Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-
AZHAR MATARAM
2022/2023
Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam kelenjar yang memiliki fungsinya
masing-masing dalam menunjang system endokrin dan metabolisme di dalam tubuh, salah
satunya adalah kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal yang juga dikenal sebagai kelenjar
suprarenal, merupakan kelenjar penting dalam pemahaman sistem endokrin dan perannya
dalam mengatur respons tubuh terhadap stres, metabolisme, dan fungsi kardiovaskular dalam
tubuh. Namun system endokrin memiliki mekanisme kerja yang dikatakan lebih lama
dibandingkan system saraf, yang dimana system endokrin bekerja dengan cara melepaskan
hormon dan menyebarkan hormon melalui peredaran darah, dan hormon akan bekerja pada
sel target nya masing-masing.
Secara umum kelenjar adrenal adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak di atas
ginjal dalam rongga peritoneum. Setiap kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama:
korteks adrenal (bagian luar) dan medulla adrenal (bagian dalam). Kedua bagian ini
menghasilkan hormon-hormon yang berbeda. Pada bagian korteks adrenal dibedakan menjadi
3 zona yaitu: Zona gromerolusa, faciculata, dan retikularis, ketiga zona ini akan
menghasilkan hormon-hormon steroid, seperti kortisol, aldosteron, dan hormon seks
(androgen dan estrogen). Sedangkan bagian Medulla adrenal menghasilkan hormon
katekolamin, seperti epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin.
Pembahasan
Secara histologi kelenjar adrenal dibedakan menjadi 2 lapisan yaitu: bagian kosteks
dan medulla. Pada bagian korteks, terdiri dari 3 zona yaitu; zona glomerolusa yang
merupakan lapisan terluar, zona fasiculata yang merupakan bagian Tengah dan zona
retikularis yang merupakan lapisan paling dalam. Korteks adrenal akan menghasilkan
hormon steroid yang berasal dari kolesterol. Korteks adrenal menghasilkan hormon yang
bervariasi, secara kategori hormon yang dihasilkan oleh kosrteks adrenal dibagi menjadi 3,
diantaranya: mineralokortikoid (aldosterone), glukokortikoid (kortisol), dan hormon seks.
Hormon adrenokortikal memiliki sifat yang lipofilik, maka distribusi hormon ini di dalam
tubuh melalui peredaran darah dan akan berikatan dengan protein plasma.
Hormon mineralkortikoid yang utamanya adalah aldosterone memiliki fungsi yaitu
sebagai pengatur keseimbangan mineral seperti keseimbangan antara Na+ dan K+. Hormon
aldosterone di sekresikan oleh bagian korteks adrenal, tepatnya oleh zona gromerolusa.
Hormon aldosterone mengatur konsentrasi Na+ dan K+ dengan cara mengontrol sekresi
ataupun absorpsi oleh ginjal. Hormon aldosterone memiliki target utama yaitu ginjal, selain
itu saluran lidah, kelenjar keringat dan kolon merupakan target lainnya dari hormon
aldosterone. Peningkatan reabsorpsi dari Na+ dan K+ akan di lakukan oleh sel utama pada
ductus colelecting ginjal. Sekresi hormon aldosterone oleh kelenjar adrenal di stimulasi oleh
angiotensin II, kadar kalium yang tinggi di dalam darah dan adrenocorticotrophic hormone
(ACTH). Dari ketiga stimulasi ini, angiotensin II di dalam darah sebagai pengatur utama
dalam sekresi hormon aldosterone.
Pada saat volume darah yang menurun
maka enzim renin akan menstimulasi pengeluaran
angiotensin II, nantinya angiotensin II akan
mempengauhi kelenjar adrenal untuk
meningkatkan sekresi dari hormon aldosterone,
selain angiotensin II, kadar potassium (kalium)
yang tinggi juga akan meningkatkan sekresi dari
hormon aldosterone. Saat kelenjar adrenal
mengsekresikan aldosterone maka reabsorpsi
sodium dan ekskresi potasium (kalium) akan
meningkat. Reabsorpsi sodium akan
Gambar 1. Regulasi Sekresi mengakibatkan reabsorpsi air akan meningkat dan
aldosterone
akhirnya akan meningkatkan volume darah.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kelenjar adrenal memiliki dua lapisan utama: korteks dan
medulla. Korteks terdiri dari tiga zona yang masing-masing menghasilkan hormon steroid
yang berbeda, yaitu mineralokortikoid (aldosterone), glukokortikoid (kortisol), dan hormon
seks. Hormon-hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur keseimbangan mineral,
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta respons tubuh terhadap stres. Hormon-
hormon adrenal ini bersifat lipofilik dan beredar dalam darah terikat pada protein plasma
spesifik.
Aldosterone mengatur keseimbangan sodium (Na +) dan potassium (K+) dalam tubuh,
terutama melalui pengaruhnya pada ginjal. Faktor-faktor seperti angiotensin II, kadar
potassium tinggi, dan ACTH mempengaruhi sekresi aldosterone. Kortisol, yang merupakan
glukokortikoid, berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein serta memiliki
efek antiinflamasi. Sekresi kortisol diatur oleh ACTH dan dapat dipengaruhi oleh stres.
Hormon seks adrenal, terutama androgen, memiliki pengaruh terutama pada perkembangan
rambut pubis dan aksila.
Selain itu, medulla adrenal menghasilkan katekolamin, seperti epinefrin dan
norepinefrin, yang berperan dalam respons tubuh terhadap situasi darurat dan stres. Semua
hormon adrenal ini memiliki pengaruh penting dalam menjaga homeostasis tubuh dan
merespons tantangan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarabi, M. (2021). Mata Kuliah: Blok 10 Hormon dan Metabolisme Kelenjar Adrenal.
Guyton dan Hall. (2017). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Ke-13. Penerbit : Elsavier
Sherwood, L. et al. (2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem (9 ed.). Jakarta: Penerbit
Tortora, GJ., Derrick. son, B. (2014). Principles of Anatomy and Physiology 13th
William, W. (2017). Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Jurnal
Kedokteran Meditek.