KELOMPOK 6
1. Pratiwi Sugarman Putri (1611013019)
2. Nindi (1611013031)
3.Nadhifa Putri ( 1611013033)
4. Julio Rahmad Ilahi (1611012001)
5. Zhafirah Arif (1611013023)
6. Riski Darmianti (1611012021)
7. Edtyva Monica (1611013021)
8.Apriliadi Syahputra (1611012045)
9. Yohane Novelia (1611013043)
PENGENALAN
LEUKEMIA KRONIK
Leukimia atau yang biasa dikenal juga dengan
kanker darah adalah salah satu klasifikasi
dalam penyakit kanker pada darah atau
sumsum tulang, ditandai dengan pertumbuhan
secara tak normal atau transformasi maligna
dari sel pembentuk darah di sumsum tulang
dan jaringan limfoid. Hal ini umumnya terjadi
di leukosit atau sel darah putih. Sel normal
DEFINISI dalam sumsum tulang digantikan oleh sel
abnormal dan sel ini dapat ditemukan di darah
perifer atau darah tepi. Sel leukimia ini
mempengaruhi sel darah normal serta imunitas
penderitanya.
(handayani W,2008)
Leukimia Akut
CLL juga penyakit pada lansia, tetapi juga sekitar 10% CLL
terjadi pada pasien yang berusia lebih muda dari 50 tahun.
1. Chronic
Myelogenous
Leukemia (CML)
2. Chronic Lymphocytic
Dipiro, 2005
Leukemia (CLL)
NCCN, 2018
CML (Chronic Myelogenous Leukemia)
Dipiro, 2005
• Hal ini memicu poliperasi abnormal dan terjadi akumulasi sel pemula
dan merusak myeloid di sumsum tulang dan darah periperal.
• Penyakit ini diawali dari fase kronik dimana gejalanya bisa dikontrol
dengan kemoterapi.
Dipiro, 2005
Klinis CML
Ada 3 perjalanan klinis CML yaitu:
1. Fase kronis
•Dimana tanda dan gejala masih dapat dikontrol
•Dalam fase ini, ada peningkatan jumlah sel darah putih dalam
darah, sumsum, atau keduanya
•gejala sering ringan seperti mengalami kelelahan
NCCN, 2018
2. Fase transisi
•Intensitas rendah kemoterapi tidak lagi dapat mengontrol sel darah
putih (WBC)
•gejala tersebut dapat berupa demam, penurunan berat badan
tanpa diet, dan tidak merasa lapar,mungkin memiliki pembesaran
limpa.
NCCN, 2018
3. Fase terminal
• mungkin telah menyebar di luar darah atau sumsum ke jaringan
lain.
• Gejala yang umum. Mereka mungkin termasuk infeksi, pendarahan,
sakit perut, dan nyeri tulang.
• Menyebabkan kerusakan klinis yang cepat dan dapat menyebabkan
kematian pada pasien.
NCCN, 2018
CLL (Chronic Lymphocytic Leukemia)
• salah satu jenis leukemia yang
dimulai pada limfosit yang
disebut B-sel. Karena CLL adalah
kanker sel darah, dapat
menyebar di mana saja
termasuk kelenjar getah bening,
sumsum tulang, dan bahkan
organ padat.
NCCN, 2018
Klinis CLL
• Diagnosis CLL diketahui setelah pasien mengalami gejala
konstitusional seperti demam dan kelelahan.
NCCN, 2018
PATOFISIOLOGI
Sumsum tulang
Sel darah
Patofisiologi cml
Patofisiologi cml
Kesalahankarenakro translokasi antara
mosomputusdanbe bagian kromosom
ralihsatusamalain 9 dan 22.
menghasilkan
kromosom 9 dan
kromosom
22yanglebihpendek
CML
Penyebaran cml
genBCR-ABLmembuat
Sel yang berisi protein BCR-ABL tidak
BCR-ABL(selCML) normal(tyrosine
kinase)
NCCN,2018
Prognosis dan staging CLL
Terdapat variabilitas yang luas dalam masa bertahan hidup, dengan
beberapa pasien meninggal dalam waktu 3 tahun setelah diagnosis dan
beberapa hidup dua dekade dengan CLL.
