Anda di halaman 1dari 5

Pemberian antitusif pada pasien PPOK harus diberikan hati-hati.

Pemberian mukolitik pada


pasien PPOK hanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat
perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronchitis kronik dengan sputum yang viscous.
Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronchitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian
rutin.
(misalnya ambroksol, erdostein)

Antitusif
Kodein
Antitusif yang dapat diberikan berupa kodein. Kodein hanya diberikan bila batuk kering dan
iritatif. Efek samping obat ini adalah penekanan pusat nafas, konstipasi, kadang-kadang mual
dan muntah, serta efek adiksi. Opiat dapat menyebabkan terjadinya brokospasme karena
pelepasan histamin. Tetapi efek ini jarang terlihat pada dosis terapi untuk antitusif. Kodein
ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan ketergantungan. Disamping itu obat ini
sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat nafas dan pembersihan mukosiliar.
Dosis
Dosis oral untuk antitussive:
Dewasa & anak >12 thn: 10-20 mg tiap 4-6 jam, Tidak melebihi 1120 mg/hari.
Anak 6 - < 12 thn: 5-10 mg, tiap 4-6 jam, tidak melebihi 60 mg/hari.
Anak >2-6 thn: 1 mg/kg dlm dosis terbagi tiap 4-6 jam.
Tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai antitusif pada anak < 2 tahun
Sediaan
Sediaan tunggal atau kombinasi dengan obat lain.
Tablet 15, 30 dan 60 mg (sulfat), larutan oral: 15 mg/5 mL (fosfat)
Codipront : capsul (codeine 30 mg, phenyltoloxamine 10 mg), sirup (codein 11,11 mg/5
mL) Dosis dewasa : 2 x 1 caps;
Dosis anak 6-14 tahun: 2 x 2 sendok, 4-6 th : 2 x 1 sendok, 2-4 th : 2 x 1/2 sendok.
Terapi Hipersekresi Mukus Pada PPOK
1. Merubah komposisi lapisan sol
- Inhalasion air/saline/keseimbangan elektrolit
2. Merubah konsistensi dan struktur lapisan gel
- Mucolitik : Bromhexine, carbocysteine, acetylsysteine
3. Menurunkan viskositas struktur lapisan gel
- Ambroxol
4. Meningkatkan aktifitas mukosiliar
- Beta-2 agonist
5. Memicu kelenjar bronkial untuk meningkatkan sekresi mucus
- Guaifenesin
Mukolitik
Obat ini memecah rantai molekul mukoprotein sehinggaa menurunkan viskositas mukus.
Termasuk dalam golongan ini antara lain ialah golongan thiol dan enzim proteolitik.
Golongan Thiol
Obat ini memecah rantai disulfida mukoprotein, dengan akibat lisisnya mukus. Salah
satu obat yang termasuk golongan ini adalah asetilsistein. Asetilsistein adalah derivat H-
Asetil dari asam amino L-sistein, digunakan dalam bentuk larutan atau aerosol. Pemberian
langsung ke dalam saluran napas melalui kateter atau bronkoskop memberikan efek segera,
yaitu meningkatkan jumlah sekret bronkus secara nyata. Efek samping berupa stomatitis,
mual, muntah, pusing, demam, dan menggigil jarang ditemukan.
Dosis yang efektif ialah 200 mg, 2-3 kali per oral. Pemberian secara inhalasi dosisnya
adalah 1-10 ml larutan 20% atau 2-20 ml larutan 10% setiap 2-6 jam. Bila diberikan sebagai
aerosol harus dicampur dengan bronkodilator oleh karena mempunyai efek
bronkokonstriksi. Obat ini selain diberikan secara inhalasi dan oral, juga dapat diberikan
secara intravena. Pemberian aerosol sangat efektif dalam mengencerkan mukus.
Bromheksin
Bromheksin adalah komponen alkaloid dari vasisin dan ambroksol adalah
metaboliknya. Obat ini meningkatkan jumlah sputum dan menurunkan viskositasnya.
Juga ia merangsang produksi surfaktan dan mungkin bermanfaat pada sindrom gawat
napas neonatus. Kedua obat ini ditoleransi dengan baik, tetapi dapat menyebabkan rasa
tidak enak di epigastrium dan mual. Harus hati-hati pada penderita tukak lambung. Dosis
bromheksin biasanya 8 mg 3 kali sehari. Sediaan berupa Bisolvon: bromheksin hcl 4
mg/5 ml eliksir, 2 mg/ml injeksi, tablet 8 mg.
Carbocysteine
Obat ini adalah derivat sistein yang lain, juga bermanfaat menurunkan viskositas
mukus. Dosis obat ini biasanya 750 mg 3 kali sehari. Obat ini memberikan efek setelah
diberikan 10-14 hari.

Ekspektoran
Guaifenesin
Guaifenesin (gliseril guaiakolat), selain berfungsi sebagai ekspektoran obat ini juga memperbaiki
pembersihan mukosilia. Obat ini jarang menunjukkan efek samping. Pada dosis besar dapat
terjadi mual, muntah dan pusing. Dosis untuk dewasa biasanya adalah 200-400 mg setiap 4 jam
dan tidak melebihi 2-4 gram per hari. Anak-anak 6-11 tahun, 100-200 mg setiap 4 jam dan tidak
melebihi 1-2 gram per hari, sedangkan untuk anak 2-5 tahun, 50-100 mg setiap 4 jam dan tidak
melebihi 600 mg sehari.
Sediaan
Sirup 100 mg/5 ml.
Tablet 100 mg
Obat Batuk Hitam (OBH)

Obat ini berfungsi sebagai ekspektoran yang akan membantu pasien mengeluarkan dahak di
tenggorokan sehingga meringankan pernafasan. Sediaan botol 100 ml syrup. Tiap 5 ml syrup
mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Succus liquiritiae extract 167 mg


ammonium chloride 50 mg
anise oil 0.99 mg
ammonium liquid 7 mcL
menthol crystal 4.44 mg
peppermint oil 3.16 mg
etyl alcohol 2%

Succus liquiritiae adalah sediaan galenik dari radix liquiritiae. sediaan ini merupakan
salah satu komponen obat batuk hitam (OBH), yang berwarna hitam kecoklatan, dan bersifat
larut dalam air. Obat ini mempunyai efek ekspektoran. Ammonium chloride adalah senyawa
anorganik yang banyak digunakan sebagai agen ekspektoran dalam obat batuk. Efek ekspektoran
ini terjadi dengan cara mengiritasi mukosa bronkial yang mempermudah pengeluaran dahak.
Namun karena obat ini mengiritasi mukosa lambung, dapat menyebabkan mual dan muntah.

Dosis dewasa dan anak usia di atas 12 tahun : 1-4 x sehari 3 sendok teh.
anak usia 6-12 tahun : 1-4 x sehari 1 sendok teh.
Sendok teh = 5 ml.

Ambroxol
Ambroxol merupakan metabolit bromhexin. Sebagai agen mukolitik, ambroxol bekerja dengan
cara memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer dan mengurangi
adhesi lendir pada dinding tenggorokan sehingga mempermudah pengeluaran lendir pada saat
batuk. Ambroxol meningkatkan produksi surfaktan, zat yang mempromosikan mekanisme
clearance untuk membersihkan kuman atau patogen lainnya, yang membantu untuk mencegah
dan mengatasi infeksi pada bronkus. Obat ini juga memperkuat silia (rambut halus pada
bronkus), yang kemudian dapat mengusir dahak abnormal dengan lebih baik. Ambroxol tidak
menekan batuk sehingga tidak mengganggu respon batuk alami tubuh. Hal ini penting, karena
batuk masih diperlukan untuk mengeluarkan dahak yang berlebihan dari saluran nafas. Dengan
demikian, maka dahak akan lebih ener dan mudah dikeluarkan. Dosis ambroksol yang diberikan
45-60 mg sehari.

Sediaan
Betalitik ambroxol hidroklorida 30mg/5 ml sirup,
Galpect 30 mg/tab, 15 mg/5 ml sirup
Mucopect : ambroxol hcl 30 mg/tab, 75 mg/tab retard, 30 mg/5 ml eliksir, 15 mg/5 ml
sirup, 15 mg/ml solution.
Obat Dosis dan Interval
Dewasa Anak-anak
Asetilsistein 200 mg, 3x sehari 100 mg 3 kali sehari
Karbosistein Awal : 750 mg 3x sehari, 2-5 th: 65,5-125 4x sehari
kemudian : 1,5 g sehari 6-12 th: 250 mg 3x sehari
dosis terbagi
Ambroksol HCl 60 mg 2x sehari 6-12 th: 30 mg, 2-3x sehari
2-6 th: 15 mg 3x sehari
Bromheksin 8 mg, 3-4x sehari >10 th : 8 mg, 3x sehari
3-10 h : 4mg, 3x sehari

Anda mungkin juga menyukai