Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

HEMOROID EKSTERNA

oleh:
dr. Nurfadhilah

Pendamping:
dr. Dessy Rahmawati

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PADANG PANJANG
2014

PORTOFOLIO KASUS BEDAH

Nama Peserta

: dr. Nurfadhilah

Nama Wahana

: RSUD Padang Panjang

Topik

: Kasus bedah

Tanggal (Kasus)

: 8 Agustus 2013

Nama Pasien

: Ny. K ( 51 tahun )

No RM

: 675308

Tanggal Presentasi

Nama Pendamping

: dr. Dessy Rahmawati

Tempat Presentasi

: Ruang Konfrens RSUD Padang Panjang

Objektif Presentasi

: - Keilmuan
- Diagnostik

Bahan Bahasan

: Kasus

Cara Membahas

: Presentasi dan diskusi

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah
pleksus v. hemoroidalis superior di atas garis mukokutan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid
interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terletak pada 3 posisi primer, yaitu kanan depan, kanan-belakang,
dan kiri-lateral.
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid
inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan, terletak dibawah linea dentata dan ditutupi
oleh epitel gepeng.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar
dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah anus.
Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke v. hemoroidalis superior dan selanjutnya ke
vena porta. Pleksus hemoroidalis eksternus mengalirkan darah ke peredaran darah sistemik
melalui daerah dan lipat paha ke v. iliaca.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Sebab terlazim yang
meningkatkan tekanan dalam sistem vena ini merupakan konstipasi, mengejan saat buang air
besar, kecenderungan varises herediter, kehamilan, posisi berdiri yang lama, tumor abdomen
atau pelvis dan hipertensi portal.
B. FAKTOR RESIKO
Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain kurangnya
mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang
memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit yang
meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis hati.
Konstipasi merupakan etiologi hemoroid yang paling sering. Konstipasi terjadi
apabila feses menjadi terlalu kering, yang timbul karena defekasi yang tertunda terlalu lama.
Jika isi kolon tertahan dalam waktu lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan
melebihi normal, sehingga feses menjadi kering dan keras.
Kejadian hemoroid umumnya sebanding pada laki-laki maupun perempuan. Sekitar
setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hemoroid juga terjadi

pada wanita hamil. Pada wanita hamil, janin pada uterus, serta perubahan hormonal,
menyebabkan pembuluh darah hemoroidalis meregang. Semua vena dapat diperparah saat
terjadinya tekanan selama persalinan. Hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan
komplikasi yang bersifat sementara
C. Gejala dan Tanda
-

Gejala- Gejala
1. Perdarahan pada waktu defekasi, merupakan gejala utama. Ciri khas adalah adanya
darah segar pada kertas toilet, feces atau dalam toilet. Darah dapat menetes keluar dari
anus beberapa saat sesudah defekasi
2. Prolapsus, suatu massa pada waktu defekasi merupakan gejala utama yang kedua.
Massa ini mula-mula dapat kembali spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus
dimasukkan secara manual (dengan tangan) dan akhirnya tak dapat dimasukkan
kembali.
3. Pengeluaran lendir dialami oleh beberapa pasien yang menderita hemoroid yang
prolapsus.
4. Higiene sering sukar diawasi bila komponen eksterna yang besar
5. Rasa sakit merupakan tanda hemoroid interna.

Tanda-tanda
1. Hemoroid eksterna dapat dilihat di antara kulit perianal atau anoderma
2. Hemoroid interna ditemukan dengan inspeksi pada waktu prolapsus.
3. Hemoroid interna biasanya yang tidak teraba pada anus, maka dibutuhkan anoskopi
untuk diagnosa hemoroid interna yang tidak mengalami prolapsus.

D. Klasifikasi
Hemoroid interna dikelompokkam dalam empat derajat.
-

Derajat 1
Hemoroid mencapai lumen anal canal, menyebabkan perdarahan merah segar tanpa
nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium yang awal seperti ini tidak terdapat prolaps
dan pada pemeriksaan anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol kedalam
lumem.

Derajat 2

Hemoroid menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan tetapi dapat
masuk kembali secara spontan.
-

Derajat 3
Hemoroid telah keluar dari anal canal, menonjol saat mengedan dan harus didorong
kembali sesudah defekasi.

Derajat 4
Hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski dimasukkan secara
manual.

E. Pemeriksaan
Apabila hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel pemutup bagian yang menonjol
ke luar ini mengeluarkan mukus yang dapat dilihat apabila penderita diminta mengedan.
Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan
vena didalamnya cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk
menyingkirkan karsinoma rektum. Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat
hemoroid interna yang tidak menonjol ke luar.
F. Diagnosa Banding
Pendarahan rektum yamg merupakan manifestasi hemoroid interna juga terjadi pada
karsinoma kolorektum, penyakit divertikel, polip, kolitis ulserosa, dan penyakit lain pada
kolorektum. Foto barium kolon dan kolonoskopi perlu dipilih secara selektif.
Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya biasanya sulit dibedakan dari
hemoroid yang mengalami prolaps.
G. Komplikasi
-

Hemoroid interna yang mengalami prolaps akan menjadi irreponibel, sehingga tak dapat
terpulihkan oleh karena kongesti yang mengakibatkan udem dan trombosis.

Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat memyebabkan abses hati.

Anemia dapat terjadi karena perdarahan ringan yang lama

Hemoroid dapat membentuk pintasan portal, dan apabila hemoroid semacam ini
mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak.

H.Penanggulangan dan Terapi


Hemoroid adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroidalis tetapi untuk menghilangkan keluhan. Hemoroid derajat
pertama dan kedua dapat ditolong dengan tindakan lokal yang sederhana dan nasehat tentang
makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat
gumpalan isi usus besar, makanan lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi
keharusan mengedan secara berlebihan.
Hemoroid yang mengalami prolapsus yang dapat dimasukkan kembali secara
perlahan disusul dengan istirahat baring dan kompres lokal untuk mengurangi
pembengkakan.
Hemoroidektomi dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan
pendarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara lain yang sederhana.
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:
1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayur-

mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat
feses lebih lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada
vena anus.
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air

besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses. Hindari mengedan.

DAFTAR PUSTAKA

1. R.Sjamsuhidayat, Wim de Jong. Usus halus, kolon, dan anorektum. Dalam Buku
Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku kedokteran EGC, Edisi revisi. Jakarta. 1997,hal
910-915
2. Kenneth P Rammning. Penyakit kolon dan rektum dalam sabiston. Buku Ajar
Bedah. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1994. hal 15-65
3. Theodore R. Schrock,MD . Saluran Cerna. Dalam Ilmu Bedah (Handbook of
surgery). Penerbit buku Kedokteran EGC, Edisi 7. Jakarta. 1992. 271-273
4. Ibrahim ahmadsyah. Digestive. Dalam kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian
brdah Staf Pengajar FKUI. 1995.69-71

BORANG STATUS PORTOFOLIO BEDAH


Nama Peserta
dr. Nurfadhilah
Nama Wahana
RSUD Kota Padang Panjang
Topik
Hemoroid Interna grade IV
Tanggal (kasus)
8 Agustus 2013
Nama Pasien
Ny. K
No. RM
675308
Tanggal Presentasi
Pendamping
dr. Dessy Rahmawati
Tempat Presentasi
Ruang Konfrens RSUD Kota Padang Panjang
Objektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka

Manajemen
Masalah
Istimewa
Diagnostik

Neonatus
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Bayi Anak
Deskripsi
Tujuan
Menegakkan diagnosis, penatalaksanaan, pencegahan hemoroid
Bahan

Tinjauan
Riset
Audit
Bahasan
Pustaka
Kasus
Cara
Membahas
Data

Diskusi

Presentasi dan Diskusi

Nama : Ny. K
Pasien
Nama RS : RSUD Kota Padang Panjang
Data Utama untuk Bahan Diskusi :

E-mail Pos
No. Registrasi : 675308

Telp :

Terdaftar sejak :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Hemoroid Interna Derajat IV


2. Riwayat Pengobatan : pasien sudah pernah berobat sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien menderita penyakit seperti ini sejak 2 tahun

yll.
4. Riwayat Keluarga : tidak ada yang berhubungan
5. Riwayat Pekerjaan : ibu rumah tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tinggal bersama suami dan 2 orang anak,
rumah permanen. Pasien seorang ibu rumah tangga
7. Lain-lain : Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis : Hemoroid interna grade IV
2. Tatalaksana hemoroid interna grade IV
3. Edukasi mengenai faktor resiko hemoroid interna grade IV

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
Keluar benjolan dari lubang anus yang tidak dapat dimasukkan lagi sejak 1 minggu
yang lalu.
Awalnya pasien sudah merasakan adanya benjolan sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan
keluar setiap pasien BAB disertai darah. Pada mulanya benjolan dapat masuk sendiri
setelah BAB namum lama kelamaan benjolan harus didorong dengan tangan untuk
dapat masuk kembali. Akhirnya sejak 1 minggu yang lalu benjolan menetap di lubang
anus meskipun pasien tidak BAB.
Keluar darah yang menetes setiap selesai BAB, jumlah 1 sendok makan, berwarna
merah segar, terkadang disertai lendir.
Pasien merasa nyeri bila benjolan tertekan
Riwayat BAB keras sudah sejak lama dirasakan sehingga pasien sering mengedan saat BAB,
BAB setiap 3 hari sekali.

