Anda di halaman 1dari 46

Histamin –

Antihistamin
Histamin
 Histamin diisolasi dr bakteri yg
m’kontaminasi ergot
 1907 diisolasi dr jar hati & paru, juga pd jar
tubuh.
 Kimia :
Histamin ( beta – imidazoliletilamin )  dr
Asam amino L-histidin --- dng katalisator
enz Histidin dekarboksilase
  4 ( 2 – aminoetil) - imidazol
Reseptor Histamin

 Dibagi m’jd :
 - H1  otot polos , endotelium, otak.

 - H2  mukosa lambung, otot jantung, sel


mast

 - H3  presinaptik otak, pleksus


mienterikus, sel-sel saraf
Aktivasi Reseptor Histamin :

 H1  Kontraksi otot polos ( bronkhus 


bronkokonstriksi), m’ningkatkn prmiabilits
pemb. drh, sekresi mukus.
 H2  Sekresi asam lambung, vasodilatasi &
flushing, m’ningkatkan cAMP & menurunkan
cGMP, otot polos bronkhus relaksasi
 H3  m’hambat saraf kolinergik & non
kolinergik  merangsang sal. napas
 Sistem kardiovaskular :
Dilatasi kapiler  kemerahan & panas di wajah
– H1  cepat & singkat
– H2  lambat & lb lama
 Permiabilitas kapiler : ( terutama H1 )
– Meningkat  prot. & cairan plasma keluar ke
ekstrasel  udem
 Triple respon : Bercak merah, flare ( kemerahan
lb terang ), udem setempat ( wheal )
 Pembuluh darah besar  konstriksi
Jantung

 Mempengaruhi kontraktilitas & elektrisitas


jantung.
 Percepat depol. Diastol nodus SA 
frekwensi jantung meningkat
 Pemberian infus histamin  peningkatan
frekwensi denyut jantung & curah jantung
krn kompensasi penurunan tekn. Drh
 Tekanan darah : dilatasi arteriol & kapiler 
penurunan tekn drh sistemik  bila >> 
hipotensi  Syok.
Otot polos nonvaskular :

 H1  kontraksi otot polos


 H2  relaksasi otot polos
 Px asma bronkial  bronkokonstriksi
 Uterus tidak menimbulkan efek
oksitosik yg jelas
Kelenjar eksokrin

 Keljr lambung : H2 merangsang sel


parietal  meningkatkan sekresi
asm.lambung –> pengeluaran pepsin,
faktor instrinsik Castle (meningkat) .
Blokade H2  menurunkan efek
gastrin & aktivitas vagal .
 Keljr lain : dpt meningkatkan sekresi
keljr liur, pankreas, bronkial, air mata
Ujung syaraf sensorik : nyeri & gatal. H1
diujung syaraf sensorik  nyeri & gatal.
Medula Adrenal & ganglia : merangsang ujung
saraf sensoris, merangsang sel kromafin
medula adrenal & ganglion otonom. Px
feokromositoma  meningkatkan tekn drh.
Histamin endogen :

– Berperan pd : anafilaktik, trauma, syok.


– Terdpt. Pd. Mast sel & basofil dlm darah, disimpan sebagai
kompleks dng heparin, chondroitinsulfate dsb
– Histamin berfungsi sebagai neurotransmitter pd fungsi otak
(kontrol neuroendokrin), regulasi kardiovaskular, pengaturan
suhu.
– Pd fundus lambung  aktifkan sel parietal  hasilkan asam
lambung
Rilis Histamin
 Antibody Ig E ( antibodi tersensitisasi/
reagin ) melekat pd sel mast & basofil 
bila ada alergen berikatan dng Ig E 
perubahan membran sel mast & basofil 
ruptur  histamin rilis  meningkatkan
porositas kapiler  kebocoran cairan & prot
plasma ke jar  udem.
 Penyebab lain : mekanik, radiasi, termal.
Pertumbuhan & perbaikan jar : luka, jar.
granulasi
Zat kimia & obat penyebab rilis
Histamin :
 Enz. Kimotripsin, fosfolipase, tripsin
 Surface active agent : detergen, garam
empedu.
 Racun & endotoksin
 Polipeptida alkali & ekstrak jar.
 Zat Berat mol tinggi : serum kuda, zimosan,
polivinilpirolidon, dsb
 Zat bersifat basa : morfin, kodein, antibiotik,
meperidin, stilbamidin, propamidin,
dimetiltubokurarin, d-tubokurarin.
Penggunaan klinik Histamin

 Tes fungsi Paru : menilai reaktivitas paru


 Tes sekresi lambung :tukak deodenum &
sindroma Zollinger–Ellison  hiper sekresi
asam lambung
 Dx Feokromositoma: rilis catecholamin 
adrenalin meningkat  tek drh meningkat.
 Tes integritas serabut saraf sensoris Px
lepra
Toksisitas & kontra Indikasi
Histamin :

 Terjadi : flushing, hipotensi, takikardi,


sakit kepala, bronkokonstriksi, rasa
tidak enak pada sal cerna.

