"TRIAGE"
Oleh :
Kelompok 2
D-IV Keperawatan Tingkat III Semester V
(P07120214005)
(P07120214008)
(P07120214015)
(P07120214036)
(P07120214038)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
"Triage" mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan di Politeknik
Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan
makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Denpasar, 7 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar Isi .....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................
2
1.5 Metode Penulisan....................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Triage....................................................................................................
4
2.2 Prinsip dan Tipe Triage ..........................................................................................
4
2.3 Klasifikasi dan Penentuan Prioritas........................................................................
9
2.4 Proses Triage...........................................................................................................
21
2.5 Dokumentasi Triage................................................................................................
30
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
system perawatan dalam kondisi yang paling mendesak pada tentara yang
datang tanpa memperhatikan urutan kedatangan mereka. Sistem tersebut
memberikan perawatan awal pada luka ketika berada di medan perang
kemudian tentara diangkut ke rumah sakit/tempat perawatan yang berlokasi di
garis belakang. Sebelum Larrey menuangkan konsepnya, semua orang yang
terluka tetap berada di medan perang hingga perang usai baru kemudian
diberikan perawatan.
Pada tahun 1846, John Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi
filosofi triase. Dia mencatat bahwa, untuk penyelamatan hidup melalui
tindakan pembedahan akan efektif bila dilakukan pada pasien yang lebih
memerlukan. Pada perang dunia I pasien akan dipisahkan di pusat
pengumpulan korban yang secara langsung akan dibawa ke tempat dengan
fasilitas yang sesuai. Pada perang dunia II diperkenalkan pendekatan triase
dimana korban dirawat pertama kali di lapangan oleh dokter dan kemudian
dikeluarkan
dari
Pengelompokan
garis
perang
untuk
perawatan
pasien
dengan
tujuan
untuk
yang
lebih
membedakan
baik.
prioritas
penanganan dalam medan perang pada perang dunia I, maksud awalnya adalah
untuk menangani luka yang minimal pada tentara sehingga dapat segera
kembali ke medan perang.
Penggunaan awal kata trier mengacu pada penampisan screening di
medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan
suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas
yang paling efisien terhadap hampir 100 juta orang yang memerlukan
BAB II
PEMBAHASAN
Tag Warna
menerapkan
prinsip
universal
precaution,
mencegah
tindakan
keperawatan
dan
evaluasi
yang
berkelanjutan
c) Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan
untuk mengatasi masalah biologi dan psikologi klien
d) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga
diberikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan
kerjasama perawat dan klien
e) System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan
f) Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah,
cepat dan tepat
g) Penjaminan
tindakan
keperawatan
secara
etik
dan
legal
dan kimia.
Tes
diagnostik
pendahuluan
dilakukan
dan
pasien
Prioritas utama
Prioritas kedua
Prioritas rendah
Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas
dan subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup
b. Four Categories Triage System
Terdiri dari :
Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus
sesegera mungkin)
Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)
Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus segera
dilakukan)
Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)
c. Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)
Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya dibutuhkan
seseorang dengan pelatihan medis yang minimal. Pengkajian dilakukan
kdengan sangat cepat selama 60 detik pada bagian berikut :
1)
Ventilasi / pernapasan
2)
3)
Status neurology
Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang mengancam
nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan yang massif yang harus
diselesaikan secepatnya. Pasien diklasifikasikan sebagai berikut :
a) The Walking Wounded
Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada korban,
untuk berpindah. Kemudian penolong yang lain melakukan pengkajian
dan mengirim korban ke rumahsakit untuk mendapat penanganan lebih
lanjut
b) Critical/ Immediate
Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan keadaan
kritis yang membutuhkan transportasi ke rumahsakit secepatnya, dengan
criteria pengkajian :
respirasi >30x/menit
tidak ada denyut nadi
tidak sadar/kesadaran menurun
c) Delayed
Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang tidak
mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan yang bisa menunggu
untuk beberapa saat untuk mendapatkan perawatan dan transportasi,
dengan criteria
Respirasi <30x/menit
Ada denyut nadi
Sadar/ respon kesadaran normal
d) Dead
Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau mengalami luka
dan mematikan seperti luka tembak di kepala (Departement Emergency
Hospital Singapore, 2009).
10
Katagori
Definisi
Waktu yang
% tentang
Keluhan
Triage
tingkat
ditargetkan
kasus
khas
ketajaman
di
Resusitasi
Diagnose Sementara
dalam untuk
dimana
dilihat
pasien harus
dalam
dilihat
target
(menit)
waktu
90%
di
dan pasien
me
dengan
nit
sakit kritis
yang
Henti jantung
Henti trauma
Trauma mayor
Shock
Ancaman
Trauma shock
Pneumotorak
traumatic
Luka bakar pada
wajah dengan jalan
kematian
karena Asma
Respiratory
disstres
Pasien
tidak
sadar
Amputasi
mayor
Luka dikepala
dengan
nafas yang
terganggu
Luka dikepala
dengan penurunan
kesadaran
Luka tebuka pada
dada
Hipoglikemi
Overdosis trycylic
Kebocoran
menyebabkan
pembuluh darah
periubahan
auota pada
mental
Nyeri
dada
seperti
AMI
perdrhan
pada
gastro
dengan shock
atau
shock
Iskemia
tanpa
abdomen
Akut myokard
tanpa komplikasi
Status asma
Status epilepsy
Multivel trauma
mayor
Gagal jantung grate
4
Unstable angina
pectoris
Stroke akut dengan
perubahan mental
11
Emergenc
45 menit
85 %
y mayor
Nyeri
dada
Peningkatan osmular
ketoasidosis
Fraktur
multifel
tidak seperti
(tidak
memerluk
an
ambulan)
AMI
Overdosis
obat
Kekakuan
pada
nyeri
abdomen
Perdarahan
pada
gastro
dengan TTV
normal
Perdarahan
vagina
akut
tulang rusuk
Nyeri dada
Epligotis
Kehamilan ektofik
Fraktur mayor
Asma bronchial
Apendiksitis akut
Retensi
urinary
dengan TTV
gastrointestinal
normal
Trauma
dengan
sedang (non
ambulan)
Status sakit
kepala parah
Cedera
kepala
dengan
akut
Bronkopenemonia
Perdarahan
muntah
Asma sedang
Infeksi paru
TTV
normal
Koleksititis
Sepsis berat tanpa
shock
Stroke akut
Pyelonepritis akut
Kanker
tanpa
komplikasi
Obstruksi intestinal
Overdosis
obat
dengan
perubahan
status mental
dengan
penurunan
pernapasan
Muntah yang
terusmenerus
Emergenc
y minor
(ambulan)
60 menit
80%
Cedera
pada
kepala,
alergi,
tidak
muntah,
12
trauma
akut
minor,
sprain
akut,
sakit
kepala,
sakit
Sprain
Migrant
Otitis
media
eksterna
Refluk
sedang, aborsi.
gastroistetinal
Gejala disminore
Gatroenteritis akut
Vomiting
Gigitan serangga,
ular dan binatang
yang berbisa
Hiperpyrexia
Urtikaria
Tidak
120 menit
75 %
emergenc
trauma lama
dengan gejala
sisa
sakit
teggorokan
tanpa
dari tulang
Kontraktur sendi
Fraktur
OPERASI YANG
pernapasan
proses
yang
tidak
gawat
kondisi
mata
yang
tidak
gawat
permintaan
tindakan yang
tidak
berbahaya
masalah pada
kulit
yang
tidak gawat
gejala sisa
Tidak terjadi
perubahan yang
pembedahan
TIDAK GAWAT
Diskolasi tanpa
masalah
badan
Vena varicocel
Sirkumsisi
Penghilangan tattoo
Penghilangan keloid
KELEMAHAN PADA
BADAN
Kelumpuhan
pada
selebral
Post polio
Hemiplegia
Stroke yang lama
Paralisis
yang
13
berkepanjangan
Osteoartitis
KONDISI MATA
YANG TIDAK
GAWAT
Gangguan
mata
Ptreygium
Katarak
Kerusakan
penglihatan
Squint
retraksi
pendengaran
Polip hidung
Serumen di telinga
yang
kelelahan
berupa
dan
dyspepsia
Infeksi saluran nafas atas
tanpa demam
Batuk kronis
Masalah social masalah
psikomatik
Nyeri kepala
Insomnia
Kategori
T1 (I)
T2 (II)
Makna
bahaya bagi
Konsekuensi
pengobatan langsung,
Contoh
arteri lesi, perdarahan internal,
kehidupan
transportasi secepat
amputasi utama
cedera parah
mungkin
konstan pengamatan dan
14
pengobatan cepat,
dislokasi
transportasi sesegera
cedera kecil atau
mungkin
pengobatan ketika praktis,
tidak atau
kemungkinan kecil
mungkin administrasi
untuk bertahan
analgesik
neurologis negatif
