53
54 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016
pada pasal 1ayat 19 Kurikulum adalah Kompetensi Inti (KI) pada poin 4
“sepe-rangkat rencana dan pengaturan menjelaskan bahwa mengolah, menyaji
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran dan menalar dalam ranah konkret
serta cara yang digunakan sebagai (menggunakan, mengurai, merangkai,
pedoman penyelenggaraan kegiatan memodifikasi dan membuat) dan ranah
pembelajaran untuk mencapai tujuan abstrak (menulis, membaca, menghitung,
pendidikan ter-tentu”. Berdasarkan pada menggambar dan mengarang) sesuai
pengertian tersebut, ada dua dimensi dengan yang dipelajari di sekolah dan
kurikulum, 1) rencana dan pengaturan sumber lain yang sama dalam sudut
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, pandang/teori. Pada Kompetensi Dasar
2) cara yang digunakan untuk kegiatan (KD) pada poin 4.6 mempraktikan variasi
pembelajaran. dan kombinasi teknik dasar senam lantai
Menurut PERMENDIKBUD no 58 dalam bentuk rangkaian sederhana.
tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Senam lantai merupakan bagian dari
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
Tsanawiyah Kurikulum 2013 Sekolah menengah pertama, sesuai dengan
Menengah Pertama/Madrasah kurikulum 2013 pendidikan jasmani.
Tsanawiyah “ Kurikulum 2013 bertujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
untuk mempersiapkan manusia indonesia Kesehatan merupakan mata pelajaran
agar memiliki kemampuan hidup sebagai yang diajarkan disemua jenjang
pribadi dan warga negara yang beriman, pendidikan mulai dari Pendidikan Dasar
produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta hingga Menengah Atas. Salah satunya di
mampu berkontribusi pada kehidupan SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten
bermasyarakat, berbangsa, bernegara Mojokerto. Setiap kelas mendapat
dan peradaban dunia”. Struktur kurikulum pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga
2013 terdiri dari 1) Kompetensi Inti (KI), 2) dan Kesehatan 3 jam kali 40 menit setiap
mata pelajaran, 3) beban pelajaran, 4) minggunya. Mata pelajaran pendidikan
muatan pelajaran, 5) Kompetensi Dasar Jasmani, Olahraga dan Kesehatan juga
(KD). Kompetensi Inti (KI) terdapat ujian akhir sekolah, meliputi ujian
merupakan terjemahan atau praktik dan ujian teori. Pelajaran
operasionalisasi SKL dalam bentuk pendidikan Jasmani, Olahraga dan
kualitas yang harus dimiliki mereka yang Kesehatan memiliki standar kelulusan
telah menyelesaikan pendidikan pada minimal 75. Menurut Rusli Lutan
satuan pendidikan tertentu atau jenjang (2001:62) konsep pendidikan jasmani
pendidikan tertentu, gambaran mengenai terfokus pada “Proses sosialisasi atau
kompetensi utama yang dikelompokan ke pembudayaan via aktifitas jasmani,
dalam aspek sikap, pengetahuan dan permainan, dan/atau olahraga. Proses
keterampilan (afektif, kognitif dan sosialisasi berarti pengalihan nilai-nilai
psikomotor) yang harus dipelajari peserta budaya dari generasi tua ke generasi
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas yang lebih muda. Karena itu seluruh
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) adegan pergaulan antara pendidik/guru
harus menggam-barkan kualitas yang dan peserta didik/siswa adalah pergaulan
seimbang antara pencapaian hard skills yang bersifat mendidik. Perantaraannya
dan soft skills. Kompetensi Dasar (KD) adalah tugas ajar berupa pengalaman
dirumuskan untuk mencapai Kompetensi gerak yang bermakna dan memberikan
Inti (KI). Menurut Peraturan Pemerintah jaminan bagi partisipasi dan
Republik Indonesia no 32 tahun 2013 perkembagan seluruh aspek kepribadian
tentang perubahan atas peraturan peserta didik. Perubahan terjadi karena
pemerintah no 19 tahun 2005 tentang keterlibatan peserta didik sebagai aktor
standar nasional pendidikan pasal 1 atau pelaku melalui pengalaman dan
Kompetensi Dasar (KD) adalah penghayatan secara langsung dalam
“kemampuan untuk mencapai pengalaman gerak sementara guru
Kompetensi Inti (KI) yang harus diperoleh sebagai pendidik berperan sebagai
peserta didik melalui pembelajaran”. “pengarah“ agar kegiatan yang bersifat
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 55
pendewasaan itu tidak meleset dari Senam lantai adalah “satu dari
pencapaian tujuan“. rumpun senam. Sesuai dengan istilah
Menurut Roji dan Yulianti (2014:1) lantai, gerakan gerakan/bentuk latihannya
pendidikan jasmani mengandung makna dilakukan di lantai. Jadi, lantai/matraslah
“pendidikan yang mengutamakan aktivitas yang merupakan alat yangdipergunakan”
jasmani untuk menghasilkan peningkatan (Muhajir, 2014:197). Menurut Nurdini
secara menyeluruh terhadap aktivitas (2013:56) senam lantai yaitu “latihan
fisik, mental, dan emosional peserta gerakan dengan berbagai variasi
didik”. gerakan, antara lain guling ke depan,
Berdasarkan penjabaran di atas guling ke belakang, guling lenting, loncat
dapat disimpulkan bahwa pendidikan harimau, meroda, dan lenting tangan”.
jasmani olahraga dan kesehatan me- Gerakan guling ke belakang (back
rupakan pendidikan yang bertujuan untuk roll) adalah “menggelundung ke belakang
mengarahkan peserta didik pada pe- posisi badan tetap harus membulat yaitu
ngenalan dan penguasaan keterampilan kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada,
suatu cabang olahraga. Terdapat per- kepala ditundukan sampai dagu melekat
bedaan tujuan antara pendidikan jasmani di dada” (Muhajir dan Sutrisno,
dan olahraga, dimana pendidikan jasmani 2014:200).
mengarah pada pengembangan Menurut Hay (1985:293) guling ke
keterampilan gerak sedangkan olahraga belakang (back roll) adalah “In essence,
mengarah pada penguasaan merely the reverse of a forward roll.
keterampilan suatu cabang olahraga. Starting from a crouch position, the
Senam adalah “kegiatan utama yang gymnast pushes off so that the line of
paling bermanfaat untuk gravity passes outside the backward limit
mengembangkan komponen fisik dan of the base. This movernent, which
kemampuan gerak” (Muhajir, 2014:197). results in backward angular momentum
Menurut Muhajir dan Sutrisno (2013:139) being imparted to the body, initiates the
senam dapat diartikan sebagai “setiap backward roll.”
bentuk pembelajaran fisik yang disusun Maksud dari penjelasan tersebut
secara sistematis dengan melibatkan ialah guling ke belakang (back roll) adalah
gerakan-gerakan yang terpilih dan pada dasarnya hanya kebalikan dari
terencana untuk mencapai tujuan gerakan guling ke depan (forward roll).
tertentu”. Dimulai dari posisi berjongkok, pesenam
Senam adalah “salah satu cabang mendorong badanya ke belakang dengan
olahraga yang mengandalkan aktivitas, kuat, gerakan ini yang menyebabkan
baik sebagai olahraga sendiri maupun suatu gerakan badan ke belakang
untuk cabang olahraga lain” (Nurdini, sehingga memulai untuk gerakan guling
2013:55). Senam adalah “gerak badan ke belakang.
