Anda di halaman 1dari 7

Obat Omeprazole

Apakah Anda pernah mendengar nama obat omeprazole? Tentu Anda sudah tidak asing lagi
dengan kegunaannya. Omeprazole adalah obat yang termasuk dalam kelompok obat pompa
proton inhibitor (PPi). Omeprazole berfungsi menghambat sekresi asam lambung dengan cara
berikatan pada pompa H+K+ATPase sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan hydrogen
dalam lumen sel.

Dalam peredarannya omeprazole memiliki banyak nama dagang seperti; Protop, Pumpitor,
Norsec, Lambuzole, Loklor, Losec, OMZ, Prilos, Ulzol, Zollocid, Stomacer, Prohibit, Socid,
Contral, Dudencer, Opm, Onic, Promezol, Zepral, Lokev, Meisec, Omevell, Ozid. Obat-obat
jenis ini yang beredar di pasaran.

Mengenal Obat Omeprazole dan Kegunaannya


Obat omeprazole berfungsi untuk mengobati gejala penyakit gastroesophageal reflux
(GERD) dan kondisi lain yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung. Selain itu obat
ini juga digunakan untuk mempercepat penyembuhan esofagitis erosif, yaitu kerusakan pada
kerongkongan yang diakibatkan dari kelebihan asam lambung.

Obat omeprazole dapat digunakan untuk beberapa indikasi, diantarnya; tukak lambung,
sindrom Zollinger-Ellison, tukak esofagus, refluk esofagus, tukak yang resisten, tukak karena
NSAIDs, dan pendarahan gastrointestinal bagian atas. Bersamaan dengan antobiotik,
omeprazole dapat diberikan untuk mengobati ulkus lambung yang disebabkan oleh infeksi
Helicobacter pylori. Namun, obat ini bukanlah obat yang berfungsi untuk bantuan langsung
pada gejala sakit maag. Meskipun dapat digunakan untuk terapi jangka pendek maupun
jangka panjang.
Apabila Anda penderita maag, jangan tergesa-gesa untuk memakan obat ini apalagi
mengunyahnya. Karena omeprazole sebaiknya diminum setiap hari, yaitu 30-60 menit
sebelum makan. Pada perokok efektivitas PPi-nya dapat menurun. Bila memang harus
diminum bersama dengan obat yang lainnya. Maka sangat disarankan untuk benar-benar
mematuhi resep yang telah diarahkan oleh dokter Anda. Jangan mengubah dosis atau jadwal
pengobatan tanpa mengonsultasikan dengan dokter.

Obat omepazole hanya diminum sekali setiap 24 jam selama 14 hari. Setelah meminum 4
hari, efek penuh pemakaiannya akan terlihat. Untuk setiap keluhan memiliki dosis yang
berbeda-beda, sebaiknya memang mengikuti petunjuk dokter. Tidak dianjurkan untuk
meminum lebih dari satu tablet setiap 24 jam. Namun, jika Anda merasakan nyeri dada atau
rasa berat yang menyebar ke lengan dan bahu, mual, berkeringan dan perasaan sakit yang
lainnya maka segera hubungi dokter terdekat.

Obat omeprazole dalam proses kerjanya bisa dipengaruhi oleh obat-obatan lain, sehingga
Anda harus memberitahu dokter Anda apakah Anda sedang meminum salah satu di antara
obat-obatan berikut; warfarin, diuretic, cilostazol, diazepam, digoxin, disulfiram, siklosporin,
tacrolimus, fenitoin, vorikonazol, ampisilin, dll, serta masih ada daftar obat lain yang bisa
berinteraksi dengan omeprazole ini.

Selain itu, omeprazole memiliki afek samping berupa; diare, sakit kepala, nyeri perut, batuk,
mual, muntah, rasa letih, nyeri punggung, gejala flu, dan ruam kulit. Sedang apa anak-anak
usia di bawah 18 tahun mempunyai resiko khusus berupa sakit kepala. Untuk wanita hamil,
omeprazole akan diberikan apabila dapat dipastikan dapat memberikan manfaat yang lebih
besar daripada resiko akan diterima janin.

Untuk wanita menyusui, karena omeprazole ini didistribusikan ke ASI maka sebaiknya tidak
digunakan pada wanita menyusui. Dan penggunaan obat omeprazole pada ibu menyusui
dapat digantikan dengan obat dari golongan antasida. Untuk lebih amannya silahkan hubungi
dokter Anda.

Spasminal
Penulis : Paisal Tanggal : 2014-03-04

Daftar isi

 Indikasi & kontraindikasi


 Efek samping
 Dosis
INDIKASI &
KONTRAINDIKASI
Spasminal adalah nama dagang dari 3 kombinasi obat aktif antara lain metampiron,
pavaperin, dan ekstrak belladona. Fungsi utama spasminal adalah sebagai pereda nyeri dan
untuk melemaskan otot polos usus, otot saluran kemih, otot saluran empedu yang menegang.

Indikasi spasminal antara lain adalah untuk penyakit antara lain:

Kolik abdomen

Kolik abdomen adalah gangguan pada dinding usus yang gejalanya berupa rasa nyeri hebat
yang hilang timbul. Rasa nyeri biasanya timbul tiba-tiba. Ada banyak hal yang dapat
menyebabkan kolik abdomen antara lain diare, infeksi usus, dan lain-lain. Fungsi spasminal
adalah untuk mengurangi nyeri dan melemaskan otot dinding usus. Sedangkan penanganan
penyebab kolik abdomen tergantung dari jenis penyebabnya, misalnya jika diare akibat
infeksi bakteri dibutuhkan pemberian antibiotik.

Kolik ureter

Ureter adalah saluran yang menghubungkan antara ginjal dan kandung kencing. Jika terjadi
penyempitan saluran oleh batu, tumor, atau jaringan parut dapat timbul nyeri yang hilang
timbul yang disebut nyeri kolik ureter. Fungsi spasminal adalah untuk meredakan nyeri dan
melemaskan otot dinding ureter. Dengan melemasnya dinding ureter diharapkan aliran air
kemih menjadi lebih lancar.

Nyeri haid

Nyeri haid terjadi akibat dari kontraksi berlebihan dari kandungan saat mengalirkan darah
haid ke luar. Fungsi spasminal adalah untuk mengurangi kontraksi berlebihan dari kandungan
dan meredakan nyeri.

Spasminal dikontraindikasikan untuk keadaan:

1. Hipersensitifitas terhadap metampiron, pavaperin, atau ekstrak belladona;


2. Penderita gangguan hati;
3. Wanita hamil dan menyusui;
4. Penderita tekanan darah rendah (di bawah 100 mmHg).
EFEK SAMPING
Efek samping spasminal antara lain adalah reaksi hipersensitifitas berupa gatal, biduran, atau
kemerahan. Selain itu dapat terjadi gangguan darah yaitu agranulositosis (sel darah putih
berlebihan).

DOSIS
Dosis spasminal untuk dewasa adalah 3 kali 1 atau 2 tablet, maksimal per hari adalah 4 tablet.
Sedangkan dosis untuk anak-anak adalah 3 kali ½ - 1 tablet.

Pada dosis yang sangat besar, dapat terjadi overdosis dengan tanda-tanda penglihatan kabur
dan tubuh lemah. Cara mengatasi over dosis antara lain adalah pemberian susu atau karbon
aktif, pengosongan lambung dengan cara merangsang muntah, dan perlu cuci darah

Pengertian Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan
dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil
(duodenum) serta kerongkongan (esofagus).

Penyakit ini dapat menyerang semua orang pada segala umur. Meski begitu, lansia di atas 60
tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya

Gejala-gejala Tukak Lambung

Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih
pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang
membasahi luka. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:

 Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.


 Muncul pada malam hari.
 Terasa makin parah saat perut kosong.
 Umumnya berkurang untuk sementara jika Anda makan atau mengonsumsi obat penurun
asam lambung.
 Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.

Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin Anda alami, di
antaranya nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.

Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, periksakan diri Anda ke dokter. Meski demikian,
tukak lambung terkadang tidak menyebabkan gejala apa pun sampai akhirnya terjadi
komplikasi.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya waspada dan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan
penanganan darurat jika mengalami muntah darah, tinja dengan darah atau berwarna hitam,
serta sakit perut menusuk yang muncul tiba-tiba dan terus bertambah parah. Gejala-gejala
tersebut mengindikasikan terjadinya pendarahan pada lambung.