 Kontra indikasi : Px Asma bronkiale,


hipotensi, tukak lambung aktif.
Antagonis Histamin =
Antihistamin
 Antihistamin penghambat resptor H1 :
AH1
 Antihistamin penghambat resptor H2 :
AH2
 Antagonis fisiologis penghambat
histamin : Adrenalin
Antihistamin antagonis
H1 ( AH1 ) :
 Menghambat efek histamin secara
kompetitif reversibel pd : pemb.drh,
bronkus, macam2 otot polos, reaksi
hipersensitivitas
 Otot polos : menghambat otot polos
usus, bronkus
 Permiabilitas kapiler : menghambat
peningkatannya & terjadinya udem
Reaksi alergi :

 Mencegah / m’ Tx : rhinitis alergika &


urtikaria. Efektivitasnya ber-beda2
tergantung beratnya gejala. Asma bronkial
tdk efektif
 Keljr eksokrin : menghambat sekresi saliva
& keljr eksokrin lain
 Anestesi lokal : bbrp AH1 bersifat anestetik
lokal dgn dosis lb tinggi d.p sbg
antihistamin : prometazin & pirilamin
Susunan saraf pusat :

 Menghambat & merangsang : Dosis Tx 


menghambat : kantuk, berkurang
kewaspadaan, waktu reaksi lambat. Bila
dosis besar penyebab keracunan 
merangsang : insomnia, gelisah, eksitasi.
 Kardiovaskular : Dosis Tx  tdk ada efek yg
berarti
 Antikolinergik : bersifat mirip Atropin 
mulut kering, sukar miksi, impotensi
Antihistamin ( AH1 ) generasi I :

 Ethanolamine :
 Carbinoxamine : D 4-8 mg sedasi ringan
sampai sedang
 Dimenhydrinate : D 50 mg sedasi kuat, anti
motion sickness
 Diphenhydramine : D 25-50 mg sedasi kuat,
anti motion sickness
 Doxylamine : D 1,25-25 mg sedasi kuat.
 Ethylaminediamine :
 Pyrilamine : D 25-50 mg sedasi sedang,
untuk obat pembantu tidur
 Tripelennamine : D 25-50 mg sedasi sedang
 Alkylamine :
 Brompheniramine : D 4-8 mg sedasi ringan
 Chlorpheniramine ( Chlortrimeton ) : D 4-8
mg sedasi ringan, untuk perawatan flu
 Derv. Piperazine :
 Hydroxyzine : D 15-100mg sedasi kuat
 Cyclizine : D 25-50 mg sedasi ringan, anti
motion sickness
 Meclizine : D 25-50 mg sedasi ringan, anti
motion sickness
 Derv Phenothiazine :
 Promethazine : D 10-25 mg sedasi kuat, anti
emetik
 Metdilazin: D 4 mg
 Lain-lain :
 Cyproheptadine : D 4 mg sedasi sedang,
anti serotonin
Antihistamin ( AH1 ) generasi II

 Piperidine :
 Fexofenadine : D 60 mg
 Terfenadine : D 10 mg
 Astemizol : D 10 mg
 Loratadin : D 10 mg
 Lain-lain :
 Azatadin : D 1 mg, tablet & sirup
 Siproheptadin : D 4 mg, tablet & sirup
Farmakokinetik :

 Absorpsi : p-os & parenteral  baik.


On. Of act : 15 – 30 menit. D.of act :
4 – 6 jam. Kadar tertinggi  paru.
 Biotransformasi : hepar, paru, ginjal.
 Ekskresi : urin setelah 24 jam ( bentuk
metabolit ).
Efek samping obat AH1

 Sedasi, kantuk
 Vertigo, tinitus, lelah, inkoordinasi,
mata kabur, diplopia, euforia, gelisah,
insomnia, tremor, sakit kepala.
 Nafsu makan menurun, mual-muntah,
konstipasi, diare, mulut kering, disuria.
 Palpitasi, hipotensi.
Intoksikasi akut AH1

 Dosis 20 – 30 tablet  letal unt anak. Efek


pd SSP : merangsang SSP, halusinasi,
eksitasi, ataksia, inkoordinasi, kejang,
midriasis, muka kemerahan, demam 
koma & kolap kardiorespiratoar  kematian
 Dewasa : depresi  eksitasi  depresi SSP
lebih lanjut.
 Tx keracunan : simtomatik & suportif. Bila
gagal napas  napas buatan. Konvulsi 
Tiopental atau Diazepam
 Penggunaan klinis AH1 :
 1. Reaksi alergi
 2. Motion sickness : mabuk perjalanan
udara, laut, dan darat ( diberikan ½ jam
sebelum berangkat )  Prometazin,
diphenhydramine, cyclizine, meclizine
 3. Anti mual-muntah pada kehamilan. Tx
“morning sickness”
 4. Gangguan vestibuler : meniere.
Antihistamin Penghambat
Reseptor H2 ( AH2 )

 Reseptor H2 : efek histamin


menyebabkan sekresi cairan lambung
 Pertama kaali ditemukan : Burimamide
& Metiamide  bersifat toksik  tidak
digunakan lagi
 AH2 : Simetidin, Ranitidin, Famotidin,
Nizatidine
 Imidazole  Cimetidine
 Furan  Ranitidin
 Thiazole  Famotidine , Nizatidine
 ------- Bersifat Hidrofilik
 Zolentidine : Antagonis Hist ( CNS ).
Sekresi asm. Lambung (tdk ada efek)
 -------- Bersifat Lipofilik
Cimetidine & Ranitidin

 Menghambat reseptor H2 selektif


reversibel  sekresi cairan lambung
dihambat.
 Menghambat sistem metabolisme obat
(oksidatif P450)
 Berikatan dengan reseptor androgen
(terutama Cimetidine, Ranitidin tdk)
Interaksi obat

 Semua obat yang menghambat sekresi


asam lambung akan mempengaruhi
bioavailabilitas & absorpsi obat lain.
 Cimetidin menghambat aktivitas
Cytochrom P450 . Ranitidin (<),
Famotidin / Nizatidin ( - )
Warfarin, fenitoin, kafein, teofilin,
fenobarbital, karbamazepin, diazepam,
propranolol, metoprolol, imipramin
Efek samping obat :

 Yg tidak berhubungan dengan


reseptor H2 : Nyeri kepala, pusing,
malaise, mialgia, mual, diare,
konstipasi, ruam kulit, kehilangan
libido, impoten.
Indikasi :

 Untuk Tx ulkus peptikum & ulkus


duodenum
 Ranitidin : mengurangi hipersekresi
asam lambung pd sindrom Zollinger
Ellison
 Refluks esofagitis
Dosis :

 Ulkus peptikum :
Simetidin : 1000 mg/hari
Ranitidin : 300 mg/hari
• Ulkus Duodenum :
• Simetidin : 4 x 300mg /hr bersama
makan & sebelum tidur
• Ranitidin : 2 x 150 mg/hari
Toksisitas

 Diare, kantuk, sakit kepala, sembelit,


muntah.
 Jarang terjadi :
 Disfungsi SSP : bicara kurang jelas, delirium,
bingung  Px lanjut usia. Cimetidine (+), Ranitidin
(<) , Famotidin/Nizatidin (-)
 Efek endokrin : ikatan dng respeptor androgen
 Diskrasia darah
 Toksik pada hepar.
Famotidin
 Menghmbt sekresi asm lambung
 Tx : ulkus peptikum & duodenum
 E.S : ringan & jarang terjadi
 Farmakokinetik: p-os kdar puncak
2jm, Metabl Utama : famotidin S –
Oksida, Eks : urin ( 25% bentuk asal )
 Dosis : 40 mg/1xsehari. ( 8 minggu
ulkus sembuh. Bisa diberikan I.V.
Nizatidin
 Potensi = Ranitidin
 Indikasi : tx gangguan asam lambung.
Reflkus esofagitis & sindrom Z.Ellison =
Ranitidin
 E.S : jarang  ringan pd sal cerna
 Farm kinetik : tdk dipengaruhi makann. Kdr
puncak 1jm, eks : urin.
 Dosis : 150mg/2xsehari atau 300mg/1xhr
sebelum tidur.
H3 Reseptor
Agonis/Antagonis
 H3 Agonis  Feedback Histm( sintese/
release )
 CNS ----- melawan efek H1
 Mengantagonis efek H1 di ileum
(kontraksi)
 Melawan efek H1 di bronkus
(kontraksi)
Anti-alergi yg lain

 Natrium kromolin : m’hmbt p’lepasan


Hist dr sel mast paru, propilaksis asma
bronkial (m’kuarngi bronkospasme)
 Ketotifen : bersifat antianafilaktik m’
hmbt rilis histm (antihistm kuat). E.S =
AH1 . Indikasi : profilaksis asma
bronkial.
Serotonin - Antiserotonin

 Serotonin = 5 – hydroxytryptamin =
5HT
 Banyak pd tumbuhan & hewan
 Dalam tubuh kurang lebih 10mg.
Dinding usus : 90%, darah (trombosit)
8% , CNS 2%
Farmakologi Serotonin

 Pada saluran cerna : mengatur


motilitas saluran cerna.
 Dilepas dari trombosit berperanan
dalam proses hemostasis
 Bronkokonstriksi pada Px Asma
Anti Serotonin

 Ketanserin : p’hmbat selektif resptr


5-HT2, mempunyai afinitas thdp H1
 Metisergid : menghambat efek
vasokonstriksi otot polos vaskular.
Mencegah migren dan sakit kepala
vaskular lainnya ( tdk unt migren akut)
Siproheptadin

 Antagonis histamin ( AH1 ) dan


serotonin yang kuat
 Mempunyai aktivitas antikolinergik &
depresi SSP lemah
 Untuk Tx alergi kulit
 E.S : mengantuk
Anti serotonin lain :

 Fluoksetin
 Sertralin

 Ondansetron

 Sumatriptan

Anda mungkin juga menyukai