• Rai staging system.
Prognosis tergantung pada stadium dan beban tumor saat diagnosis. Rai
staging system telah diklasifikasi faktor risiko:
1. risiko rendah (staadium 0) angka harapan hidup lebih dari 10 tahun
2. risiko menengah (stadium I dan II) angka harapan hidup 7 tahun,
3. risiko tinggi (stadium III dan IV), angka harapan hidup rata-rata lebih
dari 10 tahun. , 7 tahun, dan 2 hingga 4 tahun, masing-masing
Dipiro 6th ed
• Tahap 0 didefinisikan oleh hasil tes normal tetapi jumlah limfosit tinggi dalam
darah. Kemungkinan kanker bertambah buruk adalah rendah.
• Stadium I didefinisikan sebagai jumlah limfosit tinggi dalam darah dan
pembesaran kelenjar getah bening. Kemungkinan kanker bertambah parah
adalah sedang.
• Stadium II ditandai oleh pembesaran hati, limpa, atau keduanya.
Kemungkinan kanker bertambah parah adalah menengah.
• Stadium III didefinisikan oleh kadar hemoglobin yang rendah. Kemungkinan
kanker bertambah parah adalah tinggi.
• stadium IV didefinisikan oleh jumlah trombosit yang rendah. Kemungkinan
kanker bertambah parah adalah tinggi.
NCCN,2018
Dipiro 6th ed
Cllsociety.org
• Binet staging system
Sistem staging umum lainnya adalah Binet staging system, yang lebih umum digunakan di
Eropa.
Dalam Binet staging system, CLL diklasifikasikan berdasarkan jumlah kelompok jaringan
limfoid yang terkena (kelenjar getah bening leher, kelenjar getah bening pangkal paha,
kelenjar getah bening ketiak, limpa, dan hati) dan berdasarkan apakah pasien menderita
anemia (sedikit sel darah merah) ) atau trombositopenia (sedikit trombosit).
• Stadium Binet A: Lebih sedikit dari 3 area jaringan limfoid membesar, tanpa anemia atau
trombositopenia.
• Tahap Binet B: 3 atau lebih area jaringan limfoid diperbesar, tanpa anemia atau
trombositopenia.
• Binet stage C: Anemia dan / atau trombositopenia hadir. Sejumlah area jaringan limfoid
dapat diperbesar.
Cllsociety.org
Identifikasi
NCCN,2018
Imaging test (MRI), boe narrow test
TREATMENT
Treatment : chronic myelogeneous leukemia
Penyembuhan CML dapat dicapai dengan pemberantasan malignant
(sel Ph-positif). Respon pengobatan dapat berbeda-beda tergantung
dari tes yang digunakan untuk mengukur respons. Respons hematologi
didefinisikan dengan normalisasi jumlah sel darah tepi.
kemoterapi sitotoksik konvensional dapat digunakan untuk pada
fase kronik CML untuk mencapai pengurangan hematologic. Interferon,
imatinib, dan transplantasi sel induk hematopoietic dapat
menghasilkan respons sitogenik yang terkait dengan rata-rata angka
harapan hidup yang lebih panjang.
Dipiro 6th ed
Kemoterapi konvensional
Busulfan (myeleran) dan hydroxyurea (Hydrea) dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah sel darah putih segera setelah diagnosis.
Berdasarkan riset dari studi random dari 500 pasien CML dari kelompok
studi German, yang menunjukkan bahwa terapi dengan hydroxurea
memberikan keuntungan bertahan hidup yang signifikan diatas
busulfan, agen kemoterapi konvensional hydroxyurea lebih disukai
untuk terapi pada CML fase kronis yang baru didiagnosis.
