Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI

RANGKAIAN SEDERHANA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2


NGORO KABUPATEN MOJOKERTO
Wahyu Heny Kartika Sari
Tatok Sugiarto
Sri Purnami
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
e-mail: wahyuhennykartikasari@gmail.com

Abstract:This study attempts to develop learning gymnastics the floor of a series of


simple at school junior. Research methodology used referred to research and
development. A procedure in doing in the form of an analysis of needs, product
development and piloting the product. A product produced in research and development
in the form of the development of learning gymnastics floor was then competence a
nucleus (KI) points 4 and basic competence (KD) points 4.6 curriculum in 2013.

Keywords: research, learning, series, gymnastics floor

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran senam lantai


rangkaian sederhana di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Metode penelitian yang
digunakan mengacu pada penelitian dan pengembangan (research and development).
Prosedur yang di lakukan berupa analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji
coba produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan berupa
pengembangan pembelajaran senam lantai yang sudah mengacu pada Kompetensi Inti
(KI) poin 4 dan Kompetensi Dasar (KD) poin 4.6 pada kurikulum 2013.

Kata kunci: pengembangan, pembelajaran, rangkaian, senam lantai.

Negara berkembang selalu berusaha “bertujuan untuk berkembangnya potensi


untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik agar menjadi manusia yang
bangsa, salah satu program peningkatan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mutu kehidupan bangsa yang ada melalui berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
pendidikan. Menurut undang-undang kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang demokratis serta bertanggung
Nomor 20 pasal 1 Pendidikan nasional jawab”.
adalah “pendidikan yang berdasarkan Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar nasional di atas, pendidikan diseleng-
Negara Republik Indonesia tahun 1945 garakan secara demokratis dan ber-
yang berakar pada nilai-nilai agama, keadilan serta tidak diskriminatif dengan
Kebudayaan Nasional Indonesia dan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
tanggap terhadap tuntutan perubahan nilai keagamaan, nilai kultural dan
dan zaman” dan “sistem pendidikan kemajuan bangsa. Menurut Undang-
nasional adalah keseluruhan komponen Undang tentang Sistem Pendidikan
pendidikan yang saling terkait secara Nasional no 20 pasal 1 tahun 2003
terpadu untuk mencapai tujuan standar nasional pendidikan adalah
pendidikan nasional”. Menurut Undang- “kriteria minimal tentang sistem
undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Pendidikan Nasional pasal 3 Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
menyatahkan bahwa fungsi Pendidikan pada pasal 35 “Standar nasional
Nasional “mengembangkan kemampuan pendidikan digunakan sebagai acuan
dan membentuk watak serta peradaban untuk pengembangan kurikulum, tenaga
bangsa yang bermartabat dalam rangka kependidikan, sarana dan prasarana,
mencerdaskan kehidupan bangsa” dan pengelolahan dan pembiayaan”. dan

53
54 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

pada pasal 1ayat 19 Kurikulum adalah Kompetensi Inti (KI) pada poin 4
“sepe-rangkat rencana dan pengaturan menjelaskan bahwa mengolah, menyaji
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran dan menalar dalam ranah konkret
serta cara yang digunakan sebagai (menggunakan, mengurai, merangkai,
pedoman penyelenggaraan kegiatan memodifikasi dan membuat) dan ranah
pembelajaran untuk mencapai tujuan abstrak (menulis, membaca, menghitung,
pendidikan ter-tentu”. Berdasarkan pada menggambar dan mengarang) sesuai
pengertian tersebut, ada dua dimensi dengan yang dipelajari di sekolah dan
kurikulum, 1) rencana dan pengaturan sumber lain yang sama dalam sudut
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, pandang/teori. Pada Kompetensi Dasar
2) cara yang digunakan untuk kegiatan (KD) pada poin 4.6 mempraktikan variasi
pembelajaran. dan kombinasi teknik dasar senam lantai
Menurut PERMENDIKBUD no 58 dalam bentuk rangkaian sederhana.
tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Senam lantai merupakan bagian dari
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
Tsanawiyah Kurikulum 2013 Sekolah menengah pertama, sesuai dengan
Menengah Pertama/Madrasah kurikulum 2013 pendidikan jasmani.
Tsanawiyah “ Kurikulum 2013 bertujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
untuk mempersiapkan manusia indonesia Kesehatan merupakan mata pelajaran
agar memiliki kemampuan hidup sebagai yang diajarkan disemua jenjang
pribadi dan warga negara yang beriman, pendidikan mulai dari Pendidikan Dasar
produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta hingga Menengah Atas. Salah satunya di
mampu berkontribusi pada kehidupan SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten
bermasyarakat, berbangsa, bernegara Mojokerto. Setiap kelas mendapat
dan peradaban dunia”. Struktur kurikulum pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga
2013 terdiri dari 1) Kompetensi Inti (KI), 2) dan Kesehatan 3 jam kali 40 menit setiap
mata pelajaran, 3) beban pelajaran, 4) minggunya. Mata pelajaran pendidikan
muatan pelajaran, 5) Kompetensi Dasar Jasmani, Olahraga dan Kesehatan juga
(KD). Kompetensi Inti (KI) terdapat ujian akhir sekolah, meliputi ujian
merupakan terjemahan atau praktik dan ujian teori. Pelajaran
operasionalisasi SKL dalam bentuk pendidikan Jasmani, Olahraga dan
kualitas yang harus dimiliki mereka yang Kesehatan memiliki standar kelulusan
telah menyelesaikan pendidikan pada minimal 75. Menurut Rusli Lutan
satuan pendidikan tertentu atau jenjang (2001:62) konsep pendidikan jasmani
pendidikan tertentu, gambaran mengenai terfokus pada “Proses sosialisasi atau
kompetensi utama yang dikelompokan ke pembudayaan via aktifitas jasmani,
dalam aspek sikap, pengetahuan dan permainan, dan/atau olahraga. Proses
keterampilan (afektif, kognitif dan sosialisasi berarti pengalihan nilai-nilai
psikomotor) yang harus dipelajari peserta budaya dari generasi tua ke generasi
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas yang lebih muda. Karena itu seluruh
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) adegan pergaulan antara pendidik/guru
harus menggam-barkan kualitas yang dan peserta didik/siswa adalah pergaulan
seimbang antara pencapaian hard skills yang bersifat mendidik. Perantaraannya
dan soft skills. Kompetensi Dasar (KD) adalah tugas ajar berupa pengalaman
dirumuskan untuk mencapai Kompetensi gerak yang bermakna dan memberikan
Inti (KI). Menurut Peraturan Pemerintah jaminan bagi partisipasi dan
Republik Indonesia no 32 tahun 2013 perkembagan seluruh aspek kepribadian
tentang perubahan atas peraturan peserta didik. Perubahan terjadi karena
pemerintah no 19 tahun 2005 tentang keterlibatan peserta didik sebagai aktor
standar nasional pendidikan pasal 1 atau pelaku melalui pengalaman dan
Kompetensi Dasar (KD) adalah penghayatan secara langsung dalam
“kemampuan untuk mencapai pengalaman gerak sementara guru
Kompetensi Inti (KI) yang harus diperoleh sebagai pendidik berperan sebagai
peserta didik melalui pembelajaran”. “pengarah“ agar kegiatan yang bersifat
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 55

