Hasil penelitian
yang
dapat
mencerminkan
pengetahuan
tentang
evolusi
(Sabbithah, S. 2000).
Berbagai sistem klasifikasi telah dikemukakan pengelompokan tersebut
bervariasi sebagai contoh antara lain menrut Margulis & Schwarz (1982)
membagi organism menjadi 4 kategori yaitu Monera, Fungi, Protista dan
Plantae. Trainor(1978) menyatakan bahwa semua organism eukariotik yang
sederhana tergolong protista. Hal ini sesuai pendapat Weisz(1963) yang
memasukkan alga,fungi dan protozoa dalam kelompok protista Protista
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, salah satunya adalah alga. Alga
merupakan protista fotosintetik atau sering disebut dengan istilah protista
mirip tumbuhan.
4. Sifoneus
Talus mengandung banyak inti (multinukleus) tetapi tidak terbagi-bagi
menjadi sel-sel, kecuali pada waktu membentuk unit-unit reproduktif. Contoh:
Bryopsis, Vaucheria.
5. Seperti jaringan parenkim (parenkimateus)
Jika pembelahan sel berlangsung pada lebih dari satu bidang akan
menghasilkan struktur talus seperti parenkim. Contoh: Ulva, Porphyra,
Punctaria. Talus seperti parenkim berkembang baik pada ordo Laminariales
dan Fucales. Talus alga coklat menunjukkan adanya diferensiasi sederhana
yaitu adanya bentukan seperti pembuluh. Misalnya pada Macrocystis,
Laminaria, dan Sargassum.
A. Susunan Sel
Alga merupakan kelompok tumbuhan rendah terdapat dua tipe sel baik
yang bersifat prokariotik maupun eukariotik. Pada sel prokariotik invaginasi
membran belum sempurna, oleh karena itu tidak dilengkapi organela. Dengan
demikian sel tanpa dilengkapi plastida, mitokondria, inti, badan golgi, dan
flagela. Hal ini berbeda dengan alga yang bersifat eukariotik, telah dilengkapi
organela tersebut di atas.
Sel eukariotik dilindungi oleh dinding sel yang tersusun oleh
polisakarida, sebagian dibentuk atau disekresi oleh badan golgi. Membran
plasma (plasmalema) menyelubungi bagian sel. Membran adalah struktur
hidup yang bertanggung jawab untuk mengatur keluar dan masuknya bahan
dalam protoplasma. Beberapa alga memiliki alat gerak, flagel. Flagel
diselubungi oleh membran plasma dan tersusun oleh mikrotubula yang jumlah
dan arah geraknya tertentu.
Dinding Sel dan Lendir
Dinding sel alga pada umumnya terdiri dari dua komponen. Komponen
fibriler yang akan membentuk rangka dinding dan komponen non fibriler
berbentuk matrik. Tipe umum dari komponen fibriler adalah mengandung
selulosa. Selulosa dilapisi pula oleh mannan, misalnya terdapat pada Porphyra
dan Bangia (Rhodophyta). Selain itu ada pula yang diselubungi xylan.
Komponen non fibriler berlendir terdapat pada sebagian besar
Phaeophyta dan Rhodophyta. Komponen tersebut merupakan polisakarida dan
telah secara komersial diperdagangkan. Asam alginat terdapat pada ruang
antar sel dan dinding sel Phaeophyta. Garam alginat di sektor industri
berfungsi sebagai pengental, perekat, dan stabilisator. Pemanfaatan terutama
pada industri makanan, komestik, farmasi, kedokteran, dan tekstil.
Pada Rhodophyta komponen non fibriler dinding sel tersusun dari
galaktan atau polimer dari galaktosa. Yang termasuk galaktan antara lain
adalah agar, karaginin, porpiran, furkeleran, dan funoran. Dinding sel
Cyanophyta adalah lebih kompleks dan berupa dengan bakteri, akan dibahas
lebih rinci pada bab Cyanophyta.
Sel vegetatif dan sebagian besar alga yang berflagela, zoospore, gamet
tidak dilengkapi oleh dinding sel dan hanya dibatasi oleh membran sitoplasma.
