Anda di halaman 1dari 9

Daftar Obat-obat Yang Termasuk Agen Mukolitik

Update terakhir: OCT 3, 2019 Waktu baca: 4 menit


Telah dibaca 1.381.651 orang

Bagikan artikel ini

Mukolitik (mucolytic) adalah suatu jenis obat


yang digunakan untuk mengencerkan mukus
(dahak) yang kental sehingga mudah dikeluarkan.
Obat ini bekerja dengan cara melepas ikatan
gugus sulfidril pada mucoprotein dan
mukopolisakarida
sehingga menurunkan viskositas mucus. Sebagai
hasil akhir, dahak tidak lagi bersifat kental dan
dengan begitu mudah dikeluarkan dari
tenggorokan sehingga membuat saluran nafas
bebas dari dahak.
Obat-obat yang termasuk agen mukolitik bisa
mengurangi eksaserbasi pada
beberapa pasien yang
menderita penyakit paru obstruktif kronis dan bat
uk produktif kronis.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat Batuk Ibu dan Anak via HonestDocs

Obat Batuk Pei Pa Koa dapat membantu


meredakan batuk berdahak, sakit tenggorokan,
melegakan sakit tenggorokan, dan memelihara
kesehatan paru-paru. GRATIS ongkos kirim ke
seluruh Indonesia minimal belanja Rp50.000!

Pesan Sekarang

Obat-obat yang termasuk agen mukolitik

Beberapa merk obat yang berfungsi sebagai agen


mukolitik

Agen mukolitik bisa dipasarkan berupa bentuk


tablet atau larutan cair (liquid solution). Obat ini
biasanya digunakan secara oral atau
untuk inhalasi. Berikut adalah beberapa obat yang
termasuk agen mukolitik :

Erdosteine

Acetylcysteine

Bromhexin

Carbocysteine

Guiafenesin

Iodinated glycerol

Ambroxol

Mecysteine

Dornasealfa
Indikasi

Berikut adalah kegunaan obat-obat yang


termasuk sebagai agen mukolitik :

Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran


nafas akut dan kronis seperti :
emfisema, radang paru kronis, bronkiektasis,
eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis
asmatik, asma bronkial yang disertai kesukaran
pengeluaran dahak, serta penyakit radang
rinofaringeal.

Untuk pengobatan kondisi hipersekresi mukus


yang kental dan tebal pada saluran pernapasan.

Sebagai mukolitik untuk meredakan batuk


berdahak.

Sebagai pembasah pada afeksi saluran nafas


akut dan kronis.

Sediaan Inhalasi uap dengan drainase postural


efektif pada bronkiektasis dan beberapa kasus
bronkritis kronik.

Obat ini juga digunakan untuk mengurangi rasa


sakit pada tenggorokan.

Kontraindikasi

Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang


memiliki riwayat hipersensitif terhadap obat-obat
yang termasuk agen mukolitik.
Erdosteine tidak boleh diberikan pada penderita
sirosis hati dan kekurangan enzim crystathionine
sintetase, fenilketonuria (hanya pada granul),
pasien gagal ginjal (dengan klirens keratin < 25
ml / menit).

Carbocysteine tidak boleh diberikan untuk pasien


penderita ulkus peptik aktif. Obat lainnya harus
diberikan dengan hati-hati karena semua agen
mukolitik dapat merusak sawar
mukosa lambung.

Efek Samping Obat-obat agen mukolitik

Berikut adalah beberapa efek samping agen


mukolitik yang umum terjadi :

Obat agen mukolitik mempunyai efek samping


pada saluran pencernaan
seperti mual, muntah, diare, rasa penuh di perut,
dan nyeri pada ulu hati.

Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya


jarang misalnya reaksi alergi seperti
kulit kemerahan, bengkak pada wajah,
dispnea, sesak nafas dan
kadang-kadang demam.

Efek
samping acetylcysteine pada penggunaan sistemi
k : reaksi hipersensitif seperti urtikaria dan
bronkospasme, meski efek samping ini jarang
terjadi. Efek samping pada penggunaan
aerosol inhalasi : iritasi nasofaringeal dan
saluran cerna seperti pilek (rinore), stomatitis,
mual, muntah.

Bromheksin pernah dilaporkan menyebabkan


efek samping berupa sakit kepala, vertigo,
berkeringat banyak dan ruam kulit. Juga dapat
terjadi kenaikan enzim transaminase.

Khusus untuk erdosteine sampai saat ini belum


ditemukan efek pada saluran pencernaan dan
efek sistemik. Namun karena umumnya
obat-obat golongan mukolitik dapat merusak
sawar mukosa lambung, penggunaannya pada
penderita ulkus peptik akut harus hati-hati.

Mecysteine bisa menyebabkan sensasi seperti


terbakar pada jantung.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat


menggunakan obat-obat agen mukolitik :

Keamanan pemakaian obat-obat agen mukolitik


untuk ibu menyusui belum diketahui dengan jelas.
Oleh karena itu, pemberian obat-obat ini untuk ibu
menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan
dokter.