pendewasaan itu tidak meleset dari Senam lantai adalah “satu dari
pencapaian tujuan“. rumpun senam. Sesuai dengan istilah
Menurut Roji dan Yulianti (2014:1) lantai, gerakan gerakan/bentuk latihannya
pendidikan jasmani mengandung makna dilakukan di lantai. Jadi, lantai/matraslah
“pendidikan yang mengutamakan aktivitas yang merupakan alat yangdipergunakan”
jasmani untuk menghasilkan peningkatan (Muhajir, 2014:197). Menurut Nurdini
secara menyeluruh terhadap aktivitas (2013:56) senam lantai yaitu “latihan
fisik, mental, dan emosional peserta gerakan dengan berbagai variasi
didik”. gerakan, antara lain guling ke depan,
Berdasarkan penjabaran di atas guling ke belakang, guling lenting, loncat
dapat disimpulkan bahwa pendidikan harimau, meroda, dan lenting tangan”.
jasmani olahraga dan kesehatan me- Gerakan guling ke belakang (back
rupakan pendidikan yang bertujuan untuk roll) adalah “menggelundung ke belakang
mengarahkan peserta didik pada pe- posisi badan tetap harus membulat yaitu
ngenalan dan penguasaan keterampilan kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada,
suatu cabang olahraga. Terdapat per- kepala ditundukan sampai dagu melekat
bedaan tujuan antara pendidikan jasmani di dada” (Muhajir dan Sutrisno,
dan olahraga, dimana pendidikan jasmani 2014:200).
mengarah pada pengembangan Menurut Hay (1985:293) guling ke
keterampilan gerak sedangkan olahraga belakang (back roll) adalah “In essence,
mengarah pada penguasaan merely the reverse of a forward roll.
keterampilan suatu cabang olahraga. Starting from a crouch position, the
Senam adalah “kegiatan utama yang gymnast pushes off so that the line of
paling bermanfaat untuk gravity passes outside the backward limit
mengembangkan komponen fisik dan of the base. This movernent, which
kemampuan gerak” (Muhajir, 2014:197). results in backward angular momentum
Menurut Muhajir dan Sutrisno (2013:139) being imparted to the body, initiates the
senam dapat diartikan sebagai “setiap backward roll.”
bentuk pembelajaran fisik yang disusun Maksud dari penjelasan tersebut
secara sistematis dengan melibatkan ialah guling ke belakang (back roll) adalah
gerakan-gerakan yang terpilih dan pada dasarnya hanya kebalikan dari
terencana untuk mencapai tujuan gerakan guling ke depan (forward roll).
tertentu”. Dimulai dari posisi berjongkok, pesenam
Senam adalah “salah satu cabang mendorong badanya ke belakang dengan
olahraga yang mengandalkan aktivitas, kuat, gerakan ini yang menyebabkan
baik sebagai olahraga sendiri maupun suatu gerakan badan ke belakang
untuk cabang olahraga lain” (Nurdini, sehingga memulai untuk gerakan guling
2013:55). Senam adalah “gerak badan ke belakang.
dengan gerakan tertentu, seperti meng- Berdasarkan penjelasan di atas
geliat, menggerakkan, dan meregangkan dapat disimpulkan bahwa gerakan guling
anggota badan” (Daryanto, 1998:522). ke belakang (back roll) merupakan pada
Sementara itu menurut Prasetyo (2015:2) dasarnya guling ke belakang kebalikan
senam merupakan “suatu cabang dari gerakan guling ke depan, dimulai dari
olahraga yang membutuhkan kelentukan posisi berjongkok kemudian meng-
dan koordinasi yang baik antara anggota gelundung ke belakang posisi badan
tubuh”. tetap harus membulat yaitu kaki dilipat,
Berdasarkan pernyataan di atas lutut tetap melekat di dada, kepala
dapat disimpulkan bahwa senam adalah ditundukan sampai dagu melekat di dada.
suatu kegiatan yang mengandalkan Menurut Muhajir dan Sutrisno,
aktifitas fisik yang bermanfaat untuk me- (2014:201) kesalahan umum yang sering
ngembangkan komponen fisik dan dilakukan saat melakukan guling ke
kemampuan gerak yang disusun secara belakang adalah sebagai berikut: (1)
sistematis dan terencana untuk mencapai sikap tubuh kurang bulat sehingga ke-
suatu tujuan tertentu. seim-bangan tubuh kurang baik saat
mengguling ke belakang, (2) salah satu
56 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

tangan yang menumpu kurang kuat atau yang dipergunakan sebagai alas/lan-
bukan telapak tangan yang digunakan dasannya.
untuk menumpu di atas matras, (3) Berdasarkan observasi awal yang
tangan yang digunakan untuk menolak dilakukan pada tanggal 27-31 Oktober
kurang kuat sehingga tidak bisa 2014, melalui telaah pada guru
mengguling ke belakang, (4) kepalah pendidikan jasmani dan olahraga
menoleh ke samping, akibatnya posisi terhadap pelak-sanaan pembelajaran
mengguling tidak sempurna senam lantai pada siswa kelas VIII di
(menyamping), (5) mendarat SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten
menggunakan lutut sehingga Mojokerto diperoleh data bahwa ada
keseimbangan tidak terjaga dan oleng. ketidaksesuaian penerapan kurikulum
Berdasarkan pernyataan di atas 2013 yang tertuang dalam Rencana
dapat disimpulkan bahwa senam lantai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Data
merupakan satu dari rumpun senam yang hasil analisis kebutuhan awal dapat dilihat
aktivitas gerakannya terdiri dari berbagai pada Tabel 1 berikut ini.
variasi yang dilakukan di lantai/matras

Tabel 1 Analisis Kebutuhan melalui telaah terhadap pembelajaran senam lantai kelas VIII di SMP
Negeri 2 Ngoro Kabupaten Mojokerto
No. Komponen Temuan
1. Kesesuaian penerapan kurikulum
2013 yang tertuang dalam
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
a. Kompetensi Dasar Tidak sesuai dengan harapan pada Kompetensi Dasar (KD) poin
4.6 Variasi dan Kombinasi teknik dasar rangkaian sederhana, yang
tertulis hanya salah satu teknik dasar gerakan senam lantai saja
(Meroda dan Guling lenting).
b. Indikator Tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) poin 4.6.
c. Alokasi Waktu Pembelajaran senam lantai terdiri dari 2x pertemuan, 1kali
pertemuan (3x40 menit).
d. Tujuan Pembelajaran Tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar poin 4.6.
e. Materi Pembelajaran Tidak serta merta rangkaian sederhana, hanya penggalan-
penggalan gerakan yang ada
f. Metode dan Pendekatan Sudah sesuai dengan pembelajaran yang ada (demonstrasi,
Pembelajaran inclusive (cakupan), part and whole (bagian dan keseluruhan),
reciprocal (timbal-balik) dan Pendekatan CTL.
g. Langkah-langkah Kegiatan Sudah sesuai, terdiri dari kegiatan pendahuluan (20 menit), inti (80
Pembelajaran menit) dan penutup (20 menit).
h. Sumber Belajar Buku teks, buku referensi
i. Penilaian Sudah sesuai, teknik penilaian (teknik penilaian tes keterampilan,
tes sikap, dan tes tertulis), dan bentuk penilaian (uji petik, observasi
dan tes uraian).

