pengeluaran dahak dari saluran pernafasan (ekspektorasi) dengan cara merangsang selaput lendir lambung dan selanjutnya secara refleks memicu pengeluaran lendir saluran nafas OBAT EKSPEKTORAN
Contoh obat ekspektoran adalah guaifenesin,
amonium klorida, amonium karbonat, potasium iodida,dan kalium iodida. Beberapa herbal juga dapat memiliki efek ekspektoran, seperti eukaliptus dan minyak lemon.
Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak
(yang encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Kalium iodida
o Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang
tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (hampir) tidak efektif. Namun obat ini banyak digunakan dalam sediaan batuk, khususnya pada asma, meskipun resiko akan efek samping besar sekali. o Efek sampingnya kuat dan berupa gangguan tiroid, struma, urticaria dan iod-akne, juga hiperkaliemia (pada fungsi ginjal buruk). o Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks 6 g sehari. Bagi pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat diganti dengan natrium iodida dengan khasiat yang sama. Amonium klorida
Berdaya diuretis lemah yang menyebabkan
acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah meransang pusat pernapasan, sehingga frequensi napas meningkat dan gerakan bulu-getar (cilia) di distimulasi.saluran Sehingga sekresi dahak juga napas meningkat, maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan syrup obat batuk, misalnya obat batuk hitam. Amonium klorida
o Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis
tinggi dan berupa acidosis (khusus pada anak-anak dan pada pasien ginjal) dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung sifatnya yang meransang mukosa. o Dosis : Oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g sehari Guaifenesin
o Guaiafenesin adalah derivat guaiakol yang
banyak digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan obat batuk. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot. o Efek sampingnya kadang kala berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air. o Dosis : Oral 4-6 dd 100-200 mg. Minyak Atsiri
Minyak terbang/atsiri, seperti minyak kayu putih,
minyak permen, dan minyak adas (Oleum foeniculi) berkhasiat menstimulasi sekresi dahak, bekerja spasmolitis (melawan kejang), antiradang dan juga bersifat bakteriostatis lemah. Berdasarkan sifat- sifat. ini, minyak terbang banyak digunakan dalam syrup obat batuk atau juga sebagai obat inhalasi uap. MUKOLITIK PENGERTIAN MUKOLITIK
Mukolitik adalah golongan obat yang bekerja
dengan cara memecah ikatan kimia mukoprotein dan mukopolisakarida pada dahak sehingga dahak menjadi lebih encer dan tidak lengket, hal ini kemudian akan mempermudah pengeluaran dahak dari saluran napas. MUKOLITIK
Obat mukolitik dapat membantu meredakan
gejala pasien-pasien dengan batuk berdahak kronis yang kesulitan untuk mengeluarkan dahak, misalnya pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis dan kistik fibrosis. Obat Mukolitik
Contoh obat mukolitik adalah ambroxol, erdosteine,
bromheksin, acetylcysteine, dan carbocysteine. Efek samping dari obat mukolitik jarang terjadi, namun efek samping yang diketahui adalah iritasi dan perdarahan saluran cerna, mual, muntah, dan reaksi alergi.
Secara umum obat mukolitik ditoleransi dengan baik
oleh tubuh, namun obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada pasien dengan tukak saluran cerna dan pasien yang diketahui alergi terhadap obat mukolitik. Bromheksin
Derivat sikloheksil ini berdaya mukolitik pada dosis
yang cukup tinggi. Mula kerjanya sesudah lebih kurang 5 jam (per oral), sebagai inhalasi sesudah 15 menit. Setelah beberapa hari pernafasan menjadi lebih baik dan ransangan batuk berkurang. Bromheksin bekerja dengan cara menguraikan mukopolisakarida asam sehingga serabut lendir bronkhus akan terurai. Ini dilakukannya dengan memperbanyak produksi lisosom dan mengaktifkan enzim hidrolitik. Pada saat yang sama sel kelenjar serosa distimulasi. Dengan pertambahan jumlah sekret, viskositas sputum akan turun. Metabolit utama bromheksin adalah ambroksol. Bromheksin
Efek samping jarang terjadi dan berupa
gangguan lambung-usus, pusing dan berkeringat. Dosis : Oral 3-4 kali sehari 8-16 mg (klorida), anak-anak 3 kali sehari 1,6-8 mg, tergantung dari usianya. Asetilsistein
Derivat dari asam amino sistein ini berdaya
memperpendek rantai-rantai panjang mukoprotein dari dahak, hingga menjadi lebih cair dan lebih mudah dikeluarkannya dengan batuk. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual dan muntah, maka pasien borok lambung hendaknya menggunakannya dengan hati-hati. Dosis : Oral 3 kali sehari 200 mg granulat, sebagai inhalasi 3-4 kali sehari 1-10 ml dari larutan 20%.