Anda di halaman 1dari 23

Mukolitik

Mukolitik
Mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja
dengan cara membuat hancur bentuk dahak
sehingga dahak tidak lagi memiliki sifat-sifat
alaminya. Mukolitik bekerja dengan cara
menghancurkan benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari dahak. Sebagai hasil akhir,
dahak tidak lagi bersifat kental dan dengan begitu
tidak dapat bertahan di tenggorokan lagi seperti
sebelumnya. Membuat saluran nafas bebas dari
dahak.
Macam-macam obat mukolitik
1. Bromheksin (Bisolvon®, Mosavon®)
2. Ambroxol (Ambril®, Mucopect®)
3. Erdosteine (Edotin®)
4. Asetilsistein (Fluimucil®)
Bromheksin (Bisolvon®, Mosavon®)
Merupakan derivat siklohesil yang dapat
berkhasiat sebagai mukolitik pada dosis
yang cukup tinggi. Viskositas dahak
dikurangi dengan jalan depolimerisasi
serat-serat mukopolisaccharidanya. Bila
digunakan per inhalasi efeknya sudah
tampak setelah 20 menit, sedangkan bila
per oral baru setelah beberapa hari
dengan berkurangnya rangsangan batuk.
Bromheksin
Indikasi
Sekretolitik pada infeksi jalan pernapasan yang
akut dan
kronis serta pada penyakit paru dengan pembentu
kan mucus berlebih.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui,
Efek samping
Reaksi alergi, gangguan gastrointestinal ringan.
Interaksi obat
Hati-hati penggunaan dengan obat lain.
Bromheksin
Dosis
Dewasa: 3-4 kali, 8-16 mg/hari.
Anak-anak: 3 kali, 1,6-8 mg/hari
Ambroxol (Ambril®, Mucopect®)
Ambroxol merupakan metabolit bromheksin
yang berefek mukokinetik dan sekretolitik,
dapat mengeluarkan lendir yang kental dan
lengket dari saluran pernafasan dan
mengurangi staknasi cairan sekresi.
Pengeluaran lendir dipermudah sehingga
melegakan pernafasan. Sekresi lendir menjadi
normal kembali selama pengobatan dengan
Ambril.
Ambroxol
Baik batuk maupun volume dahak dapat
berkurang secara bermakna. Dengan demikian
cairan sekresi yang berupa selaput pada
permukaan mukosa saluran pernafasan dapat
melaksanakan fungsi proteksi secara normal
kembali. Penggunaan jangka panjang
dimungkinkan karena preparat ini mempunyai
toleransi yang baik.
Ambroxol
Indikasi :
Gangguan saluran pernafasan sehub
ungandengan sekresi bronkial yang
abnormal baik akut maupun kronis,
khususnya pada keadaan-keadaan
eksaserbasi dari penyakit-penyakit
bronkitis kronis, bronkitis asmatis
dan asma bronkial.
Ambroxol
Dosis pemakaian:
Bila tidak dianjurkan lain oleh dokter,
anjuran pemakaian untuk anak berd
asarkan jumlah dosis perhari yaitu 1,
2 – 1,6 mg Ambroxol HCI per kg
berat badan.
Ambroxol
Tablet :
• Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun tablet 3
kali sehari.
• Anak-anak antara 5-12 tahun 1/2 tablet 3
kali sehari.
Pada pemakaian jangka panjang dosis
pemberian sebaiknya dikurangi menjadi 2
kali sehari. Tablet sebaiknya ditelan sesudah
makan bersama sedikit air.
Ambroxol
Sirup :
• Anak-anak s/d 2 tahun 2,5 ml ( 1/2 sendok
takar) 2 kali sehari
• Anak-anak 2-5 tahun 2,5 ml (1/2 sendok
takar), 3 kali sehari.
• Anak-anak di atas 5 tahun 5ml (1 sendok
takar), 2- 3 kali sehari.
• Dewasa 10 ml (2 sendok takaran), 3 kali sehari.
Ambroxol
Takaran pemakaian diatas cocok untuk
pengobatan gangguan saluran pernafasan
akut dan untuk pengobatan awal pada
keadaan kronis sampai 14 hari. Pada
pemakaian lebih lama takaran pemakaian bisa
diturunkan menjadi separuhnya. Sirup
sebaiknya diminum sesudah makan.
Ambroxol
Interaksi Obat 
Penggunaan Ambroxol dapat
meningkatkan kerja atau efektivitas dari 
antibiotik karena dapat dikatakan jika mukus
semakin cepat dan mudah untuk dikeluarkan,
maka bakteri atau virus penyebab penyakit
yang terjerat pada mukus juga akan
dikeluarkan.
Ambroxol