Berdasarkan hasi telaah pada cakup (1) identitas sekolah/madrasah,


pembelajaran senam lantai kelas VIII di mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator
Mojokerto diperoleh data bahwa pencapaian kompetensi; (4) materi
penerapan kurikulum 2013 tidak sesuai pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran;
dengan Rencana Pelaksanaan (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan,
Pembelajaran (RPP) guru. Rencana dan sumber belajar”.
Pelaksanaan (RPP) merupakan tahap Pengembangan pembelajaran se-
pertama dalam pembelajaran yaitu nam lantai sebelum peneliti melakukan
perencanaan pembelajaran yang diwujud- penelitian sudah ada yang melakukan
kan dengan penyusunan Rencana penelitian yaitu Pengembangan Pembel-
Pelakssanaan Pembelajaran (RPP). ajaran Meroda Menggunakan Alat Bantu
Menurut PERMENDIKBUD no 103 tahun dengan Part-Whole Method Pada Siswa
2014 tentang pendidikan dasar dan Kelas VIII SMP Negeri 18 Malang.
sekolah menengah (2014:6) “Rencana Penelitian pengembangan pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) men- tersebut ditulis oleh Angga Bramansta
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 57

Putrantana penelitian tersebut hanya penelitian dan pengumpulan informasi


membahas materi senam lantai yang (kajian pus-taka, pengamatan kelas,
terfokus pada teknik dasar meroda dan persiapan laporan pokok persoalan, (2)
penelitian dengan judul Pengembangan melakukan peren-canaan (pendefinisian
Buku Panduan Tahap-Tahap Pembel- keterampilan, pe-rumusan tujuan,
ajaran Keterampilan Teknik Senam Lantai penentuan urutan peng-ajaran, dan uji
Guling Depan dan Guling Belakang Untuk coba skala kecil), (3) mengembangkan
Siswa Kelas VII di UPT. SMP Negeri 2 bentuk produk awal (penyiapan materi
Saronggi Kabupaten Semenep. Penelitan pengajaran, penyusun-an buku
tersebut ditulis oleh Andi Fepriyanto. pegangan, dan perlengkapan evaluasi,
Kedua penelitian tersebut hanya mem- (4) melakukan uji coba lapangan
bahas materi senam lantai yang terfokus permulaan (dilakukan pada 2-3 sekolah,
pada teknik dasar guling depan dan penggunaan 6-12 subjek), (5) melakukan
guling belakang. Dari penelitian yang revisi terhadap produk utama (sesuai
sudah ada tersebut, peneliti ingin dengan saran-saran dari hasil uji
mengembangkan pembelajaran senam lapangan permulaan),(6) melakukan uji
lantai rangkaian sederhana yang sesuai coba lapangan utama (dengan 5-10
dengan Kom-petensi Inti (KI) dan sekolah dengan 30-100 subjek), (7)
Kompensi Dasar (KD) kurikulum 2013. melakukan revisi produk (berdasarkan
Merujuk hasil dari observasi awal dari saran-saran dan hasil uji coba
yang telah dilakukan oleh peneliti, maka lapangan utama),, (8) uji lapangan
peneliti melakukan penelitian dan pen- meliputi 10-30 sekolah dengan 40-400
gem-bangan pembelajaran senam lantai subjek, (9) revisi produk akhir, (10)
rangkaian sederhana berjudul “Pengem- membuat laporan mengenai produk pada
bangan Pembelajaran Senam Lantai jurnal, bekerja sama dengan penerbit
Rangkaian Sederhana Siswa Kelas VIII yang dapat melakukan distribusi secara
Di SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten komersil.
Mojokerto”. Prosedur yang dikemukakan di atas
Tujuan penelitian dan pengembang- tentu saja bukan merupakan langkah-
an ini adalah mengembangkan pembel- langkah yang harus diikuti secara baku.
ajaran senam lantai menjadi sebuah Menurut Ardhana (2002:9). “setiap pe-
rangkaian sederhana untuk siswa kelas ngembang tentu saja dapat memilih dan
VIII di SMP Negeri 2 Ngoro Kabupaten menentukan langkah-langkah yang paling
Mojokerto serta membantu guru agar tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi
pembelajaran sesuai dengan Kompetensi khusus yang dihadapinya dalam proses
Dasar (KD) poin 4.6 pada kurikulum 2013. pengembangan. Ia juga dapat melakukan
modifikasi dari langkah-langkah yang
METODE dikenalnya berdasarkan pertimbangan-
Model penelitian dan pengembangan pertimbangan yang terbaik”.
yang digunakan dalam melakukan pe- Dari 10 langkah metode penelitian
nelitian dan pengembangan pembelajaran dan pengembangan yang dikemukakan
senam lantai rangkaian sederhana siswa oleh Borg dan Gall, pada penelitian ini
kelas VIII di SMP Negeri 2 Ngoro dilakukan modifikasi dengan hanya
Kabupaten Mojokerto adalah model menggunakan 7 langkah penelitian dan
prosedural yang bersifat deskriptif yaitu, pengembangan. Penelitian dan pengem-
“menggariskan langkah-langkah yang bangan ini tidak sampai pada tahap uji
harus diikuti untuk menghasilkan produk” coba dengan jumlah yang diambil dari
(TPKI UM, 2010;47) oleh karena model beberapa sekolah dan peneliti tidak
penelitian dan pengembangan yang melakukan uji efektifitas dan tahap
digunakan berupa model procedural, deseminasi disesuaikan dengan karak-
maka langkah-langkah ppenelitian dan teristik produk yang dikembangkan,
pengem-bangan yang digunakan merujuk tetapi yang dilakukan peneliti adalah
pendapat dari Borg dan Gall (1983:775) . meng-hasilkan produk penelitian dan
(research and development) yang terdiri pengem-bangan pembelajaran senam
dari 10 langkah yaitu: (1) melakukan lantai rangkaian sederhana siswa kelas
58 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

