Anda di halaman 1dari 32

Protoplasma

• Sel tanpa dinding sel


• Dapat digunakan sebagai eksplan
• Digunakan untuk rekayasa genetika
– Paling sering untuk ekspresi transien
– transformasi konifer
• Digunakan untuk membuat hibrid interspesifik
Fusi Protoplas:..............Mengapa menggunakan ini?

• Jika secara persilangan tidak bisa dilakukan


Mengatasi tanaman yang incompatibilitas
• Dimungkinkan untuk persilangan secara luas
• Digunakan untuk pengenalan ciri penyakit dan
kualitas
• Potensi yg sangat besar untuk masa depan jika ingin
memecahkan permsalahan yang sulit di masa kini
• Protoplas juga target untuk rekayasa genetika .
Persyaratan fusi :
 Carlson et al. (1972), Power et al. (1975) – persyaratan
tumbuh diferensial hibrida untuk menghilangkan
protoplas 2 (dua) dua donor spesies

 Ahli lain – menggunakan obat-obatan untuk menyeleksi


protoplas hibrida atau menghilangkan protoplas tetua

Metode seleksi :
Menggunakan penanda genetik yang dapat dideteksi
secara visual (defisiensi klorofil)
Hibridisasi somatik
Perbedaan Hibrida somatik dan hibrida seksual :

Hibrida Somatik Hibrida Seksual

1.Mempunyai organel dr Berisi organel yang


kedua sel tetua yang berasal dari tetua betina
bersatu dalam satu sel
2.Hasil fusi terdapat Genom ½ berasal dr tetua
genom inti dari kedua sel betina dan ½ dari tetua
tetua jantan
3. Menghasilkan tan ploidi Ploidi sama dengan
2 X lipat tetuanya
Tahapan Fusi Protoplas
1. Mencari prosedur yang tepat untuk isolasi
protoplas
2. Mencari prosedur yang tepat untuk
mendapatkan hasil fusi yang mempunyai
persentase tinggi dalam menghasilkan
heterokarion binokleat
3. Seleksi heterokarion setelah fusi
4. Kultur heterokarion dengan persentase
pembelahan sel dan regenerasi yang tinggi
5. Analisis karakter hibrid/sibrid dan konstitusi
genetik dari tanaman yang dihasilkan
Metode Fusi Protoplas :

1. Pemilihan protoplas tetua


2. Induksi fusi secara kimia
3. Fusi secara elektrik
4. Praktek elektrofusi
5. Mikrofusi
1. Protoplas Tetua
• Asal : jaringan hipokotil/daun dari tunas kultur in vitro atau
kultur suspensi
• Protoplas mesopil dan hipokotil mempunyai kapasitas
regenerasi lebih baik
• Enzim untuk isolasi protoplas kombinasi dari pektinase
(untuk pemisahan sel) dan selulase (penghancuran
dinding sel)
• Pemilihan enzim dan lamanya penghancuran dinding sel
mempengaruhi viabilitas protoplas dan fusogenik
2. Induksi Fusi secara Kimiawi
• Membran protoplas bermuatan negatif dan
protoplas menjadi saling tolak menolak 
berdekatan  mengubah pH medium dg
polikation atau efek dehidrasi
• PEG – menyebabkan aglutinasi (penggumpalan),
tergantung suhu medium, BM PEG, konsentrasi
dan lama perlakuan PEG
• Galur sel mempengaruhi optimasi fusi. Protoplas
dg vakuola kecil lebih mudah fusi dibandingkan
dg bervakuola besar
Seleksi dan kultur heterokarion
1. Penanda yang dapat dilihat
Misal :
fluorochrome – klorofil berwarna merah (mesofil)
fluorescein diaceate – kloroplas hijau kekuningan
(kloroplas)
2. Sortasi sel menggunakan flowcytometer (pemilih sel
yang diaktifkan dengan fluoresen)
3. Penanda biokimia menggunakan nitrat sebagai
sumber nitrogen  planlet yang tumbuh sebagai hibrid
4. Kultur heterokarion  sangat tergantung materi
yang difusikan
• Terjadi ketidakstabilan genetik dan atau kromosom
• Menghasilkan tanaman bebas patogen

Contoh Fusi Protoplas: Hibrida Intergenerik

Wortel X Aegopdium Kedelai X Alfalfa


Wortel X Barlei Kedelai X Barlei
Wortel X Petunia Kedelai X Jagung
Wortel X Tembakau Kedelai X Meadow Saffron
Jagung X Oat Kedelai X Pea
Jagung X Sorghum Kedelai X Tembakau
Petunia X Fava Bean Kedelai X Rape
Petunia X Parthenocissus Tomat X Kentang
Contoh Fusi Protoplas : Hibrida interspesifik

Dacus carota X D. capillifplius


Datura innoxia X D. discolor
Datura innoxia X D. stramonium
Nicotiana glauca X N. langsdorffii
Nicotiana sylvertris X N. knightiana
Nicotiana tabacum X N. debneyi
Nicotiana tabacum X N. sylvestris
Petunia hybrida X P. parodii
7. Variasi Somaklonal
• Defisiensi Klorofil
• Perubahan Morfologi
• Mutasi Gen Tunggal
• Poliploid
• Modifikasi hasil dan kualitas hasil
• Ketahanan hama dan penyakit

Kultur somaklonal memberikan pengertian tentang fisiologi,


biokimia, genetika, pertumbuhan, perkembangan spesies
tanaman pada tingkat molekuler
• Mekanisme terjadinya mutasi gen tunggal pada variasi
somaklonal :
1. Aktivasi elemen transposable
2. Aktivasi dan inaktivasi gen dengan perubahan metilasi
DNA
3. Amplifikasi gen dan deplesi gen
4. Mitotic crossing over

Perubahan pada siklus sel :


1. Sintesis DNA sampai G2
2. G2 sampai profase
3. Profase sampai prometafase
4. Metafase
• Variasi somaklonal : keragaman genetik dari tanaman yang
dihasilkan melalui kultur jaringan
a. Sel somatik (sel daun/akar) variasi somaklonal,
tanaman = SOMAKLON
b. Sel gamet variasi gametoklonal (GAMETOKLON)
c. Kalus (KALIKLON)
d. Protoplas (PROTOKLON)

Prospek & Potensi Rekayasa Somaklonal :


1. Skrinning Keragaman
2. Pemeliharaan Plasma Nutfah
3. Propagasi
TEKNIK PROPAGASI SOMATIS

KULTUR KALUS
 Yaitu membiakkan sekelompok sel yang berasal
dari jaringan tanaman yang tumbuh dalam
medium hara
 Medium : garam anorganik, sumber karbon
(sukrosa), auksin, sitokinin, ZPT (2,4D)
 Karakter yang muncul bukan dari genetik asal
(epigenetik)
Faktor-2 yang dapat diseleksi dalam kultur sering
tidak dapat dikaitkan dengan karakter yang
diinginkan pada tanaman utuh. Sebaliknya,
karakter-2 yang diinginkan untuk diseleksi oleh
breeder tidak dapat diseleksi dalam kultur. Hasil
tanaman merupakan salah satu faktor yang sulit
untuk diseleksi secara somaklonal
• Hasil tanaman merupakan karakter multigenik dan
merupakan fungsi Genotip * Lingkungan. Dari 65 galur
kentang yang diuji tidak ada sifat-2 yang diseleksi
secara langsung berkaitan dengan peningkatan hasil
umbi

• Kultivar potensial baru yang dikembangkan melalui


kultur somaklonal adalah klon tebu tahan penyakit.
Setelah uji lapang, pucuk tanaman lemah. Klon
tersebut, tidak dapat dilepas untuk tujuan komersial,
kecuali sebagai tetua plasma nutfah dalam program
pemuliaan
2. KULTUR SUSPENSI SEL

• Merupakan kultur yang terdiri ari sel-sel tunggal atau


segregat sel kecil dalam medium cair
• Wadah kultur dirotasikan atau digoyang untuk
membentuk dan mempertahankan penyebaran sel
dan memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara
sel-sel dengan komponen gas lingkungan
• Tahapan :
a. Sistem kultur kalus
b. Pemindahan ke medium cair
c. Diinkubasikan pada media penggoyang
Dari 100 ml biakan mengandung 107 sel untuk
seleksi, memberikan harapan dan frustasi
kepada breeder karena secara sitologis :
a. Sumber mutan baru yang
berharga(monosomik/trisomik)
b. Tidak stabil, kehilangan sebagian/seluruh
kromosom sehingga mempersulit
perbanyakan genotip
3. KULTUR ANTHER DAN SERBUK SARI
 Digunakan untuk menghasilkan tanaman
monoploid/ haploid
 Mutasi bersifat resesif, sehingga tidak terdeteksi
dalam keadaan diploid/poliploid
 Tujuan : menghasilkan tanaman diploid
homosigot total melalui penggandaan
komplemen kromosom monoploid
 Frekuensi haploid di luar sistem kultur cukup
tinggi
 Tidak boleh berasumsi bahwa semua
sel/planlet yang dihasilkan dari kultur anther
adalah haploid/ monoploid, perlu konfirmasi
jumlah kromosom
 Keberhasilan membuat somaklonal haploid
tergantung pada kultivar tanaman (cabe, gandum).
Kondisi optimum untuk keberhasilan monoploid :
a. Tahap perkembangan mikrospora
b. Komposisi media
c. Praperlakuan anther
d. Sumber, kondisi, umur tanaman saat anther
diambil
 Galur homosigot dapat diperoleh dengn penggandaan
jumlah kromosom haploid, cara konvensional dengan
selfing (S5-S6).
 Terjadi ketidakstabilan genetik, dikulturkan lebih lama
menimbulkan instabilitas yang besar.
4. KULTUR EMBRIO

Paling awal dikembangkan untuk memperoleh hibrida


intergenerik/intersepesifik
 Embrio dari biji yang sedang berkembang dibiakkan
dalam medium cair/padat dalam lingkungan
terkendali
 Kegunaan : menolong embrio hasil persilangan
seksual antara spesies/genera yang berkerabat jauh
yang inkompatibel karena mengalami keguguran
 Faktor kritis yang
menyebabkan Kombinasi Sifat
kegagalan siklus Ketahanan
perkembangan N.tabacum X N. repanda TMV
embrionik berupa S. tuberosum X S. brevidens PLRV
kehilangan endosperm
S. melongena X S. pimpinellifolium Fusarium
atau jumlah nutrisi
embrio tidak memadai. S. melongena X S. sisymberifolium Nematoda
 Manfaat : menghasilkan L. esculentum x L. pennelli Drought
tanaman haploid dan B. napus X B. nigra Phoma
triploid, membuat B. napus X Sinapsis alba Alternaria
anggur tanpa biji, B. napus X Eruca sativa Drought
mengatasi dormansi biji
L. sativa X L. perennis Bremia

 Contoh hibrida somatik


dengan sifat agronomis
yang menarik :
BIOTEKNOLOG
KONVENSIONAL
I MODERN

KELEBIHAN KEKURANGAN KELEBIHAN KEKURANGAN

Relatif murah Perbaikan sifat Perbaikan sifat Relatif mahal


genetik tidak genetik terarah
terarah

Teknologi relatif Tidak dapat Dapat mengatasi Teknologi canggih


sederhana mengatasi inkompatibilitas
inkompatibilitas

Dampak jangka Hasil tidak dapat Menghasilkan Ampak jangka


panjang dapat diprakirakan jasad baru dengan panjang belum
diprediksi (sistem sebelumnya sifat baru yang diketahui
mapan) tidak ada pada
jasad alami

Memerlukan waktu Memperpendek


relatif lama pengembangan
jasad baru
Sering tidak dapat Meningkatkan
mengatasi kendala kualitas dan
alam (hama) kendala alam
LATIHAN
• Jelaskan pengertian hibridisasi somatik, fusi protoplas, variasi
somaklonal, kultur heterokarion!
• Jelaskan tahapan fusi protoplas dan contoh aplikasinya!
• Sebutkan beberapa cara dalam seleksi heterokarion!
• Sebutkan beberapa variasi somaklonal yang terjadi pada
hibridisasi somatik!
• Mengapa dalam kultur anther diperlukan konfirmasi jumlah
kromosom?
• Jelaskan perbedaan hasil hibridisasi secara seksual, hibridisasi
somatik, dan tanaman sibrid! Lengkapi dengan gambar!

Anda mungkin juga menyukai