dengan gerakan tertentu, seperti meng- Berdasarkan penjelasan di atas
geliat, menggerakkan, dan meregangkan dapat disimpulkan bahwa gerakan guling
anggota badan” (Daryanto, 1998:522). ke belakang (back roll) merupakan pada
Sementara itu menurut Prasetyo (2015:2) dasarnya guling ke belakang kebalikan
senam merupakan “suatu cabang dari gerakan guling ke depan, dimulai dari
olahraga yang membutuhkan kelentukan posisi berjongkok kemudian meng-
dan koordinasi yang baik antara anggota gelundung ke belakang posisi badan
tubuh”. tetap harus membulat yaitu kaki dilipat,
Berdasarkan pernyataan di atas lutut tetap melekat di dada, kepala
dapat disimpulkan bahwa senam adalah ditundukan sampai dagu melekat di dada.
suatu kegiatan yang mengandalkan Menurut Muhajir dan Sutrisno,
aktifitas fisik yang bermanfaat untuk me- (2014:201) kesalahan umum yang sering
ngembangkan komponen fisik dan dilakukan saat melakukan guling ke
kemampuan gerak yang disusun secara belakang adalah sebagai berikut: (1)
sistematis dan terencana untuk mencapai sikap tubuh kurang bulat sehingga ke-
suatu tujuan tertentu. seim-bangan tubuh kurang baik saat
mengguling ke belakang, (2) salah satu
56 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016
tangan yang menumpu kurang kuat atau yang dipergunakan sebagai alas/lan-
bukan telapak tangan yang digunakan dasannya.
untuk menumpu di atas matras, (3) Berdasarkan observasi awal yang
tangan yang digunakan untuk menolak dilakukan pada tanggal 27-31 Oktober
kurang kuat sehingga tidak bisa 2014, melalui telaah pada guru
mengguling ke belakang, (4) kepalah pendidikan jasmani dan olahraga
menoleh ke samping, akibatnya posisi terhadap pelak-sanaan pembelajaran
mengguling tidak sempurna senam lantai pada siswa kelas VIII di
(menyamping), (5) mendarat SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten
menggunakan lutut sehingga Mojokerto diperoleh data bahwa ada
keseimbangan tidak terjaga dan oleng. ketidaksesuaian penerapan kurikulum
Berdasarkan pernyataan di atas 2013 yang tertuang dalam Rencana
dapat disimpulkan bahwa senam lantai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Data
merupakan satu dari rumpun senam yang hasil analisis kebutuhan awal dapat dilihat
aktivitas gerakannya terdiri dari berbagai pada Tabel 1 berikut ini.
variasi yang dilakukan di lantai/matras
Tabel 1 Analisis Kebutuhan melalui telaah terhadap pembelajaran senam lantai kelas VIII di SMP
Negeri 2 Ngoro Kabupaten Mojokerto
No. Komponen Temuan
1. Kesesuaian penerapan kurikulum
2013 yang tertuang dalam
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
a. Kompetensi Dasar Tidak sesuai dengan harapan pada Kompetensi Dasar (KD) poin
4.6 Variasi dan Kombinasi teknik dasar rangkaian sederhana, yang
tertulis hanya salah satu teknik dasar gerakan senam lantai saja
(Meroda dan Guling lenting).
b. Indikator Tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) poin 4.6.
c. Alokasi Waktu Pembelajaran senam lantai terdiri dari 2x pertemuan, 1kali
pertemuan (3x40 menit).
d. Tujuan Pembelajaran Tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar poin 4.6.
e. Materi Pembelajaran Tidak serta merta rangkaian sederhana, hanya penggalan-
penggalan gerakan yang ada
f. Metode dan Pendekatan Sudah sesuai dengan pembelajaran yang ada (demonstrasi,
Pembelajaran inclusive (cakupan), part and whole (bagian dan keseluruhan),
reciprocal (timbal-balik) dan Pendekatan CTL.
g. Langkah-langkah Kegiatan Sudah sesuai, terdiri dari kegiatan pendahuluan (20 menit), inti (80
Pembelajaran menit) dan penutup (20 menit).
h. Sumber Belajar Buku teks, buku referensi
i. Penilaian Sudah sesuai, teknik penilaian (teknik penilaian tes keterampilan,
tes sikap, dan tes tertulis), dan bentuk penilaian (uji petik, observasi
dan tes uraian).