VIII yang merupakan hasil dari produk (RPP) guru. Kemudian akan disajikan
yang sudah teruji. data evaluasi menggunakan metode
Subjek uji coba evaluasi ahli pengumpilan data berupa instrumen yang
menggunakan 3 orang ahli yaitu 1 ahli disajikan dalam bentuk angket/kuesioner
senam lantai, 1 ahli pembelajaran dan 1 yang diberikan kepada tiga orang ahli,
ahli media. Subjek uji coba kelompok kemudian dilanjutkan dengan uji coba
kecil yaitu 10 siswa dan uji coba kelompok kecil sebanyak 10 siswa dan uji
kelompok besar yaitu 32 siswa. coba kelompok besar sebnayak 32 siswa.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian dan pengembangan pembel- Data Hasil Analisis Kebutuhan Melalui
ajaran senam lantai rangkaian Telaah Pada Pembelajaran Senam
sederhana siswa kelas VIII berupa data Lantai.
deskriptif kualitatif. Data deskriptif Data hasil analisis kebutuhan
berupa per-sentase digunakan untuk diperoleh melalui telaah pada Rencana
menganalisis hasil pengumpulan data Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru,
dari penelitian awal (analisis kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 27-31
awal), uji coba kelompok kecil, dan uji Oktober 2014 diperoleh hasil sebagai
coba kelompok Disamping itu data berikut: (1) Kompetensi Dasar (KD) tidak
kualitatif digunakan untuk menganalisis sesuai dengan harapan pada Kompetensi
hasil pengumpulan data dari tinjuan para Dasar (KD) poin 4.6 variasi dan
ahli, data yang diperoleh dari ahli senam kombinasi teknik dasar rangkaian
lantai, ahli pembelajaran dan ahli media. sederhana, yang tertulis hanya salah satu
Instrumen pengumpulan data yang teknik dasar gerakan senam lantai saja
digunakan dalam penelitian dan (meroda dan guling lenting),( 2) indikator
pengembangan ini menggunakan instru- melakukan penggalan-penggalan gerakan
men nontes berupa kuesioner dan yang ada, (3) alokasi waktu terdiri dari 2x
pengamatan. Kuesioner untuk pertemuan setiap pertemuan (3x40
memperoleh data yang digunakan dalam menit), (4) tujuan pembelajaran dapat
menganalisis data dari evaluasi ahli, uji melalukan penggalan-penggalan gerakan
coba kelompok kecil dan uji coba yang ada, (5) materi pembelajaran tidak
kelompok besar. Sedangkan pengamatan serta merta rangkaian sederhana hanya
digunakan untuk menganalisis data dari pengalan-pengalan gerakan yang ada, (6)
hasil penelitian awal (analisis kebutuhan). metode dan pendekatan pembelajaran
Teknik analisis data yang digunakan sudah sesui dengan pembelajaran yang
dalam pengembangan pembelajaran ada, (7) langkah-langkah pembelajaran
senam lantai rangkaian sederhana siswa sudah sesuai dengan terdiri dari
kelas VIII di SMP Negeri 2 Ngoro pendahuluan (20 menit), inti (80 menit),
Kabupaten Mojokerto addalah teknik penutup (20 menit), (8) sumber belajar
analisis deskriptif berupa presentase yang buku teks dan buku referensi, (9)
digunakan untuk menganalisis hasil penilaian sudah sesuai, teknik penilaian
pengumpulan data dari penelitian awal (tes keterampilan, tes sikap, tes tertulis).
(analisis data), evaluasi ahli, uji cobaa Dari hasil tahap awal penelitian dan
kelompok kecil dan uji coba kelompok pengembangan yaitu analisis kebutuhan
besar. terhadap Rencana Pelaksanaan Pembel-
ajaran (RPP), maka menghasilkan
HASIL rancangan awal pengembangan produk
Pada bagian hasil penelitian dan berupa pengembangan pembelajaran
pengembangan ini akan disajikan data senam lantai rangkaian sederhana siswa
yang diperoleh dari kegiatan penelitian kelas VIII. Kemudian dari rancangan
dan pengembangan pembelajaran senam pruduk yang akan dikembangkan tersebut
lantai rangkaian sederhana siswa kelas menghasilkan produk awal yaitu pembel-
VIII di Smp Negeri 2 Ngoro Kabupaten ajaran senam lantai rangkaian sederhan
Mojokerto. Data awal yang diperoleh dari siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Ngoro
analisis kebutuhan melalui telaah pada Kabupaten Mojokerto.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 59

Data Hasil Tinjauan Para Ahli dur tertentu yang lebih unggul, baru,
Setelah pembuatan rancangan awal efektif, efisien, produktif, dan bermakna”
pengembangan produk yang didasari dari (Putra, 2012:67). Menurut Dwiyogo
analisis kebutuhan, produk akan (2010:6). “pengembangan adalah proses
diperbaiki atau direvisi melalui tinjauan menerjemakan spesifikasi perancangan
para ahli terhadap produk hasil penelitian ke dalam bentuk fisiknya”.
dan pengambangan yang berupa Pengembangan mencakup berbagai
pembelajaran senam lantai rangkaian variasi teknologi yang diterapkan dalam
sederhana diperoleh dari 3 ahli. Teknik pembelajaran.
pengumpulan data evaluasi dari para ahli Penelitian dan pengembangan me-
menggunakan pendekatan kualitatif dan nekankan pada produk yang berguna
kuantitatif yang berupa pertanyaan dan atau bermanfaat dalam berbagai bentuk
saran/masukan dari para ahli tentang se-bagai perluasan, tambahan dan
rancangan produk yang dibuat. Hasil penemuan baru dari penemuan-
evaluasi ahli ini di-gunakan sebaagai penemuan yang sudah ada. Berdasarkan
dasar/landasan dalam melakukan revisi penelitian dan pengembangan produk
produk yang dikembang-kan. Pendapat yang akan dikem-bangkan adalah sebuah
dari para ahli dikumpulkan dengan pembelajaran senam lantai rangkaian
menggunakan kuesioner yang berisikan sederhana siswa kelas VIII SMP Negeri 2
pertanyaan dan saran/masukan. Hasil Ngoro Kabupaten Mojokerto.
penelitian dan pengembangan pada Menurut Undang-Undang no 20
tahap evaluasi ahli senam lantai diperoleh tahun 2003 tentang sistem pendidikan
hasil cukup valid (75.00%), ahli pembel- nasional menyebutkan bahwa “seperang-
ajaran senam lantai diperoleh hasil cukup kat rencana dan pengaturan mengenai
valid (76,14%), dan ahli media diperoleh tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
hasil cukup valid (78,05%) berdasarkan yang digunakan sebagai pedoman pe-
tinjauan dari para ahli adalah untuk nyelenggaraan kegiatan pembelajaran
mengetahui ketepatan dan kesesuaian untuk mencapai tujuan pendidikan ter-
produk yang dikembangkan. Berdasarkan tentu”. Berdasarkan pada pengertian
tinjauan dan evaluasi dari para ahli, tersebut, ada dua dimensi kurikulum, (1)
produk layak untuk di uji cobakan. rencana dan pengaturan mengenai
Sebelum melakukan uji coba, produk tujuan, isi dan bahan pelajaran, dan (2)
sudah direvisi sesuai saran dan masukan cara yang digunakan untuk kegiatan
dari para ahli. pembelajaran. Menurut PEMENDIKBUD
no 58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013
Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil pada pasal 1 “Sekolah Menengah
dan Kelompok Besar. Pertama/Madrasah Tsanawiyah telah
Kegiatan uji coba dilakukan se- melaksanakan kurikulum 2013 sejak
banyak dua kali yaitu uji coba kelompok tahun ajaran baru 2013/2014”.
kecil sebanyak 10 siswa dan uji coba Struktur kurikulum terdiri dari (1)
kelompok besar sebanyak 32 siswa. Hasil Kompetensi Inti (KI), (2) Mata pelajaran,
uji coba kelompok kecil di peroleh hasil 3) beban belajar, (4) muatan
cukup valid (79,62%) sedangkan pada uji pembelajaran, (5) kompetensi dasar (KD).
coba kelompok besar diperoleh hasil Kompetensi Inti (KI) pada kurikulum 2013
sangat valid (86,10%). Sekolah Me-nengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah merupakan tingkat
PEMBAHASAN kemampuan untuk mencapai Standar
Penelitian dan pengembangan se- Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus
cara sederhana dapat didefinisikan dimiliki seorang peserta didik Sekolah
sebagai “metode penelitian yang secara Menengah Pertama/Madra-sah
sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan Tsanawiyah pada setiap tingkat kelas.
untuk mencari, temukan, merumuskan, Menurut Permendikbud no 65 tahun
memperbaiki, mengembangkan, meng- 2015 tentang standar proses Pendidikan
hasilkan, menguji keefektifan produk, Dasar dan Sekolah Menengah Rencana
model, metode/strategi/cara, jasa, prose- Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
60 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

