menghaluskan sisi yang masih kasar
dengan menggunakan finishing bur (gelang kuning), bagian
proksimal (pada kelas II,III,IV,menggunakan finishing strip), lalu
lakukan cek oklusi dengan artikulating paper bila masih terdapat
traumatik maka bagian tersebut dikurangi.
Preparasi Inlay
Prosedur
1) Preparasi
Desain inlay harus memperhatikan:
2) Pencetakan
Pencetakan gigi dilakukan dengan bahan cetak elastomer dan kondisi
gigi harus kering
3) Inlay sementara
Inlay sementara menggunakan bahan resin. Kavitas diberi vaselin dan
pita matriks, kemudian resin dimasukkan kedalam kavitas. Setelah
resin kering, inlay dipasang dan dilepas berkali-kali hingga semen
kering.Cek dengan kertas artikulasi. Setelah pas, inlay dihaluskan.
4) Tahap laboratorium
5) Kunjungan klinis kedua
a. Melepas inlay sementara
b. Mencoba restoras ituang
c. Sementasi restorasi
Preparasi Onlay
Prosedur:
1. Preparasi kavitas
semua enamel harus didukung oleh dentin yang sehat
semua sudut dan tepi bagian dalam harus dibuat membulat untuk
menghnindari tekanan
semua dinding proksimal harus flare/miring 5-15 derajat tanpa
undercut
yang harus dipastikan adalah tidak adanya undercut dan kedalaman
minimum yang masih bisa dipreparasi dari permukaan oklusal yaitu
1,5mm. dilakukan pula Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay
dan ketahanan terhadap kemungkinan bergesernya restorasi.
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap
sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar
21
sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway,
kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan
bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
2. Pencetakan
bahan cetak dapat dipilih yaitu, polyvinylsiloxane, irreversible
hidrokoloid, elastomer, atau silikon tambahan
4. Restorasi sementara
Kavitas ditutup dengan restorasi sementara, bisa dengan semen non
eugenol juga semen berbasis resin
22
model dituaangkan dalam bentuk die. Kemudian dari die yang telah
disipakan, bahan resin komposit diletakkan selapis demi
selapis.Bentuk proksimal, kontak proksimal, anatomi oklusal harus
dibangun
6. Passen
pada permukaan passen, dilakukan passen restorasi pada kavitas.
Letakkan restorasi pada kavitas, jangan tekan onlay. Saat onlay
sudah duduk secara komplit, periksa integritas marginal, kontak
proksimal dan warna, Oklusi diperiksa setelah sementasi.
Preparasi Pasak
1. Pemilihan desain pasak
Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun
restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk
menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.
2. Preparasi pasak
23
step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi
terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.
b. Macam
b.1 Preparasi Kavitas Kelas I
Preparasi Kavitas kelas I meliputi pit dan fissure permukaan oklusal
gigi posterior, permukaan palatal/lingual gigi insisivus, groove bukal &
lingual/palatal gigi molar. Pada prinsipnya, preparasi kavitas kelas I
meliputi :
outline form yang mengikuti pola fissure untuk mencegah karies
sekunder pada tepi restorasi. Tidak semua fissure diikutkan dalam
preparasi, seperti contoh fissure yang dangkal yang masih dapat
24
dilakukan enameloplasty. Konsep dari enamoplasty adalah menyingkirkan
bakteri dengan cara menggerindingnya. (Baum, 1997)
b.1
25
Tahapan Preparasi Kavitas Kelas II :
1. Gingival wall
Lebar dinding gingiva sekitar 1 mm. Pastikan dinding enamel didukung
oleh dentin yang sehat.
1. Axial wall
Pada bentuk restorasi yang berukuran kecil, dinding axial harus datar.
Tetapi untuk lebar restorasi yang luas dinding axial dibentuk pararel
dengan kontur gigi aslinya. Kegagalan preparasi dinding axial
dapatmenyebabkan terbuka ruang pulpa.
2. Konvergen
Dinding dan proximal box line angles dibentuk konvergen ke arahoklusal,
mengikuti permukaan bukal dan lingual gigi. Sudut cavosurface angle
tetap dipertahankan 90
3. Line angle
Persimpangan dari dua permukaan, contohnya pulpa wall dan axial wall
dan namanya sendiri berasal dari permukaan yang terlibat, contoh axio-
pulpo line angles
4. Internal angles
Semua internal angles harus membulat untuk mengurangi tekanan dan
supaya bahan restorasi amalgam dapat ditumpat dengan mudah pada
regio ini.