Obat-obat ini sebaiknya digunakan setelah makan


atau bersama makanan, karena diketahui bisa
merusak sawar mukosa lambung.

Ambroxol tidak boleh digunakan untuk jangka


waktu yang lama tanpa diresepkan oleh dokter.
Jika digunakan oleh pasien-pasien penderita
insufisiensi ginjal, akumulasi dari
metabolit ambroxol terbentuk di hati.

Acetylcysteine : sebaiknya tidak menggunakan


obat ini untuk pasien yang
mengalami kesulitan mengeluarkan sekret, atau
penderita asma bronkial. Sebaiknya dipilih obat
agen mukolitik yang lain.

Erdostein : bentuk formulasi granul obat ini harus


digunakan secara hati-hati untuk
penderita diabetes mellitus. Sebaiknya dipilih
agen mukolitik lain.

Pengobatan harus dihentikan jika tidak


ada manfaat setelah 4 minggu pemberian.

Penggunaan oleh wanita hamil

Sebaiknya tidak menggunakan obat-obat


golongan mukolitik untuk wanita hamil terutama
saat kehamilan berada di trimester pertama.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat-obat agen mukolitik


dengan obat-obat lain :
Ambroxol :

Jika diberikan bersamaan


dengan antibiotik seperti amoxicillin,
cefuroxim, erythromycin, dan
doxycycline, konsentrasi antiobiotik-antibiotik
tersebut di dalam jaringan paru meningkat.
Obat ini juga sering dikombinasikan dengan
obat-obat standar untuk pengobatan bronkitis
seperti glikosida jantung, kortikosteroid dan
bronkospasmolitik.

Bromhexin :

Pemberian bersamaan bromhexin dengan


antibiotik seperti amoxicillin,
cefuroxim, erythromycin, dan doxycycline akan
meningkatkan konsentrasi antibiotik-antibiotik
tersebut.

Dosis

Di bawah ini dosis pemberian obat-obat yang


termasuk agen mukolitik :

Ambroxol

kapsul lepas lambat :

dewasa, 1 x sehari 75 mg, sesudah makan.

Tablet :

Dewasa dan anak usia ≥ 12 tahun, 1 tablet 30 mg


2-3 x sehari.
Anak usia 6-12 tahun : ½ tablet 2-3 x sehari.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat GRATIS Ongkir via HonestDocs!


Klik di sini dan beli obat via HonestDocs,
langsung dapat GRATIS ongkir minimal belanja
Rp50.000.

Pesan Sekarang

Drops 15 mg / ml (1 ml = 20 tetes) :

Anak usia ≤ 2 tahun, 0.5 ml (10 tetes) 2 x sehari.


Dapat dicampur dengan sari buah, susu atau air.

Sirup 15 mg / 5 ml (1 sendok takar = 5 ml) :

Anak usia 6-12 tahun : 2-3 x sehari 1 sendok


takar.
Anak usia 2-6 tahun : 3 x sehari ½ sendok takar.
Anak usia ≤ 2 tahun : 2 x sehari ½ sendok takar.

Acetylcysteine

Nebulasi 1 ampul 1-2 x sehari. Obat diberikan


selama 5-10 hari.

Bromhexin

Sirup 4 mg/5 mL (1 sendok takar=5 ml) :

Dewasa dan anak-anak usia > 10 tahun : 3 x


sehari 2 sendok takar.
Anak usia 5-10 tahun : 3 x sehari 1 sendok takar.
Anak usia 2-5 tahun : 2 x sehari 1 sendok takar.

Tablet 8 mg :
Dewasa dan anak usia > 10 tahun : 1 tablet 3 x
sehari.
Anak usia 5-10 tahun : ½ tablet 3 x sehari.
Anak usia  2-5 tahun : ½ tablet 2 x sehari.

Erdosteine

Dewasa : 150-350 mg 2-3 x sehari.

Anak dengan berat badan antara 15-19 kg : 175


mg 2 x sehari.

Anak dengan berat badan antara 20-30 kg : 175


mg 3 x sehari.

Anak dengan berat badan > 30 kg : 350 mg 2 x


sehari.

Carbocysteine

Dewasa, dosis awal 750 mg 3 x sehari,


selanjutnya 1.5 g/hari dalam dosis terbagi.

Anak usia 2-5 tahun, 62.5-125 mg 4 x sehari.

Anak usia 6-12 tahun, 250 mg 3 x sehari.

Mecysteine

Dewasa, 200 mg 4 x sehari selama 2 hari,


selanjutnya 200 mg 3 x sehari selama 6 minggu,
selanjutnya 200 mg 2 x sehari.

Anak usia > 5 tahun, 100 mg 3 x sehari.

Anda mungkin juga menyukai