rencana kegiatan pembelajaran tatap terencana untuk mencapai suatu tujuan


muka untuk satu pertemuan atau lebih. tertentu.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Senam lantai adalah “satu dari
(RPP) dikem-bangkan dari silabus untuk rumpun senam. Sesuai dengan istilah
mengarahkan kegiatan pembelajaran lantai, gerakan gerakan/bentuk latihannya
peserta didik dalam upaya mencapai dilakukan di lantai. Jadi, lantai/matraslah
Kompetensi Dasar (KD). Pelaksanaan yang merupakan alat yangdipergunakan”
pembelajaran mengacu pada standar isi. (Muhajir, 2014:197). Menurut Nurdini
Perencanaan pembelajaran meliputi (2013:56) senam lantai yaitu “latihan
penyusunan rencana pelaksanaan gerakan dengan berbagai variasi
pembelajaran dan penyiapan media dan gerakan, antara lain guling ke depan,
sumber belajar, perangkat penilaian pem- guling ke belakang, guling lenting, loncat
belajaran, dan skenario pembelajaran. harimau, meroda, dan lenting tangan”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat
Pembelajaran disimpulkan bahwa senam lantai
Pembelajaran dapat dikatakan se- merupakan satu dari rumpun senam yang
bagai “hasil dari memori, kognisi, dan aktivitas gerakannya terdiri dari berbagai
metakognisi yang berpengaruh terhadap variasi yang dilakukan di lantai/matras
pemahaman” (Huda, 2013:2). Pembel- yang dipergunakan seba-gai
ajaran adalah “segala sesuatu yang dapat alas/landasannya.
membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara Senam Lantai Gerakan Guling
pendidik dengan peserta didik” (Asyhar, Belakang
2012:7). Berdasarkan penjabaran di atas Gerakan guling ke belakang (back
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran roll) adalah “menggelundung ke belakang
merupakan segala sesuatu yang dapat posisi badan tetap harus membulat yaitu
membawa infor, pengetahuan, hasil dari kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada,
memori, kognisi dan metakognisi yang kepala ditundukan sampai dagu melekat
berpengaruh terhadap pemahaman di dada” (Muhajir dan Sutrisno,
dalam interaksi yang berlangsung antara 2014:200). Dalam gerakan guling
pendidik dengan peserta didik. belakang ada beberapa variasi di
antaranya; 1) guling belakang kaki tekuk,
Senam Lantai 2) guling belakang kaki lurus, 3) guling
Senam adalah “kegiatan utama yang belakang kaki silang, 4) guling belakang
paling bermanfaat untuk kaki buka (kangkang).
mengembangkan komponen fisik dan Guling belakang kaki tekuk
kemampuan gerak” (Muhajir, 2014:197). Langkah-langkah melakukan gerak-
Menurut Muhajir dan Sutrisno (2013:139) an guling ke belakang kaki tekuk Wiley
senam dapat diartikan sebagai “setiap dan Sons (1980:238) teknik gerakan
bentuk pembelajaran fisik yang disusun guling ke belakang kaki tekuk dapat
secara sistematis dengan melibatkan dilakukan sebagai berikut:
gerakan-gerakan yang terpilih dan
terencana untuk mencapai tujuan
tertentu”. Senam adalah “salah satu
cabang olahraga yang mengandalkan
aktivitas, baik sebagai olahraga sendiri
maupun untuk cabang olahraga lain”
(Nurdini, 2013:55). Berdasarkan pernya-
ta-an di atas dapat disimpulkan bahwa Gambar 1: Tahapan Guling Belakang Kaki
Tekuk (sumber: Wiley dan Sons, 1980:238)
senam adalah suatu kegiatan yang
mengandalkan aktifitas fisik yang
Menurut Wiley dan Sons (1980:238)
bermanfaat untuk mengembangkan
tahapan guling belakang kaki tekuk dapat
komponen fisik dan kemampuan gerak
dilakukan sebagai berikut: Lower from a
yang disusun secara sistematis dan
standing (Figure 2.1) to a squatting
position (8,C), with the fingers pointing
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 61

forward. Place the hands behind the hips, badan. Sikap badan tetap dalam posisi
fingers pointing forward, round the back, menyudut; (5) jatuhnya badan
and roll rearward. The hands press menghasilkan dorongan sangat kuat ke
against the ground, breaking the fall. belakang dan diikuti kedua kaki dengan
Then, as soon as the weight is off the cepat diarahkan ke belakang,
hands, they are moved to a position at the pertahankan posisi badan tetap menyudut
top of the shoulders (fingers pointing dan kedua kaki rapat. Apabila anak didik
backward) to take the weight off the neck belum memiliki kekuatan perut yang
(D,E,F). The performer must keep his chin cukup dapat dianjurkan memegang kedua
to the chest, back rounded, and knees lutut secara kuat; (6) ketika menarik kaki
together throughout the stunt. ke arah belakang, secara cepat kedua
Maksud dari penjelasan tersebut tangan beralih ke samping kepala dan
ialah lebih rendahdariberdiri(Gambar 1) sejajar dengan telinga. Lutut harus
keposisi jongkok(B, C), denganjari- dipertahankan dalam kondisi tetap lurus
jarimenunjuk ke depan. sampai dengan kedua telapak kaki
Tempatkantangandi belakangpinggul, menyentuh dasar lantai di belakangnya;
jarimenunjuk ke depan, putaran belakang, (7) pertahankan posisi kaki tetap dalam
dan guling belakang. keadaan menyudut. Sebelum kaki
Tanganmenekanmatras, menahan berat menyentuh lantai, tangan diperkenankan
badan (D,E,F). Kemudian, segera setelah mendorong terlebih dahulu. Menunggu
beratbadan bertumpuh pada tangan, saatnya kedua kaki betul-betul
pindah keposisi diatasbahu(jari me- menyentuh dasar lantai; (8) saat kedua
nunjukke belakang) tekuk leher kaki menyentuh dasar lantai, dorong
agardagutetap menempeldada, kedua tangan secara bersama hingga ke
membulatkan badan dan melakukan poisi tangan lurus; (9) kembali ke sikap
guling belakang. awal.

Guling belakang kaki lurus Guling belakang kaki silang


Langkah-langkah melakukan
Langkah-langkah
gerak- melakukan ge
an guling ke belakang kaki silang Wiley
dan Sons, (1980:240) teknik gerakan
guling ke belakang kaki silang dapat
dilakukan sebagai berikut:
Gambar 2: Tahapan Guling Belakang Kaki
Lurus (Menyudut) (sumber: Adisuyanto,
2009:90)

Menurut Adisuyanto (2009:90) tahap-


an guling ke belakang kaki lurus
(menyudut) dapat dilakukan sebagai Gambar 3: Tahapan Guling Belakang Kaki
berikut: (1) sikap awal, posisi berdiri tegak Silang (sumber: Wiley dan Sons, 1980:240)
kedua tangan diangkat ke atas. Pada
posisi ini, kedua lutut dan kedua siku Menurut Wiley dan Sons (1980:240)
dalam posisi lurus. Telapak tangan tahapan senam lantai gerakan guling
dibuka dan seluruh jari posisi rapat; (2) belakang kaki silang dapat dilakukan
turunkan kedua tangan secara perlahan sebagai berikut: begin in a squatting
ke arah belakang. Seiring turunnya position as if to do a backward roll. As
tangan, lipat pinggul secara perlahan ke soon the feet are taken off the mat, cross
bawah; (3) turunkan kedua tangan hingga the legs and continue rolling backward.
menyentuh dasar lantai, posisi kedua When the feet contact the mat, remain on
lutut tetap dijaga tetap lurus, pandangan the toes. Complete a full one-half turn and
mata tertuju ke lutut dan kedua tangan finish in a standing position.
dalam posisi siku lurus; (4) ketika pantat Maksud dari penjelasan tersebut
menyentuh dasar lantai, kedua tangan ialah mulai dengan posisi jongkok seperti
berfungsi sebagai penahan laju turunya melakukan guling belakang. Silangkan
62 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

kaki ketika kaki diangkat dan terus itu menurut Roji dan Yulianti (2014:126)
berguling ke belakang. Ketika kaki Gerakan meroda merupakan “suatu
menyentuh matras, kaki tetap disilangkan gerakan memutar badan dengan sikap
dan posisi terakhir berdiri. awal menyamping arah gerakan dan
tumpuan berat badan ketika berputar
Guling belakang kaki buka (kangkang) menggunakan kedua tangan dan kedua
Langkah-langkah melakukan gerak- kaki terbuka lebar”.
an guling ke belakang kaki buka Berdasarkan pernyataan di atas
(kangkang) Thomas dan Thomas, dapat disimpulkan bahwa gerakan
(2008:58) teknik gerakan guling ke meroda merupakan suatu gerakan
belakang kaki buka(kangkang) dapat memutar badan dengan sikap awal berdiri
dilakukan sebagai berikut: posisi badan menyamping arah gerakan
dan tumpuan berat badan ketika berputar
menggunakan kedua tangan dan kedua
kaki terbuka lebar/kangkang.

Teknik gerakan meroda


Langkah-langkah melakukan meroda
Gambar 4: Tahapan Guling Belakang Kaki Buka (Adisuyanto, 2009:104) Teknik gerakan
(Kangkang) (sumber: Thomas dan Thomas, meroda dapat dilakukan sebagai berikut:
2008:58)

Menurut Thomas dan Thomas,


(2008:58) tahapan senam lantai gerakan
guling belakang kaki buka (kangkang)
dapat dilakukan sebagai berikut: 1) begin
standing in a straddle balance position,
with your back forward the length of the
mat. 2) Moved your hands between your Gambar 5: Tahapan Meroda (sumber:
legs as your torso moves forward to lower Adisuyanto, 2009:104)
your body, with your hips moving back
and down, until your seat touches the Menurut Adisuyanto (2009:104) Ta-
mat. 3) Move your hands to your hapan meroda dapat dilakukan sebagai
shoulders as in the regular backward roll. berikut: (1) posisi berdiri badan lurus
Immediately roll your body backward, mulai dari tangan, bahu, pinggul, sampai
while your legs remain in the straddle dengan ujung kaki dalam satu garis lurus,
position. 4) recover to straddle balance (2) langkahkan kaki kiri ke depan, posisi
position (as show in figure). lutut dan siku tetap lurus. (3) doyongkan
Maksud dari penjelasan tersebut badan dengan menjulurkan kedua tangan
ialah (1) mulai dengan sikap berdiri posisi ke arah depan, bersamaan dengan
mengangkang dengan seimbang, dengan menekuk kaki kiri, (4) ketika tangan kiri
membelakangi matras, (2) pindahkan menyentuh dasar lantai, ayunkan kaki
kedua tangan diantara kaki, lalu bagian kanan dengan kuat keatas, (5) seiring
bawah tubuh turunkan pinggangmu ke ayunan kaki kanan keatas dorong kaki kiri
bawah hingga menyentuh matras, (3) dan letakan tangan kaki di depan tangan
Pindahkan tangan ke bahu seperti saat kiri membentuk satu garis (tangan kanan
melakukan guling belakang biasa, Segera dan kiri berada dalam satu garis lurus).
guling belakang, ketika kaki tetap pada Ketika tangan kanan menyentuh dasar
posisi terbuka (kangkang), (4) kembali ke lantai posisi kedua kaki terbuka secara
posisi buka (seperti pada gambar). lebar (split), (6) dengan sedikit memutar
badan lepas tangan kiri dari dasar lantai.
Senam Lantai Gerakan Meroda Kaki kanan mendarat/letakan di dasar
Menurut Nurdini (2013:57) “gerakan lantai, sedangkan kaki kiri mengikuti
meroda dilakukan dengan sikap berdiri, irama kaki kanan, (7) ketika kaki kanan
posisi badan menyamping”. Sementara menyentuh dasar lantai, segera angkat
kedua tangan dengan bertumpuh kepada
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 63

kaki kanan sampai keatas diiringi badan, kiri ke depan, bersamaan dengan
posisi tangan tetap lurus, (8) posisi kaki ayunkan kedua tangan hingga
kanan tetap berada di depan, ketika kaki kebelakang badan; (3) ayun kedua
kiri mendarat/menyentuh dasar lantai, tangan hingga ke atas, bersamaan
angkat kedua tangan sampai ke atas dengan kaki melompat hingga badan
dengan kondisi tetap lurus, (9) berdiri melayang dan kedua kaki rapat ujung
sikap awal tangan tetap diatas. kaki lurus; (4) ketika posisi kaki akan
Kesalahan umum yang sering menyentuh daar lantai, pisahkan kedua
dilakukan menurut Hidayat dan Pang- kaki dengan posisi kaki kiri ke arah
gabean, (1980:38) Kesalahan umum yang depan; (5) posisi badan condongkan ke
sering terjadi saat melakukan gerakan depan ketika kaki kanan menyentuh
meroda adalah “anak ingin menempatkan dasar lantai, kaki kiri ditekuk sesuai
tapak tangan pertama “secepat” mungkin, dengan arah condong badan. Posisi
sehingga ia melakukan/menempuh “jalan kedua tangan tetap lurus ke depan dan
pintas” yang mengakibatkan lutut kaki arah pandangan mengarah ke ujung
(sebelah arah meroda) terlalu dibengkok- telapak tangan; (6) arahkan kedua tangan
kan”. hingga menyentuh dasar lantai, dengan
terlebih dahulu meletakan tangan kiri di
Senam Lantai Gerakan Round off dasar lantai, bersamaan dengan ayunkan
Menurut Farana, Daniel dan Garate kaki kanan secara kuat; (7) letakan
Round off adalah “fundamental tangan kanan selebar bahu dengan arah
gymnastics skill and a key movement in ke dalam mem-bentuk huruf T
the develop-ment of elite female bersebelahan dengan tangan kiri. Posisi
gymnasts, owing to its association with badan berputar 180° dan posisi kaki kiri
learning more complex skills (e.g. merapat mengikuti arah laju kaki kanan
handspring with/without multiple (posisi handstand); (8) lecutkan kedua
somersault, Tsukahara and/or Yurchenko kaki secara kuat ke arah dasar lantai,
vaults)”. Maksud dari penjelasan tersebut sebelum kedua kaki menyen-tuh dasar
ialah Round off adalah keterampilan lantai, tolak secara cepat kedua tangan
dasar senam dan gerakan kunci dalam (posisi badan melayang); (9) ketika kedua
pengem-bangan pesenam wanita elit, kaki menyentuh dasar lantai upayakan
karena ber-hubungan dengan ujung kaki dan kedua lutut tetap pada
pembelajaran keteram-pilan yang lebih posisi lurus. Begitu menyentu dasar
rumit (misalnya gerakan handspring lantai, pantulkan kedua kaki sehingga
dengan atau tanpa alat dengan beberapa badan turut melambung, posisi tangan
salto, tsukahara dan atau yurchenko lurus ke atas; (10) lakukan pendaratan
vaults). dengan menekuk kedua kaki secara
Langkah-langkah melakukan gerakan lembut dan ditahan pada posisi lutut 90°,
round off (Adisuyanto, 2009:107) teknik posisi kedua tangan tetap lurus berada di
gerakan round off dapat dilakukan depan; (11) kembali ke sikap awal, posisi
sebagai berikut: kedua tangan lurus diatas.

