Anda di halaman 1dari 27

KULTUR DAN GENERATIF

(kultur anther)
Kelompok 3:
1. Carlanetta Kusuma Duhita (1513100006)
2. Dyah Rika Ar Rosyidah (1513100019)
3. Erlyta Vivi Permatasari (1513100058)
4. M. Ichsan Al Farisy (1513100066)
Pengertian Kultur Anther
Kultur anther merupakan salah satu metode
perbanyakan tanaman dengan teknik in-vitro dengan
tujuan untuk mendapatkan tanaman haploid yang
unggul yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
kultivar-kultivarbaru atau hibrida F1
Sejarah Kultur Jaringan
1902 : Gottlieb Haberlant melakukan cultur 1 (grew palisade cells from leaves of various
plants but they did not divide)
1904 Hannig melakukan kultur embrio pada tanaman cruciferae.
1922 Knudson berhasil mengecambah-kan anggrek, Robbins mengkulturkan ujung akar
1934 Gautheret, nobecourt & White yg menemukan auxin dan telah berhasil
membudidayakan kalus
1934 Skoog dkk. menemukan sitokinin dan orang pertama yang sukses dalam
melakukan kultur jaringan
1941 van Overbeek: penggunaan air kelapa untuk campuran media dalam kultur
Datura.
1944 Skoog Pembentukan tunas adventif pertama pada kultur tembakau secara in vitro
1946, Ball menghasilkan tanaman lengkap pertama dari eksplan kultur tunas ujung
pada Lupinus dan Tropaeolum.
1962 Development of MS medium. Murashige T. and Skoog F
1964 Produksi tanaman haploid pertama dihasilkan oleh Guha
1971 tanaman lengkap dihasilkan dari eksplan protoplas oleh Takebe
1984 Transformasi sel pertama oleh Horch
1996 pelepasan pertama tanaman hasil transformasi genetik
Macam-macam Medium

Medium padat
Embriogenesis mikrospora pada kultur antera
Oriza sativa

Medium cair
Androgenesis pada Triticum aestivum dan
Hordeum vulgare

Medium fase ganda


Kultur antera triticale ( Triticosecale)

(Zulkarnain, 2008)
Untuk meningkatkan regenerasi tanaman dari
Medium mikrospora adalah dengan menambahkan
cair Ficoll-400TM (suatu kopolimer sukrosa dan
epychlorohydrin nonionik)
Berfungsi sebagai pengapung yang memungkinkan antera dan kalus
mengambang pada permukaan kultur
Penambahan Ficoll-400TM ke dalam medium cair meningkatkan jumlah embrio
dan tanaman hijau yang diregenerasikan pada kultur antera H. vulgare
Pada T. aestivum Zhou (1992) menemukan bahwa Ficoll-400TM nyata
menurunkan produksi kalus namun meningkatkan persentase kalus yang
dapat beregenerasi serta meningkatkan rasio tanaman hijau:albino.
Pengaruh positif dari Ficoll-400TM adalah dikarenakan kemampuannya untuk
memperbaiki kerapatan, viskositas dan osmolalitas medium

(Zulkarnain, 2008)

Medium Antera dikulturkan pada satu lapisan tipis


fase ganda medium cair, yang berada di atas agar padat
di dalam wadah kultur.
Teknik isolasi anther dengan
penanaman langsung dalam
medium semi padat

(Winarto dan Rachmawati, 2008)


(Winarto dan Rachmawati, 2008)
(Winarto dan Rachmawati, 2008)
Perlakuan

Anther pada media Yp dengan konsentrasi yang bermacam-


macam:
1. Modified YP without plant growth regulator
2. Modified YP +2 mgl-1kinetin
3. Modified YP +3 mgl-1kinetin
4. Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1 IAA
5. Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1 NAA
6. Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1 2-4-D
Dipindahkan ke medium basal,
Dipindahkan ke:
1- 7.5 gl-1agar-agar
2-3 gl-1phytagel
3- 7.5 gl-1difcobactoagar
1.Modified YP without plant growth
regulator
2. Modified YP +2 mgl-1kinetin
3.Modified YP +3 mgl-1kinetin
4.Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1 IAA
5.Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1
NAA
6.Modified YP +2 mgl-1kinetin+2 mgl-1 2-
4-D
Kultur Anther Anther
Kultur anther
Proliferasi dari anther
Kalus haploid
Diferensiasi kalus
Haploid planlet