5. Cavosurface
Bukal dan lingual cavosurface angle jangan terlalu melebar. Preparasi
cukup untuk akses hand instrument, tidak terlalu divergen untuk
menghindari daerah yang rapuh.
7. Retensi
Grove tambahan diletakkan pada bucco-axial dan lingual-axial lineangle,
tanpa mengurangi dinding enamel.
8. Lebar isthmus
26
Lebar istmus sepertiga lebar cusp bukal dan lingual. Fraktur isthmus
ering terjadi karena kontak prematur amalgam di daerah marginal ridge
dengan gigi antagonis. Cek kontak marginal ridge dengan articulating
paper sebelum restorasi untuk menghindari fraktur.
12. Dovetail
Diperluas hingga daerah yang terkena karies atau fissure yang dalam.
Bentuknya membulat, halus dengan retensi yang baik pada oklusal.
Tujuan dari pembuatan dovetail ini agar bahan tumpatan tidak mudah
lepas/bergeser saat mengunyah.
27
Instrument yang Digunakan :
a. Bur tapered diamond dan berbentuk flame : Membuat bevel pendek
(0,5 mm) di seluruh tepi kavitas
b. Bur bulat (Round bur) atau ekskavator tajam : menghilangkan karies
yang mengenai lapisan dentine
c. Celluloid strip
Preparasi kavitas kelas III ini menggunakan bahan restorasi jenis resin
komposit.
28
Preparasi kavitas kelas IV ini menggunakan bahan restorasi resin
komposit.
29
jaringan gingiva terutama yang tipis dan halus. Bila perlekatan gingiva
mengalami luka yang terjadi selama preparasi, dapat menyebabkan
resesi. Preparasi subgingiva harus berakhir 0,5 mm lebih pendek dan
perlekatan epitel.
Bur yang digunakan dapat melukai dan merusak jaringan
gingiva, sehingga kontur jaringan lunak secara estetis menjadi buruk.
Oleh karena itu diperlukan pengurangan jaringan gigi yang memadai
untuk memberi ruangan yang cukup, baik untuk penampilan estetik
maupun fungsi yang normal.
Berdasarkan lokasinya dikenal tiga jenis akhiran preparasi, yaitu
akhiran preparasi supragingiva, akhiran preparasi subgingiva, dan
akhiran preparasi setinggi gingiva. Sedangkan menurut bentuknya
dikenal empat macam akhiran preparasi. yaitu knif-edgeijeather edge,
preparasi shoulder, preparasi bevel shoulder, dan akhiran preparasi
chamfer.
3. Dasar pemilihan
Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi
1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal
ini dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit
disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.
4. Instrument preparasi
a. Instrumen:
Pemeriksaan oral (kaca mulut, beberapa macam sonde, pasangan pinset)
- Kaca mulut
- Sonde: sonde tajam (lurus dan tumpul) hanya digunakan untuk
memeriksa tepi restorasi dan karies dentin yang diekskavasi. Sonde
berujung tumpul/sonde periodontium digunakan untuk memeriksa
periodontium dan menilai kekasaran permukaan email/oklusal.
- Pinset berkunci: untuk meletakkan gulungan kapas, mengambil
debris yang besar dalam mulut
30
Gambar 1. Permukaan depan dan belakang kaca mulut. Gambar
sebelah kiri (permukaan depan) memberikan gambaran yang lebih
jelas daripada permukaan belakang yang memberikan gambaran
ganda (kanan), tetapi lebih mudah tergores ketika
digunakan/disterilkan.
31
Gambar 4. Macam-macam skeler periodontium manual (bilah dan
shanknya terlihat). Perhatikan angulasi kepala dan perluasan yang dibuat
bilah pemotongnya terlihat menjauh dari sumbu panjang gagang
instrumen.
32
Gambar 6. Macam-macam chisel lurus dan menyudut (dari kiri ke
kanan): lurus, hatchet, hoe, dan sepasang double-ended gingival
margin trimmer.
33
Gambar 7. Henpis turbin udara ketika sedang bekerja; terlihat semprotan
air pada ujung bur dan cahaya serat-optik
Suatu sistem sinar serat optik telah disertakan ke dalam kepala henpis
menyudut kecepatan rendah.
34
Bur dental, bur batu, bur/cakram pengakhir : digenggam di dalam henpis
oleh chuck penjepit yang bisa cepat melepas (bur intan/bilah pemotong
karbida tungsten dengan sistem friction grip untuk henpis kecepatan
tinggi, dan baja karbon/intan/bilah pemotongplastis dengan latch-grip
untuk henpis kecepatan rendah).