Penyebab Tukak Lambung

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung.
Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi
memicu munculnya tukak lambung.

Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam
lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi
non-steroid. Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac adalah beberapa contoh obat anti inflamasi
non-steroid yang sering digunakan.

Infeksi akibat bakteri H. pylori termasuk kondisi yang umum dan sering kali tidak disadari
penderitanya. Sementara konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau
berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.

Di samping bakteri dan obat, merokok dan konsumsi minuman keras juga dapat
meningkatkan risiko tukak lambung. Rokok akan meningkatkan risiko tukak lambung pada
orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat
menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam
lambung.

Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak
lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung,
tapi dapat memperparah gejalanya.

Diagnosis Tukak Lambung

Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga
mengidap tukak lambung, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang lebih
mendetail. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi endoskopi dan tes untuk memastikan ada
atau tidak adanya bakteri H. pylori.

Jika dokter menduga tukak lambung muncul akibat bakteri dan pasien tidak pernah
mengonsumsi obat anti inflamasi non-steroid, pemeriksaan bakteri kemungkinan akan
dilakukan melalui tes darah, tes sampel tinja, atau tes pernapasan.

Endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam lambung. Proses ini akan
membantu dokter memeriksa dan memastikan keberadaaan luka pada dinding lambung secara
langsung.

Pengambilan sampel jaringan juga mungkin sekaligus dilakukan dalam endoskopi. Sampel
tersebut kemudian akan diuji guna mendeteksi keberadaan H. pylori.
Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan
pada penyebab tukak lambung yang dialami pasien. Beberapa jenis obat yang umumnya akan
digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:

 Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan
kombinasi dari beberapa antibiotik. Amoxicillin, metronidazole dan clarithromycin adalah
contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter.
 Penghambat pompa proton. Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat
anti inflamasi non-steroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa
proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel
yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton
yang sering digunakan.
 Obat penghambat reseptor H2. Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton,
yaitu menurunkan kadar asam lambung.
 Antasida dan alginat. Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat,
sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan
untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja.
Tetapi jika Anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya
menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat
dikonsumsi sebagai alternatif jika Anda enggan menggunakan kedua obat ini.

Menangani penyebab tukak lambung dengan seksama akan menyembuhkan luka yang
muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta
menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat Anda
lakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:

 Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan alkoholnya dapat menyebabkan iritasi


pada bagian lambung yang mengalami peradangan.
 Berhenti merokok. Rokok dapat menghambat penyembuhan sekaligus meningkatkan risiko
tukak lambung.
 Mengurangi konsumsi teh dan kopi karena keduanya dapat meningkatkan kadar asam
lambung.
 Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju. Para pakar menduga bahwa susu
dapat melindungi lambung dan menetralisasi dampak asam lambung.
 Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
 Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Langkah ini berguna untuk menurunkan
penumpukan asam lambung.
 Miliki berat badan yang sehat dan ideal.

Bagi pasien tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, sebaiknya
menghindari atau mewaspadai penggunaan obat ini di kemudian hari. Jika kondisi kesehatan
Anda menuntut Anda untuk tetap menggunakannya, diskusikanlah metode penerapan terbaik
dengan dokter agar terhindari dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung

Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul
terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang
berpotensi serius, meliputi:
 Pendarahan dalam perut. Ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi.
Volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
 Peritonitis. Meski jarang terjadi, tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau
usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut. Komplikasi ini membutuhkan
penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.
 Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan. Tukak lambung terkadang
bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan
sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-
muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk
menangani jaringan parut yang terbentuk.

Usia pasien serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko
seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan
penderita tukak lambung yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.

Begitu juga dengan tukak lambung akibat konsumsi obat anti inflamasi non-steroid.
Komplikasi pada jenis ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari dan tidak
bisa diobati. Diperkirakan terdapat sekitar dua persen di antara penderita tukak lambung
akibat obat anti inflamasi non-steroid yang mengalami komplikasi.

Pencegahan Tukak Lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko
terkena tukak lambung. Di antaranya adalah:

 Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-
benar matang sebelum mengonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko
infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pylori berpotensi menyebar
melalui makanan dan air minum.
 Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
 Mengurangi atau berhenti merokok.
 Menghindari konsumsi minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai