Anda di halaman 1dari 9

Tinjauan Pustaka

Peranan Biofilm dalam Kaitannya dengan Penyakit Infeksi

Wani Devita Gunardi*

* Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi FK UKRIDA


Alamat Korespondensi : Jl Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510

Abstrak
Biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang melekat secara ireversibel pada suatu permukaan
dan terbungkus dalam matriks Extracellular Polymeric Substances (EPS) yang dihasilkannya sendiri serta
memperlihatkan adanya perubahan fenotip seperti perubahan tingkat pertumbuhan dan perubahan
transkripsi gen dari sel planktonik atau sel bebasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlekatan sel-sel
bakteri dalam pembentukan biofilm adalah efek substratum (permukaan tempat melekatnya), conditioning
film, hidrodinamik dari aliran yang melewatinya, karakteristik media cairan, dan keadaan permukaan sel
bakteri yang akan melekat. Biofilm mempunyai peranan dalam infeksi penyakit. Namun proses yang
sebenarnya bagaimana biofilm dapat menimbulkan penyakit dalam tubuh manusia belum sepenuhnya
dimengerti. Beberapa mekanisme yang mungkin dapat menerangkan kaitan pembentukan biofilm dengan
penyakit infeksi adalah lepasnya sel-sel biofilm atau agregasi sel, produksi endotoksin, resistensi terhadap
sistem imun hospes, menjadi tempat untuk penyebaran organisme yang resisten, dan resistensi terhadap
antibiotika.

Kata kunci : biofilm, substrat ekstra polimer, quorum sensing

Abstract
A biofilm is a microbially derived sessile community characterized by cells that are irreversibly attached
to a substratum or interface or to each aother are embedded in a matrix of extracelluler polymeric
substances that they are produced and exhibit an altered phenotype with respect to growth rate and gene
transcription. Factors that involved bactria attached in biofilm producing are substratum effect (the
surfaces), conditioning film, hydrodynamic, fluid characteristics and the surface of bacteria cell. There
was a association between the presence of the organism on biofilm and the disease. But how the real
process that biofilm could make a disease not really understood for some of the diseases. Some mechanism
that can explain the association between biofilm and the diases are releasing of biofilm cells or cell
agregation, endotoxin productions, protection from immune system, tranmission of resistance
microorganisms, and resistance of antibiotic.

Key words : biofilm, extra polymer substrat, quorum sensing


Pendahuluan dengan fenotip biofilm. Sel biofilm berbeda
secara metabolik dan fisiologik dari sel
Biofilm merupakan kumpulan dari sel- planktoniknya.
sel mikrobial yang melekat secara ireversibel Sejalan dengan pertumbuhannya, sel
pada suatu permukaan dan terbungkus dalam biofilm ini akan menghasilkan EPS yang akan
matriks Extracellular Polymeric Substances melekatkan mereka pada suatu permukaan dan
(EPS) yang dihasilkannya sendiri serta melekatkan satu sama lain untuk membentuk
memperlihatkan adanya perubahan fenotip suatu mikrokoloni. Monolayer ini dikenal juga
seperti perubahan tingkat pertumbuhan dan sebagai linking film yaitu suatu substrat yang
perubahan transkripsi gen dari sel planktonik menjadi tempat sel bakteri melekat dan
atau sel bebasnya.1 membentuk mikrokoloni. Jika sel-sel terus
Definisi ini sangat penting karena dapat melanjutkan pertumbuhannya dan membentuk
menerangkan beberapa hal seperti pada beberapa lapisan yang makin menebal, maka mikroba yang
populasi bakteri yang memenuhi kriteria awal melekat pada lapisan terdalam permukaan akan
yaitu melekat pada permukaan dan membentuk kekurangan zat-zat nutrisi dan terjadi akumulasi
matriks tidak selalu mempunyai sifat fenotip dari produk buangan yang bersifat toksik. Untuk
biofilm, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai mengatasi masalah ini, mikrokoloni akan
biofilm yang sesungguhnya. Sifat fenotip dari berkembang menjadi bentuk jamur yang
biofilm ini telah mengalami perubahan fenotip mempunyai saluran atau pori-pori yang dapat
dari sel planktoniknya seperti adanya dilewati oleh nutrisi dan produk metabolit dari
karakteristik resistensi. semua sel.
Dalam perkembangannya, sel-sel bakteri
Mekanisme Pembentukan Biofilm dalam matriks akan mengeluarkan sinyal kimia.
Pembentukan biofilm dimulai dari Molekul sinyal ini berperan dalam pembentukan
beberapa bakteri yang hidup bebas (sel karakteristik biofilm menjadi lebih matang dan
planktonik) melekat pada suatu permukaan, dalam koordinasi aktivitas biofilm. Aksi dari
kemudian memperbanyak diri dan membentuk sinyal ini merupakan suatu proses dari quorum
satu lapisan tipis (monolayer) biofilm. Pada saat sensing yaitu komunikasi antar sel dan
ini, pembelahan akan berhenti selama beberapa kemampuan molekul untuk mencetuskan suatu
jam dan pada masa ini terjadi banyak sekali aksi bergantung pada konsentrasi sinyal dalam
perubahan pada sel planktonik, yang akan lingkungan.
menghasilkan transisi sel planktonik menjadi sel

