OLEH :
NAMA : ASTRIANA
A. Latar Belakang
Sebelum tahun 1960, media kultur yang berasal dari alam atau natural
masih banyak digunakan, seperti cairan amniotik, ekstrak embrio dan cairan yag
berasal dari berbagai jaringan tubuh. Seiring dengan banyaknya kesulitan dalam
standarisasi, akhirnya media tersebut banyak ditinggalkan dan yang masih banyak
digunakan hingga saat ini yaitu serum, tryptose phosphate broth dan laktalbumin
hidroksilat yang diperoleh dari hidrolisis enzimatis protein susu, akan tetapi
dapat memenuhi kriteria. Konstituen dasar dari media kultur yang paling banyak
digunakan adalah BSS (Balanced Sald Solution) yang disusun dari garam
mineral.
tubuh organisme dibuat semirip mungkin dengan cairan biologis pada saat sel
yang berada dalam tubuh organisme Kultur sel dapat berupa kultur sel primer
maupun cell line yang dibuat secara khusus dalam kondisi steril dan ditumbuhkan
secara In Vitro (diluar tubuh organisme). Kultur sel tentunya memiliki teknik dan
metode atau cara khusus untuk menumbuhkan suatu sel hewan hingga dapat
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja fase pertumbuhan sel dalam media kultur dan kelemahan kultur sel
primer?
5. Berikan satu contoh langkah-langkah atau tahapan kultur sel primer pada
hewan?
C. Tujuan Makalah
2. Untuk mengetahu tentang fase pertumbuhan sel dalam media kultur dan
pada hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kultur sel merupakan suatu proses saat sel hidup ditempatkan ke dalam
suatu media yang dapat membuat sel tersebut berkembang biak atau tumbuh
secara in vitro (Ma’at, 2011). Media kultur buatan yang digunakan untuk
menumbuhkan sel di luar tubuh organisme dibuat semirip mungkin dengan cairan
biologis pada saat sel berada dalam tubuh organism. Keterbatasan teknik kultur
sel antara lain dalam pembuatan kultur sel memerlukan keahlian dan keterampilan
Kultur sel dapat berupa kultur sel primer maupun cell line. Kultur sel
primer merupakan kultur yang dimulai dari sel, jaringan, organ yang diperoleh
langsung dari organisme asalnya, sedangkan cell line ialah kultur yang diperoleh
dari subkultur pertama dari kultur primer. Kultur jaringan atau kultur sel primer
dapat diperoleh dengan cara menumbuhkan sel dari potongan jaringan atau
diperoleh secara mekanik. Kultur sel primer mempunyai sifat dapat bertahan
kuat dan jelas pada kultur sel primer, terutama setelah kultur itu menjadi
konfluen. Pada fase ini kultur sel akan menunjukkan morfologi yang hampir
Menurut Budiono (2002), pertumbuhan sel dalam sistem kultur terdiri dari
tiga fase yaitu Lag Phase, Log Phase dan Plateu Phase sebagai berikut:
1. Pada Lag Phase konsentrasi sel adalah sama atau hampir sama dengan
konsentrasi pada waktu subkultur. Fase ini juga disebut dengan fase adaptasi
atau fase lambat, yaitu fase sel yang meliputi pelekatan pada substrat dan
penyebaran sel.
terhenti setelah 1 atau 2 siklus berikutnya. Fraksi pertumbuhan pada fase ini
mencapai 90-100%.
kemampuan sel untuk tumbuh apabila sel telah mencapai konfluen. Pada fase
Keterbatasan teknik kultur sel antara lain dalam pembuatan kultur sel
percobaan sebagai bahan baku kultur yang besar dan kemungkinan besar adanya
kontaminasi virus atau mikroba yang dapat menginfeksi hewan percobaan yang
proses kematian sel secara terprogram berupa proses autodestruksi seluler aktif
yang ditandai dengan penyusutan sel, kerusakan membrane dan fragmentasi DNA
inti sel. Nekrosis merupakan kematian sel secara tiba-tiba akibat kerusakan berat
Pertumbuhan sel dalam kultur dapat dilihat dari viabilitas sel, konfluen
sel dan normal tidaknya sel. Viabilitas sel yaitu jumlah sel-sel sehat dalam
sampel, apakah sel-sel secara aktif membelah. Pengujian viabilitas sel berguna
ketika sel tidak membelah (seperti sel primer) yang terisolasi dan dipelihara
dalam kultur untuk menentukan kondisi kultur optimal untuk populasi sel.