hidup
Almarhum
memungkinkan
T3 (III)
T4 (IV)
T5 (V)
pembersihan saluran
lewat
sistem
pelayanan
kedaruratan.Hal-hal
yang
harus
15
KETERANGAN
Keadaan yang mengancam nyawa / adanya
gangguan ABC dan perlu tindakan segera,
misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran,
trauma mayor dengan perdarahan hebat
16
KLASIFIKASI
Prioritas I (merah)
KETERANGAN
Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi
dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan
hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan
bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan
nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III > 25%
Prioritas II (kuning)
Prioritas 0 (hitam)
KELAS I
TINGKAT KEAKUTAN
Pemeriksaan fisik rutin (misalnya
memar minor); dapat menunggu lama
KELAS II
tanpa bahaya
Nonurgen / tidak mendesak (misalnya
ruam, gejala flu); dapat menunggu lama
KELAS III
tanpa bahaya
Semi-urgen / semi mendesak (misalnya
otitis media); dapat menunggu sampai 2
17
KELAS IV
KELAS V
Nyeri hebat
Perdarahan aktif
Stupor / mengantuk
Disorientasi
Gangguan emosi
Sianosis
18
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem
yang dikenal, yaitu:
1. METTAG (Triage tagging system).
Sistem
METTAG
merupakan
suatu
pendekatan
untuk
memprioritisasikan tindakan.
a. Prioritas Nol (Hitam) :
1) Mati atau jelas cedera fatal.
2) Tidak mungkin diresusitasi.
b. Prioritas Pertama (Merah) :
Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.
1) gagal nafas,
2) cedera torako-abdominal,
3) cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4) shok atau perdarahan berat,
5) luka bakar berat.
c. Prioritas Kedua (Kuning) :
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa
dalam waktu dekat :
1) cedera abdomen tanpa shok,
2) cedera dada tanpa gangguan respirasi,
3) fraktura mayor tanpa shok,
4) cedera kepala / tulang belakang leher,
5) luka bakar ringan.
d. Prioritas Ketiga (Hijau) :
Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :
1) cedera jaringan lunak,
2) fraktura dan dislokasi ekstremitas,
3) cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,
4) gawat darurat psikologis.
Sistem METTAG atau pengkodean dengan warna system tagging
yang sejenis, bisa digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan
START.
2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid
Transportation).
Penuntun Lapangan START memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian
segera atau apakah tidak memerlukan transport segera.
Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60
detik, meliputi pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status
mental. Hal ini untuk memastikan kelompok korban :
a. perlu transport segera / tidak,
19
20
keluhan
dan
riwayat
penyakit
pasien
sebelumnya.
21
22
pneumothorax,
distress
pernafasan
(RR<
bila
sudah
memungkinkan
untuk
dipulangkan,
maka
nafas
dibuka
maka
berikan
tanda HITAM.
menjadi
merah kembali.
Hitung
berapa
lama
waktu
yang diperlukan untuk menjadi merah, bila ternyata 2 detik atau lebih
berikan warna MERAH bila kurang dari 2 detik maka lanjutkan ke
langkah keempat. Adakalanya keadaan gelap sehingga sulit menilai
pengisian kapiler. Metode alternatif yang dapat digunakan khusus pada
keadaan ini adalah dengan memeriksa nadi radialis. Bila tidak
24
baik.
Pada langkah
keempat
ini
penolong
memeriksa
memberikan
Tindakan
selanjutnya
membawa
korban
tanda triage
setelah
pada
korban
sesuai dengan
skala
prioritasnya
.
segera
ke
25
26
27
sudah
mengkomunikasikan
melakukan
pemantauan
perkembangan
pasien
dengan
kepada
tepat
tim
dan
kesehatan.
Pencatatan, baik dengan computer, catatan naratif, atau lembar alur harus
menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan
komunikasi, perencanaan dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi
perawatan yang diberikan, dan melaporkan data penting pada dokter selama
situasi serius. Lebih jauh lagi, catatan tersebut harus menunjukkan bahwa
perawat gawat darurat bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi
penyimpangan standar perawatan yang mengancam keselamatan pasien.
(Anonimous,2002).
28
Dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara
terbaik bagi perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena
kelalain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi yang berasal dari
kebijakan yang mencerminkan standar nasional berperan sebagai alat
manajemen risiko bagi perawat UGD. Hal tersebut memungkinkan peninjau
yang objektif menyimpulkan bahwa perawat sudah melakukan pemantauan
dengan tepat dan mengomunikasikan perkembangan pasien kepada tim
kesehatan.
Dalam Dokumentasi triage terdiri dari lima yaitu pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui keadaan dan menentukan
prioritas perawatan berdasarkan kebutuhan fisik dan psikologis, serta
factor-faktor lain yang mempengaruhi pasien sepanjang sisterm
tersebut.
Area pengkajian pertama harus selalu pengkajian system
kardiovasculer dan respirasi, termasuk tanda vital. Pengkajian tersebut
adalah pengkajian utama yang dimandatkan pada semua perawat gawat
darurat untuk dilakukan pada semua pasien, tanpa memperdulikan
keluhannya. Pemeriksaan umum dapat dilakukan secara bersamaan
dengan pemeriksaan utama, meluas ke area seperti tingkat kesadaran,
kualitas bicara, organisasi pikiran, tampilan umum (msl. pakaian,
hygiene, warna kulit, ekspresi wajah, postur, aktivitas motorik pada
saat pasien duduk atau dilepas pakaiannya, bau kulit atau bau
nafasnya), Dan tingkat distress. Satu aspek yang sangat penting dari
pengkajian adalah pembentukan hubungan terapiutik.
2. Diagnosa
Setelah melakukan pengkajian perawat harus menentukan diagnose
untuk merencanakan tindakan keperawatan. Menurut nanda diagnose
keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
yang sesuai.
29
3. Intervensi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan
menyatakan perawat gawat darurat harus merumuskan rencana
asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien
UGD dan
perawatan
berdasarkan
data
pengkajian,
diagnosis
5. Evaluasi
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi dan
memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang
dapat diobservasi dan pencapaian tujuan pasien(ENA, 1995b)
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
1. Waktu dan datangnya alat transportasi
2. Keluhan utama (misal. Apa yang membuat anda datang kemari?)
3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
5. Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak versus
trauma, perawatan minor versus perawatan kritis)
30
31
: data objektif
3. A
keperawatan
4. P
: rencana keperawatan
(ENA,
2005)
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Prinsip dalam pelaksanaan triase : 1 Triase harus cepat dan tepat ; 2
Pemeriksaan harus adekuat dan akurat; 3 Keputusan yang diambil berdasarkan
pemeriksaan; 4 Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi; 5
Kepuasan pasien tercapai.
Tipe Triage yaitu; Daily triage ,Mass Casualty incident, Disaster Triage,
Military Triage, Special Condition triage .Tipe Triage Di Rumah Sakit yaitu
Tipe 1 : Traffic Director or Non Nurse; Tipe 2 : Cek Triage Cepat; Tipe 3 :
Comprehensive Triage.
Saat pasien masuk ke UGD, perawat harus mengidentifikasi 3 aspek
penting yaitu, airway (jalan nafas), Breating (pola nafas) dan Circulation
(sirkulasi). Untuk mencapai tujuan itu, perawat harus menyelesaikan dengan
cepat dan tepat dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Pada tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi ;1
Waktu dan datangnya alat transportasi; 2 Keluhan utama (misal. Apa yang
33
34