Gambar 1. Proses Pembentukan Biofilm


Biofilm yang matang telah terbentuk dan sintesis dari alginat untuk pembentukan matriks
sekarang terdiri dari banyak spesies bakteri. ekstraseluler.2
Biofilm ini juga mungkin berisi jamur, alga,
protozoa, jaringan debris dan produk korosi dari Struktur Biofilm 1,3
pipa saluran. Ketika bakteri hidup saling Unit struktural dari biofilm adalah
berdampingan, terkadang satu spesies mikrokoloni dan proses dasar pembentukan dari
membutuhkan metabolit spesies lainnya dan biofilm seperti mekanisme quorum sensing,
mereka saling membutuhkan. Biofilm ini resistensi antimikroba, dan perlekatan yang
merupakan suatu struktur yang dinamik dengan dapat menerangkan interaksi fisiologis dari
sel-sel yang terus silih berganti masuk dan mikrokoloni dalam biofilm yang telah matang.
meninggalkan komunitasnya. Dalam proses ini Biofilm terutama terdiri dari materi
sel-sel signaling juga mengambil peranan yang matriks (85% dari volume) dan kumpulan sel-sel
penting. bakteri (15% dari volume). Extracellular
Pembentukan dari biofilm ini tergantung Polymerc Substances (EPS) mungkin menyusun
dari konsentrasi nutrisi yang tersedia dan diatur 50%-90% karbon organik biofilm dan dapat
oleh suatu zat kimia komplek yang dikeluarkan dianggap sebagai material matrik yang utama.
oleh sel sebagai komunikasi antar sel. Sebagai EPS bervariasi secara fisik dan kimia, tapi
contoh, ketika hidup bebas, Pseudomonas terutama terdiri dari polisakarida. EPS bersifat
aeruginosa menghasilkan molekul signal dalam hidrofilik karena dapat mengikat air dalam
kadar yang rendah. Tetapi ketika sel jumlah yang banyak, dengan tingkat kelarutan
Pseudomonas aeruginosa membentuk biofilm yang berbeda-beda.
maka konsentrasi molekul signal akan meningkat
dan menimbulkan perubahan aktifitas dari gen-
gen, salah satunya adalah gen yang mengatur

Gambar 2. Matriks Ekstraseluler pada P.aeruginosa Dilihat dengan Mikroskop Elektron


Gambar 3. Proses Terjadinya Biofilm dan Faktor-Faktor Pendukungnya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi sel pada permukaan karena sel-sel akan


