Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arif Afrianda

Nim : P07125219003
Regular A / Tk II
AMALGAM

A. DEFINISI
Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah merkuri
atau air raksa. Amalgam dapat berbentuk padat maupun cair tergantung jumlah air raksa yang
digunakan. Amalgam umumnya digunakan untuk menambal gigi yang berlubang.

Bubuk logam : Alloy


Air raksa : Hg : Mercury

B. KELEBIHAN AMALGAM
- Prosedurnya lebih pendek dari perawatan material yang lain.
- Perlakuan pengisian perak membutuhkan lebih sedikit keterampilan dan teknologi.
- Perak tambalan telah digunakan selama puluhan tahun, dan banyak pasien lebih nyaman
dengan bahan catatan keamanan jangka panjang.
- Tambalan Amalgam cukup kuat dan mampu menahan kekuatan mengunyah.
- Tambalan Amalgam dapat diselesaikan dalam satu kunjungan ke dokter gigi.
- Tambalan jenis ini kurang sensitif terhadap kelembaban selama proses penambalan dari pada
resin komposit.

C. KEKURANGAN AMALGAM
- Meskipun tambalan berbahan logam telah terbukti aman pada pasien, banyak yang percaya
bahwa penggunaan merkuri dalam bahan amalgram dapat menyebabkan masalah kesehatan di
masa depan.
- Bahan logam dapat berkembang dan berkontraksi dari waktu ke waktu, dan berpotensi
menyebabkan kerusakan struktur gigi.
- Bahan Amalgam tidak sesuai dengan warna gigi.
- Tambalan Amalgam bisa menimbulkan korosi dari menodai dari waktu ke waktu. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan warna dimana pengisian memenuhi gigi.
- Material berbahan logam ini tidak bonding dengan sempurna pada gigi anda, sehingga
ditakutkan akan memunculkan masalah kedepannya.
- Gigi mungkin lebih sensitif terhadap makanan panas dan dingin dalam beberapa minggu
setelah perawatan.

D. INDIKASI
- Kavita pada gigi premolar dan molar (gigi posterior)
- Kavita pada foramen caccum

E. KONTRA INDIKASI
- Kavita yang terlalu besar, tumpatan tidak kuat, resistensi kurang tambalan mudah keluar.
- Kavita pada permukaan labial dari gigi anterior, dimana tambalan terlihat dari depan.
F. TAHAP PENGAPLIKASIAN
a). Alat yang digunakan
- Lumpang (mortir) dan Alu (stamper)
- Kaos jari dari karet (finger stall) : Alat ini juga digunakan untuk mulling amalgam
- Amalgamator mekanik

b). Bahan dan ratio


Untuk mengaduk amalgam diperlukan perbandingan ratio yg tepat. Perbandingan yang tepat
artinya yang dianjurkan oleh tiap pabrik alloy. Biasanya ratio yg dianjurkan oleh pabrik
memberikan kekuatan maximal & perubahan yang minimal.

Contoh ratio pabrik : 2:1


Air raksa (Hg) yang lebih besar (2) : (1) Alloy (bubuk logam) yang kebih kecil.

c). Cara pengadukan

Tahap 1
- Mengaduk amalgam dengan lumpang dan alu, setelah ditimbang dengan tepat dan
dimasukkan ke dalam lumpang alu dipegang dengan cara:
1. PEN GRASP (seperti memegang tangkai pena)
2. PALM GRASP
- Bila mengaduk amalgam, lumpang harus diletakkan di meja, jangan ditelapak tangan supaya
adukan amalgam uniform, amalgam diaduk sampai mengkilat & melekat pada dinding lumpang.
- Lama mengaduk 1 menit (60 detik).

Tahap 2
- Amalgam yang sudah diaduk di ambil dengan spatel dan ditaruh dalam sepotong kaos jari
karet → mulling (30 detik) atau setengah dari waktu mengaduk.
- Cara mulling : amalgam dimasukkan ke dalam dot dan kemudian dipijat dengan jari telunjuk
dan ibu jari.
- Tujuan dari mulling ini adalah:
1. Untuk daya dan mudah dibentuk (platisitas) yg maximal.
2. Amalgam yang tidak dimulling memberi expansi (pemuaian) yang besar.

Tahap 3
- Setelah amalgam di mulling, amalgam ini harus diperas. Memeras amalgam menggunakan
sepotong kain putih.
- Hg yang berlebih akan diperas keluar, Hg yang berlebih dalam amalgam menyebabkan
amalgam berporus setelah mengeras.
- Setelah diperas amalgam sudah siap untuk dimasukkan ke dalam kavita.

Tahap 4
- Cara mengkondensisasi amalgam harus dari tengah ke pinggir kavita, jangan sebaliknya.
Maksudnya dari cara ini agar adaptasi amalgam pada dinding kavita dapat sempurna (baik).
- Porsi-porsi pertama menempel pada cement base, jangan terlalu kering & jgn terlalu keras
menekannya.
- Kemudian porsi kedua dimasukkan dan selanjutnya kavita penuh dgn tekanan yang kita
berikan lebih besar.
- Mengisi amalgam itu harus overfilling artinya: diisi lebih dari kavita. Bila mengkondensasi porsi
terakhir hingga lebih dari kavita sedikit dengan stopper yang besar dan gerakan tengah ke pinggir
kavita dan ditekan masuk kavita.

d). Cara pembentukan


- Amalgam yang berlebihan dibuang dengan excavator, dan dilakukan artikulasi test dan bila
sudah beres maka kita melicinkan amalgam dg burnisher.
- Kemudian setelah 24 jam dilakukan pemolesan.

e). Cara pemolesan


- Bagian oklusal dari tambalan dikerjakan dengan batu kecil yang runcing, hingga batas
amalgam email rata & tidak ada overfill di pinggir amalgam.
- Fisur-fisur dijelaskan dengan finier bundar yg kecil (no.0)
- Pada kelas II bagian aproximal diratakan dengan finier interdental/flame. Memoles tambalan
amalgam di bagian aproximal ini terutama diusahakan agar bagian gingival tidak terdapat
overhang
- Usahakan agar kontak tidak hilang
- Kemudian tambalan dipoles dengan rubberdise/rubbercup dengan pumice
- Setelah dipoles, tambalan dikilatkan lagi dengan sikat yang lunak & calcium carbonat dengan
alkohol
- Usahakanlah agar pada memoleskan batu-batu finier dish/cup tidak menjadi panas pada
waktu memoles, karna bila terjadi panas maka akan membahayakan pulpa

- Ket:
Overhang : tambalan amalgam menggantung di aproximal
Overfill : tambalan amalgam

G. PENYEBAB KEGAGALAN TAMBALAN


- Preparasi kavita tidak baik.
- Kavita tidak steril dan tidak kering pd waktu mengisi.
- Kualitas alloy tidak baik.
- Ratio alloy tidak baik.
- Over mixed : mengaduk terlalu lama.
- Under mived : kurang mengaduk.
- Ditambah Hg sesudah amalgam bersenyawa.
- Kondensasi (memasukkan & menekan amalgam) tdk baik.
- Tambalan dipoles sebelum 24 jam.
- Pada waktu memoles terbentuk banyak panas.
- Terlalu cepat dipakai mengunyah.

Anda mungkin juga menyukai