oleh:
Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si.
37oC
5% CO2
Alasan Penggunaan Kultur Sel dalam Riset
• Sistem Pemodelan
Untuk mempelajari dasar-dasar Biologi Sel, interaksi antara
agen penyebab penyakit dan sel, mempelajari efek obat pada
sel, mempelajari proses dan pemacu penuaan, dan lain-lain.
• Toxicity testing
mempelajari efek dari obat-obatan baru.
• Cancer research
Mempelajari fungsi dari berbagai macam senyawa kimia, virus dan radiasi yang memicu perubahan sel
normal menjadi sel kanker.
• Virologi
Kultivasi virus untuk memproduksi vaksin, digunakan juga untuk mempelajari siklus infeksiusnya.
• Rekayasa Genetika
Produksi protein komersial dalam skala yang besar
Produksi vaksin dari virus, misalnya vaksin Polio, Rabies, Chicken pox, Hepatitis B dan Measles
• Gene therapy
Sel mempunyai gen fungsional yang dapat di-replaced menjadi sel yang tdk mempunyai gen fungsional.
Jenis-jenis Kultur Sel
Kultur sel dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Primary Cells (Sel Primer)
1. Explant cultures:
• Sepotong kecil jaringan di-attached pada gelas atau
bejana kultur plastic yang sudah ditreated dan
diredam dalam medium kultur sel.
• Setelah beberapa hari secara individu akan
berpindah dari jaringan eksplan ke permukaan
bejana kultur atau substrat dimana sel-sel akan
mulai tumbuh dan membelah.
1. Primary Culture …………lanjutan
2. Enzymatic dissociation:
• Metode yang digunakan secara lebih luas.
• Proses dipercepat dengan menambahkan enzim
proteolitik, mis tripsin atau kolagenase pada
potongan jaringan untuk melarutkan zat yang
menyatukan sel.
• Membuat suspensi sel tunggal yang kemudian
ditempatkan ke dalam bejana kultur yang berisi
media kultur, sel tersebut kemudian dibiarkan
tumbuh dan membelah.
2. Cell Strains
• Cell Strain merupakan sel yang telah diadaptasi untuk
dikulturkan, namun tidak seperti Cell line, cell strain
memiliki potensi pembelahan yang terbatas.
• Sel primer setelah melalui transformasi secara serial
dan seleksi bertahap dapat terjadi sampai jenis sel tertentu
menjadi predominan.
• Jika sel-sel ini terus tumbuh pada laju yang konstan dan
sekuensial, maka sel-sel primer tersebut berubah menjadi
Cell Strain
• Secara in vitro, Cell strain mempunyai waktu hidup berkisar 40-60 generasi.
• Cell strains dimanfaatkan untuk memproduksi vaksin.
3. Cell Lines
• Jika Cell Strain mengalami proses transformasi (perubahan
spontan atau diinduksi kariotipe, morfologi atau sifat
pertumbuhannya), maka sel tersebut menjadi immortal
(mampu membelah tanpa batas), sehingga berubah menjadi
Cell line.
• Meski tidak diketahui bagaimana strain sel diploid berubah
menjadi cell line, proses ini dapat terjadi karena infeksi
virus onkogenik atau akibat paparan zat kimia karsinogen.
• Cell line mempunyai jumlah kromosom yang abnormal dan mungkin bersifat tumorigenik
bila diinokulasikan pada hewan yang rentan.
• Cell line yang berasal dari tumor sering tidak menunjukkan contact-inhibition
(penghambatan pertumbuhan pada kondisi konfluen), namun terus menumpuk.
Transformasi Sel
• Sel mengalami transformasi, pembelahan tak terbatas, menjadi
established
• Sel berubah dari normal menjadi sel dengan karakter sel kanker.
• Beberapa Cell line sebenarnya berasal dari sel tumor, atau sel
yang mengalami transformasi secara spontan dalam kultur
karena proses mutasi.
• Sel-sel yang di-treated secara kimiawi atau dengan sinar Gamma berubah
menjadi immortal dengan kehilangan faktor faktor penghambat pertumbuhan.
• Infeksi virus dengan antigen T pada SV-40 dapat menginsersikan faktor oncogene
dan mengarah ke terjadi gene alteration.
• Sel yang mengalami transformasi akan mengalami perubahan fungsional,
morfologi dan sifat pertumbuhannya.
Sistem Kultur Sel
Sel-sel yg dikultur dapat dibagi menjadi 2 jenis utama:
2. Serum:
• Serum menyediakan berbagai macam growth factors, hormon dan
faktor-faktor lain yang dibutuhkan oleh kebanyakan sel mamalia
untuk pertumbuhan jangka panjang dan proses metabolism sel.
Jenis-jenis Medium Kultur Sel
• Eagle’s Minimum Essential Medium (EMEM)
• Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium (DMEM)
- Low glucose
- High glucose
• RPMI-1640
• Ham’s Nutrient Mixtures
• DMEM/F12
• Iscove’s Modified Dulbecco’s Medium (IMDM)
Penggunaan Medium Kultur Sel
Media Tissue or cell line
IMDM Bone marrow, hematopoietic progenitor cells, human lymphoblastoid leukemia cell lines
Chick embryofibroblast, CHO cells, embryonic nerve cells, alveolar type cells, endothelium,
MEM
epidermis, fibroblast, glia, glioma, human tumors, melanoma
Mesenchymal stem cell, chondrocyte, fibroblast, Endothelium, fetal alveolar epithelial type II
cells, cervix epithelium, gastrointestinal cells, mouse neuroblastoma, porcine cells from thyroid
DMEM
glands, ovarian carcinoma cell lines, skeleton muscle cells, sertoli cells, Syrian hamster
fibroblast
T cells and thymocytes, hematopoietic stem cells, human tumors, human myeloid leukemia
RPMI-1640 cell lines, human lymphoblastoid leukemia cell lines, mouse myeloma, mouse leukemia, mouse
erythroleukemia, mouse hybridoma, rat liver cells
Nutrient
Chick embryo pigmented retina, bone, cartilage, adipose tissue, embryonic lung cells, skeletal
mixture F-10
muscle cells
and F-12
Buffering pada Kultur Sel
• Indikator pH dapat dimasukkan di dalam formulasi untuk pengamatan secara langsung
pH dari medium.
• pH optimal untuk sel mammalian umumnya berkisar antara 7.2 - 7.4
• Kelembaban
• Kelembaban yang sesuai penting untuk pertumbuhan sel kultur, karena
distribusi kelembaban secara tidak langsung dapat mempengaruhi pada suhu
• Untuk pertumbuhan sel, kelembapan 80-100% sangat penting untuk
mengurangi proses evaporasi.
Passage atau Sub-kultur
Cell dissociated
from flask
Split 1 in 2
Culture Vessels (Bejana Kultur Sel)
• Bejana kultur sel berfungsi sebagai barrier terhadap kontaminasi untuk
melindungi kultur sel dari lingkungan eksternal sekaligus untuk menjaga
lingkungan internal dengan baik.
• Untuk sel yang anchorage-dependent, bejana menyediakan permukaan yang
sesuai dan konsisten untuk perlekatan sel
• Karakteristik lain dari bejana kultur adalah kemudahan akses ke kultur sel dengan
penglihatan yang jernih secara optic pada permukaan bejana.
Culture Vessels
• Flasks
• Flasks plastik tersedia dipasaran dengan berbagai growing
areas tumbuh, berbagai bentuk, dengan berbagai desain
leher yang berbeda
• Permukaan flasks secara khusus di-treated untuk
menumbuhkan sel yang adheren.
Both
(1 %)
HepG2 Cell lines for HBV Research
Both
(3 %)
Cell Line Related to Covid-19 Research
• Penemuan senyawa baru yang bersifat antiviral,
• Memproduksi vaksin terhadap SARS-CoV2,
• Penelitian tentang interaksi SARS-CoV2 dengan sel,
• Penelitian respon hospes terhadap infeksi SARS-CoV2.
dan lain-lain
Virus SARS-CoV & SAR-CoV2 infeksikan pada sel Calu3 (pulmo) dan Caco2 (intestinal)
• SARS-CoV terlihat bereplikasi lebih baik pada sel Caco2,
• SARS-CoV2 bereplikasi lebih baik pada sel Calu3.
Cell Lines untuk Riset Coronavirus
Replikasi SARS-CoV dan SARS-CoV-2 pada
sel ginjal hewan antara lain:
1. Primata:
• VeroE6
• FRhK4
• LLCMK2
2. Non primata:
• CRFK (cat)
• RK-13 (rabbit)
• PK-15 (pig)
Chu et al., Lancet, April 2020
Cell lines yang berasal dari non-human
Kepekaan Berbagai Jenis Sel Epithel
Pengujian beberapa jenis sel epitel pada saluran pernafasan dengan infeksi pseudotype
SARS-CoV.
• 16HBE (human bronchial epithelial cells)
• BEAS-2B (human non-tumorigenic lung epithelial cell)
• A549 (adenocarcinoma human alveolar basal epithelial cells)
Terima Kasih
Email: arisharyanto@ugm.ac.id
HP. 085868216070