Beberapa jenis alga pada dinding selnya tidak terdapat penebalan dinding.
Bagian yang tidak mengalami penebalan tersebut disebut noktah, oleh karena
itu terdapat hubungan antara sel satu dengan sel lainnya (plasmodermata).
7
Plastida
Tipe plastida yang dijumpai pada alga adalah kloroplas. Proplastida
adalah organela yang tidak berwarna, lebih kecil dari kloroplas dan tidak
mempunyai grana. Proplastida dianggap sebagai plastid muda atau belum
dewasa, meskipun beberapa alga heterotrof tetap menjadi proplastida. Di
dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen yang diperlukan untuk fotosintesis.
Pigmentasi
Pigmen yang paling banyak dalam kloroplas adalah klorofil. Terdapat
berbagai jenis klorofil tergantung pada rantai samping yang mengikat inti
porfirinya (klorofil a, b, c, d, dan e). jenis yang terdapat pada alga adalah
klorofil a, b, c, dan d. klorofil a adalah pigmen fotosintesis utama pada semua
alga, berperan sebagai reseptor cahaya dalam fotosistem I dari reaksi cahaya.
Klorofil a adalah tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol, benzena, dan
aseton.
Berbeda dengan klorofil a yang merupakan pigmen fotosintesis utama
pada semua alga, klorofil yang lain terbatas baik penyebaran dan fungsinya.
Klorofil b ditemukan pada Euglenophyta dan Chlorophyta. Karakteristik
kelarutan dari klorofil a serupa dengan klorofil b. klorofil c ditemukan pada
Dinophyceae, Bacillariophyceae, Xanthophyceae, dan Phaeophyta. Klorofil c
kemungkinan berfungsi sebagai pigmen tambahan pada fotosistem II. Pigmen
ini larut dalam eter, aseton, dan methanol, tetapi tidak larut dalam air. Klorofil
d adalah komponen minor yang dapat dijumpai pada Rhodophyta, fungsi
dalam fotosintesis belum diketahui.
Selain klorofil di dalam kloroplas juga terdapat karotenoid. Karotenoid
adalah pigmen warna kuning orange atau merah. Karotenoid yang paling
banyak dijumpai karoten dan xantofil. Sebagian besar karoten pada alga karoten, sedangkan xantofil sangat bervariasi. Pada Chlorophyta mempunyai
xantofil yang sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Fukosantin adalah
xantofil pada alga yang coklat kekuningan (Chrysophyta) yang member warna
Klorofil
a
Fikobilin
C-fikosianin
Karotenoid
B-karoten, zeaxanthin
C-fikoeritrin
Myxoxanthofil
Chlorophyta
a, b
-karoten, violaxanthin
Euglenophyta
a, b
-karoten, -karoten
Dinophyta
a, c2
-karoten, peridinin
diadunoxanthin, dinoxanthin
a, c1,c2
Chrysophyta
Phaeophyta
a, c1,c2
a, d
Rhodophyta
R-fikosianin
R-fikoeritrin
(dikutip dari Lee, 1989)
Kloroplas dapat terletak parietal (ke arah tepi) atau aksilar (ke arah
pusat). Pada sebagian besar alga mempunyai satu kloroplas setiap sel tetapi
pada Siphonales, Conjugales, dan Characeae terdapat lebih dari satu kloroplas
setiap sel.
Pirenoid
Pirenoid merupakan organela yang tersusun oleh senyawa protein
terletak di dalam atau pada permukaan kloroplas. Perannya adalah untuk
sintesis amilum atau untuk menyimpan cadangan makanan. Jumlah pirenoid
setiap kloroplas bervariasi. Misalnya pada Chlamydomonas terdapat satu
pirenoid sedangkan oedogonium terdiri dari banyak pirenoid. Pirenoid terdapat
pada sebagian besar alga. Alga yang memiliki pirenoid dipertimbangkan
sebagai cirri primitive secara evolusioner.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada alga terutama disimpan di dalam sitoplasma.
Beberapa ada di dalam kloroplas, tempat berlangsungnya fotosintesis.
Cadangan makanan yang paling umum adalah tepung, senyawa menyerupai
tepung, lemak, atau minyak.
Cadangan makanan pada alga dikelompokkan sebagai berikut:
10
11
Inti
Pada alga yang bersifat eukariotik seperti pada tumbuhan yang lain,
inti diselubungi oleh membran dan berisi DNA. Menurut Evans (1974) proses
mitosis pada kelompok Euglenoid dan Dinophyceae yang bersifat eukariotik
berbeda dibandingkan pada tumbuhan lainnya. Berdasarkan alas an tersebut di
atas, pada alga dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1. terjadi pada Dinophyceae dan Euglenophyta
2. terjadi pada alga yang bersifat eukariotik lainnya.
Pada Dinophyceae dan Euglenophyta mempunyai inti yang disebut tipe
mesokariotik, dengan ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai kromosom yang secara permanen kondensasi selama siklus
mitosis
2. Nucleolus (endosom) tidak hilang selama pembelahan inti
3. Ukuran inti besar
4. Komponen melekat pada membran inti dan tidak ada benang spindle
(mikrotubula) dari dalam inti
5. Membran inti tetap utuh selama siklus mitosis
Sedangkan pada alga yang bersifat eukariotik dengan ciri sebagai
berikut:
1. Kromosom terjadi kondensasi pada propase dan hilang selama telopase
2. Nucleolus hilang selama propase
3. Inti kecil
4. Kromosom melekat pada benang spindle
5. Kemungkinan membran inti hilang atau tetap selama pembuahan inti
Sel pada banyak alga memiliki satu inti tetapi pada Siphonales,
Charales, dan Heterosiphonales mempunyai banyak inti (senosit). Ukuran,
bentuk, dan letak inti dalam sel bervariasi.
Vakuola
Pada alga biru karena invaginasi membran belum sempurna, oleh
karena itu belum dijumpai vakuola. Tetapi terdapat pseudovakuola atau
vakuola gas. Vakuola gas merupakan rongga dalam protoplasma yang berisi
gas atau zat yang kental. Terbentuk karena terjadi pernapasan anaerob yang
disebabkan kadar O2 di dasar perairan sangat kurang.
Dengan perkecualian pada alga biru, sel alga dewasa memiliki satu
atau lebih vakuola yang dibatasi oleh membran. Vakuola berperan dalam
hubungan osmotik.
12
13
14
1. Vegetatif
2. Sporik
3. Gametik
Cara Vegetatif
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif adalah tanpa pembentukan
sel khusus.
1. Pembelahan sel
Alga yang berbentuk sel tunggal seringkali mengadakan perkembangbiakan
dengan pembelahan sel. Pembelahan terjadi dalam serangkaian yang cepat,
membelah menjadi membentuk individu baru seperti sel induknya.
Prosesnya sering disebut pembelahan biner
2. Fragmentasi
Pada umumnya cara perkembangbiakan ini dilakukan oleh alga yang
susunan tubuhnya berbentuk filamen (benang). Benang dapat terputus
menjadi dua atau beberapa bagian untuk tumbuh menjadi individu baru.
3. Pembentukan tunas
Cara Sporik
Pada sejumlah alga, perkembangbiakan dengan cara membentuk sel
khusus (spora). Spora mampu untuk tumbuh menjadi individu baru, tanpa
adanya persatuan sel kelamin jantan dan betina. Pada jenis tertentu spora
terbentuk di dalam sel vegetatif khusus disebut sporangia, sedangkan
pembentukan spora terjadi melalui proses sporogenesis.
17
Cara Gametik
Perkembangbiakan secara gametik terjadi melalui pembentukan sel
khusus (gamet) dan akan terbentuk individu baru apabila terjadi persatuan
gamet jantan dan gamet betina melalui proses fertilisasi. Pada jenis homotalik
(monoeci) gamet jantan dan gamet betina dibentuk pada tumbuhan yang sama.
Sedangkan jenis heterotalik (dioeci) gamet jantan dan gamet betina dibentuk
pada tumbuhan yang berbeda. Gamet terbentuk di dalam alat kelamin yang
disebut gametangium melalui proses gametogenesis. Gametangium betina
adalah oogonium yang menghasilkan sel telur. Gametangium jantan adalah
antheridium. Hasil fertilisasi akan menghasilkan zigot (2N). inti dari zigot
akan mengalami pembelahan meiosis atau reduksi untuk mempertahankan
jumlah kromosom. Perkembangbiakan secara gametik tidak diketahui pada
Cyanophyta.
Berdasarkan sifat gamet yang beranekaragam, maka timbul beberapa
tipe perkembangbiakan gametik.
18
1. Isogami
haploid oleh pembelahan meiosis. Dalam daur hidup untuk setiap alga adalah
berbeda mengenai letak persatuan inti (karyogami) dan pembelahan
meiosisnya. Tumbuhan yang mengandung generasi dengan inti haploid disebut
gametofit dan yang mengandung inti diploid disebut sporofit. Urutan secara
teratur dari gametofit dan sporofit disebut pergantian generasi.
Berdasarkan jumlah kromosom, ada tiga tipe daur hidup dalam
reproduksi generative yaitu:
1. Haplobiontik
Alga yang termasuk kelompok ini secara sitologi hanya terdiri dari satu
macam tumbuhan dalam daur hidupnya. Dibagi menjadi dua:
a. Haplontik
Dalam daur hidupnya tumbuhan bersifat haploid, hanya zigot yang diploid.
b. Diplontik
Dalam daur hidupnya tumbuhan bersifat diploid dan hanya gamet yang
haploid.
Tumbuhan
Spora
Gamet +
Meiosis
Gamet
Fertilisasi
Zigot
Gambar 2.9 Tipe Daur Hidup Haplontik
Tumbuhan
Gametangia
Meiosis
Gamet +
Gamet
Fertilisasi
Zigot
Gambar 2.10. Tipe Daur Hidup Diplontik
Diplohaplontik
Alga yang termasuk daur hidup ini, memiliki dua tipe tumbuhan
(haploid dan diploid) yang jelas pergantian generasi.
Contoh: Ulva, Entheromorpha, Ectocarpus, Polysiphonia.
Ada dua tipe:
1. Isomorf
Apabila generasi gametofit dan sporofit secara morfologi adalah sama.
2. Heteromorf
20
Apabila dua generasi (gametofit dan sporofit) tidak sama secara morfologi.
Tumbuhan
Meiosis
Spora
Zigot
Fertilisasi
Gamet +
Gamet
Tumbuhan
Male
Polysiphonia
Spermatangia
Spermatia
G
A
M
E
T
O
P
H
Y
T
E
21
Female
Polysiphonia
Carpogonium
Egg
Fusion
CAR
PHO
SPO
RO
PHY
TE
Zygote
Auxilay cell
Gonimoblast filament
Carposporangium
Carpospores
Tetrasporophyte
Tetrasporangia
Reduction
Tetraspores
2+2
23
Susunan Sel
Struktur sel bersifat prokariotik, tidak mempunyai membrane
inti. Dinding sel terdiri dari atas dua lapis; lapisan dalam lebih tipis
sedangkan lapisan luar lebih tebal bersifat gelatinus. Keadaan gelatinus
disebabkan adanya lapisan mucopeptida yang bersifat gelatinus.
Protoplasma terbagi menjadi 2 bagian 1) bagian tepi berwarna dan
disebut kromatoplasma dan bagian tengah yang tidak berwarna disebut
badan pusat atau sentroplasma atau nukleoplasma. Pada sentroplasma
terdapat DNA dan RNA. Kromatoplasma berstruktur alveolar dan
dibentuk dari materi seperti gel. Pada kromatoplasma terdapat banyak
granula berbentuk bola atau bentuk lain. Granula tersebut merupakan
cadangan makanan berupa tepung sianopise yang menyerupai
glikogen. Pada beberapa spesies(Microcystis, Anabaena, Nostoc)
mempunyai pseudovakuola yang berfungsi untuk mengatur naik
turunnya talus ke permukaan air.
24
Pada kromaoplasma terdapat pigmen antara lain Cphycocyanin, C-phycoerythrin, mycoxanthin, carotene dan chlorophl a.
Beberapa spesies dari suku Oscillatoriaceae dan Nostocaceae mampu
mengubah warna sebagai respon terhadap panjang gelombang cahaya
yang diterima. Kemampuan ini disebut complementary chromaic
adaptation. Pigmen terletak pada struktur berbentuk lembaran yang
disebut lamella fotosintetik. Dan diduga berasal dari invaginasi
membrane plasma.Selain ribosom juga terdapat berbagai macam
granula ditemukan pada kromatoplasma yaitu sianopise, polyhedral
bodies, granula dan .
Gerak
Beberapa jenis khususnya dari marga Oscilatoria memiliki
kemampuan bergerak meluncur secara spontan. Gerak meluncur
bervariasi ada trichome yang meluncur ke depan dan ke belakang,
meluncur dalam pola spiral maju mundur atau gerak pelan dan teratur
25
Reproduksi
Reproduksi seksual tidak ditemukan pada Cyanophyta, alga ini
melakukan reproduksi secara vegetative dan sporik Pembelahan sel
contoh terjadi pada yang berbentuk sel tunggal Fragmentasi contoh
pada
yang
berbentuk
koloni
dan
filament
akinet,endospora,ekspora
Berikut adalah contoh contoh Cyanophyta :
26
Sporik
contoh
27
2. Chlorophyta
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga,
baik bersifat mikroalga maupun makroalga. Divisi Chlorophyta terdiri
dari kelompok Chlorophyceae bersama dengan Charophyceae.
Perbedaan dengan devisi lain karena memiliki warna hijau yang jelas
seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung klorofil a
dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofil. Hasil
asimilasi berupa amilum dan penyusunnya sama pula seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Menurut Smith(1955) kelas Chlorophyceae terdiri dari 10
bangsa sebagai berikut Volvocales, Tetrasporales, Ulotrichales,
Oedogoniales, Ulvales, Schizogonales, Chlorococales, Siphonales
,Siphonacladales dan Zygnematales.Bangsa yang paling sederhana
adalah dari bangsa Volvocales dan merupakan satu-satuny bangsa yang
mempunyai sel vegetative bergerak. Divisi Chlorophyta memiliki
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Gambar 2.34. Air bladders pada Fucus yang berguna untuk mengapung
7. Rhodophyta
Devisi Rhodophyta hanya terdiri satu kelas yaitu Rhodophyceae dan
dikelompokkan menjadi dua subklas yaitu Bangiophycidae dan
Florideophycidae.
Ciri karakteristik Rhodophyceae adalah sebagai berikut
1. Pigmen fotosintesis adalah fikobiliprotein(R-fikosianin dan Rfikoeritrin,klorofil a serta karotenoid)
2. Cadangan makanan adalah tepung florida
3. Tidak memiliki flagel baik pada gamet maupun spora
4. Komponen karakteristik dari dinding sel mengandung fikokoloid seperti
agar-agar,dan karaginan
38
39
40
E.
peranan yang penting, Salah satu komoditas di wilayah pantai adalah alga.
Alga berdasarkan ukuran dibedakan menjadi dua yaitu mikroalga dan
makroalga. Mikroalga yang hidup melayang bebas dikenal sebagai
fitoplankton mampu melaksanakan reaksi fotosintesis menghasilkan senyawa
organik seperti karbohidrat. Karena kemampuan membentuk zat organik dari
zat anorganik maka fitoplankton disebut sebagai produsen primer .
Kemelimpahan fitoplankton di suatu perairan menggambarkan produktivitas
primer ekosistem perairan tersebut. Keberadaan komunitas fitoplankton juga
merupakan kelompok organism perairan yang paling banyak dilaporkan
sebagai tolok ukur dalam mengontrol kualitas dan produktivitas suatu
perairan. Selain itu baik mikroalga maupun makroalga memiliki banyak
manfaat antara lain dibahas sebagai berikut.
41
merupakan produk makanan ringan dari hancuran ekstrak alga yang berbentuk
lapisan tipis dan elastic mempunyai kosistensi dan rasa khas.
Makroalga sebagai antioksidan bersifat antikanker
Makroalga memiliki kandungan vitamin yang banyak sebagai
antioksidan. Subtansi kimianya dapat mengontrol jumlah radikal bebas dalam
tubuh yang terlibat system imun atau kekebalan tubuh. Hasil penelitian klinis
diketahui bahwa substansi bioaktif dari makroalga Dictyopteris, Sargassum,
Laminaria berkhasiat membunuh bakteri penghasil senyawa penyebab kanker
Hasil studi farmakologi di Jepang juga diketahui beberapa jenis makroalga
Sargassum, Dictyopteris dan Gloiopeltis terbukti memiliki efek atau aktifitas
antikanker. Makroalga yang mengandung serat alami relative tinggi (2-13%)
per berat basah selain memiliki manfaat antioksidan dan mengobati kanker,
tepung alga coklat Sargassum dan Stylophora dapat menangkal kelebihan
konsumsi garam dan lemak sehingga dapat mencegah stroke.
Makroalga mengandung Fikokoloid
Beberapa makroalga mengandung fikokoloid seperti agar, karaginin dan
alginat., merupakan polisakarida non-kristalin larut dalam air dan diekstrak dari
dinding sel. Alginat terdapat pada dinding sel kelompok Phaeophyceae , sering
dikenal pula dengan istilah alginofit sedangkan fikoloid lainnya dijumpai pada
kelompok Rhodophyceae
Algin
Dalam bidang industry algin berbentuk asam alginik atau alginat. Algin
banyak digunakan pada industry kosmetik untuk membuat sabub, krem, lotion,
sampo. Industri farmasi memerlukan untuk membuat suspense, emulsifier, kapsul.
Dalam industri makanan atau bahan makanan adalah untuk dijadikan bahan
sayur,saus dan mentega.Dalam beberapa proses indusri juga diperlukan sebagai bahan
aditif antara lain pada industri tekstil, kertas,keramik.Algin dapat diekstrak dari
alginofit yaitu kelompok Phaeophyceae seperti Sargasum, Turbinaria, Echlonia
Agar-agar
Agar - agarmerupakan suatu asam sulfuric, ester dari galaktan linier.
Berbentuk gel dan diekstrak dari agarofit dari kelompok Rhodophyceae seperti
Gracilaria, Gelidium, Pterocladia. Agar-agar dipakai dalam pembuatan makanan
sebagai stabilizer. Dalam industri digunakan sebagai bahan aditif pada beberapa
43
proses antara lain industri kertas, tekstil,fotografi. Kandungan dan komposisi masingmasing senyawa tergantung pada jenis, umur panen dan keadaan lingkungan tempat
alga tumbuh.
Karagenan
Beberapa spesies alga merah merupakan sumber karagenan adalah anara lain
Euchema, Hypnea, Gigartina. Pada dasarnya strukur molekul karagenan adalah
merupakan ester sulfat kalium, natrium dan kalsium, magnesium atau ammonium dari
polimer D-Galaktosa yang terikat secara -1,3 dan -1,4. Jenis karagenan bervariasi
seperti Iota-karagenan, kappa-karagenan, Lamda karagenan. Faktor yang
menyebabkan terdapat perbedaan jenis karagenan dengan sifat fisika dan kimia
adalah adanya gugus sulfat dengan jumlah dan letak bervariasi. Karagenan dalam
dunia indusri dan perdagangan mempunyai manfaat yang sama seperti agar-agar dan
algin.
F. RANGKUMAN
rendah sampai suhu tinggi, banyak ditemukan alga biru baik yang berbentuk
uniseluler maupun filament.
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga, baik bersifat
mikroalga maupun makroalga. Divisi Chlorophyta terdiri dari kelompok
Chlorophyceae bersama dengan Charophyceae. Perbedaan dengan devisi lain
karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi
karena mengandung klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan
karoten dan xantofil
Devisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu
Euglenophyceae. Sebagian besar kelompok Euglenophyceae hidup di air
tawar, tetapi ada pula yang hidup di air laut. Euglenophyceae terutama hidup
pada tempat yang banyak mengandung bahan organic, hidup bebas sebagai
zooplankton. Beberapa ada yang bersifat endozoik contoh Euglenomorpha.
Berdasarkan letak flagea dan letak alur, Pyrophyta dibagi menjadi dua kelas
yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae
Chrysophyta mempunyai pigmen yang terletak dalam kromatofora yaitu hijau
kekuningan sampai coklat keemasan. Hal ini disebabkan oleh adanya karoten
dan xantofil yang predominan
Pada umumnya Phaeophyceae memiliki tingkat lebih tinggi diferensiasinya secara
anatomi dan morfologi dibandingkan keseluruhan alga. Susunan tubuh tidak ada
bentuk berupa sel tunggal atau koloni, susunan paling sedrhana adalah filament
heterotrikus
Ciri karakteristik Rhodophyceae adalah sebagai berikut
1. Pigmen fotosintesis adalah fikobiliprotein(R-fikosianin dan R-fikoeritrin,klorofil a
serta karotenoid)
2. Cadangan makanan adalah tepung florida
3. Tidak memiliki flagel baik pada gamet maupun spora
4. Komponen karakteristik dari dinding sel mengandung fikokoloid seperti agaragar,dan karaginan
46
G. BAHAN DISKUSI
1. Jelaskan tentang pigmen pada Cyanophyta !
2. Bagaimanakah perkembangbiakan pada diatom ?
3. Jelaskan tentag alat reproduksi pada Chara sp ?
4. Bagaimana Rhodophyta bisa hidup pada laut yang dalam, jelaskan !
5. Sebutkan manfaat protista mirip tumbuhan baik secara ekonomi maupun
secara ekologis !
BAB III
PROTISTA MIRIP JAMUR
Setiap filum yang dimasukkan ke dalam protista mencakup beberapa
anggota uniseluler (dengan satu perkecualian). Beberapa filum juga mencakup
spesies yang anggotanya terdiri dari banyak sel, tetapi tak satupun yang
memiliki perkembangan jaringan organ dan lain-lain yang dikhususkan, yang
kita jumpai pada tumbuhan dan hewan.
48
runtuh. Kini jelas bahwa protista polifiletik. Beberapa protista berkerabat lebih
dekat dengan tumbuhan, fungi atau hewan dibandingkan dengan sesame
protista. Akibatnya kingdom protista telah diabaikan, dan berbagai garis
keturunan protista kini dikenal sebagai kingdom-kingdom tersendiri.
Kebanyakan ahli biologi masih menggunakan istilah protista, namun hanya
untuk memudahkan saat mengacu pada eukaryote yang bukan tumbuhan,
hewan maupun fungi.
A. JAMUR AIR ( OOMYCOTA)
Kelompok ini mencakup jamur air (water mold), karat putih (white
rust), dan embun tepung ( downy mildew ). Berdasarkan morfologinya,
organism organisme ini sebelumnya di klasifikasikan sebagai fungi. Karena
banyak oomycota memiliki filament multinukleat ( hifa ) yang menyerupai
hifa fungi. Tetapi banyak perbedaan antara oomycota dan fungi. Misalnya
Oomycota mempunyai dinding sel yang terbuat dari selulosa, sementara
dinding fungi terutama terdiri dari polisakarida yang lain yaitu kitin. Data dari
sistematika molekuler menegaskan bahwa oomycota tidak berkerabat dekat
dengan fungi. Oomycota mendapatkan nutrient sebagai pengurai atau parasit.
49
seksual
melibatkan
pembentukan
anteridium
dan
51
hawar daun dengan mentransfer gen-gen dari galur kentang liar yang resisten
hawar daun.
52
banyak
dan
tidak
dibatasi
oleh
dinding
yang
kuat.
Jamur lender telah berdivergensi menjadi dua cabang utama yaitu jamur lender
plasmodial dan jamur lendir seluler. Sebagian dibedakan oleh siklus hidupnya
yang unik.
54
Gambar 3.7. Jamur lender yang tumbuh di kayu yang telah lapuk.
55
Gambar 3.11. Siklus hidup jamur lender, dengan fase migrasi dan agregasi.
merupakan
peralihan
antara
amoeba
yang
uniseluer
dan
daun. D.
discoideum consists
of bacteria,
amoebae D.
58
C. RANGKUMAN
Kebanyakan ahli biologi masih menggunakan istilah protista, namun
hanya untuk memudahkan saat mengacu pada eukaryote yang bukan
tumbuhan, hewan maupun fungi.
Kelompok Oomycota mencakup jamur air (water mold), karat putih
(white rust), dan embun tepung ( downy mildew ). Berdasarkan
morfologinya, organism organisme ini sebelumnya di klasifikasikan
sebagai fungi. Karena banyak oomycota memiliki filament multinukleat
( hifa ) yang menyerupai hifa fungi. Tetapi banyak perbedaan antara
oomycota dan fungi. Misalnya Oomycota mempunyai dinding sel yang
terbuat dari selulosa, sementara dinding fungi terutama terdiri dari
polisakarida yang lain yaitu kitin.
Tiga contoh jamur Oomycota antara lain Phytophthora, Phythium, dan
Physarum sp (Downy mildew). Phytophthora infestans, anggota kelas
Peronospora, menyebabkan penyaikit lateblight pada kentang.
Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada
sebagian siklus hidupnya. Sel-sel yang hidup bebas ini disebut
amoeboid karena memiliki bentuk Amoeba. Seperti Amoeba yang
sesungguhnya, jamur lendir merupakan predator fagosit. Disebut
demikian karena jamur lendir dapat menelan bakteri, hama, spora, dan
berbagai komponen organic
Jamur lendir hanya memiliki beberapa sifat yang mirip dengan jamur
sejati. Struktur vegetatif jamur lendir disebut plasmodium, yaitu massa
sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding yang kuat.
Jamur lender telah berdivergensi menjadi dua cabang utama yaitu jamur
lender plasmodial dan jamur lendir seluler.
60
61
D. BAHAN DISKUSI.
1. Mengapa jamur air dan jamur lender di masukkan dalam kindom
protista?
2. Jelaskan salah satu contoh spesies dan peran jamur air bagi
manusia!
3. Jelaskan Siklus Hidup Jamur Lendir yang saudara ketahui!
4. Bagaimanakah cara hidup jamur air dan jamur lender?
5. Apakah yang di maksud dengan miksamoeba?
DAFTAR RUJUKAN
Bold, H.C. & Wayne, M.J. 1985. Introduction to the Algae (Second edition).
Englewood Cutt: Prentice Hall,Inc.
62
Campbell, NA, Reece JB, Mitchell LG, and Taylor MR. 2008. Biology. 4th
Ed., San Fransisco: Addison Wesley World Student Series.
Graham. L., dan Wilcox, L. 2000. Algae. New York: Prentice-Hall Inc.
Hoefnagels, Marielle. 2012. Biology: Concepts and Investigations, . 2nd Ed.,
New York: W.H. Freeman and Company
Hickman, C.P, Robert,L dan Larson, A.2001. Integrated Principles of Zoology.
New York : The Mc Graw-Hill
Lee,R.E. 1989. Phycology. Cambridge: Cambridge Univ Press.
Miller, Harley. 2001. Zoologi. Fifth edition : New York : The Mc Graw-Hill
Pudjoarinto, A. 1988. Pengantar dan Dasar-dasar Sistematika Tumbuhan.
Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Sabbithah, S. 2000. Taksonomi Tumbuhan I (ALGA). Yogyakarta:
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM.
Soegiarto, A., Sulistijo, Atmaja,W dan Mubarok H., 1978. Rumput Laut.
Manfaat, Potensi dan Usaha Budidayanya. Jakarta: Lembaga
Oseanologi Nasioanal-LIPI
Saptasari, M.,Triastono dan Mahanal, S. 2007. Botani Tumbuhan Bertalus
ALGA.
Malang: Universitas Negeri Malang
van Reine, P. & G.C. Trono. 2000. Plant Resources of South East Asia.
Cryptogam Algae. Leiden: Backhuizen Publ.
63