Dipiro 6th ed
Hydroxyurea menghambat enzim ribosom nuclease, penting dalam
menekan sintesis DNA, mengeliminasi sel di fasa S pada siklus sel, dan
sinkronisasi di G1 atau fasa sintesis pre DNA. Obat ini biasanya diberikan
perhari dan dapat diinisiasi dalam dosis terbagi pada dosis 40-50 mg/kg
perhari sampai WBC (sel darah putih) dihitung jatuh dibawah 10.000/mm3.
pada titik itu, dosis dapat diturunkan ketingkat pemeliharaan 20mg/kg
perhari, tetapi semakin dikecilkan dan kemudian dihentikan ketika terapi
imatinib dimulai. Imatinib menormalkan jumlah darah berdasarkan supresi klon
malignan di sumsum tulang, efek yang tidak ditunjukkan oleh hydroxyurea.
Penekanan terhadap klon malignan di sumsum tulang merupakan terapi yang
diinginkan efeknya karena pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup.
Dipiro 6th ed
Dipiro 6th ed
Interferon
interferon merupakan terapi biologis pertama yang menunjukkan
aktivitas penting terhadap sel kanker dan diperkenalkan ke pasaran yang
banyak menarik perhatian. Interferon adalah family glikoprotein yang
terlibat dalam banyak aspek fungsional dari sistem hematopoietic.
interferon alfa dan interferon beta mengikat permukaan reseptor sel
target yang sama, yang mana interferon gamma mengikat pada reseptor
yang terpisah.
mekanisme tepatnya dari interferon alfa pada CML belum diketahui ,
tapi efek ganda yang kompleks pada fungsi seluler. Beberapa perubahan
yang diusulkan termasuk perubahan pada transkripsi gen, phosphorylation
substrat,penyajian antigen dan apoptosis.
Dipiro 6th ed
Tyrosine kinase inhibitors
(NCCN 2018)
Imatinib
• Adalah golongan TKI generasi pertama yang diakui oleh U.S. FDA untuk mengobati CML.
• Bekerja menginaktifkan protein BCR-ABL1 sehingga pertumbuhan selnya berhenti.
• Imatinib mengikat secara kompetitif ATP-binding pada tirosin kinase, yang mengarah pada
penghambatan fosforilasi substrat kinase dan penghambatan faktor pertumbuhan untuk klon
CML.
Efek samping :
- Myelosupresi
- mual-muntah
- Diare
- Gejala musculoskeletal
- hepatotoksisitas
• Imatinib menunjukkan aktivitas yang baik pada uji coba awal dalam mengobati CML.Tabel 132–2
merangkum hasil klinis imatinib di pasien rawat inap fase chronic,fase accelerated , and blast
crisis.
(Dipiro 6th)
• Dasatinib adalah generasi kedua TKI,dasatinob lebih kuat dibandingkan
imatinib.dia akan menempel dalam bentuk aktif dan menghalangi mutasi
gen BCR-ABL1. Ia juga memblokir SCR, PDGFR, dan KIT kinase.
• Nilotinib adalah obat generasi kedua dari TKI,berkerja sama dengan
imatinib tetapi nilotonib lebih poten.berkerja lebih kuat untuk menghambat
mutasi gen BCR-ABL1 dan juga memblokir PDGFR dan KIT kinase.
(NCCN 2018)
Efek samping
obat
Gangguan jantung dan organ
lainnya maka perlu memonitor
penggunaan obat ini dan tidak
dianjurka untuk ibu hamil
maupun menyusui.
udem Emosional
(NCCN 2018)
HEMATOPOIETIC STEM CELL
TRANSPLANTATION
CML CLL
Dipiro, 2005
Hematopoietic Stem Cell Transplantation For
CML
• Transplantasi stem sel hematopoietik alogenik (alloHSCT) adalah satu-satunya
terapi yang terbukti menyembuhkan pasien dengan CML, dengan banyak pasien
hidup dan bebas penyakit lebih dari 10 tahun setelah transplantasi.
• Pasien dengan penderita CML yang menjalani alloHSCT pada tahun pertama
diagnosa dengan pendodor saudara kandung yang cocok memiliki tingkat
kelangsungan hidup lebih tinggi, sekitar 70%-80%, di badingka dengan pasien yang
melakukan alloHSCT lebih dari setahun setelah diagnosa yang berkisar 50%-60%
• Sayangnya, kurang dari 30% pasien yang memenuhi syarat untuk alloHSCT yag
memiliki donor saudara manusia yang cocok dengan antigen leukosit manusia
(HLA), dan donor alternatif harus dipertimbangkan. Alternatif paling umum donor
adalah individu yang tidak terkait yang cocok dengan HLA.
• Memberikan efek GVL (Graft Versus Leukimia)
Dipiro, 2005
Proses
• HLA typing
• Conditioning
• transplanting
NCCN, 2018
Imanitib or alloHSCT?
• Berdasarkan panduan NCCN untuk CML, pemilihan pengobatan CML
menggunakan imanitib atau alloHSCT sebaiknya diserahkan
keputusannya kepada pasien setelah diadakan penjelasan tentang
keuntungan dan resiko tiap terapi
Dipiro, 2005
Hematopoietic Stem Cell Transplantation For
CLL
• Penggunaan Hematopoietic Stem Cell Transplantation terbatas pada
pengobatan CLL
• Kematian dini dengan autologous dan allogeneicHSCT masing-masing
sekitar 10% dan 40%
• Transplantasi autologous memiliki mortalitas terkait transplantasi yang
lebih rendah daripada transplantasi alogenik, tingkat kekambuhan
tinggi dan umumnya bukan terapi yang disukai untuk CLL.
• Kesembuhan saat ini tidak dianggap dapat dicapai dalam CLL, alloHSCT
adalah metode yang paling mungkin untuk menghasilkan efek GVL dan
merupakan pilihan setelah terapi dengan obat dilakukan.
Dipiro, 2005
https://www.youtube.com/watch?v=YuirlplSfBU
TREATMENT
LEUKEMIA
LIMFOSITIK KRONIK
fase
A PI ke r j a
ra
E R ggu h seca
MOT eng
an
bu
KE p at m ng tum
11 i da r ya
t e rap anke
o k
em s el
bat k bagi
O buh
tum t.
a
c ep
n
aka
ID red .
ERO e
k m ker
ntu i-kan
ST n u t
22 a naka gai an
treatment
igu eba
ro id d dan s
Ste masi
a
infl R
A TO r bed
a
L gb
e
ODU n y an
NOM i bag
ia
U ika
s
IM mo
dif
33 n
e
g m mun.
a i
bat y istem
O as
pad Y
RAP an
ti k e r
E n
D TH e
e
ngh l kan
k
E tm s e
G ET dapa bantu
R ng m
TA bat ya ng me
44 so ya
kela ekul
h l
ala mo
Ad lekul-
mo buh. NCCN, 2018
tum
KEMOTERAPI
NCCN, 2018
Obat antikanker saja atau dengan tambahan kortikosteroid
diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak. Prednison dan
STEROID kortikosteroid lainnya bisa diberikan jika leukemia sudah
menyebar. tetapi respon ini umumnya berlangsung singkat dan
setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menimbulkan
efek samping.
Prednison berbentuk pil dan dikonsumsi sekali sehari dengan
makanan.
Metilprednisolon diberikan dengan dosis tinggi yang
dikombinasikan dengan rituximab. Metilprednisolon dapat juga
diinjeksikan dalam pembuluh darah atau menelan bentuk pil obat
tersebut. Ini diberikan beberapa hari selama 1 bulan. NCCN, 2018
IMUNOMODULAT
OR
NCCN, 2018
TARGETED
THERAPY
NCCN, 2018
MEKANISME
IBRUTINIB PADA
CLL
NCCN, 2018
PEMILIHAN Hal yang paling penting dalam pemilihan treatment CLL adalah
TREATMENT ada atau tidaknya kehilangan kromosom 17 atau TP53 pada
UNTUK CLL pasien, kemampuan kesehatan fisik, dan umur.
NCCN, 2018
NCCN, 2018
NCCN, 2018
NCCN, 2018
NCCN, 2018
NCCN, 2018
REFERENSI
• Dipiro, J.T., Wells, B.G., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Posey,
L.M., 2005, Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton ang Lange, New
York. 1-13
• NCCN. 2018. NCCN Guidelines for patients chronic myelogenous n
lymphocytic leukimia. Washington: NCCN Foundation.
• Handayani W. 2008 . Asuhan Keperawatan pada klien dengan
gangguan system hematologi. Jakarta . Salemba Medika
THANKS!