G. E. Wijayanti
Program Sarjana, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
PENDAHULUAN
Pengertian kultur primer: kultur sel yang diperoleh
secara langsung setelah sel/jaringan/organ diangkat
dari suatu organisme.
Tipe kultur primer
Kultur eksplan: organ/jaringan langsung dikultur dalam
medium yang sesuai.
Kultur sel: jaringan/organ didisosiasi melalui reaksi
enzimatik ataupun mekanik kemudian sel-sel yang
diperoleh dikultur dalam medium
Campuran beberapa tipe sel → heterogenous cells
Sel tertentu hasil purifikasi → homogenous cells
Contoh kultur primer
A B C
Keterangan:
A. Reasosiasi sel-sel folikel dan oosit in vitro
B. Kultur primer paru-paru tikus neonatal, dengan berbagai tipe sel
C. Kultur primer sel granulosa
Kelebihan dan kekurangan kultur primer
Kelebihan
Baru diambil dari jaringan/organ hidup sehingga fungsi
sel lebih mencerminkan kondisi sel tersebut pada
kondisi in vivo
Kekurangan
Renponsif terhadap perubahan kondisi kultur pada
hari-hari atau minggu pertama kultur
Adanya kerusakan dan rekaveri sel selama pemrosesan
Perubahan dari kondisi in vivo ke in vitro
Perubahan komposisi sel karena adanya sel yang mati,
berploriferasi ataupun berdiferensiasi.
PEMBUATAN KULTUR PRIMER
1. Persiapan peralatan
2. Persiapan sumber jaringan
3. Pengambilan jaringan
4. Pembentukan suspensi sel
5. Penanaman jaringan
6. Pemeliharaan kultur
7. Evaluasi hasil kultur
1. Persiapan peralatan
Culture tube
Mikroskop Centrifuge Waterbath Micro pipette
2. Persiapan sumber jaringan
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
persiapan sumber jaringan adalah:
Tujuan kultur
Praktikum
Penelitian
Tipe jaringan
Jaringan embrional
Jaringan dewasa
Ketersediaan jaringan
Jumlah terbatas
Jumlah cukup banyak
3. Pengambilan jaringan
1 2 3
6 5 4
Jenis cawan kultur, luas area dan jumlah sel yang dihasilkan
Petridish
Roller bottle
3 hari
7 hari
Sumber: Gratiana E. Wijayanti and Atang 2021 IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci.
746 012023
Foto morfologi sel yang berasal dari (A) eksplan sirip kaudal, (B) hepatopancreas,
(C) limfa dan (D) insang ikan nilem (Osteochilus vittatus) yang dikultur dalam
medium DMEM dengan suplemen 5% L-gulamin, 5% penstrep dan 10% FBS
selama 9 hari (400x)
Sumber: Gratiana E. Wijayanti and Atang 2021 IOP Conf. Ser.: Earth Environ.
Sci. 746 012023
6. Pemeliharaan kultur
Tipe kultur
Monolayer culture system: sel tumbuh dan melekat pada
substrat
Biasanya ditumbuhkan dalam petri dish, T-flask, atau mutiple well
plate
Suspension culture system: sel berada bebas dalam medium
Contoh sel darah
Ditumbuhkan dalam rotated spinner flask atau shaken erlenmeyer
flask
Patologi
Pengenceran
Medium Tipe, No. batch, tipe dan konsentrasi serum, No. Batch
PROSEDUR KERJA
1. Telur ayam dipilih yang berembrio kemudian telur ayam dicuci dengan
detergen dalam air hangat.
2. Cangkang didesinfeksi dengan etanol, membrane ekstra embrional dibuka
dan diambil embrionya
3. Embrio ditempatkan pada cawan petri. Kepala dan ujung ekor dipotong bila
perlu seluruh membra (kaki dan sayap) dipotong
4. Embrio yang dipotong kepalanya disatukan untuk tripsinasi. Botol 250ml
cukup untuk kira-kira 10 embrio ayam. Embrio dicacah halus kemudian
dikumpulkan dalam suatu beaker glass sebagai ganti botol
Prosedur kerja (lanjutan)
5. Embrio dicuci beberapa kali dengan merendam dalam larutan tripsin.
6. Jaringan direndam dalam botol tripsinasi dengan larutan tripsin (75-100 ml
per botol 250ml).
7. Jaringan diaduk perlahan-lahan selama 10-15 menit pada temperatur kamar.
8. Cairan supernatan yang berisi sel dituang dan disaring dengan 8 lapis kertas
saring halus dan steril ke dalam botol sentrifuga berbentuk kerucut 125 ml.
Kertas saring dicuci dengan menambahkan 25 ml medium pertumbuhan
pada permukaan dan biarkan cairan tersaring dalam botol sentrifuga.
9. Sentrifugasi panenan tersaring pada 65xg selama 10 menit. Cairan
supernatan diambil dan dibuang. Sel-sel terendapkan diresuspensi dalam 50
ml medium pertumbuhan.
10. Tahap tripsinasi diulang, biasanya 3-4 kali untuk jaringan embrio ayam
Prosedur kerja (lanjutan)
11. Panenan dijadikan satu dengan menyaring lewat 8 lapis kertas saring
halus dan steril ke dalam botol sentrifuga berbentuk kerucut perlahan-
lahan. Kertas saring dicuci dengan medium pertumbuhan sebelumnya
Gunakan rumus V1.N1 = V2.N2 untuk menentukan volume suspensi yang akan di
tanam
Hasil kultur primer synovial MCS dari manusia
Medium pertmbuhan/fetal Melnick A/5% Melnick A/15% Melnick A/5% Eagle 15%
bovine serum %
Kepadatan atau konsentrasi Ayam 1:400 600.000 300.000/ml 600.000/ml atau
sel disemai Bebek 1:200 1.000.000/ml 1:300