Perlekatan Sel-Sel Bakteri dalam bertubulensi dan berputar. Hal ini
Pembentukan Biofilm 3 terbatas sampai kecepatan tidak
1. Efek substratum (Permukaan) melepaskan perlekatan sel-sel dari
Perlekatan terjadi lebih baik pada permukaan.
permukaan yang kasar, karena akan 4. Karakteristik media cairan
menurunkan kekuatan aliran yang dapat Seperti pH, suhu, jumlah zat gizi, kation
melepaskan biofilm, dan permukaan dan adanya antimikroba akan
yang kasar mempunyai luas permukaan mempengaruhi perlekatan.
yang lebih besar. Hal lain adalah 5. Keadaan permukaan sel bakteri
mikroorganisme lebih baik melekat pada Permukaan sel yang hidrofobik, adanya
permukaan yang hidrofobik seperti fimbriae, flagel, dan polisakarida atau
teflon dan plastik dibandingkan pada protein pada permukaan sel bakteri akan
gelas atau logam. mempermudah perlekatan, terutama bila
2. Conditioning film. terjadi kompetisi dalam suatu kumpulan
Permukaan yang terpapar oleh media mikroorganisme.
cair akan segera ditutupi oleh polimer-
polimer dari medium dan menimbulkan Transfer Gen
modifikasi kimiawi yang akan Biofilm ternyata merupakan tempat
mempengaruhi pertumbuhan dan yang ideal bagi pertukaran DNA ekstrakromosal
perluasan dari perlekatan (plasmid). Tingkat konyugasi dalam biofilm
mikroorganisme pada permukaan lebih tinggi dibanding pada sel-sel yang bebas.
tersebut. Contohnya yang terjadi pada Konyugasi ini diperlukan dalam pembentukan
enamel gigi yang dilapisi oleh biofilm, Pilus konyugatif F (dikode oleh operon
proteinaceous film yang disebut tra pada plasmid) berperan sebagai faktor adesi
’acquired pellicle’ dimana sel-sel bakteri pada permukaan dan antar sel, sehingga
akan melekat pada enamel dalam membentuk biofilm tiga dimensi pada E. coli.
beberapa jam paparan. Karena plasmid juga dapat membawa gen yang
3. Hidrodinamik mengatur resistensi terhadap antibiotika maka
Semakin cepat aliran cairan yang terjadi biofilm juga berperan dalam penyebaran
maka semakin mempercepat perlekatan resistensi bakteri terhadap antibiotika.
Gambar 4. Peranan Plasmid Pada Pembentukan Biofilm

Quorum Sensing 1,7


Sel-sel signaling juga memperlihatkan
Pada Streptococcus gordonii, bakteri
peranannya dalam pembentukan biofilm. Devies
Gram (+) pada rongga mulut diidentifikasi salah
dkk. memperlihatkan sistem sel-sel signaling
satu gen yang berperan dalam sel-sel signaling
pada Pseudomonas aeruginosa yaitu lasR-lasI
ComD, dimana mutannya tidak dapat
dan rh1R-rh1I. Mutan yang tidak mampu
membentuk biofilm.
membentuk sinyal ini, dapat juga membentuk
Sel-sel signaling juga berperan dalam
biofilm tetapi lebih tipis dan tidak membuat
perlekatan dan lepasnya sel-sel dari biofilm. Xie
bentuk jamur serta tidak mempunyai saluran-
dkk. memperlihatkan aktivitas gen yang
saluran sehingga lebih mudah untuk dilepaskan
mengkode ekspresi fimbriae (fimA) pada bakteri
dengan menggunakan surfaktan. Penambahan
dental plaque yaitu Porphyromonas gingivalis.
homoserine lacton (sinyal autoinduser pada
Bakteri ini tidak melekat pada biofilm
bakteri Gram negatif) pada medium yang
Streptococcus cristalis karena bakteri ini
mengandung biofilm mutan menghasilkan
menghasilkan substansi yang mempengaruhi
biofilm yang sama bentuk dan ketebalannya
ekspresi fimA sehingga mencegah perlekatan P.
dengan biofilm yang bukan mutan.
gingivalis.
Gambar 5. Peranan Quorum Sensing Pada Vibrio cholerae

Pemeriksaan Biofilm
Pemeriksaan biofilm :
 Mikroskop elektron dapat memeriksa
biofilm pada alat-alat medik dan pada
infeksi manusia. Pada awalnya,
mikroskop elektron ini merupakan alat
yang penting dalam mempelajari biofilm.
 Concofocal Laser Scanning Microscope
(CLSM) dengan fluorescen antisera dan
fluoresen in situ hibridisasi, sehingga
organisme yang spesifik dan untuk
mengidentifikasi dalam komunitas
campuran kuman. Gambar 6. Biofilm Candida InVitro pada
Kateter Vaskular Dilihat Dengan Mikroskop
Elektron