Variasi-variasi rangkaian sederhana


Prinsip dasar pembelajaran senam
lantai tidak terlepas dari rinsip dasar
pembelajaran yang berlaku pada cabang
olahraga lainya, yaitu yang berpedoman
Gambar 6: Tahapan Round Off (sumber: pada perkembangan ilmu pengetahuan
Adisuyanto, 2009:107)
dan teknologi (IPTEK) olahraga. Salah
Menurut Adisuyanto (2009:107) ta- satu yang harus diperhatikan dalam
hapan round off dapat dilakukan sebagai pembel-ajaran senam lantai yaitu kualitas
berikut: (1) posisi badan lurus mulai dari pembel-ajaran dan variasi pembelajaran.
tangan, bahu, pinggul, sampai dengan
ujung kaki dalam satu garis lurus, sikap
kedua tangan di atas; (2) langkahkan kaki
64 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

Kualitas Pembelajaran 1) Model 1 guling belakang kaki tekuk,


Kualitas pembelajaran dapat tercapai guling belakang kaki lurus, dan
dengan baik apabila dalam proses meroda.
pembel-ajaran memenuhi syarat-syarat 2) Model 2 guling belakang kaki silang,
ppersiapan pembelajaran hal ini guling belakang kaki buka
sependapat dengan Adisuyanto (2010;27) (kangkang) dan round off.
sebuah persiapan latihan yang baik 3) Model 3 guling belakang kaki tekuk,
apabila memenuhi per-syaratan latihan guling belakang kaki lurus dan round
sebagai berikut: (1) seberapa besar off.
kemampuan penguasaan teknik gerak 4) Model 4 guling belakang kaki silang,
senam yang benar dari seorang guling belakang kaki buka
guru/pelatih, (2) seberapa besar frekuensi (kangkang) dan meroda.
koreksi seorang guru/pelatih terhadap 5) Model 5 guling belakang kaki silang,
kesalahan gerak, (3) kelengkap-an meroda dan round off.
sarana dan prasarana latihan (4) 6) Model 6 merda, round off dan guling
pemberian gerak teknik harus belakang kaki lurus.
disesuaikan dengan kebiasaan dan
kemamppuan pesenam, (5) pemberian Pengembangan Produk
variasi latihan, (6) memenuhi prinsip Pengembangan pembelajaran se-
dasar latihan yang benar, sepperti nam lantai sebelum peneliti melakukan
penerapan metode latihan, beban latihan penelitian sudah ada yang melakukan
dan valume latihan yang memenuhi penelitian yaitu Pengembangan Pembel-
kebutuhan latihan. ajaran Meroda Menggunakan Alat Bantu
Pada dasarnya kualitas pembel- dengan Part-Whole Method Pada Siswa
ajaran dapat dicapai dengan baik apabila Kelas VIII SMP Negeri 18 Malang. Pe-
pembelajaran tersebut bermanfaat, selain nelitian pengembangan pembelajaran
bermanfaat hal ini bias digunakan oleh tersebut ditulis oleh Angga Bramansta
guru untuk mengevaluasi dan Putrantana penelitian tersebut hanya
memberikan pengawwasan yang lebih membahas materi senam lantai yang
baik/yang lebih teliti terhadap suatu teknik terfokus pada teknik dasar meroda dan
yang benar. penelitian dengan judul Pengembangan
Variasi pembelajaran. Buku Panduan Tahap-Tahap Pembel-
Untuk menghindari kejenuhan maka ajaran Keterampilan Teknik Senam Lantai
guru perlu menciptakan pembelajaran Guling Depan dan Guling Belakang Untuk
yang bervariasi. Apabila kejenuhan Siswa Kelas VII di UPT. SMP Negeri 2
kejenuhan tersebut tidak segera Saronggi Kabupaten Semenep. Penelitan
diatasi/disikapai/diperbaiki maka dapat tersebut ditulis oleh Andi Fepriyanto.
menimbulkan pem-belajaran yang Kedua penelitian tersebut hanya mem-
menurun, gairah pembel-ajaran menurun bahas materi senam lantai yang terfokus
dan pada akhirnya kemampuan dan pada teknik dasar guling depan dan
prestasi siswa akan menurun. Hal ini guling belakang. Dari penelitian yang
sependapat dengan Adisuyanto (2010;28) sudah ada tersebut, peneliti ingin
seorang guru/pelatih dituntut memahami mengembangkan pembelajaran senam
erubahan suasana ppada masing-masing lantai rangkaian sederhana yang sesuai
pesenamnya, sebe-lum rasa kebosanan dengan Kompe-tensi Inti (KI) dan
tersebut hingap. Oleh karena itu, Kompensi Dasar (KD) kurikulum 2013.
guru/pelatih harus mampu memberikan Dalam pengembangan produk ini,
variasi latihan dengan mem-berikan melalui beberapa tahap yaitu evaluasi ahli
beragam bentuk latihan yang berbeda, senam lantai, evaluasi ahli pembelajaran,
walaupun tujuanya sama. evaluasi ahli media, uji coba kelompok
Model-model variasi rangkaian se- kecil dan uji coba kelompok besar. Dari
derhana yang terdapat dalam produk beberapa tahap tersebut didapatkan
pengembangan yang terdiri dari 3 teknik saran dan masukan tersebut menjadi
dasar yaitu guling belakang, meroda dan acuan untuk melakukan revisi.
round off.
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 65

Produk pengembangan melalui be- lantai rangkaian sederhana saja sehingga


berapa tahap dan mendapat beberapa tidak mencakup semua teknik dasar
saran mengenai produk pengembangan. dalam pembelajaran senam lantai.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Selain terdapat kekurangan-keku-
evaluasi terdapat beberapa revisi rangan, produk ini juga mempunyai
terhadap rancangan produk yang akan beberapa kelebihan antara lain: (1)
dikembang-kan antara lain: (1) Gerakan pembelajaran senam lantai ini lebih baik
tangan saat melakukan pemanasan dari penelitian sebelumnya karena pe-
(streching) pada gerakan nomor 4 bila nelitian sebelumnya hanya mengambang-
menoleh ke kiri menggunakan tangan kiri kan gerakan meroda saja, tidak seperti
dan sebaliknya, (2) Pada gambar peneitian ini yang mengembangkan
pelaksanaan gerakan guling belakang rangkain sederhan gerakan guling be-
kaki lurus perlu dievaluasi pada gerakan lakang, meroda, dan round off. (2) Dalam
kaki pada gambar pelaksaan gerakan produk pengembangan pembelajaran
satu ke gerakan selanjutnya perlu senam lantai rangkaian sederhana sudah
dievaluasi, (3) memperbaiki kalimat- sesuai dengan kurikulum 2013.
kalimat yang belum jelas pada produk
pengem-bangan, (4) gambar cover PENUTUP
ornamen diganti dengan motif lain, (5) Kesimpulan
logo-logo ditata standart dan diberi Dari hasil analisis menurut para ahli
keterangan pada logo, (6) bidang lem didapat hasil bahwa (1) kesesuaian
penjilitan terlalu lebar sehingga sulit untuk 77.78%, (2) kemudahan 75.00%, (3) kea-
dibuka dan ditekuk, (7) logo identitas manan 76.39%, (4) keefektifan 75.00%,
buku diletakan di atas pojok halaman. (5) kemanfaatan 75.00%, (6)
Berdasarkan data yang diperoleh kemenarikan 75.00%, (7) kejelasan
pada uji coba kelompok kecil dan uji coba 75.00%, (8) konsis-tensi 75.00%, (9)
kelompok besar didapatkan rata-rata ketepatan 83.33%, dan sistematika
persentase 82,86 dengan kategori cukup pembelajaran 75.00%. sedang-kan hasil
valid dengan makna dapat digunakan analisis pada uji coba kelompok besar
dengan revisi kecil, terdapat beberapa yang diberikan pada subjek coba hasilnya
revisi terhadap rancangan produk yang dapat disimpulkan (1) kejelasan 87.92%,
akan dikembangkan antara lain: (1) (2) kemenarikan 85.41% (3) kemanfaatan
perbaikan gambar pada produk agar lebih 86.06%.
menarik, (2) sarana pada matras perlu di Produk hasil penelitian dan pengem-
akomodasikan penggunaanya karena bangan dapat disimpulkan bahwa produk
minimnya sarana matras yang tersedia. pengembangan pembelajaran senam
Setelah melakukan revisi produk lantai rangkaian sederhana siswa kelas
sesuai dengan saran para ahli, uji coba VIII di Smp Negeri 2 Ngoro Kabupaten
tahap I (kelompok kecil), dan uji coba Mojokerto sangat valid dapat digunakan
tahap II (kelompok besar), peneliti pada pembelajaran siswa kelas VIII
menyadari masih terdapat beberapa sebagai-mana mestinya. Produk
kekurangan pada produk yang telah pengembangan pembelajaran senam
direvisi. Kekurangan tersebut antara lain: lantai rangkaian sederhana di kemas
(1) Hasil pengembangan ini hanya dalam bentuk buku panduan ini dapat
tersusun sampai sebuah produk berupa digunakan untuk memahami kurikulum
pembelajaran senam lantai rangkaian 2013 pada Kom-petensi Inti (KI) dan
sederhana yang di kelas dalam buku, Kompetensi Dasar (KD) agar sesuai
belum sampai tingkat efektifitas pembel- dengan pembelajaran dan dapat
ajaran senam lantai rangkaian sederhana membantu siswa untuk mening-katkan
yang dikembangkan. (2) Masih memer- keterampilan gerak teknik dasar senam
lukan evaluasi dan uji coba pada subjek lantai rangkaian sederhana.
yang lebih besar atau lebih luas apabila
akan diterbitkan untuk kalangan umum. Saran
(3) Dalam penelitian ini hanya Pengembangan pembelajaran senam
mengembang-kan pembelajaran senam lantai rangkaian sederhana siswa kelas
66 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

VIII di SMP Negeri 2 Ngoro Kabu-paten Hidayat, I & Panggabean, P. 1980.


Mojokerto ini dapat digunakan oleh guru Senam Lantai. Jakarta Selatan: PT.
pendidikan jasmani untuk pembel-ajaran Abadi.
senam lantai pada kurikulum 2013. Dalam Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran
menggunakan produk sebaiknya Dan Pembelajaran.Yogjakarta:
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Pustaka Pelajar.
mengetahui tingkat efektivitas dari produk Lutan, R. 2001. Olahraga dan Etika: fair
pengembangan ini, karena hasil dari pe- play. Jakarta: CV. Berdua satu
ngembangan ini terbatas sampai tersu- tujuan, Wihani Group.
sun-nya sebuah produk saja. Muhajir, & Sutrisno, B. 2013. Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
DAFTAR RUJUKAN. Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri
Adisuyanto, B. 2009. Cerdas Dan Bugar Media Kreatif.
Dengan Senam Lantai. Jakarta: Muhajir, & Sutrisno, B. 2014. Buku Guru
Gramedia Widiasarana Indonesia Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
(GRASINDO). Kesehatan Kelas VII. Jakarta: Pusat
Akbar, S & Sriwiyana, H. 2010. Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang,
Pengembangan Kurikulum dan Kemendikbud.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Nurdini. 2013. Optimalisasi Pelatihan
Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Ketahanan Otot, Kelincahan Serta
Media. Keseimbangan Dalam Olahraga
Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Pe- Senam Lantai Untuk Meningkatkan
nelitian Pengembangan dalam Prestasi Belajar Dan Kemampuan
Bidang Pendidikan dan Pembel- Melakukan Senam Dengan Baik Dan
ajaran. Makalah disajikan dalam Benar Pada Siswa Kelas X Semester
Lokakarya Nasional Angkatan II II SMK Maospati Kabupaten Magetan
Metodologi Penelitian Pengem- Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
bangan Bidang Pendidikan dan Ilmiah Pendidikan, 01(01):53-56.
Pembelajaran, Jurusan Ilmu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Keolahragaan UM, Malang 22-24 Kebudayaan No 103Tahun 2014
Maret. tentang Pendidikan Dasar dan
Asyhar, R.2012. Kreatif Sekolah Menengah. (Online),
MengembangkanMedia (http://kemendiknas.go.id), diakses 4
Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Maret 2016.
Borg, W. R & Gall, M. D. 1983. Education Peraturan Menteri Pendidikan dan
Research: An Introduction Fourth Kebudayaan No 32 Tahun 2013
Edition. New York: Longman. Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daryanto, S. 1998. Kamus Lengkap Pemerintah No 19 Tahun 2005
Bahasa Indonesia. Surabaya:Apollo. Tentang Standart Nasional
Dwiyogo, W.D. 2010. Dimensi Teknologi Pendidikan. (Online),
Pembelajaran Pendidikan Jasmani (http://kemendiknas.go.id), Di akses 4
dan Olahraga. Malang: Wineka Maret 2016.
Media. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Farana R. & Jandacka D., dkk. 2013. Kebudayaan No 58 Tahun 2014
Influence of Different Hand Positions Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
on Impact Forces and Elbow Loading Menengah Pertama/Madrasah
During The Round Off In Gymnastics: Tsanawiyah. (Online),
A Case. Science of Gymnastics (http://kemendiknas.go.id), Di akses 4
Journal. 05(02): 5-14.(Online), Maret 2016.
(Http://Www.Fsp.Uni- Peraturan Menteri Pendidikan dan
Lj.Si/Mma_Bin.Php?Id=20130626220 Kebudayaan No 65 Tahun 2014
736.Pdf), diakses 20 April 2015. tentang Standar Proses Pendidikan
Hay, J. 1985. The Biomechanics Of Sport Dasar dan Menengah. (Online),
Techniques. New Jersey: Prentice- (http://kemendiknas.go.id), diakses 4
Hall, Inc. Maret 2016.
Wahyu Heny Kartika Sari, Pengembangan Pembelajaran Senam 67

Prasetyo, S. 2015. Penggunaan Media Thomas, K & Thomas, J.R. 2008.


Audio Visual Untuk Meningkatkan Principles Of Motor Development For
Hasil Belajar Materi Meroda Pada Elementary School Physical
Senam Lantai Kelas VIII SMP Negeri Education. Elementary School
13 Semarang Tahun 2013/2014. Journal. 108(3):181-195.
Journal Of Physicial Education, Tim Universitas Negeri Malang. 2010.
Sport, Health And Recreations, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
04(01):2. Malang:Universitas Negeri Malang.
Putra, N. 2012. Research & Develop- Undang-Undang Republik Indonesia
ment. Jakarta: Raja Grafindo Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Persada. Sistem Pendidikan Nasional.
Roji, & Yulianti. 2014. Buku Guru (Online),http://usu.ac.id/public/conten
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan /files/sisdiknas.pdf), di akses 15
Kesehatan Kelas VIII. Jakarta: Pusat Maret 2014
Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Wiley, J. dan Sons. 1980. Teaching and
Kemendikbud. Coaching Gymnastics for Men and
Roji, & Yulianti. 2014. Buku siswa Women. Canada: Published
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Simultaneously.
Kesehatan Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai