Anda di halaman 1dari 19

TRIASE

KELOMPOK I
Catarina Novita Bagul
Handarwulan
Leny Marlena
Martha Sasmitaningrum
Ririn Handayani
Yesthy Agustini Lado
Yulita Melania Neta

Pengertian
Triase
adalah
pengelompokkan
korban
berdasarkan atas berat ringannya trauma/
penyakit serta kecepatan penanganan atau
pemindahannya (Koeshartono dkk, 2011:4)
Triase adalah proses memilah-milah pasien
menurut tingkat keparahan cedera atau
kesakitannya, dan memprioritaskan pengobatan
menurut ketersediaan sumber daya dan
kemungkinan pasien bisa bertahan hidup
(McCannon, 2004:299)

Tujuan triase

untuk memilih atau menggolongkan


semua pasien yang datang ke UGD dan
menetapkan prioritas penanganannya
(Oman,2008:1)
untuk penilaian kegawatan pasien dan
pemberian pertolongan atau terapi
sesuai dengan derajat kegawatan dan
kedaruratan yang dihadapi (Wijono
1999: 648)

Kategori Triase
1.

Merah (Emergency) Gawat darurat


Yaitu korban-korban yang
membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu
kondisi yang mengancam kehidupan
dan memerlukan perhatian segera,
seperti syok oleh berbagai kausa,
Gangguan pernapasan , Trauma kepala
dengan pupil anisokor, Perdarahan
eksternal masif

2. Kuning (Urgent) tidak gawat-darurat


Yaitu korban yang memerlukan pengawasan
ketat, tetapi perawatan dapat di tunda
sementara. Kondisi yang merupakan masalah
medis yang disignifikan dan memerlukan
penata laksanaan sesegera mungkin. Tandatanda fital klien ini masih stabil.
CONTOH: Fraktur multiple, Fraktur femur/pelvis,
Korban dengan resiko syok (korban dengan,
trauma, abdomen berat), Luka bakar ringan,
Gangguan kesadaran/trauma kepala,

3. Hijau (Non urgent) tidak gawat tidak


darurat
Yaitu kelompok korban yang tidak
memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat di tunda.
Penyakit atau cidera minor,
Contoh : Fraktur minor, luka minor, luka
bakar minor

4. Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal bunia atau yang
berpotensi untuk meninggal dunia

Teknik perawat dalam proses


triase

Provokes (Pemicu) apa yang memicu gejala


tersebut? (membuat gejalanya membaik atau
bertambah parah),apakah ada riwayat trauma?
Quality (Kualitas) bagaimana gejala tersebut di
rasakan? (biarkan pasien menguraikan dengan katakatanya sendiri).
Radiation (Penyebaran) dimana letak gejala tersebut?
Kemana gejala tersebut menyebar?
Severtity (intensitas) tentukan intensitas gejala
dengan skala 1 hingga 10
Time (waktu) berapa lama mengalami gejala? Apakah
gejala ini pernah terjadi sebelumnya?

LANJUTAN..

Treatment (penanganan) penanganan


yang dilakukan sebelum pasien tiba di
UGD (termasuk pemberian obat di rumah),
tindakan apa yang sebelumnya berhasil?
Tanyakan kepada pasien tentang riwayat
alergi (obat,lingkungan, makanan yang
mencakup uraian reaksinya),obat terakhir
yang digunakan, imunisasi dan haid
terakhir (jika diperlukan), riwayat
medis,cara tiba di UGD.

Bencana Masal
Macam Korban:
1. Korban Massal (Multiple patient)

kejadian atau timbulnya kedaruratan yang


mengakibatkan lebih dari satu korban yang
harus di kelolah oleh lebih dari satu penolong,
bukan akibat bencana.
2. Korban bencana (Mass Casuality disaster)
kadaan yang memerlukan penerapan system
penanggulangan gawat darurat terpadu seharihari dan bencana(SPGDT-S dan SPGDT-B)

PrinsipSeleksi Korban

Ancaman jiwa yang dapat mematikan


(dalam ukuran menit)
Dapat mati (dalam ukuran jam)
Ruda paksa ringan
Sudah meninggal

Prioritas

Adalah penentuan mana yang harus di


dahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu pada
tingkat ancamam jiwa yang muncul
(Koeshartono dkk, 2011:6)

Tingkat prioritas;
1. pertama (I, tertinggi dan emergency)
Mengancam jiwa, mengancam fungsi vital,
penanganan dan pemindahan bersifat segera.
2. Prioritas kedua (II, medium, urgent)
Potensi mengancam jiwa/fungsi vital bila tidak
segera di tangani dalam waktu singkat.
3. Prioritas ketiga(III, rendah dan non emergency)
Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak
perlu segera, penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir.

Penilaian

Primary survey(A,B,C) menghasilkan


prioritas I, II dan selanjutnya.
Secondery survey (head to toe)
menghasilkan prioritas I, II, dan
selanjutnya.
Monitoring korban atau pasien
kemungkinan terjadinya perubahan pada
jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi (A-BC), derajat kesadaran (D) dan tanda Vital
yang lain.

Primary Survey

Yaitu deteksi cepat dan koreksi segera


terhadap kondisi fungsi organ vital yang
terancam
Pada dasarnya primary survey adalah
life support dan resusitasi segera
terhadap kelainan yang mengancam
jiwa

Teknik pelaksanaan

Airway
Breathing

Circulation

Dissability
EnvIroment

Secondary Survey

Yaitu mencari perubahan-perubahan fisik


anatomis yang dapat berkembang menjadi
lebih gawat dan dapat mengancam jiwa
apabila tidak segera di atasi.
Pemeriksaan secondary survey misalnya:
pemeriksaan fisik head to toe
pemerriksaan laboratorium, radiologi.
Pemeriksaan ini dilakukan setelah survey
primer tuntas (Koeshartono dkk, 2008:10).

Anda mungkin juga menyukai