Gambar 9. Serangkaian delapan set bur (tiga set bur pertama adalah
friction-grip turbin udara, dan lima set bur berikutnya adalah latch-grip
untuk henpis kecepatan rendah) (a) Friction-grip: 3 bur karbuda
tungsten, 3 bur intan (bundar, lurus, tirus) dan 3 bur pemotong metal
(bilah karbida tungsten bergerigi menyilang). Bur karbida tungsten dan
bur intan digunakan untuk memotong email dan dentin sehat dan
membongkar restorasi. Bur intan dapat digunakan untuk memotong
porselen. (b,c) Baja karbon latch-grip : bur bundar (kepala bur seperti
bunga mawar) tiga ukuran, bur fisur lurus bergerigi menyilang tiga
ukuran, serta bur fisur tirus bergerigi menyilang dan bur kon terbalik
(inverted-cone), saat ini jarang digunakan. Bur dinomori berdasarkan
ukuran dari diamter kepala bur. Kepala bur baja karbon digunakan untuk
mebuang karies dentin tetapi akan cepat tumpul dan berkarat jika tidak
segera dikeringkan setelah sterilisasi, sekarang sering digunakan sebagai
bur sekali pakai. (c) Perbandingan bur baja karbon dan karbida tungsten
dengan ukuran yang sama. Kepala bur karbida tungsten berbentuk
sedikit berbeda dan melekat pada shank baja. Memiliki ketahanan yang
lebih baik dan mudah diautoklafkan. Perkembangannya meliputi bur
plastis PKK (polyketone-ketone) dengan sistem latch-grip, dan material
berbasis porselen lainnya. (d) Untuk self-limiting carious dentine
removal, sekali pakai.
35
Gambar 10. Empat macam batu dental yang dipasang pada shank yang
pendek dengan sistem latche-grip pendek ( bur batu hijau karborundum
abrasif ) dan 3 instrument dengan shank panjang. Yang disebelah kanan
adalah bur berbentuk kone dilapisi intan untuk penggunaan laboratorium
atau jarang digunakan di klinik. Dipakai untuk penyesuaian kasar
restorasi indirek pada kecepatan rendah dan henpis lurus.
Gambar 11. Bur pengakhir, bur batu dental, dan bur poin untuk
amalgam. Dari kiri: lima bur pengakhir pemotong sederhana dengan
sistem latch-grip, dua bur batu putih (alundum), tiga bur poin karet
abrasif dari kasar sampai yang halus, dan bur-cangkir karet abrasif.
36
Gambar 12. (a.b) Bur atau cakram pengakhir komposit. Melintang di
atas adalah pita pemoles plastik aproksimal dengan daerah halus di
bagian tengah untuk memudahkan melewati titik kontak antar gigi. Di
bagian kanan adalah abrasif kasar dan yang di kiri adalah yang halus.
Dari kiri : bur batu putih halus, bur intan pengakhir medium (garis pita
kuning), dan bur intan pengakhir komposit halus (garis-pita merah), satu
bur cakram karet abrasif, satu mandril untuk 2 bur cakram abrasif single-
sided yang fleksibel, yang sesuai dengan mandrillnya, dan 4 bur cakram
abrasif yang fleksibel dengan kode warna (taburan intan dari yang kasar
sampai yang halus )pada potongan plastis yang bisa dipasang pada
mandril yang terlihat di kanan gambar. Di gambar bagian kanan adalah
macam-macam bur cakram karet / resin, bur point dan bur cangkir
yang ditaburi silika untuk memoles restorasi resin komposit dan semen
ionomer kaca.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC
Banejee, Avijit dan Watson, Timothy F. 2013 Pickard Manual Konservasi Restoratif,
Jakarta: EGC
Baum,Philips,Lund.1997.Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC
Deryriilisa, Sakura. 2016. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC
Dorland Newmaan .2009.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28.Jakarta: EGC
Kenneth J Anusavice. Philips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Alih bahasa, Johan
Arief Budiman. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2003.
Kidd, E.A.M. 2002. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard, Ed. 6. Jakarta: Widya
Medika
Mount, GJ & Hume. Preservation to Restoration of Tooth Structure. London : Mushy
Soeprapto,A.drg. Pedoman Penatalaksanaan Praktik Kedokteran Gigi. 2016. Jakarta:EGC
Wisnubroto. Sumatra utara. Universitas Sumatra
Utara.(Online:http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?o
ption=com_journal_review&id=5055&task=view
38