Anda di halaman 1dari 8

MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.

id

Artikel Penelitian

KULTUR PRIMER FIBROBLAS: PENELITIAN PENDAHULUAN

Yuli Kurniawati1, Sudigdo Adi1, Achadiyani1, Oki Suwarsa1,


Dimas Erlangga2, Tenny Putri2

Abstrak
Kultur sel fibroblas banyak digunakan untuk penelitian proses penyembuhan luka dan penuaan
kulit. Metode ini digunakan untuk melihat perkembangan sel, proliferasi kinetik seluler, serta
biosintesis komponen matriks ekstraseluler. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk optimasi
teknik laboratorium serta berbagai kendala yang didapatkan saat kultur fibroblas. Kultur primer
fibroblas dibagi menjadi 2 jenis sampel yaitu sampel yang berasal dari embrio mencit usia 7,5
9,5 hari, dan kulit pasien keloid. Sampel dari embrio mencit dilakukan kultur primer dengan
metode dissociated fibroblast. Sampel jaringan keloid dan kulit normal dikultur dengan metode
skin explant. Fibroblas yang berasal dari kultur primer embrio mencit tumbuh baik sehingga
dapat dilakukan subkultur dan disimpan di dalam nitrogen cair suhu -198C. Fibroblas yang
berasal dari sampel keloid pertama tumbuh sesuai pola pertumbuhan fibroblas, namun pada
sampel kedua terdapat kontaminasi Paecilomyces sp. yang merupakan salah satu jenis jamur
kontaminan. Sel fibroblas mudah untuk dikultur karena memiliki kemampuan tumbuh dan
melekat yang tinggi serta regenerasi cepat, namun penelitian lebih lanjut untuk optimasi teknik
kultur dan pencegahan kontaminasi masih dibutuhkan sehingga sel dapat tumbuh baik.
Kata kunci: kultur fibroblas, skin explant, Dissociated fibroblast, kontaminasi

Abstract
Fibroblast cell culture method has been used for wound healing and skin aging studies. This
method was used for cell development imaging study, celullar kinetic proliferation and
extracelullar matrix component biosynthesis. This preeliminary study was done for laboratorical
technic optimation as well as problems appeared in fibroblast culture. Fibroblasts primary culture
was divided into 2 type of samples, from 7.5-9.5-day-mice embryo and keloid-patient skin.
Primary culture with dissociated fibroblast method was done for mice embryo sample. Keloid
tissue sample and normal skin were cultured with skin explant method. Fibroblasts that were
taken from mice embryo primary culture grew well therefore subculture can be done and kept in -
198C liquid nitrogen storage. Fibroblasts that were taken from first keloid sample grew
according to fibroblast growth pattern, but, there was contamination with Paecilomyces sp. which
was one of the contaminating fungi. Fibroblast cells are easy to be cultured as they have growth
ability and high adhesion capability as well as rapid regeneration, but, further study for cultured
technical optimation and contamination prevention are still neededthereforethe cells can grow
well.

Keywords: fibroblast culture, skin explant, dissociated fibroblast, contamination.

Afiliasi: 1. Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 2. Laboratorium Kultur Sel dan Jaringan FK UNPAD
Bandung. Korespondensi: Yuli Kurniawati. Email: yk_indun@yahoo.co.id Telp/HP: +628127150511

33
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

PENDAHULUAN Park Memorial Institute (RPMI). Medium


ini ditambahkan penisilin, streptomisin
Fibroblas merupakan sel yang dan fetal bovine serum (FBS) atau fetal
banyak didapat pada jaringan ikat calf serum (FCS ).1,2
terutama pada kulit. Sel fibroblas terlibat Teknik kultur primer fibroblas ada
secara aktif dalam pembentukan serat- 2 cara yaitu skin explant dan dissociated
serat terutama serat kolagen dan matriks fibroblast. Pada skin explant, fibroblas
amorf ekstraseluler. Selain itu fibroblas ditumbuhkan dari kulit langsung.
menghasilkan serat-serat retikulin, elas- Spesimen kulit yang sudah dipotong
tin, glikosamin, dan glikoprotein dari halus diletakan pada media partum-
substansi interseluler amorf. Fibroblas buhan dan diamati pertumbuhannya
terlibat dalam pertumbuhan normal, sesuai prosedur. Cara kultur dissociated
proses penyembuhan luka dan aktifitas fibroblast lebih rumit dari skin explant.
fisiologis dari tiap jaringan dan organ Pemisahan epidermis dilakukan dengan
dalam tubuh. Fungsi utama fibroblas cara dispase, fibroblas di lapisan dermis
adalah menjaga integritas jaringan dipisahkan dengan proses enzimatik
pendukung dengan cara mengatur menggunakan tripsin atau kolagenase.
perubahan umur matriks ekstraseluler Setelah dilakukan proses enzimatik lalu
secara berkesinambungan. Sel fibroblas spesimen diletakkan di media kultur.
mudah untuk dikultur karena memiliki Pada proses enzimatik ini harus dilaku-
kemampuan tumbuh dan melekat yang kan hati-hati dengan memperhatikan
tinggi dan regenerasi cepat.1 jenis tripsin yang dipakai, konsentrasi
Kultur sel fibroblas telah banyak yang tepat dan masa inkubasi agar sel
digunakan antara lain untuk penelitian dapat tumbuh maksimal. Dissociated
proses penyembuhan luka, mekanisme fibroblast merupakan tehnik yang lebih
penuaan kulit. Metode ini banyak sering dipakai pada penelitian yang
digunakan untuk melihat perkembangan memerlukan jumlah fibroblas dalam
sel, proliferasi kinetik seluler serta jumlah banyak.2,5
biosintesis komponen matriks ekstra- Beberapa teknik kultur fibroblas
seluler.2,3,4 Sel yang diperoleh secara telah dilakukan di Laboratorium Kultur
langsung dari pasien dan tumbuh pada Sel dan Jaringan FK UNPAD Bandung
medium kultur disebut sebagai kultur dengan berbagai sampel antara lain kulit
primer. Berbeda dengan biakan kerati- normal, keloid dan embrio mencit.
nosit, fibroblas lebih mudah tumbuh dan Penelitian pendahuluan ini dilakukan
dapat dilakukan subkultur. Subkultur untuk mempelajari optimasi tehnik
fibroblas dilakukan dengan memindah- laboratorium serta berbagai kendala
kan fibroblas murni dari petridesk kultur yang didapatkan pada saat kultur
primer ke dalam medium segar fibroblas.
kemudian ditempatkan dalam petridesk
baru untuk memulai pertumbuhan
kembali. Media yang banyak digunakan METODE
untuk transport dan media pertumbuhan
fibroblas adalah Dulbeccos Modified Kultur primer fibroblas dibagi
Eagle Medium (DMEM), atau Roswell menjadi 2 bagian berdasarkan sampel
34
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

yaitu sampel yang berasal dari embrio embrio, tambahkan waktu selama 5
mencit usia 7,5 9,5 hari, dan kulit menit di dalam WB. Selanjutnya tam-
pasien keloid. Sampel yang berasal dari bahkan 10 ml medium RPMI lengkap
embrio mencit dilakukan kultur primer yang sudah dihangatkan terlebih dahulu.
dengan metode Dissociated fibroblast. Suspensi sel tersebut dilakukan setrifu-
Pasien keloid telah mendapat penjelasan gasi 200 G selama 5 menit, buang
dan menandatangani informed concent, supernatan dan tambahkan 12 ml me-
sebelum dilakukan eksisi elips lesi dium RPMI lengkap (yang telah
keloid. Selanjutnya sampel jaringan diresuspensi dengan 10% Fetal Bovine
keloid dan kulit normal tersebut dikultur Serum + 1% antibiotik Penicillin-Strep-
dengan metode skin explant. tomisin + 1% Amphoterisin B/
Fungizone). Tanam suspensi sel ke
Kultur embrio mencit dengan metode dalam six well plate dan diinkubasi di
dissociated fibroblast dalam inkubator 37C dengan CO2 5%.
Pengambilan embrio mencit Setelah 30 menit diinkubasi, lakukan
dilakukan di laboratorium hewan, embrio pengamatan sel fibroblas dengan
mencit dimasukan kedalam tabung menggunakan mikroskop inverted.
falcon 50 mL yang berisi 15 mL PBS
yang mengandung antibiotik. Selama Kultur primer fibroblas keloid dilaku-
proses pengambilan embrio, harus kan dengan metode skin explant
dipastikan media transfer selalu dalam Jaringan keloid yang dari hasil
keadaan dingin (tempatkan dalam ice eksisi langsung dimasukan kedalam
bath). Pemisahan organ embrio dapat tabung sentrifuge 50 ml yang telah di isi
dilakukan di meja kerja. Bagian embrio PBS steril, lalu dicuci dengan cara
yang akan dikultur hanya bagian badan menggoyangkan tabung secara per-
embrio mencit. Badan embrio mencit lahan. Pencucian dilakukan minimal 3
dimasukkan ke dalam tabung Falcon 50 kali masing-masing selama 10 menit.
ml berisi 15 ml PBS yang baru. Perlu diingat bahwa proses kulturisasi
Persiapan kultur primer embrio mencit fibroblas harus dilakukan sesegera
dilakukan di Biosafety cabinet (BSC). mungkin, tidak lebih dari 6 jam. Sampel
Badan embrio dicacah halus dengan diletakkan dalam cawan petridisk dan
menggunakan scapel steril, lalu buang bagian epidermis dengan
masukan kedalam tabung Falcon yang menggunakan gunting, skapel steril,
telah berisi PBS 5 ml dan dilakukan sehingga jaringan fibrosa saja yang
sentrifugasi 200 G selama 5 menit, diambil lalu cuci kembali dengan PBS
buang supernatan lalu tambahkan PBS 5 steril. Sampel diletakan dalam lid of a
ml, setrifugasi dilakukan 3 kali. 100 mm tissue culture dish lalu potong
Supernatan dari pencucian terakhir kecil-kecil sebesar 2-3 mm2. Potongan
dibuang, lalu tambahkan Tripsin EDTA sampel 5-10 diletakan pada 35 mm
0,25% yang telah dihangatkan sebanyak tissue culture dish (tutup sampel dengan
2 ml, lalu dilakukan vortex sebentar, 22 mm glass coverslip dengan hati-hati).
kemudian masukkan ke dalam Water Beberapa tetes media kultur DMEM/
Bath (WB) bersuhu 37C selama 5 RPMI 4C ditambahkan dibawah cover
menit. Bila masih terdapat gumpalan glass, teteskan perlahan dari bagian tepi,
35
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

lalu tambahkan kembali 1-2 ml DMEM/ sampai semua sel lepas dari dasar dish
RPMI perlahan jangan sampai terendam. dan membentuk suspensi sel. Suspensi
Kultur diletakkan dalam inkubator sel diisap lalu dipindahkan kedalam
dengan kelembaban 37C, 5% CO2. tabung setrifuge steril untuk dilakukan
Dalam kisaran 24-72 jam setelah isolasi, sentrifugasi 150 G selama 10 menit,
sel fibroblas akan menjadi sel fibroblas setelah itu supernatan dibuang. Pellet
yang utuh. Morfologi fibroblas adalah sel dari tabung diambil dan ditambahkan
berbentuk spindle dan tumbuh pada tepi 100-200 l medium kultur fresh 40C, lalu
bagian tepi explant. Pengecekan campurkan 10-20 l suspensi sel
pertumbuhan fibroblas dilakukan setiap dengan jumlah yang sama 0,4%
3-4 hari dan ganti medium. Pertumbuhan trypanblue/PBS dalam tabung sentrifuge
fibroblas diamati, jika pertumbuhan 50 ml. Hitung sel menggunakan
fibroblas sudah merata sampai dasar hemositometer, untuk dilakukan
dish kurang lebih 80 % dapat dilakukan subkultur maka sel yang hidup harus
panen (subkultur). >90%. Setelah dilakukan penghitungan
sel, masukkan 3-10x104 sel yang hidup
ke dalam 5 ml medium dalam 25cm2
tissue culture flask. Medium diganti
setiap 3-4 hari sampai pertumbuhan sel
60-80% untuk dapat dilakukan subkultur
lagi.

Gambar 1. Letak spesimen kulit pada


media kultur. Sumber: Akira T 2 a. b.

Panen sel / subkultur


Panen sel atau subkultur dilaku-
kan dengan cara sebagai berikut semua
medium disedot pada petridesk, cuci
dish dengan PBS steril, tambahkan
tripsin 0,25 % dimasukkan sebanyak 1
ml kemudian diinkubasi dalam suhu c. d.
37C selama 3-5 menit akan terjadi
perubahan bentuk sel dari bentuk Gambar 2. a. Spesimen kulit dalam
kumparan menjadi bentuk bulat. PBS, b. Sampel kulit keloid, c.
Selanjutnya, masukkan medium lengkap Pemisahan jaringan fibrous, d. Skin
sebanyak 3 ml, dan dilakukan pipeting explant
36
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN henti. Berikut gambar fibroblas yang


dihasilkan dari kultur.
Hasil kultur primer embrio mencit.
Setelah 30 menit diinkubasi dalam
inkubator, sel fibroblas mencit telah
menempel pada dasar well. Sel fibroblas
mencit yang sudah konfluen dapat
dilakukan subkultur lalu disimpan pada
storage nitrogen cair -196C. a. b.

c. d.
a.
Gambar 4. a. Fibroblas keloid hari ke 8,
b. Fibroblas keloid hari ke 14, c.
Fibroblas keloid subkultur 1, d. Fibroblas
kulit normal hari ke 14.

Hasil kultur pada sampel keloid


kedua, pertumbuhan fibroblas dari tepi
b. c. explant tampak pada hari ke 7 dan 9.
Pertumbuhan fibroblas tidak subur dan
Gambar 3. a. Fibroblas mencit setelah
ternyata pada hari ke 14 ditemukan
diinkubasi 30 menit, b. Fibroblas mencit
kontaminasi jamur pada satu persatu
48 jam c. Fibroblas mencit 96 jam
petridesk. Skin explant yang terkonta-
minasi jamur dilakukan pemeriksaan di
laboratorium mikologi untuk dilaku-kan
Hasil kultur primer skin explant: identifikasi jamur penyebab kontaminasi.
Hasil identifikasi jamur kontaminan yang
Dari sampel keloid pertama, sel
ditemukan adalah Paecylomyces sp.
fibroblas keloid tumbuh lebih cepat dari
fibroblas kulit normal, pada hari ke-8
fibroblas keloid mulai tumbuh dari tepi
explant sedangkan fibroblas kulit normal
tumbuh pada hari 10. Selanjutnya pada
hari ke-15 pertumbuhan fibroblas keloid
dan kulit normal mencapai kisaran 80%
konfluen sehingga dilakukan subkultur. a. b.
Pengamatan dilakukan pada hari ke-24
pertumbuhan fibroblas lambat dan pada Gambar 5. a. Kontaminasi jamur, b. Hifa
hari ke-36 pertumbuhan fibroblas ber- pada petrideks skin explant
37
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Pertumbuhan fibroblas mencit menggunakan hewan coba memerlukan


yang dilakukan tumbuh sesuai partum- waktu yang cukup lama untuk mengin-
buhan fibroblas pada umumnya. duksi terbentuknya jaringan keloid.4,5
Fibroblas yang berasal dari embrio Pertumbuhan fibroblas dari skin
mencit tumbuh cepat dalam waktu 24-72 explant rata-rata terjadi pada hari
jam dan dapat dilakukan subkultur lebih ketujuh.3,5 Pertumbuhan fibroblas keloid
dari 10 kali. Subkultur (passage) meningkat pada minggu ketiga dan
dilakukan apabila sel yang tumbuh jumlahnya menurun pada minggu
sudah mencapai 80%. Fibroblas dapat kelima, sedangkan jumlah fibroblas kulit
disimpan pada nitrogen cair hingga 10 normal lebih banyak menurun diban-
tahun dalam media 10% DMSO/90% dingkan fibroblas keloid. Setelah minggu
FCS atau 10% MSO/complete DMEM. ke-8 fibroblas mengalami degenerasi.
Gambaran morfologi fibroblas berupa sel Pada minggu ke-12 subkultur fibroblas
yang memanjang, inti yang berbentuk kulit normal mengalami degenerasi
oval dan membentuk formasi linier atau sedangkan jumlah fibroblas keloid terus
bundle-like. Kecepatan pertumbuhan sel bertambah.7 Beberapa penelitian telah
dalam kultur dipengaruhi oleh banyak dilakukan untuk mengetahui lokasi lesi
faktor antara lain jenis sel primer yang keloid yang akan diambil untuk dilakukan
akan dikultur, usia sampel, medium, kultur. Hasil penelitian yang dilakukan
teknik pengerjaan, faktor kontami- oleh Giugliano dkk menyatakan kultur
nasi.1,2,6 Kultur primer dengan teknik skin fibroblas tumbuh lebih cepat dari bagian
explant dibandingkan dengan tehnik tengah lesi keloid dibandingkan tepi lesi
dissociated fibroblast menggunakan dan kulit normal. Peneliti lain
dispase dan atau kolagenase menyatakan fibroblas yang berasal dari
menghasilkan pertumbuhan sel yang periperal lesi keloid ternyata meng-
lebih lama, jumlah sel yang lebih sedikit, hasilkan produksi kolagen tipe I dan II
namun karakteristik sel lebih baik dan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
terhindar dari kerusakan sel karena intralesi dan ekstralesi.5,8 Pada
proses enzimatik.1,2,5 penelitian pendahuluan ini dilakukan
Penelitian mengenai keloid optimasi prosedur kultur fibroblas dan
dilakukan dengan berbagai cara, metode melihat morfologi fibroblas serta
penelitian yang sering dilakukan adalah mempelajari kendala yang mungkin
dengan penelitian dasar dengan dapat timbul pada saat melakukan kultur.
menggunakan hewan coba dan kultur Kendala yang dapat ditemukan
jaringan.4,7Kultur jaringan merupakan pada kultur sel adalah kontaminasi.
metode utama untuk penelitian fisiologi Kultur fibroblas yang diambil dari biopsi
selular tanpa interferensi faktor lokal kulit sering kali terkontaminasi oleh
ataupun sistemik dalam organisme. Cara bakteri atau jamur. Kontaminasi tersebut
ini dapat mendeteksi mekanisme dapat terjadi 20-63% dari kultur sel.
regulasi sel pada ekspresi gen dan Pada penelitian Brinzeu 2008 didapatkan
tingkat cell signalling. Keloid hanya kontaminasi mycoplasma 17.65%, jamur
ditemukan pada manusia sehingga 8.82% dan bakteri 5.88%.9 Kontaminasi
penelitian dengan hewan coba sangat jamur lebih mudah dideteksi secara
sulit dilakukan. Penelitian keloid dengan makroskopis pada petridesk tampak
38
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

medium berubah warna menjadi SIMPULAN


kekuningan, lalu pertumbuhan miselium
tampak seperti large fuzzypatches pada Sel fibroblas mudah untuk dikultur
petridisk. Pemeriksaan dengan low po- karena memiliki kemampuan tumbuh
wer pembesaran mikroskop tampak hifa dan melekat yang tinggi dan regenerasi
diantara fibroblas yang tumbuh.6,9 cepat. Kecepatan pertumbuhan sel
Kontaminasi jamur dapat menghambat dalam kultur dipengaruhi oleh banyak
pertumbuhan fibroblas seperti yang faktor antara lain jenis sel primer yang
terjadi sampel kedua. Untuk pencegah akan dikultur, usia sampel, medium,
kontaminasi jamur umumnya dipakai teknik pengerjaan, keahlian dan
agen antijamur seperti amphotericin B keterampilan tenaga laboratorium, serta
(Fungizone) dan mycostatin (Nystatin) faktor kontaminasi. Penelitian lebih lanjut
dalam medium. Obat anti jamur tersebut mengenai cara kultur, teknik pengerjaan
hanya berfungsi untuk mencegah serta pencegahan kontaminasi sangat
pertumbuhan jamur namun tidak dapat diperlukan agar dapat menghasilkan
menghentikan pertumbuhan jamur bila fibroblas yang dibutuhkan untuk
sudah mengkontaminasi kultur.9 Pada penelitian selanjutnya.
sampel kulit keloid yang kedua terjadi
kontaminasi jamur yang tumbuh perla-
han bersamaan dengan pertumbuhan DAFTAR RUJUKAN
fibroblas, walaupun pada medium yang
1. Freshney RI. Culture of animal cells: a
digunakan sudah ditambahkan fungi- manual of basic tehnique. 5th ed.Willeyand
zone. Penyebab kontaminasi jamur pada Son,Inc.2005.
kultur sel primer antara lain tindakan 2. Akira T. Establishment of fibroblast cultures.
aseptik antiseptik pada saat pengam- Current protocols in cell biology. 1998; 2.1.1
2.1.12.
bilan sampel kulit yang kurang tepat,
3. Keira SM, Ferreira LM, Gragnani A, Duarte
pencucian sampel, kontaminasi jamur IS, Santos IAN. Experimental model for
dari medium, peralatan seperti tabung, fibroblast culture. Acta Cir Bras. 2004;19:11-
petridisk, pipet, inkubator ataupun 6
kontaminasi jamur dalam ruangan. 4. Bommie FS, Jun YL, Sung NJ. Models of
abnormal scarring. BioMed Research
Apabila telah terjadi kontaminasi maka
International. 2013; article ID 423147, 8
medium, reagen, serta kultur yang pages.
terkontaminasi segera dibuang. Untuk 5. Vanina MTV, Bernardo H, Jeronimo PF,
mengurangi risiko kontaminasi secara Lydia MF. Keloid explant, culture: a model for
umum maka dianjurkan beberapa keloid fibroblasts isolation and cultivation
based on the biological differences of its
langkah tindakan pertama lakukan teknik
specific regions. Int Wound J. 2010;7:339-48
aseptik yang baik, kedua mengurangi 6. Ryan J. Understanding and managing cell
kejadian dengan bekerja lebih berhati- culture contamination. Corning Incorporated
hati dan teliti, ketiga selalu menjaga USA. 2008:1-24
kebersihan laboratorium, keempat 7. Khorshid FA. Comparative study of keloid
formation in humans and laboratory animals.
secara rutin monitoring kontaminasi,
Med Sci Monit. 2005;11(7):212-9
kelima gunakan frozen cell repository, 8. Syed, Ahmadi, Iqbal, Singh, Mc Grouther,
keenam strategic use of antibiotic.6 Bayat. Fibroblast from the growing margin of
keloid scars produce higher levels of

39
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

collagen I and II compared with intralesional 9. Brinzeu DGT, Feier V, Herbeck R, Cristodor
and extralesional sites: clinical implications P, Paunescu M, Condor A, Koreck A.
for lesional site directedtherapy. British Jour Microbial and fungal contamination of
of Dermatol. 2011;164:83-96 keratinocyte and fibroblast cell cultures.
Journal of Experimental Medical & Surgical
Research. 2008;3:123-8

40

Anda mungkin juga menyukai