Anther
Polen dari kultur anther
Kultur polen
Polen multinukleat
Pollen embrio
planlet
Perkembangan Polen Polen uninukleat akan membelah
secara simetri menghasilkan dua sel
yang sama
Pada beberapa tanaman (Nicotiana
tabacum, Datura metel, Triticale)
uninukleate pollen dapat pula
membelah secara asimetri. Sel
generativ akan melakukan degenerasi
Tapi pada beberapa spesies lain
(Hyoscyamus niger) embrio polen
berasal langsung dari sel generatif itu
sendiri
Pada beberapa spesies Datura
innoxia, uninukleate polen membelah
tidak sama, memproduksi generatif
dan vegetatif sel, tapi keduanya
membelah terus dan berkontribusi
dalam perkembangan kalus
Faktor yang Mempengaruhi
Genotip
Pemilihan bahan awal atau sumber eksplan untuk kultur anther merupakan bagian yang
sangat penting.
Komposisi media kultur
Lingkungan Inkubasi
Kondisi tanaman donor
Pada sebagian besar spesies, respon yang paling baik berasal dari bunga (atau kelompok
bunga) pertama yang dihasilkan oleh tanaman. Sebagaimana umumnya antera yang
dikulturkan harus berasal dari bunga yang masih kuncup.
Pra perlakuan (fisik)
Pada beberapa spesies tanaman, produktivitas kultur anteranya dipengaruhi oleh perlakuan
pemberian suhu pada kuncup bunga sebelum proses sterilisasi dan isolasi antera
Pra perlakuan (kimia)
Anther yang dikultur dalam media cair yang ditambah dengan 50-250 mg/l colchisine
(diferensiasi)
Tanaman yang Dihasilkan

Kultur anther teknik yang paling efisien untuk


menghasilkan tanaman haploid.
Haploid pada tanaman digolongkan dalam dua
kategori, yaitu
monohaploid (dengan jumlah kromosom setengah
dari spesies diploid).
polihaploid (dengan jumlah kromosom setengah
dari kromosom spesies poliploidi).
Kelebihan Kultur Antera
Mempercepat perolehan galur murni melalui tanaman haploid ganda langsung
pada generasi pertama
mendapatkan galur-galur homozigot lebih cepat dan lebih efisien dibanding-kan
cara-cara konvensional
Biaya untuk tenaga kerja, sewa lahan dan waktu pemuliaan lebih hemat
dibandingkan pemuliaan konvensional
Kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi
normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan.
Mendeteksi sifat-sifat resesif dan eksploitasi tanaman gametoklonal
Beberapa sifat resesif yang dapat dideteksi secara dini pada tanaman haploid
yang berkembang dari embriogenesis mikrospora antara lain adalah toleransi
terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, seperti kekeringan,
suhu rendah, hara rendah atau pun kandungan logam berat yang tinggi di dalam
tanah
Kekurangan dalam Kultur Anther
Sedikitnya tanaman hijau
Banyaknya tanaman albino yang diregenerasikan
Dibatasi oleh rendahnya induksi kalus androgenik dan
regenerasi tanaman
Pembelahan cepat pada dinding jaringan anther dapat
terjadi, tetapi menghasilkan tanaman yang tidak
seragam bada ploidinya
STUDI KASUS
Tujuan Penelitian

Mendapatkan jenis dan konsentrasi poliamin yang paling efisien dalam


meningkatkan regenerasi tanaman hijau melalui kalus pada kultur
antera padi
Sistem model padi untuk kultur in vitro digunakan Taipei 309 padi
subspesies japonica yang diketahui memiliki respon yang baik terhadap
kultur in vitro
Media yang digunakan untuk induksi kalus N6 yang diberi 2 mgL NAA
dan 0,5 mg/L kinetin
Media regenerasi MS yang ditambahkan 0,5 mg/L NAA dan 2 mg/L
kinetin
Perlakuan Poliamin yang diberikan
pada Media Induksi Kalus
Kontrol (medium N6 tanpa
poliamin)

N6 + 10-4 M atau 10-3 M


putresin

N6 + 10-4 M atau 10-3 M


spermidin

N6 + 10-4 M atau 10-3 M


spermin
KESIMPULAN

Poliamin dapat meningkatkan induksi kalus dan


regenerasi tanaman pada kultur antera padi.
Diantara berbagai jenis poliamin yang digunakan,
putresin dengan konsentrasi 10-3 M merupakan
poliamin terbaik untuk meningkatkan regenerasi
tanaman hijau pada kultur antera padi Taipei 309
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai