Anda di halaman 1dari 21

RINITIS ALERGI

MONICHA PUSPITASARI
1311011020
RHINITIS
 Rhinitis adalah inflamasi membran mukosa hidung
 Berdasarkan penyebabnya, ada 2 golongan rhinitis
:
rhinitis alergi disebabkan oleh adanya alergen
yang terhirup oleh hidung
rhinitis non-alergi disebabkan oleh faktor-faktor
pemicu tertentu :
 rhinitis vasomotor idiopatik

 rhinitis medicamentosa

 rhinitis struktural abnormalitas struktural


RHINITIS ALERGI
 Rhinitis alergi adalah inflamasi membran mukosa hidung
disebakan oleh paparan materi alergeik yang terhirup
yang mengawali respon imunologik spesifik, diperatarai
oleh Imunoglobulin E (IgE).
 Ada dua tipe :

1. Musiman (didaerah yang bertemperatur): terjadi


sebagai respon terhadap alergen spesifik(serbuk sari)
yang ada pada waktu tertentu dalam setahun misalnya
saat musim semi.
2. Perennial: terjadi sepanjang tahun sebagai respons
terhadap alergen bukan musiman misalnya: kutu atau
jamur dan menyebabkan gejala yang tersembunyi dan
kronik.
Rinitis Alergi dipicu oleh
adanya alergen :
1. Outdoor aeroallergen
(serbuk sari & spora
tumbuhan)
2. Polusi (ozone, asap
kendaraan)
3. Indoor aeroallergen
(tungau, kecoa, spora
jamur, asap rokok & bulu
hewan peliharaan)
4. Bahan kimia (isocyanate,
glutaraldehyde)
 Gejala termasuk rinorea, bersin, kongesti
hidung, adanya ingus (postnasal drip),
konjungtivitis alergik, dan ruam mata, hidung
atau telinga.
 Gejala rinitis yang tak ditangani dapat
mengakibatkan insomnia, lemas, lelah dan
memburuknya efisiensi kerja.
 Rhinitis alergi merupakan faktor resiko asma.
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Menghindari pencetus alergi (allergen):
 Amati benda-benda apa yang menjadi
pencetus (debu, serbuk sari, bulu
binatang, dll)
 Jika perlu, pastikan dengan skin test
 Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup,
hindari kegiatan berkebun. Jika harus
berkebun, gunakan masker wajah.
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Anti histamin
• Antagonis reseptor histamin H1 berikatan
dengan reseptor H1 tanpa mengaktivasi
reseptor, yang mencegah ikatan kerja histamin.
Antihistamin lebih efektif dalam mencegah
respon histamin daripada melawannya.
• Antihistamin oral dapat dibagi 2 kategori:
nonselektif (Antihistamin sedasi) dan selektif
perifer(antihistamin nonsedasi)
1. ANTI HISTAMIN
 Anti histamin lebih efektif jika dimakan 1-2
jam sebelum diperkirakan terjadinya paparan
pada alergen.
 Dosis :

Kloramfeniramin maleat
Dewasa: 4 mg tiap 6 jam, anak anak 6-12 th: 2
mg tiap 6 jam, anak-anak 2-5 th: 1 mg tiap 6
jam
Difenhidramin hidroklorida
Dewasa: 25-50 mg tiap 8 jam, anak-anak 5
mg/kg/hr
2. DEKONGESTAN
 Gol. simpatomimetik  beraksi pada reseptor
adrenergik pada mukosa hidung untuk
menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa
yang membengkak, dan memperbaiki pernafasan
 Penggunaan dekongestan topikal tidak
menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan
absorpsi sistemik
 Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-
5 hari) dapat menyebabkan rinitis
medikamentosa, di mana hidung kembali
tersumbat akibat vasodilatasi perifer batasi
penggunaan
Dekongestan oral
 Onset lambat, tapi efek lebih lama dan
kurang
 menyebabkan iritasi lokal tidak
menimbulkan resiko rhinitis
medikamentosa
 Contoh :
 Fenilefrin
 Fenilpropanilamin
 Pseudo efedrin
 Efek samping nassal dekongestan adalah
bersin dan kekeringan mukosa nasal.
 Produk dekongestan seharusnya hanya
digunakan bila perlu sekali dan dengan dosis
sekecil mungkin. Durasi terapi harus dibatasi
3-5 hari.
 Pseudoefedrin merupakan dekongestan oral
yang memiliki onset kerja lebih lambat
dibanding dengan obat topikal tapi dapat
bekerja lebih lama dan kurang menyebabkan
iritasi lokal.
3. KORTIKOSTEROID NASAL
 Korikosteroid nasal secara efektif meredaka
bersin, rinorea, ruam dan kongesti nasal dengan
efek samping yang minimal. Obat ini mereduksi
inflamasi dengan menghambat pembebasan
mediator, penekanan kemotaksis neutrofil,
menyebabkan vasokontriksi dan menghambat
reaksi lambat yang diperantarai oleh sel mast.
 Kortikosteroid nasal dianjurkan sebagai terapi
awal daripada anti histamin karena tingkat
keefektifannya tinggi ketika digunakan secara
benar disertai penghindaran alergen.
 Efek samping: bersin, perih, sakit kepala,
epistaksis, dan infeksi.
 Contoh obat:

Beklometason diproprionat : >12 th: 1 inhalasi


(42mcg) per lubang hidung 2-4 kali sehari(maks
336mcg/hr)
Budesonid : >6 th: 2 semprot (64mcg) per lubang
hidung pagi dan petang atau 4 semprot per
lubang hidung pagi maks, 256 mcg
3. KROMOLYN NATRIUM
 suatu penstabil sel mast  mencegah
degranulasi sel mast dan pelepasan
mediator, termasuk histamin.
 Tersedia dalam bentuk semprotan hidung
untuk mencegah dan mengobati rinitis alergi.
 Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan
rasa perih pada membran mukosa hidung
 Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah
1 semprotan pada setiap lubang hidung 3-4
kali sehari pada interval yang teratur.
 Untuk rhinitis seasonal, gunakan obat ini
pada saat awal musim alergi dan
digunakan terus sepanjang musim.
 Untuk rhinitis perennial, efeknya
mungkin tidak terlihat dalam 2-4 minggu
pertama, untuk itu dekongestan dan
antihistamin mungkin diperlukan pada
saat terapi dimulai.
4. IPRATROPIUM BROMIDA
 Merupakan agen antikolinergik berbentuk
semprotan hidung
 bermanfaat pada rinitis alergi yang persisten
atau perenial memiliki sifat antisekretori jika
digunakan secara lokal dan bermanfaat untuk
mengurangi hidung berair yang terjadi pada
rinitis alergi.
 Tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar
0,03%, diberikan dalam 2 semprotan (42 mg) 2-
3 kali sehari.
 Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala,
epistaxis, dan hidung terasa kering.
5. MONTELUKAST
 Montelukast adalah antagonis reseptor
leukotrien untuk penanganan rinitis alergik
musiman. Efektif ketika diberikan tunggal
atau dalam kombinasi dengan antihistamin.
 Dosis untuk dewasa dan remaja >15 tahun
adalah satu tablet 10 mg per hari. Anak anak
berusia 6-14 tahun dapat diberikan satu
tablet kunyah 4 mg atau satu bungkus serbuk
per hari.
 Antagonis leukotrien merupakan alternatif
terapetik baru namun zat ini tidak lebih
efektif dibandingkan dengan antihistamin
selektif perifer dan lebih kurang efektif
daripada kortikosteroid intranasal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai