Bagian Anestesiologi,
Bagian Pendidikan Kedokteran,Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
email : hardisman@fk.unand.ac.id
Abstrak
Dalam menjalankan profesinya, dokter harus taat pada norma-norma
sosial, etika profesi dan hukum. Pelanggaran akan nilai-nilai tersebut dapat
menjadi sorotan masyarakat, dan bisa berlanjut kepada tuduhan malpraktek
kedokteran. Penelitian ini dilakukan untuk menilai bagaimana opini masyarakat
tentang malpraktek kedokteran yang dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip etika
kedokteran. Untuk menjawab tujuan penelitian ini telah dilakukan online survei
deskriptif dan kualitatif pada Bulan November 2009-Oktober 2010, dengan
menggunakan kuisioner terstruktur dan pertanyaan terbuka. Respoonden
didapatkan dengan teknik sampling non-probabilitas convenience sampling. Data
dianalisa menggunakan prinsip-prinsip etika kedokteran secara deskriptif. Data
kualitatif juga dilakukan analisa tematik serta ditampilkan dalam bentuk narasi.
Secara umum opini masyarakat tentang malpraktek kedokteran sesuai dengan
pandangan prinsip-prinsip etika kedokteran. Masyarakat berpendapat bahwa
terjadinya malpraktek ada unsur kesalahan prosedur atau diagnosis dan
penatalaksanaan. Namun, mereka cendrung pada filosofis konsekuentialis yang
lebih menitik beratkan kepada akibat yang dialami oleh pasien yang kurang
mempertimbangkan apa yang telah dilakukan dokter berdasarkan standar medis.
Bahkan, ungkapan responden yang dianggapnya sebagai malpraktek lebih
disebabkan karena ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang diberikan.
Ketidakpuasan tersebut timbul akibat rendahnya kualitas informasi dan sikap
komunikasi dokter dan petugas dalam melakukan pelayanan. Oleh karena itu,
untuk memperbaiki opini masyarakat dan mencegah berbagai tuduhan
malpraktek, dokter dan petugas kesehatan harus mentaati etika dan standar profesi
dalam melakukan pelayanan, serta memberikan informasi yang cukup dan
komunikasi yang baik dengan pasien.
Kata Kunci: Malpraktek kedokteran, etika, dan opini masyarakat.
Abstract
In providing services, medical professionals have to aware on social
norms, ethics and laws. The behaviours which against those regulations attract
public attention and can lead to medical malpractice allegations. This research
was conducted to explore public opinion on medical malpractice, which was
analyzed base on medical ethic principles. To answer the research question,
descriptive and qualitative online survey has been conducted from November
73
2009 to October 2010, which used structured and open ended questionnaire. The
participants were selected by employing non-probability convenience sampling.
Later, the quantitative data was analyzed descriptively, and the qualitative data
was also analyzed thematically and presented narratively. In general, public
opinion on malpractice is similar to the principles of medical ethics. They believe
that wrong procedures, diagnosis and treatments are factors of the malpractice.
However, the participants adopt more consequentialism philosophy, which
emphasize on effect on patients and lack of consideration what the doctors has
done base on medical standards. More over, participants' explanations on medical
malpractice are expression of dissatisfaction of medical services. The
dissatisfaction is as a result of low of quality of information and attitude of
doctors and other staffs in providing the services. Threfore, to improve public
opinion on medical service and prevent medical malpractice allegation, doctors
and other staffs have to obey professional standards and ethics, providing
adequate information and good communication.
Key word : Medical malpractice, ethics, and public opinion.
74
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juli 2012 75
mana sebahagian data-data yang dikum- menggunakan metode ini, syarat etika
pulkan bersifat kualitatif, dengan meng- penelitian terpenuhi.
gunakan pertanyaan terbuka sehingga Sebelum dilakukan pengolahan
responden bisa mengemukakan panda- data, respon yang akan diolah harus
patnya secara bebas dan terbuka ter- memenuhi syarat untuk dilakukan
hadap isu yang ditanyakan, dan tidak pengolahan data, yaitu pengisian data
dibatasi pada isian atau skala teretentu. lengkap dan tidak terjadi pengisian
Responden penelitian didapat- ganda (yang ditandai dengan identitas
kan dengan menggunakan sampling responden dan IP address komputer
non-probabilitas convenience sampling, sama). Selain itu, untuk menghindari
yakni kesediaan responden secara bias opni masyarakat, responden yang
sukarela untuk berpartisipasi pada pene- berprofesi sebagai dokter juga dieks-
litian ini. Responden diundang untuk klusi dari pengolahan data.
berpartisipasi pada penelitian ini Selanjutnya data-data kuantitatif
melalui email langsung, mailing list dan dianalisa secara deskriptif, sedangkan
atau jejaring sosial facebook. data-data kualitatif dilakukan analisa
Alasan menggunakan metode tematik. Data-data kuat pendukuang
survei online dan metode sampling juga ditampilkan dalam bentuk narasi.
non-probabilitas convenience sampling Data-data dianalisa menggunakan pen-
adalah untuk mendapatkan cakupan dekatan prinsip-prinsip etika kedok-
yang lebih luas diseluruh Indonesia. teran.
Selain itu, karena sifat data yang diha-
rapkan adalah opnini atau pendapat Hasil
terbuka, sehingga reponden yang mau Didapatkan 146 responden yang
berpartisipsi pada penelitian ini adalah memenuhi syarat untuk dilakukan
mereka mau memberikan pendapat pengolahan data pada penelitian ini.
mereka tentang isu yang ditanyakan. Responden penelitian ini tersebar
Pertimbangan etika suatu penelitian hampir pada semua wilayah Indonesia,
juga menjadi alasan dipilihnya metode responden ada yang berada di Jakarta,
ini, karena untuk memberikan respon kota-kota di Pulau Jawa, Sumatera,
pada suatu penelitian sosio-medis, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa
seharusnya reponden memberikan per- Tenggara, Kepulaan Maluku dan Papua.
setujuan dan tanpa paksaan. Dengan dan terdapat juga berada di luar ngeri.
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juli 2012 77
Responden berusia dari 25 hingga di- apa yang dimaksud dengan malpraktek
atas 45 tahun, dengan yang terbanyak kedokteran. Dari 138 responden ter-
berkisar >30-35 tahun (34,93%). sebut, 84,05% mengemukakan bahwa
Distribusi jender responden terdiri dari mereka mendapat pengetahuan tentang
56,85% laki-laki dan 43,15% perem- malpraktek dari media massa, seperti
puan. Sedangkan profesi responden yang dapat dilihat pada tabel 2.
terbanyak adalah dosen (62,32%) dan Berdasarkan informasi yang didapatnya
PNS Non-Guru/Dosen (20,54%), di media massa tersebut, umumnya
seperti yang dapat dilihat pada tabel 1. (81,16%) responden berpendapat bahwa
Dari total 146 responden ter- malpraktek cukup banyak terjadi.
sebut, 138 (94,5%) merasa tahu tentang
Hardisman, OPINI MASYARAKAT TENTANG MALPRAKTEK KEDOKTERAN 78
misalnya kelengkapan alat atau bahan bedah tersebut tapi pada saat
medis untuk melakukan tindakan, kemo yang kedua tidak
tindakan tanpa persetujuan dan bahan didampingi oleh dokter bedah
atau alat kedokteran yang tertinggal tersebut, maka terjadinya
setelah tindakan. Selengkapnya dapat kerusakan jaringan sel di lengan
tempat penyuntikan kemo
dilihat pada tabel 4. tersebut sehingga kulit dan daging
di lengan tersebut hangus seperti
Sebahagian besar pengalaman kebakar, setelah komplain ke
yang dimaksudnya dengan malpraktek dokter tersebut hanya diberi obat
lebih menitik beratkan pada rasa tidak dan tidak ada pertanggungan
puas akibat pelayanan dan kondisi jawaban dokter tersebut
memburuk setelah dilakukan pengo- begitujuga RS tempat melakukan
batan atau penatalaksanaan. Tidak kemo. Pada kemo yang ke tiga,
jarang ungkapan responden tersebut juga di dampingi oleh dokter
jelas terlihat ketidakmengertiannya tersebut dan terjadi juga seperti
tentang penyakit yang diderita dan yang ke dua yang sampai
akhirnya lengan tersebut lama
pelayanan yang dilakukan. Sehingga kelamaan dagingnya mulai habis
ungkapan ketidakpuasan tersebut, dan mengeluarkan bau yang tidak
mengatakan kasus yang dialaminya sedap (RP7).
merupakan malpraktek. Misalnya:
Mertua saya sakit komplikasi Ayah saya terkena tumor usus
Jantung dan Diabetes. Dokter besar sehingga harus dilakukan
selalu memberi obat yang rekasi operasi untuk memotong tumor
obatnya hanya menghilangkan yang sepanjang 10 cm dari usus
rasa sakit dan pemberian obat besar hingga anus. Operasi
yang membuat ketergantungan. berjalan lancar dan dilanjutkan
Akibatnya sudah membuat oragan kemoterapi, namun kemudian
tubuh lain diserang penyakit yaitu urat saraf yang berhubungan
ginjal (RP2). dengan testis mungkin terpotong,
kenyataannya ayah saya
Anggota keluarga yang kena kemudian tidak dapat ereksi dan
Kanker Payudara yang harus tidak dapat berhubungan badan,
menjalani kemoterapi setelah hal ini akhirnya mengakibatkan
operasi disalah satu RS di kota P. ayah saya patah semangat, dan
Pada Kemoterapi pertama, kini ayah saya menderita
langsung dilakukan oleh perawat strooke (RP8).
yang didampingi oleh dokter
Penjelasan yang tidak baik atau tidak disarankan untuk tinggal, langsung
dipahami pasien, bila muncul kondisi membuka infus tanpa konsultasi
yang tidak diinginkan juga bisa terlebih dahulu, menakut-nakuti
menimbulkan tuduhan negatif atau kami sebaga orang tua. Yang mana
malah dianggap sebagai malpraktek. menurut pendapat saya lebih baik
dirawat di rumah dimana dia akan
Misalnya, sebagaimana responden
merasa aman dan cepat sembuh,
mengungkapkan: dibandingkan di suasana baru
Pada saat itu anak saya yang yang akan menambah stress anak
kalau tidak salah baru berumur dan memperlambat kesembuhan
kurang dari setahun (RP25).
mengeluarkan seperti 'usus'
setelah mencret, seperti benjolan
didubur karena panik dari
Diskusi
duburnya keluar sesuatu itu, saya Secara umum apa yang
bawa ke UGD..eh...langsung dipahami masyarakat sebagai
diinfus dan dirawat malpraktek kedokteran sesuai dengan
inap.
Kebetulan hari raya, dokter ga pandangan ilmu etika kedokteran, yaitu
perilaku yang bertentangan dengan
ada...dua hari dibolehin pulang,
para dokter ga bisa jelasin anak
prinsip kemanfaatan/tidak
saya kenapa..katanya prolap memperburuk keadaan, intergritas,
ususlah, dan lainnya ngomong menghormati hak-hak pasien, dan
berbelit-belit tak bisa dimengerti.
keadilan. Secara teoritis, responden
trus disuruh rawat jalan..ke dokter
menilai bahwa malpraktek kedok-teran
anak..dioper ke dokter bedah..ga
ada unsur kesalahan prosedur dalam
jelas hubungannya...karenanya
pengobatan (22,63%), tidak sesuai SOP
saya hentikan, karena sepertinya
(22,46%) ataupun keslahan dalam
prosedurnya ga jelas dan dokter-
dokter ga tau atau pura-pura diagnosis dan pemeriksaan (16,67%).
ngga tau apa sebab dan Akan tetapi mereka lebih menitik
bagaimana beratkan kepada kondisi akhir pasien
penanggulanginya..yang jelas,
tanpa penjelasan riwayat dan perjalanan
semua harus bayar mahal... penyakitnya. Sebahagiannya menilai
(RP30). apa yang dipahaminya sebagai mal-
praktek kedokteran berdasarkan akibat
Anak saya yang saat itu Demam yang dialami oleh pasien, tanpa melihat
berdarah pada usia 1 tahun
Hardisman, OPINI MASYARAKAT TENTANG MALPRAKTEK KEDOKTERAN 82
9. Murphy AM. The role of 17. Soedarmo SP. Infeksi virus Dengue.
Professional Organizations in Dalam Soedarmo SP, Garna H,
Indonesias Socio-political Hadinegoro SRS (Editor). Buku
Transformation. NBR Analysis. Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi
New York: Columbia University, dan Penyakit Tropis. Edisi Pertama.
2008. Jakarta: Bagian IKA FK-UI dan
IDAI, 2002. p. 176-208.
10. Gidwani S, Zaidi, SMR. Birchen
MD. Medical negligence in 18. Reynard J, Marsh, H. Unusual and
orthopedic surgery: areview of 130 so unusual ways of ending up in
consecutive medical negligence court: how to avoid litigation.
report. Journal of Bone and Joint British Journal of Urology 2009;
Surgery 2009; 91B: 151-156. 104: 586-589.
11. Madea B, Mushoff F, Presuss J 19. Kane SM, White RA. Medical
Medical negligegence in drug malpractice and sport medicine
associated death. Forensic clinician. Clinical Orthopedic and
International, 2009. pp. 190: 67-73. related Research 2009; 467: 412-
419.
12. Varetto L, Cargallo C. 20. Fishbain PA, Lewis, JE, Gao J, Cole
Intraabdominal needle: medical B. Rosemoff RS. Alleged medical
malpractice? Forensic International abandonment in chronic opioid
2009; 191: e11-e13. analgesics therapy. Pain Medicine
2009; 10(4): 272-279.
13. Kraushar MF. Toward more
effective risk prevention. Survey 21. Wu CY, Lai HJ, Chen RC. Patient
Ophthalmology 2009; 54(1): 150- characteristic predict occurrence
157. and outcome of complaints against
physician: a study from a medical
14. Martinez JA, Lyons JM, OLeary center Taiwan. Journal Form. Med
JP. Medical malpractice matters: Assc. 2009; 108(2): 126-134.
informed consent. Journal of
Surgical Education 2009; 66(3): 22. Robbenfolt JK. Apologies and
174-175. medical error. Clinical Orthopedic
and related Research 2009; 467:
15. Mellgren A, Pollack J, Schultz I. 376-382.
Rectal prolapse, rectal
intussusception, and solitary rectal 23. Lin PJ. Criminal judgments to
ulcer syndrome. In Bayless TM, medical malpractice in Taiwan.
Diehl, AM. Advanced Therapy in Legal Medicine 2009; 11: S376-
Gastrology and Liver Disease. 5th 378.
Edition, Hamilton Canada: B.C.
Decker Inc., 2005. p. 518-525. 24. Rahman MM, Rahman S, Begum N,
Asaduzzaman AKM, Shahjahan M,
16. Altomare DF, Pucciani F. Rectal Firoz A, Metul MS. Client
Prolapse: Diagnosis and Clinical expectation from doctors:
Management. 1st Edition. New Expectation reality gap.
York: Springer, 2007.
Hardisman, OPINI MASYARAKAT TENTANG MALPRAKTEK KEDOKTERAN 86