Anda di halaman 1dari 7

1.

Umpan balik positif


(Positive
F
eedback)
Umpan balik positif terjadi ketika produk umpan kembali untuk
meningkatkan produksi
sendiri. Hal ini menyebabkan kondisi menjadi semakin ekstrim. Contoh
dari umpan balik
positif adalah produksi susu oleh seorang ibu untuk bayinya. Saat bayi
menyusu, pesan saraf
dari puting menyebabkan kelenjar pituitari mensekresi prolaktin.
Prolaktin, pada gilirannya,
merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan susu, sehingga bayi
menyusu lagi. Hal ini
menyebabkan lebih banyak prolaktin yang akan dikeluarkan dan lebih
banyak susu yang
diproduksi.
Contoh yang kedua adalah
pada wanita selama siklus menstruasi estrogen
memberikan umpan balik positif pada kadar GnRH untuk mensekresi LH
dan FSH dan
peningkatan kadar estrogen selama fase folikular merupakan stimulus
dari LH dan FSH
setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi matang dan terjadi
ovulasi. Ovulasi
terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak kadar LH dan
24-36 jam setelah
puncakestradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan mengalami
involusi karena
disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehinggaterjadi
proses menstruasi.
2.
Umpan balik negatif (
Negative Feedback)
Umpan balik negatif terjadi ketika produk umpan kembali untuk
mengurangi produksi
sendiri. Jenis umpan balik membawa sesuatu kembali normal setiap kali
mereka mulai
menjadi terlalu ekstrim. Kelenjar tiroid adalah contoh yang baik dari jenis
regulasi ini. Hal ini
dikendalikan oleh loop umpan balik negatif yang ditunjuk. Sedangkan
proses umpan balik ini
memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita terjadinya
kegagalan pernbentukan
gonad primer dan proses menopause disebabkan karena peningkatan
kadar LH dan FSH yang
dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu yang lama.
Berikut ini adalah salahs
atu contoh dari regulasi tiiroid yang melibatkan umpan balik negatif.
Hipotalamus
thyrotropin-releasing hormone, atau TRH. TRH merangsang kelenjar
pituitari untuk
menghasilkan thyroid-stimulating hormone, atau TSH. TSH, pada
gilirannya, merangsang
kelenjar tiroid untuk mengeluarkan hormon tersebut. Ketika tingkat
hormon tiroid sudah
cukup tinggi, umpan balik hormon untuk menghentikan hipotalamus
mengeluarkan dari TRH
dan pituitari mensekresi TSH. Tanpa stimulasi TSH, kelenjar tiroid
berhenti mensekresi
hormon tersebut. Segera, tingkat hormon tiroid mulai turun terlalu
rendah
.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hormon
dikendalikan oleh umpan
balik negatif yang mana hormon umpan kembali untuk mengurangi
produksi sendiri. Jenis
umpan balik membawa sesuatu kembali normal setiap kali mereka mulai
menjadi terlalu
ekstrim.Sedangkan umpan balik positif jauh lebih umum karena
menyebabkan kondisi
menjadi semakin ekstrim.
3.
Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada Hormon Estrogen
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-
hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle
stimulating
hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan
serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH
oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback,
pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback,
pada saat fase luteal)
sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamu
s
kadar hormon saat siklus
menstruasi Proses di dalam ovarium bertanggung jawab terhadap naik
turunnya kadar
hormon yang memicu ovulasi dan perubahan endometrium. Proses
siklik di ovarium disebut
siklus ovarium yang terdiri dari fase folikular dan fase luteal.
a.
Pada Awal Fase Folikuler Terjadi Umpan Balik Negatif Estrogen
Pada awal fase folikular, sekresi pulsatil GnRH semakin meningkat
frekuensinya dan
ini memicu peningkatan LH dan FSH yang akan berperan dalam
perkembangan folikel di
ovarium. Sementara itu, seiring perkembangan folikel karena pengaruh
FSH, estrogen
semakin banyak diproduksi sedangkan progesteron masih rendah.
Makin tinggi kadar
estrogen akan semakin menekan sekresi FSH dan LH (umpan balik
negatif/negative
feedback). Akibatnya, walaupun frekuensi pulsatil GnRH meningkat
namun umpan balik
negatif estrogen menyebabkan hasil akhir berupa stabilisasi atau sedikit
penurunan kadar
FSH dan LH (yang sebelumnya di awal fase folikuler meningkat)
.
b.
Umpan Balik Positif Estrogen Memicu LH Surge Sehingga Terjadi
Ovulasi
Umpan balik negatif peningkatan kadar estrogen pada fase luteal tidak
berlangsung
terus menerus. Peningkatan yang tinggi dampai titik tertentu tidak
berefek menghambat
namun malah akan menstimulasi peningkatan sekresi FSH dan LH yang
tiba-tiba (LH surge).
Ternyata peningkatan LH tiba-tiba ini akan dan menyebabkan pecahnya
folikel sehingga
terjadi ovulasi (keluarnya ovum dari ovarium).
c.
Pada Fase Luteal Terjadi Umpan Balik Negatif Progesteron Dan
Estrogen
Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi corpus
luteum yang
mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat. Hormon
estrogen yang sempat
menurun setelah ovulasi, kadarnya akan meningkat lagi karena corpus
luteum juga
menghasilkan estrogen. Berbeda dengan saat fase folikuler akhir, pada
fase luteal ini
tingginya kadar estrogen menghambat hypothalamus dan hipofisis
sehingga frekuensi pulsatil
GnRH dan kadar FSH/LH menjadi rendah (umpan balik negatif/negative
feedback). Usia
corpus luteum adalah 12 hari kemudian masuk proses degenerasi,
akibatnya pada hari ke 14
kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Rendahnya kadar
estrogen dan progesteron
akan menstimulasi peningkatan frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi
FSH/LH. Fase siklus
ovulasi kemudaian masuk ke fase folikuler lagi.
4.
Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada Hormon Testosteron
Testosteron yang disekresikan oleh testis sebagai respons terhadap LH
mempunyai efek
timbal balik dalam menghentikan sekresi LH oleh hipofisis anterior. Efek
timbal balik itu
terjadi dalam dua cara :
a.
Bagian penghambatan yang lebih besar dihasilkan dari efek langsung
testosteron
terhadap hipotalamus dalam menurunkan sekresi GnRH. Keadaan ini
sebaliknya
secara bersamaan menyebabkan penurunan sekresi LH dan FSH oleh
hipofisis
anterior, dan penurunan LH akan menurunkan sekresi testosteron oleh
testis. Apabila
sekresi testosteron terlalu banyak, melalui hipotalamus dan kelenjar
hipofisis, efek
umpan balik negatif otomatis akan mengurangi sekresi testosteron
kembali ke kadar
normalnya. Sebaliknya, terlalu sedikit testosteron akan menyebabkan
hipotalamus
menyekresikan sejumlah besar GnRH, disertai dengan peningkatan
sekresi LH dan
FSH oleh hipofisis anterior dan meningkatkan sekresi testosteron
testikular.
b.
Testosteron mungkin juga mempunyai efek umpan negatif yang lemah,
yang bekerja
secara langsung pada kelenjar hipofisis anterior sebagai tambahan
terhadap efek
umpan balik hipofisis anterior terhadap hipotalamus. umpan balik
hipofisis ini diduga
secara khusus menghentikan sekresi LH. Akibatnya, sejumlah kecil
pengaturan
sekresi testosteron diyakini terjadi dalam cara yang sama.
5.
Sistem Feedback
Endokrin dapat menjaga/memonitor konsentrasi subtansi tertentu dalam
tubuh,
sehingga apabila terjadi penurunan akan melepaskan substansi
(hormon) agar sel lain yang
menyimpan substansi yg dibutuhkan tsb melepaskannya atau
mencegah kehilangan dari
tubuh. Respon dari rangsang hormon ini akan meningkatkan kadar
tertentu kalium atau
glukosa dalam darah, pengaturan osmoseluler atau glukoseluler
kemudian menghentikan
pelepasan messenger kimia. Peningkatan ini berfungsi sbg stimulus
feedback negatif.
Pada Feedback positif saat terjadi kenaikan konsentrasi hormon yg
menyebabkan kel
lain melepaskan hormon kedua yg kmd akan merangsang utk
peningkatan pengeluaran
hormon pertama. Pada primata peningkatan estradiol (estrogen gonad)
merangsang pelepasan
hormon pituitary utk merangsang produksi estrogen ovarium.
Pada beberapa system feedback peningkatan satu hormon pada plasma
akan
merangsang pelepasan metabolit (glukosa) dari jaringan target.
Penungkatan kadar metabolit
dalam plasma kemudian akan merangsang pelepasan hormon kedua
yang menghambat
pelepasan metabolit dari jaringan target. Kadar metabolit yang rendah
akan merangsang utk
pelepasan hormon pertama.
6.
Umpan Balik Positif dan Negatif Pada Hormon Insulin
Insulin merupakan hormone yang memainkan sejumlah peran dalam
metabolisme tubuh,
yakni untuk mengatur bagaimana tubuh menggunakan dan menyimpan
glukosa serta lemak.
Banyak dari sel tubuh bergantung pada insulin untuk mengambil glukosa
dari darah untuk
menjadikannya energy. Kurangnya insulin atau ketidakmampuan untuk
pengaturan
insulinbisa menyebabkan timbulnya gejala diabetes.
Di Indonesia ada dua jenis utama diabetes mellitus yang paling sering
ditemui, yaitu :
diabetes mellitus tergantung insulin (Tipe 1) dan diabetes mellitus tidak
tergantung insulin
(Tipe 2).
Kebanyakan penderita diabetes mellitus tipe 1 mendaatkan penyakit ini
pada usia
muda. Biasanya penderita diabetes mellitus yang termasuk dalam
kelompok ini: muda, kurus
dan mendapatkan penyakitnya secara tiba-tiba. Produksi insulin oleh
pancreas sangat sedikit
dan tidak mencukupi sehingga tergantung pada pemberian insulin dari
luar. Penyakit ini tidak
dapat dikendalikan tanpa menggunakan insulin sehingga setiap
penderita harus disuntik
insulin.
Diabetes tidak tergantung insulin paling banyak menyerang orang
dewasa, walaupun
diabetes mellitus tipe 2 juga dapat timbul pada usia berapa saja. Pada
diabetes mellitus tipe 2
sel-sel penghasil insulin tidak rusak, tetapi tidak menghasilkan cukup
insulin sehingga hati,
otot serta lemak tidak bereaksi secara normal terhadap insulin yang
dihasilkan.
Diabetes mellitus tipe 2 ini berkaitan erat dengan keemukan. Selain itu
pengaruh
genetic yang menentukan kemungkinan seseorang mengidap penyakit
ini, cukup kuat. Dapat
pula bahwa individu yang menderita diabetes tipe 2 menghasilkan
antibody insulin yang
berikatan dengan reseptor insulin, menghambat akses insulin ke
reseptor, tetapi tidak
merangsang aktivitas pembawa. Individu yang mengidap diabetes tipe 2
tetap menghasilkan
insulin, namun sering terjadi kelambatan dalam ekskresi setelah makan
dan berkurangnya
jumlah insulin yang dikeluarkan. Hal ini cenderung semakin parah
dengan bertambahnya usia
penderita. Sel-sel tubuh terutama sel otot dan adipose, memperlihatkan
resistensi terhadap
insulin yang terdapat dalam darah. Pembawa glukosa tidak secara kuat
dirangsang dan kadar
glukosa darah meningkat. Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang
(sekitar 90mg/100ml
pada manusia) merangsang pancreas untuk mensekresi insulin, yang
memicu sel-sel targetnya
untuk mengambil alih kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan
tersebut telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang,
maka pancreas akan
merespons dengan cara mensekresikan glucagon, yang mempengaruhi
hati untuk menaikkan
kadar glukosa dar

Anda mungkin juga menyukai