Pada studi preklinis tidak menunjukkan adanya 
efek yang mengkhawatirkan, akan tetapi
keamanan pemakaian pada wanita
hamil/menyusui belum diketahui dengan pasti.
Meskipun demikian, seperti halnya dengan
penggunaan obat-obat lain, pemakaian pada
kehamilan trisemester I harus hati-hati.
Ambroxol
Efek samping :
Ambrixol umumnya mempunyai toleransi yang baik.
Efek samping ringan pada saluran pencernaan
pernah dilaporkan walaupun jarang.
Reaksi alergi jarang terjadi, beberapa pasien yang
alergi tersebut juga menunjukkan reaksi alergi terha
dap preparat lain.

Kontraindikasi :
Tidak diketahui adanya kontraindikasi.
Asetilsistein (Fluimucil®)
Derivat dari asam amino alamiah sistein
ini berkhasiat mencairkan dahak yang liat
dengan jalan memutuskan jembatan
disulfida, sehingga rantai panjang antara
mukoprotein-mukoprotein panjang
terbuka dan lebih mudah dikeluarkan
melalui batuk.
Asetilsistein
Sebagai precusor dari glutathion, zat ini
juga berdaya antioksidan dengan
melindungi sel terhadap oksidasi dan
perusakan oleh radikal bebas, derivatnya
karbosistein dan mukolitik lainnya mesna
(misatabron) tidak memiliki sifat ini.
Asetilsistein
Asetilsistein juga mampu memperbaiki gerakan
bulu-getar (cilia) dan membantu efek antibiotika
(doksisiklin, amoksisiklin, dan tiamfenikol). Zat
ini terutama efektif terhadap dahak yang kental
sekali dan sangat bermanfaat bagi pasien CPOD
mucoviscidosis.
Asetilsistein juga merupakan zat penawar
(antidotum) terhadap keracunan PCT dengan
jalan meningkatkan glutation. Zat ini berdaya
mengikat metabolit toksis dari PCT sehingga
menghindari nekrosis hati.
Asetilsistein
Efek samping:
Mual dan muntah, maka penderita tukak
lambung perlu waspada.
Sebagai obat inhalasi, zat ini dapat menimbulkan
kejang-kejang bronchi pada penderita asma.
Pada dosis tinggi (seperti pada intoksikasi
parasetamol) dapat timbul reaksi anafilaktis
dengan rash, gatal, udema, hipotensi, dan
bronchospasme.
Asetilsistein
Dosis
Dewasa
3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat
Anak-anak
2-7 tahun: 2dd 200 mg
<2 tahun: 2 dd 100 mg
Erdosteine (Edotin®)
Indikasi
Mukolitik pada gangguan saluran pernafasan
akut dan kronik
Dosis
2-3 kali sehari 1 kapsul
Pemberian Obat
Dapat diberikan bersama makanan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
Erdosteine
Kontra Indikasi
Sirosis hepatik, defisiensi enzim sistationin
sintetase, gagal ginjal berat (bersihan kreatinin
< 25 mL/menit)

Anda mungkin juga menyukai