HEMOROID EKSTERNA
oleh:
dr. Nurfadhilah
Pendamping:
dr. Dessy Rahmawati
Nama Peserta
: dr. Nurfadhilah
Nama Wahana
Topik
: Kasus bedah
Tanggal (Kasus)
: 8 Agustus 2013
Nama Pasien
: Ny. K ( 51 tahun )
No RM
: 675308
Tanggal Presentasi
Nama Pendamping
Tempat Presentasi
Objektif Presentasi
: - Keilmuan
- Diagnostik
Bahan Bahasan
: Kasus
Cara Membahas
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah
pleksus v. hemoroidalis superior di atas garis mukokutan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid
interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terletak pada 3 posisi primer, yaitu kanan depan, kanan-belakang,
dan kiri-lateral.
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid
inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan, terletak dibawah linea dentata dan ditutupi
oleh epitel gepeng.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar
dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah anus.
Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke v. hemoroidalis superior dan selanjutnya ke
vena porta. Pleksus hemoroidalis eksternus mengalirkan darah ke peredaran darah sistemik
melalui daerah dan lipat paha ke v. iliaca.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Sebab terlazim yang
meningkatkan tekanan dalam sistem vena ini merupakan konstipasi, mengejan saat buang air
besar, kecenderungan varises herediter, kehamilan, posisi berdiri yang lama, tumor abdomen
atau pelvis dan hipertensi portal.
B. FAKTOR RESIKO
Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain kurangnya
mobilisasi, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum, kurang
memakan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika, kehamilan, penyakit yang
meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), dan sirosis hati.
Konstipasi merupakan etiologi hemoroid yang paling sering. Konstipasi terjadi
apabila feses menjadi terlalu kering, yang timbul karena defekasi yang tertunda terlalu lama.
Jika isi kolon tertahan dalam waktu lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan
melebihi normal, sehingga feses menjadi kering dan keras.
Kejadian hemoroid umumnya sebanding pada laki-laki maupun perempuan. Sekitar
setengah orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hemoroid juga terjadi
pada wanita hamil. Pada wanita hamil, janin pada uterus, serta perubahan hormonal,
menyebabkan pembuluh darah hemoroidalis meregang. Semua vena dapat diperparah saat
terjadinya tekanan selama persalinan. Hemoroid pada wanita hamil hanya merupakan
komplikasi yang bersifat sementara
C. Gejala dan Tanda
-
Gejala- Gejala
1. Perdarahan pada waktu defekasi, merupakan gejala utama. Ciri khas adalah adanya
darah segar pada kertas toilet, feces atau dalam toilet. Darah dapat menetes keluar dari
anus beberapa saat sesudah defekasi
2. Prolapsus, suatu massa pada waktu defekasi merupakan gejala utama yang kedua.
Massa ini mula-mula dapat kembali spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus
dimasukkan secara manual (dengan tangan) dan akhirnya tak dapat dimasukkan
kembali.
3. Pengeluaran lendir dialami oleh beberapa pasien yang menderita hemoroid yang
prolapsus.
4. Higiene sering sukar diawasi bila komponen eksterna yang besar
5. Rasa sakit merupakan tanda hemoroid interna.
Tanda-tanda
1. Hemoroid eksterna dapat dilihat di antara kulit perianal atau anoderma
2. Hemoroid interna ditemukan dengan inspeksi pada waktu prolapsus.
3. Hemoroid interna biasanya yang tidak teraba pada anus, maka dibutuhkan anoskopi
untuk diagnosa hemoroid interna yang tidak mengalami prolapsus.
D. Klasifikasi
Hemoroid interna dikelompokkam dalam empat derajat.
-
Derajat 1
Hemoroid mencapai lumen anal canal, menyebabkan perdarahan merah segar tanpa
nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium yang awal seperti ini tidak terdapat prolaps
dan pada pemeriksaan anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol kedalam
lumem.
Derajat 2
Hemoroid menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan tetapi dapat
masuk kembali secara spontan.
-
Derajat 3
Hemoroid telah keluar dari anal canal, menonjol saat mengedan dan harus didorong
kembali sesudah defekasi.
Derajat 4
Hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski dimasukkan secara
manual.
E. Pemeriksaan
Apabila hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel pemutup bagian yang menonjol
ke luar ini mengeluarkan mukus yang dapat dilihat apabila penderita diminta mengedan.
Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan
vena didalamnya cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk
menyingkirkan karsinoma rektum. Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat
hemoroid interna yang tidak menonjol ke luar.
F. Diagnosa Banding
Pendarahan rektum yamg merupakan manifestasi hemoroid interna juga terjadi pada
karsinoma kolorektum, penyakit divertikel, polip, kolitis ulserosa, dan penyakit lain pada
kolorektum. Foto barium kolon dan kolonoskopi perlu dipilih secara selektif.
Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya biasanya sulit dibedakan dari
hemoroid yang mengalami prolaps.
G. Komplikasi
-
Hemoroid interna yang mengalami prolaps akan menjadi irreponibel, sehingga tak dapat
terpulihkan oleh karena kongesti yang mengakibatkan udem dan trombosis.
Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat memyebabkan abses hati.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal, dan apabila hemoroid semacam ini
mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak.
mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat
feses lebih lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada
vena anus.
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air
DAFTAR PUSTAKA
1. R.Sjamsuhidayat, Wim de Jong. Usus halus, kolon, dan anorektum. Dalam Buku
Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku kedokteran EGC, Edisi revisi. Jakarta. 1997,hal
910-915
2. Kenneth P Rammning. Penyakit kolon dan rektum dalam sabiston. Buku Ajar
Bedah. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1994. hal 15-65
3. Theodore R. Schrock,MD . Saluran Cerna. Dalam Ilmu Bedah (Handbook of
surgery). Penerbit buku Kedokteran EGC, Edisi 7. Jakarta. 1992. 271-273
4. Ibrahim ahmadsyah. Digestive. Dalam kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian
brdah Staf Pengajar FKUI. 1995.69-71
Manajemen
Masalah
Istimewa
Diagnostik
Neonatus
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Bayi Anak
Deskripsi
Tujuan
Menegakkan diagnosis, penatalaksanaan, pencegahan hemoroid
Bahan
Tinjauan
Riset
Audit
Bahasan
Pustaka
Kasus
Cara
Membahas
Data
Diskusi
Nama : Ny. K
Pasien
Nama RS : RSUD Kota Padang Panjang
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
E-mail Pos
No. Registrasi : 675308
Telp :
Terdaftar sejak :
yll.
4. Riwayat Keluarga : tidak ada yang berhubungan
5. Riwayat Pekerjaan : ibu rumah tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tinggal bersama suami dan 2 orang anak,
rumah permanen. Pasien seorang ibu rumah tangga
7. Lain-lain : Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis : Hemoroid interna grade IV
2. Tatalaksana hemoroid interna grade IV
3. Edukasi mengenai faktor resiko hemoroid interna grade IV
Riwayat makan makanan kurang serat (+). Pasien tidak terlalu suka mengkonsumsi sayursayuran dan buah-buahan
KU
: sakit sedang
Kesadaran
: CMC
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi nadi
Suhu
: 86 x/menit
: 36.80 C
b. Pemeriksaan sistemik
- Mata
- Paru, I
Pa
Pr
: sonor
Hb
: 11.1 gr/dl
Leukosit
: 12.220/mm3
Ht
: 35.1%
Trombosit
: 233.000/mm3
CT
: 700
BT
:230
GDR
:125 mg/dl
Urinalisa
4. Plan :
- Diagnosis klinis : Hemoroid Interna Derajat IV
- Pengobatan :
IVFD RL 20 tts/i
injeksi Ceftriaxon 2x1 gr
injeksi Ranitidin 2x1 amp
injeksi Kalnex 3x1 amp
injeksi Vit K 3x1 amp
injeksi Vit C 3x1 amp
Rawat bangsal bedah untuk dilakukan Haemoroidektomi
- Pendidikan :
Kepada pasien dan keluarga dijelaskan mengenai penyakit ini dan komplikasi yang
bisa terjadi pada penyakit ini serta cara mencegahnya. Pada pasien juga disarankan
untuk mengatur pola hidup sehat seperti makan makanan yang tinggi serat.