VIII yang merupakan hasil dari produk (RPP) guru. Kemudian akan disajikan
yang sudah teruji. data evaluasi menggunakan metode
Subjek uji coba evaluasi ahli pengumpilan data berupa instrumen yang
menggunakan 3 orang ahli yaitu 1 ahli disajikan dalam bentuk angket/kuesioner
senam lantai, 1 ahli pembelajaran dan 1 yang diberikan kepada tiga orang ahli,
ahli media. Subjek uji coba kelompok kemudian dilanjutkan dengan uji coba
kecil yaitu 10 siswa dan uji coba kelompok kecil sebanyak 10 siswa dan uji
kelompok besar yaitu 32 siswa. coba kelompok besar sebnayak 32 siswa.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian dan pengembangan pembel- Data Hasil Analisis Kebutuhan Melalui
ajaran senam lantai rangkaian Telaah Pada Pembelajaran Senam
sederhana siswa kelas VIII berupa data Lantai.
deskriptif kualitatif. Data deskriptif Data hasil analisis kebutuhan
berupa per-sentase digunakan untuk diperoleh melalui telaah pada Rencana
menganalisis hasil pengumpulan data Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru,
dari penelitian awal (analisis kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 27-31
awal), uji coba kelompok kecil, dan uji Oktober 2014 diperoleh hasil sebagai
coba kelompok Disamping itu data berikut: (1) Kompetensi Dasar (KD) tidak
kualitatif digunakan untuk menganalisis sesuai dengan harapan pada Kompetensi
hasil pengumpulan data dari tinjuan para Dasar (KD) poin 4.6 variasi dan
ahli, data yang diperoleh dari ahli senam kombinasi teknik dasar rangkaian
lantai, ahli pembelajaran dan ahli media. sederhana, yang tertulis hanya salah satu
Instrumen pengumpulan data yang teknik dasar gerakan senam lantai saja
digunakan dalam penelitian dan (meroda dan guling lenting),( 2) indikator
pengembangan ini menggunakan instru- melakukan penggalan-penggalan gerakan
men nontes berupa kuesioner dan yang ada, (3) alokasi waktu terdiri dari 2x
pengamatan. Kuesioner untuk pertemuan setiap pertemuan (3x40
memperoleh data yang digunakan dalam menit), (4) tujuan pembelajaran dapat
menganalisis data dari evaluasi ahli, uji melalukan penggalan-penggalan gerakan
coba kelompok kecil dan uji coba yang ada, (5) materi pembelajaran tidak
kelompok besar. Sedangkan pengamatan serta merta rangkaian sederhana hanya
digunakan untuk menganalisis data dari pengalan-pengalan gerakan yang ada, (6)
hasil penelitian awal (analisis kebutuhan). metode dan pendekatan pembelajaran
Teknik analisis data yang digunakan sudah sesui dengan pembelajaran yang
dalam pengembangan pembelajaran ada, (7) langkah-langkah pembelajaran
senam lantai rangkaian sederhana siswa sudah sesuai dengan terdiri dari
kelas VIII di SMP Negeri 2 Ngoro pendahuluan (20 menit), inti (80 menit),
Kabupaten Mojokerto addalah teknik penutup (20 menit), (8) sumber belajar
analisis deskriptif berupa presentase yang buku teks dan buku referensi, (9)
digunakan untuk menganalisis hasil penilaian sudah sesuai, teknik penilaian
pengumpulan data dari penelitian awal (tes keterampilan, tes sikap, tes tertulis).