Hubungan antara Pembentukan Biofilm Sel-sel biofilm yang lepas dapat


dengan Patogenesa Penyakit Infeksi menimbulkan infeksi. Infeksi pada aliran
Telah terbukti secara epidemiologi darah dan traktus urinarius dapat berasal
bahwa biofilm mempunyai peranan dalam infeksi dari jumlah kuman yang sedikit.
penyakit. Namun proses yang sebenarnya Lepasnya sel-sel biofilm ini dapat terjadi
bagaimana biofilm dapat menimbulkan penyakit karena pengaruh pertumbuhan dan
dalam tubuh manusia belum sepenuhnya pembelahan di dalam sel, dan perubahan
dimengerti. Beberapa mekanisme yang mungkin kecepatan dan arah aliran.
dapat menerangkan kaitan pembentukan biofilm 2. Produksi endotoksin
dengan penyakit infeksi adalah : Bakteri Gram (-) dapat memproduksi
1. Lepasnya sel-sel biofilm atau agregasi endotoksin yang mungkin dapat
sel mengurangi respon imun dalam tubuh
pasien. Walaupun belum ada penelitian
tentang tingkat dan kinetik dari agen antimikroba seperti antibiotika, desinfektan,
endotoksin yang dilepaskan dari biofilm, dan germisida. Hal ini dapat dilihat dari adanya
Vincent dkk. memperlihatkan adanya perbedaan yang besar dalam hal kepekaan
bakteri dalam hemodialyzer tubing terhadap antibiotika (MIC) pada sel biofilm dan
berhubungan dengan endotoksin. sel planktoniknya.
3. Resistensi terhadap sistem imun hospes Faktor-faktor yang diperkirakan bertanggung
Yasuda dkk. memperlihatkan sel-sel jawab terhadap resistensi biofilm adalah :
E. coli dalam biofilm kurang sensitif 1. Penurunan penetrasi dari antimikroba
terhadap aktivitas penghancuran oleh sel Biofilm terbungkus dalam matriks
PMN, dibanding sel planktoniknya. eksopolimer yang dapat menghambat
Meluleni dkk. menemukan bahwa difusi dari substansi dan mengikat
opsoning antibodi pada pasien dengan antibiotika. Misalnya pada
chronic cystic fibrosis tidak efektif fluorokuinolon yang dapat dengan
dalam menfasilitasi fagositosis dan mudah merusak biofilm, sehingga
eliminasi pertumbuhan sel. Ketahanan antibiotika ini paling efektif dalam
ini kemungkinan terjadi sebagai hasil menghambat pertumbuhan biofilm. Tapi
dari peningkatan resistensi bakteri pada antibiotika jenis lain, difusi yang
biofilm terhadap penghancuran lekosit lambat ini dapat memberikan
PMN oleh karena PMN bekerja pada kesempatan bagi enzim-enzim seperti
spesies yang oksigen aktif. beta laktamase untuk menghancurkan
4. Menjadi tempat untuk penyebaran antibiotika. Sinergi ini misalnya terjadi
organisme yang resisten pada P.aeruginosa yang resisten
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa terhadap antibiotika beta laktam.
dalam biofilm lebih mudah terjadi 2. Penurunan tingkat pertumbuhan
konyugasi yang berperan dalam organisme dalam biofilm
pemindahan sifat resisten dalam plasmid. Antimikroba lebih efektif dalam
5. Resistensi terhadap antibiotika membunuh sel-sel yang tumbuh dengan
cepat. Beberapa antibiotika memerlukan
Infeksi Yang Berhubungan Dengan Biofilm secara mutlak sel-sel yang tumbuh
 Native valve endocarditis dalam mekanisme penghambatannya.
 Otitis media Contohnya seperti Penisilin dan
 Chronic bacterial prostatitis Ampisilin tidak dapat membunuh sel
 Cystic fibrosis yang tidak sedang tumbuh, sementara
 Periodontitis spektrum beta laktam yang luas seperti
sefalosporin, aminoglikosida dan
Biofilm pada Alat-Alat Medik 2 fluorokuinolon dapat membunuh sel
Kriteria tempat biofilm untuk dapat yang tidak sedang tumbuh, walaupun
tumbuh sangat luas, sehingga lingkungan yang lebih lambat.
cocok bagi mikroorganisme untuk berkoloni 3. Ekspresi dari gen resistensi yang spesifik
membentuk biofilm menjadi tidak terbatas. Alat- dari biofilm
alat medik yang dapat menjadi tempat yang baik Hal ini dapat terlihat pada resistensi
untuk tumbuhnya biofilm adalah : biofilm bakteri P.aeruginosa, dimana
 Prosthetic heart valve MDR pump memainkan peranan penting
 Central venous catheter pada konsentrasi antibiotika yang
 Urinary catheter rendah.
 Contact lense Beta-galaktosidase berperan dalam
 Intrauterine device respon P.aeruginosa terhadap imipenem
 Dental unit water line dan piperacilin.

Resistensi Biofilm terhadap Antibiotika 4-6


Struktur dan fisiologik dasar dari biofilm
membuat biofilm secara alami resisten terhadap
Gambar 7. Mekanisme Resistensi Biofilm terhadap Antibiotika

Eradikasi biofilm diperlukan untuk


Faktor-faktor resistensi di atas dapat menghindari hal-hal sebagai berikut :
berdiri sendiri atau dapat merupakan gabungan  Kegagalan terapi antibiotika
dari semua faktor yang ada.  Kronik eksaserbasi akut
Beberapa eksprimen memperlihatkan adanya  Infeksi persisten
fraksi kecil sel persister yang bertanggung jawab  Fokus infeksi
dalam hal ini. Pada biofilm, kemungkinan  Potensial untuk infeksi sistemik
diproduksi persister yang lebih banyak lagi
daripada populasi sel planktonik. Persister ini Strategi Intervensi terhadap Biofilm
biasanya dihancurkan oleh sistem imun, dan a. Melindungi permukaan dengan molekul
menjadi masalah saat sistem imun tidak yang menghambat perlekatan mikroba
berfungsi. Infeksi biofilm lebih kurang sama dan merusak matriks yang diproduksi,
dengan infeksi sel planktonik tanpa kehadiran contohnya :
sistem imun, eksopolimer dari biofilm  Melapisi alat-alat medik dengan
melindungi sel dari komponen sistem imun. chlorhexidin-silver sulfadiazine
Pada awal aplikasi antibiotika yang
 Melapisi alat-alat medik dengan
bersifat bakterisidal akan terjadi eradikasi hampir
kombinasi rifampisin dan
semua populasi, meninggalkan sedikit fraksi
minoksilin
persister yang bertahan. Jika konsentrasi
 Menggunakan gelombang
antibiotika turun atau terapi dihentikan saat
elektromagnetik atau ultrasound
gejala penyakit sudah hilang, maka persister
dikombinasi dengan antibiotika
akan membentuk kembali biofilm, dan infeksi
akan timbul kembali. Dinamika ini menjelaskan  Penggunaan aerosol antibiotika
adanya relaps pada infeksi biofilm dan perlunya seperti fluorokuinolon pada
terapi yang lebih lama. pasien cystic fibrosis
b. Menghambat sel-sel signaling sehingga
Eradikasi Biofilm mengganggu pertumbuhan biofilm
c. Menggunakan antibiotika atau Daftar Pustaka
desinfektan untuk meghambat strategi
pertahanan biofilm, contohnya :
1. Donlan RM, Costeron JW. Biofilm : Survival
 Kombinasi Fosfomisin dan Mechanism of Clinically relevant
ofloksasin Microorganism. Clin Microbial Rev
d. Menghambat gen-gen yang berperan 2002;15,167-193
dalam pembentukan biofilm dan gen 2. Donlan RM. Biofilm : Microbial Life On
yang mengatur sel-sel persister. Surfaces 2002;8, 881-890
e. Melalui mekanisme self destruction 3. Costerton JW, Stewart PS. Battling Biofilm.
misalnya P.fluorescent akan Scientific American2001;61-67
menghasilkan lyase yang dapat 4. Lewis K.Riddle Of Biofilm Resistance.
menghancurkan matriks filmnya berupa Antimicrob Agents Chemotherapy 2001;45,999-
1007
alginat pada lingkungan yang
5. Stewart,PS, Costerton JW. Antibiotic Resistance
kekurangan oksigen. Hal ini mungkin Of Bacteria In Biofilm, Review. Lancet
terjadi untuk menjaga ketersediaan 2001;358,Juli
nutrisi bagi biofilm. Proses biofilm self 6. .Mah TFC, O’Toole GA. Mechanism Of Biofilm
destruction ini mungkin berperan gen- Resistance To Antimicrobial Agent. Trends In
gen tertentu. Diharapkan dengan Microbiology 2001; 9 No.1
mengetahui gen-gen tersebut, dapat 7. File://A: Quorum sensing associated molecules as
digunakan untuk eradikasi biofilm. promising antimicrobial targets molecular probes.
Shroeck V, Ramm M.

Anda mungkin juga menyukai