Anda di halaman 1dari 18

KOLOID

OLEH:
DRA. ROSLINDA RASYID,MSI,APT
Sistem Koloid
Campuran yang heterogen disebut koloid dan suspensi
kasar, campuran yang bersifat homogen disebut larutan.
Pengertian: gerakan partikel zat dalam larutan ada yang
cepat dan lambat. Zat yang berdifusi cepat adalah zat
yang bersifat kristaloid, contoh NaCl dalam air, dan zat
bukan kristal adalah HCl dan H2SO4.
Yang lambat berdifusi disebabkan oleh partikelnya
mempunyai daya tarik satu sama lain, contoh putih telur
dalam air.
Zat seperti ini disebut koloid (bahasa yunani: cola=
perekat ).
Kecepatan difusi bergantung pada massa partikel, makin besar
massa makin kecil kecepatannya. Massa berhubungan dengan
ukuran partikel, yang massanya besar akan besar pula ukuran
partikelnya.
Berdasarkan ukuran partikel, campuran dapat dibagi atas tiga
golongan yaitu larutan sejati, koloid dan suspensi kasar
Ukuran partikel :
 Partikel larutan : 0,1 – 1 mµ
 Partikel koloid : 1 – 100 mµ
 Partikel suspensi kasar: > 100 mµ
 Karena ukuran partikel koloid amat kecil ,maka koloid tidak
dapat disaring dengan kertas saring biasa.
Penggolongan Koloid
Dipandang dari kelarutannya, koloid dapat dibagi atas koloid
dispersi dan koloid asosiasi.
1. Koloid dispersi: koloid yang partikelnya tidak dapat larut
secara individu dalam medium. Yang terjadi hanyalah
penyebaran ( dispersi) partikel tersebut contoh: koloid
mikro molekul (koloid belerang)
2. Koloid asosiasi: koloid yang terbentuk dari gabungan
( asosiasi )partikel kecil yang larut dalam medium contoh:
koloid Fe(OH)3. Senyawa ini larut dalam air menjadi ion Fe
dan OH. Jika dicampur sedemikian rupa sehingga
bergabung membentuk kristal kecil yang melayang-layang
dalam air.
Ditinjau dari interaksi fasa terdispersi dengan fasa
pendispersi (medium), koloid dapat dibagi atas :
1. Koloid liofil: koloid yang suka berikatan dengan
mediumnya sehingga sulit dipisahkan atau sangat stabil.
Jika medium air disebut koloid hidrofil, yaitu suka air,
contoh agar-agar dan tepung kanji(amilum) dalam air.

2 Koloid liofob: koloid yang tidak menyukai mediumnya


sehingga cenderung memisah dan akibatnya tidak
stabil.Bila mediumnya air, disebut koloid hidropob
(tidak suka air ) Contoh : koloid Fe(OH)3 dalam air
Koloid dapat berubah menjadi tidak koloid atau
sebaliknya. Bedasarkan perubahan itu ada:
1. koloid reversibel : koloid yang dapat berubah jadi
tidak koloid dan kemudian menjadi koloid kembali.
Contoh air susu (koloid) bila dibiarkan akan
mengendap (tidak koloid) dan airnya terpisah, tetapi
bila dikocok akan bercampur seperti semula (koloid)
2. Koloid irreversibel: koloid yang setelah berubah
menjadi bukan koloid tidak dapat menjadi koloid
lagi.
SIFAT KOLOID
Sifat Koligatif: koloid ini dalam medium air. Unit terkecil fasa
dispersi adalah partikel dalam bentuk molekul . Partikel ini
mempengaruhi sifat medium, sehingga koloid mempunyai sifat
koligatif. Sifat koligatif itu adalah kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, penurunan tekanan uap dan tekanan
osmotik.

Sifat Optik: ukuran koloid agak besar, maka cahaya yang


melewatinya akan dipantulkan. Arah pantulan itu agak teratur
karena partikel tersebar secara acak sehingga cahaya
berhamburan kesegala arah (Efek Tyndall). Ini tidak terjadi
dalam larutan, karena partikelnya sangat kecil sehingga tidak
mengubah arah cahaya.
Sifat Kinetik: partikel koloid selalu bergerak kesegala
arah. Gerakannya selalu lurus dan akan patah bila
bertabrakan dengan partikel lain (Gerakan Brown).
.
Adsorpsi: koloid mempunyai jumlah permukaan
yang lebih luas dibandingkan dalam bentuk
gumpalan. Pada permukaan partikel koloid terdapat
gaya vander walls terhadap molekul atau ion lain
disekitarnya.Melekatnya zat lain pada permukaan
koloid itu disebut adsorbsi.
Sifat Listrik: partikel koloid yang telah mengadsorpsi
ion akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion
yang diserapnya.

koagulasi: koloid yang bila dibiarkan dalam waktu


tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi
sehingga partikelnya turun perlahan kedasar bejana
(koagulasi/penggumpalan).
PEMBUATAN KOLOID
1. Dispersi
Gumpalan materi kasar dapat diubah menjadi lebih kecil dan
tersebar dan berukuran koloid (dispersi) dengan cara:
 Cara mekanik : menggerus (menggiling) partikel kasar sampai
berukuran koloid. Contoh: membuat koloid belerang dan urea
masing-masing dari butirannya.

 Cara elektronik: dengan mencelupkan dua elektroda logam


(seperti emas) kedalam air. Kemudian diberi listrik tegangan
tinggi sehingga suhunya sangat tinggi, akibatnya atom- atom
emas lepas dari elektroda dan bergabung membentuk koloid
emas.
Cara peptisasi: membuat koloid dengan
menambahkan suatu cairan kepada partikel kasar
(endapan) sehingga pecah menjadi koloid. Contoh
membuat koloid AgCl dengan menambahkan air
suling kepada padatan AgCl, dan menambahkan HCl
encer pada endapan Al(OH)3 untuk mendapatkan
koloid Al(OH)3.
2. Kondensasi adalah kebalikan dari dispersi, yaitu
penggabungan (kondensasi) partikel kecil menjadi
lebih besar sampai berukuran koloid. Penggabungan
terjadi dalam berbagai cara:

- Cara reaksi kimia: menambahkan pereaksi tertentu


ke dalam larutan sehingga hasil reaksinya berupa
koloid. Yaitu berupa cara reduksi, oksidasi,hidrolisis,
reaksi metatesis, pertukaran pelarut, pendinginan
berlebih.
- Cara reduksi: mereduksi logam dari senyawa
sehingga terbentuk atom logam . Contoh:
2AuCL3 + 3SnCl2 2Au + 3SnCl4
 Cara oksidasi, yaitu mengoksidasi unsur dalam
senyawa sehingga terbentuk unsur bebas. Contoh:
dalam membuat koloid belerang dengan
mengoksidasi hidrogen sulfida dengan SO2
2H2S + SO2 2S + H2O
 Cara hidrolisis: menghidrolisis senyawa ion sehingga terbentuk
senyawa yang sukar larut (koloid). Contoh:
FeCl3(aq) + H2O Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
 Reaksi metatesis: penukaran ion sehingga terbentuk senyawa
yang sukar larut (koloid). Contoh:
AgNO3 + KBr AgBr(s) + KNO 3

 Cara pertukaran pelarut: koloid dapat dibuat dengan menukar


pelarut atau menambahkan pelarut lain.

 Pendinginan berlebih: koloid dapat terjadi bila campuran


didinginkan sehingga salah satu senyawa membeku (koloid)
PEMURNIAN KOLOID
Cara dialisis: partikel koloid umumnya tidak dapat
melewati pori-pori kertas saringan kertas perkamen,
atau plastik tertentu tetapi saringan tersebut dapat
dilewati oleh molekul kecil dan ion yang larut dalam
medium. Saringan tersebut disebut selaput semi
permiabel, karena pori-porinya amat kecil .

Cara Elektroosmosis: koloid yang mengandung ion


dapat dimurnikan dengan cara elektroosmosis, dengan
memaksa ion-ion melewati selaput semipermiabel
dengan bantuan listrik.
Cara Elektroforesis: campuran beberapa koloid yang
bermuatan listrik dapat dipisahkan dengan cara
elektroforesis, karena koloid akan tertarik ke
elektroda yang berlawanan muatannya.
Koagulasi koloid
Partikel koloid bila dibiarkan lambat laun akan
membentuk gumpalan dan mengendap tanpa
pengaruh dari luar.
 Contoh: air susu dan darah bila dibiarkan akan
membentuk padatan di dasar bejana, dan hilanglah
sifat koloid.
KEGUNAAN KOLOID

Penggumpalan lateks
Membantu pasien gagal ginjal
Penjernihan air
Sebagai deodoran
Sebagai bahan makanan dan obat
Sebagai bahan kosmetik
Bahan pencuci

Anda mungkin juga menyukai