(analisis data), evaluasi ahli, uji cobaa Dari hasil tahap awal penelitian dan
kelompok kecil dan uji coba kelompok pengembangan yaitu analisis kebutuhan
besar. terhadap Rencana Pelaksanaan Pembel-
ajaran (RPP), maka menghasilkan
HASIL rancangan awal pengembangan produk
Pada bagian hasil penelitian dan berupa pengembangan pembelajaran
pengembangan ini akan disajikan data senam lantai rangkaian sederhana siswa
yang diperoleh dari kegiatan penelitian kelas VIII. Kemudian dari rancangan
dan pengembangan pembelajaran senam pruduk yang akan dikembangkan tersebut
lantai rangkaian sederhana siswa kelas menghasilkan produk awal yaitu pembel-
VIII di Smp Negeri 2 Ngoro Kabupaten ajaran senam lantai rangkaian sederhan
Mojokerto. Data awal yang diperoleh dari siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Ngoro
analisis kebutuhan melalui telaah pada Kabupaten Mojokerto.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 59
Data Hasil Tinjauan Para Ahli dur tertentu yang lebih unggul, baru,
Setelah pembuatan rancangan awal efektif, efisien, produktif, dan bermakna”
pengembangan produk yang didasari dari (Putra, 2012:67). Menurut Dwiyogo
analisis kebutuhan, produk akan (2010:6). “pengembangan adalah proses
diperbaiki atau direvisi melalui tinjauan menerjemakan spesifikasi perancangan
para ahli terhadap produk hasil penelitian ke dalam bentuk fisiknya”.
dan pengambangan yang berupa Pengembangan mencakup berbagai
pembelajaran senam lantai rangkaian variasi teknologi yang diterapkan dalam
sederhana diperoleh dari 3 ahli. Teknik pembelajaran.
pengumpulan data evaluasi dari para ahli Penelitian dan pengembangan me-
menggunakan pendekatan kualitatif dan nekankan pada produk yang berguna
kuantitatif yang berupa pertanyaan dan atau bermanfaat dalam berbagai bentuk
saran/masukan dari para ahli tentang se-bagai perluasan, tambahan dan
rancangan produk yang dibuat. Hasil penemuan baru dari penemuan-
evaluasi ahli ini di-gunakan sebaagai penemuan yang sudah ada. Berdasarkan
dasar/landasan dalam melakukan revisi penelitian dan pengembangan produk
produk yang dikembang-kan. Pendapat yang akan dikem-bangkan adalah sebuah
dari para ahli dikumpulkan dengan pembelajaran senam lantai rangkaian
menggunakan kuesioner yang berisikan sederhana siswa kelas VIII SMP Negeri 2
pertanyaan dan saran/masukan. Hasil Ngoro Kabupaten Mojokerto.
penelitian dan pengembangan pada Menurut Undang-Undang no 20
tahap evaluasi ahli senam lantai diperoleh tahun 2003 tentang sistem pendidikan
hasil cukup valid (75.00%), ahli pembel- nasional menyebutkan bahwa “seperang-
ajaran senam lantai diperoleh hasil cukup kat rencana dan pengaturan mengenai
valid (76,14%), dan ahli media diperoleh tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
hasil cukup valid (78,05%) berdasarkan yang digunakan sebagai pedoman pe-
tinjauan dari para ahli adalah untuk nyelenggaraan kegiatan pembelajaran
mengetahui ketepatan dan kesesuaian untuk mencapai tujuan pendidikan ter-
produk yang dikembangkan. Berdasarkan tentu”. Berdasarkan pada pengertian
tinjauan dan evaluasi dari para ahli, tersebut, ada dua dimensi kurikulum, (1)
produk layak untuk di uji cobakan. rencana dan pengaturan mengenai
Sebelum melakukan uji coba, produk tujuan, isi dan bahan pelajaran, dan (2)
sudah direvisi sesuai saran dan masukan cara yang digunakan untuk kegiatan
dari para ahli. pembelajaran. Menurut PEMENDIKBUD
no 58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013
Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil pada pasal 1 “Sekolah Menengah
dan Kelompok Besar. Pertama/Madrasah Tsanawiyah telah
Kegiatan uji coba dilakukan se- melaksanakan kurikulum 2013 sejak
banyak dua kali yaitu uji coba kelompok tahun ajaran baru 2013/2014”.
kecil sebanyak 10 siswa dan uji coba Struktur kurikulum terdiri dari (1)
kelompok besar sebanyak 32 siswa. Hasil Kompetensi Inti (KI), (2) Mata pelajaran,
uji coba kelompok kecil di peroleh hasil 3) beban belajar, (4) muatan
cukup valid (79,62%) sedangkan pada uji pembelajaran, (5) kompetensi dasar (KD).
coba kelompok besar diperoleh hasil Kompetensi Inti (KI) pada kurikulum 2013
sangat valid (86,10%). Sekolah Me-nengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah merupakan tingkat
PEMBAHASAN kemampuan untuk mencapai Standar
Penelitian dan pengembangan se- Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus
cara sederhana dapat didefinisikan dimiliki seorang peserta didik Sekolah
sebagai “metode penelitian yang secara Menengah Pertama/Madra-sah
sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan Tsanawiyah pada setiap tingkat kelas.
untuk mencari, temukan, merumuskan, Menurut Permendikbud no 65 tahun
memperbaiki, mengembangkan, meng- 2015 tentang standar proses Pendidikan
hasilkan, menguji keefektifan produk, Dasar dan Sekolah Menengah Rencana
model, metode/strategi/cara, jasa, prose- Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
60 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016
forward. Place the hands behind the hips, badan. Sikap badan tetap dalam posisi
fingers pointing forward, round the back, menyudut; (5) jatuhnya badan
and roll rearward. The hands press menghasilkan dorongan sangat kuat ke
against the ground, breaking the fall. belakang dan diikuti kedua kaki dengan
Then, as soon as the weight is off the cepat diarahkan ke belakang,
hands, they are moved to a position at the pertahankan posisi badan tetap menyudut
top of the shoulders (fingers pointing dan kedua kaki rapat. Apabila anak didik
backward) to take the weight off the neck belum memiliki kekuatan perut yang
(D,E,F). The performer must keep his chin cukup dapat dianjurkan memegang kedua
to the chest, back rounded, and knees lutut secara kuat; (6) ketika menarik kaki
together throughout the stunt. ke arah belakang, secara cepat kedua
Maksud dari penjelasan tersebut tangan beralih ke samping kepala dan
ialah lebih rendahdariberdiri(Gambar 1) sejajar dengan telinga. Lutut harus
keposisi jongkok(B, C), denganjari- dipertahankan dalam kondisi tetap lurus
jarimenunjuk ke depan. sampai dengan kedua telapak kaki
Tempatkantangandi belakangpinggul, menyentuh dasar lantai di belakangnya;
jarimenunjuk ke depan, putaran belakang, (7) pertahankan posisi kaki tetap dalam
dan guling belakang. keadaan menyudut. Sebelum kaki
Tanganmenekanmatras, menahan berat menyentuh lantai, tangan diperkenankan
badan (D,E,F). Kemudian, segera setelah mendorong terlebih dahulu. Menunggu
beratbadan bertumpuh pada tangan, saatnya kedua kaki betul-betul
pindah keposisi diatasbahu(jari me- menyentuh dasar lantai; (8) saat kedua
nunjukke belakang) tekuk leher kaki menyentuh dasar lantai, dorong
agardagutetap menempeldada, kedua tangan secara bersama hingga ke
membulatkan badan dan melakukan poisi tangan lurus; (9) kembali ke sikap
guling belakang. awal.
kaki ketika kaki diangkat dan terus itu menurut Roji dan Yulianti (2014:126)
berguling ke belakang. Ketika kaki Gerakan meroda merupakan “suatu
menyentuh matras, kaki tetap disilangkan gerakan memutar badan dengan sikap
dan posisi terakhir berdiri. awal menyamping arah gerakan dan
tumpuan berat badan ketika berputar
Guling belakang kaki buka (kangkang) menggunakan kedua tangan dan kedua
Langkah-langkah melakukan gerak- kaki terbuka lebar”.
an guling ke belakang kaki buka Berdasarkan pernyataan di atas
(kangkang) Thomas dan Thomas, dapat disimpulkan bahwa gerakan
(2008:58) teknik gerakan guling ke meroda merupakan suatu gerakan
belakang kaki buka(kangkang) dapat memutar badan dengan sikap awal berdiri
dilakukan sebagai berikut: posisi badan menyamping arah gerakan
dan tumpuan berat badan ketika berputar
menggunakan kedua tangan dan kedua
kaki terbuka lebar/kangkang.
kaki kanan sampai keatas diiringi badan, kiri ke depan, bersamaan dengan
posisi tangan tetap lurus, (8) posisi kaki ayunkan kedua tangan hingga
kanan tetap berada di depan, ketika kaki kebelakang badan; (3) ayun kedua
kiri mendarat/menyentuh dasar lantai, tangan hingga ke atas, bersamaan
angkat kedua tangan sampai ke atas dengan kaki melompat hingga badan
dengan kondisi tetap lurus, (9) berdiri melayang dan kedua kaki rapat ujung
sikap awal tangan tetap diatas. kaki lurus; (4) ketika posisi kaki akan
Kesalahan umum yang sering menyentuh daar lantai, pisahkan kedua
dilakukan menurut Hidayat dan Pang- kaki dengan posisi kaki kiri ke arah
gabean, (1980:38) Kesalahan umum yang depan; (5) posisi badan condongkan ke
sering terjadi saat melakukan gerakan depan ketika kaki kanan menyentuh
meroda adalah “anak ingin menempatkan dasar lantai, kaki kiri ditekuk sesuai
tapak tangan pertama “secepat” mungkin, dengan arah condong badan. Posisi
sehingga ia melakukan/menempuh “jalan kedua tangan tetap lurus ke depan dan
pintas” yang mengakibatkan lutut kaki arah pandangan mengarah ke ujung
(sebelah arah meroda) terlalu dibengkok- telapak tangan; (6) arahkan kedua tangan
kan”. hingga menyentuh dasar lantai, dengan
terlebih dahulu meletakan tangan kiri di
Senam Lantai Gerakan Round off dasar lantai, bersamaan dengan ayunkan
Menurut Farana, Daniel dan Garate kaki kanan secara kuat; (7) letakan
Round off adalah “fundamental tangan kanan selebar bahu dengan arah
gymnastics skill and a key movement in ke dalam mem-bentuk huruf T
the develop-ment of elite female bersebelahan dengan tangan kiri. Posisi
gymnasts, owing to its association with badan berputar 180° dan posisi kaki kiri
learning more complex skills (e.g. merapat mengikuti arah laju kaki kanan
handspring with/without multiple (posisi handstand); (8) lecutkan kedua
somersault, Tsukahara and/or Yurchenko kaki secara kuat ke arah dasar lantai,
vaults)”. Maksud dari penjelasan tersebut sebelum kedua kaki menyen-tuh dasar
ialah Round off adalah keterampilan lantai, tolak secara cepat kedua tangan
dasar senam dan gerakan kunci dalam (posisi badan melayang); (9) ketika kedua
pengem-bangan pesenam wanita elit, kaki menyentuh dasar lantai upayakan
karena ber-hubungan dengan ujung kaki dan kedua lutut tetap pada
pembelajaran keteram-pilan yang lebih posisi lurus. Begitu menyentu dasar
rumit (misalnya gerakan handspring lantai, pantulkan kedua kaki sehingga
dengan atau tanpa alat dengan beberapa badan turut melambung, posisi tangan
salto, tsukahara dan atau yurchenko lurus ke atas; (10) lakukan pendaratan
vaults). dengan menekuk kedua kaki secara
Langkah-langkah melakukan gerakan lembut dan ditahan pada posisi lutut 90°,
round off (Adisuyanto, 2009:107) teknik posisi kedua tangan tetap lurus berada di
gerakan round off dapat dilakukan depan; (11) kembali ke sikap awal, posisi
sebagai berikut: kedua tangan lurus diatas.