Riwayat makan makanan kurang serat (+). Pasien tidak terlalu suka mengkonsumsi sayursayuran dan buah-buahan

Riwayat batuk-batuk lama tidak ada


Demam tidak ada
Riwayat buang air besar seperti pita atau bulat-bulat kecil berwarna hitam seoerti kotoran
kambing tidak ada

Riwayat penurunan berat badan sejak sakit tidak ada


2. Objektif :
a. Vital sign
-

KU

: sakit sedang

Kesadaran

: CMC

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Frekuensi nadi

Frekuensi nafas : 24 x/menit

Suhu

: 86 x/menit
: 36.80 C

b. Pemeriksaan sistemik
- Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Paru, I

: gerakan pernafasan simetris kiri dan kanan

Pa

: fremitus kiri = kanan

Pr

: sonor

: suara napas vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)

- Jantung, I : iktus tidak terlihat


Pa: iktus teraba pada RIC V 1 jari medial LMCS
Pr : batas jantung normal
A : bunyi jantung murni, irama reguler, bising (-).
- Abdomen, I : tidak membuncit
Pa: hepar dan lien tidak teraba
Pr: timpani
A : bising usus (+) normal
- Ekstremitas : edema -/-, reflek fisiologis +/+, refleks patologis -/Status Lokalis :
Regio Anal
I : tampak benjolan, warna sama dengan kulit sekitar, lendir tidak ada,
darah tidak ada
P : nyeri tekan (+)
Rectal Toucher :
- Sphincter ani : tonus baik
- Mucosa : teraba benjolan ukuran 3x3x3 cm, konsistensi kenyal, terfiksir
- Ampula : kosong
- handscoen : feses (+), darah (+), lendir (-)
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin :
-

Hb

: 11.1 gr/dl

Leukosit

: 12.220/mm3

Ht

: 35.1%

Trombosit

: 233.000/mm3

CT

: 700

BT

:230

GDR

:125 mg/dl

Urinalisa

: dalam batas normal

3. Assesment (penalaran klinis) :


Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 51 tahun masuk Poli Bedah
RSUD Padang Panjang pada tanggal 8 Agustus 2013 dengan diagnosis kerja : Hemoroid
Interna Derajat IV. Dasar diagnosis hemoroid interna derajat IV pada pasien adalah dari
anamnesis didapatkan riwayat keluar benjolan dari lubang anus yang tidak dapat dimasukkan
lagi sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien sudah merasakan adanya benjolan sejak 2
tahun yang lalu. Benjolan keluar setiap pasien BAB disertai darah. Pada mulanya benjolan
dapat masuk sendiri setelah BAB namum lama kelamaan benjolan harus didorong dengan
tangan untuk dapat masuk kembali. Akhirnya sejak 1 minggu yang lalu benjolan menetap di
lubang anus meskipun pasien tidak BAB.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda tanda vital dan pemeriksaan sistemik
normal, tampak benjolan pada anus, warna sama dengan kulit sekitar, pada pemeriksaan
rectal toucher teraba massa ukuran 3x3x3 cm, dan darah pada handschoen.
Dari pemeriksaan darah rutin, ditemukan leukositosis (12.220/mm3).
Tujuan utama pengobatan Hemoroid Interna grade IV adalah diagnosis cepat, mencegah
komplikasi dan tatalaksana yang cepat. Pada pasien ini diberikan terapi IVFD RL 20 tts/I,
injeksi Ceftriaxon 2x1 gr, injeksi Ranitidin 2x1 amp, injeksi Kalnex 3x1 amp, injeksi Vit K
3x1 amp, injeksi Vit C 3x1 amp, rawat bangsal bedah untuk dilakukan Haemoroidektomi.
Pada pasien dan keluarga juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat seperti
makan tinggi serat, makan lunak selama perdarahan , hindari makanan pedas dan mengiritasi
lambung.

4. Plan :
- Diagnosis klinis : Hemoroid Interna Derajat IV
- Pengobatan :
IVFD RL 20 tts/i
injeksi Ceftriaxon 2x1 gr
injeksi Ranitidin 2x1 amp
injeksi Kalnex 3x1 amp
injeksi Vit K 3x1 amp
injeksi Vit C 3x1 amp
Rawat bangsal bedah untuk dilakukan Haemoroidektomi
- Pendidikan :
Kepada pasien dan keluarga dijelaskan mengenai penyakit ini dan komplikasi yang
bisa terjadi pada penyakit ini serta cara mencegahnya. Pada pasien juga disarankan
untuk mengatur pola hidup sehat seperti makan makanan yang tinggi serat.

Anda mungkin juga menyukai