Viabilitas sel merupakan perbandingan jumlah sel yang hidup dan sel
yang mati. viabilitas sel ditentukan dari kemampuan sel untuk hidup dan
hemositometer dan menggunakan pewarna tripan biru 0,4% karena tripan biru
kematian sel. Tripan biru juga memperkecil jumlah sel dan memfasilitasi
membrane sel, keluarnya isi sel. Proses nekrosisi sel dapat muncul sebagai
Sel dikatakan abnormal jika sel tersebut melebihi ukuran sel normal
dan jamur. Abnormalitas sel yang sering muncul pada kultur sel ditandai
dengan adanya sel raksasa (sel giant) yaitu sel yang volume selnya, DNA,
RNA serta massa protein bertambah hingga 20-200 kali lipat dari sel normal.
Metode dalam kultur sel terdiri atas kultur monolayer dan kultur suspensi.
Metode kultur monolayer digunakan jika sel yang akan dikultur merupakan sel
yang melekat, sedangkan metode kultur suspensi digunakan untuk sel yang tidak
melekat (Ma’at, 2011). Prinsip umum maupun metode yang digunakan dalam
kultur sel invertebrata, relatif sama dengan prinsip maupun metode kultur yang
kriteria. Konstituen dasar dari media kultur yang paling banyak digunakan adalah
BSS (Balanced Sald Solution) yang disusun dari garam anorganik, natrium
bikarbonat dan suplemen glukosa. Beberapa jenis media yang digunakan dalam
kultur sel yaitu Minimum Essential Media (MEM), Basal Medium Eagle (BME),
McCoy’s 5A Medium, Medium 119 dan Media Roswell Park Memorial Institute
(RPIM) 1640.
(BHK)
Contoh metode kultur sel ginjal oleh Andiana, dkk., (2017) menggunakan
asam amino 4 kali lebih besar dan mengandung 2-4 kali lebih banyak glukosa dan
terdapat tambahan unsur besi dan phenol red. Media Dulbecco’s modified Eagle’s
medium (DMEM) memiliki konsentrasi asam amino 2 kali lebih tinggi dari media
ginjalnya ditempatkan pada cawan petri yang mengandung Hank’s BSS fascia
ditempatkan di gelas kecil dan dicuci beberapa kali dengan Hank’s BSS dan
dicincang.
lalu dicuci dengan Hank’s BSS dan kembali disentrifugasi. Resuspen sel
sel hidup dan ditempatkan kedalam wadah inkubasi, diinkubasi dan diperiksa
keadaan selnya.
Preparasi Suspensi Kultur BHK
Media dari tiap botol kultur dituang kemudian dicuci dengan PBS 2 sampai
botol kultur dan ditambah media yang baru lalu dikocok dan diamati.
Revival
Sel yang disimpan pada suhu -80◦c dicairkan dengan cara di inkubasi pada
dalam botol kultur ( total sel + media kultur adalah 8-10 ml). Sel + media
Sel di ambil dari inkubator suhu 37◦c kemudian dilakukan split dengan cara :
media dibuang kemudian dicuci dengan PBS 2-3 kali, setelah itu botol diberi
firsen tripsin dan dikocok pelan. Kemudian seluruh cairan dari botol kultur di
sedot dengan menggunakan pipet dan di bagi kedalam 2 botol kultur . Lalu
masing-masing botol kultur di beri media dan di pelihara pada suhu 37◦c.
Stor Sel
dingin media dibuang kemudian dicuci dengan PBS, lalu di tambah firsen
tripsin dan dikocok pelan. Kemudian botol ditambah media dan disentrifuge.
Hitung Sel
Sel didalam botol kultur diambil dari suhu -20◦C kemudian di hangatkan pada
suhu 37◦C, setelah sel mencair sel di ambil dengan menggunakan pipet tetes
lalu di teteskan pada objek glass lalu ditetesi dengan pewarna untuk
A. Simpulan
1. Kultur sel primer merupakan kultur yang dimulai dari sel, jaringan, organ
2. Fase pertumbuhan sel primer dalam media terdiri dari tiga yaitu Lag phase,
4. Metode kultur sel ada dua yaitu kultur monolayer digunakan jika sel yang
akan dikultur merupakan sel yang melekat, sedangkan metode kultur suspensi
preparasi Kultur Primer BHK, Preparasi Suspensi Kultur BHK, revival, split
Saran yang dapat diajukan penulis yaitu makalah ini masih memiliki
Andiana, M., Rachmawati, Y dan Andayani, S.S., 2017, Kultur Sel Baby Hamster
Kidney (BHK) menggunakan Media Dulbeccos’s Modified Medium (DMEM),
Biotropic The Journal of Tropical Biology, 1(1): 1-8