NURUL FITRIYANI
3415161266
B. KAJIAN PUSTAKA
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari
ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi
yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan
fenomena sel. Sel-sel jaringan tubuh manusia mampu menghasilkan potensial listrik
yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membrane (Carr, 1998). Di
dalam sebuah sel terdapat ion Na+, K+, Cl- dan protein. Pada saat membran sel
istirahat (tidak ada sinyal listrik) muatan di dalam sel lebih negative daripada di luar
sel. Jika terdapat rangsangan maka ion Na+ akan masuk dari luar menuju dalam sel
dan membrane sel berada dalam keadaan depolarisasi (Guyton, 2005)
2
dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Biolistrik
juga terjadi di dalam organ jantung(Sherwood, 2011).
Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang
pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal internal dan eksternal
dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai
sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Sistem komunikasi yang efisien ini dapat
menangani jutaan informasi pada saat yang sama (Halwatiah, 2009)
3
C. METODOLOGI
a. Alat
Penusuk katak, statif, pinset,beker glass, 50 ml (2 buah), papan bedah
b. Bahan
Rana tigrina, asam cuka.
c. Cara Kerja
1. Mengukur Kecepatan Perambatan Impuls
Dibedah kullit kaki belakang, dan kulit di bagian badan katak. Dibedah
bagian perut (diusahakan tidak memotong vena abdominalis di bagian tengah
perut)
Dibuka rongga perut bagian dorsal, maka akan terlihat serabut saraf yang
mempersarafi tungkai depandan tungkai belakang
2. Perambatan Impuls
Dibasahi preparat saraf dan otot tersebut dengan larutan Ringer. Dilakukan
perangsangan dengan listrik dengan menempelkan kabel pada kedua ujung
dari preparat tersebut. Diteteskan larutan Ringer.
4
D. HASIL PENGAMATAN
1. Perambatan Impuls
Jumlah Kontraksi dalam 1
Keadaan Saraf
menit
Normal 11 kali
Ditetesi Larutan 13 kali
Ringer +alkohol
E. PEMBAHASAN
Praktikum dilakukan dengan cara membedah kullit kaki belakang, dan kulit di
bagian badan katak, lalu diisolasi serabut saraf yang mempersarafi otot gastrocnemius
bersama dengan otot tersebut dari sepasang kaki katak. Selanjutnya, letakkan kedua
preparat tersebt dan sambungkan serabut saraf dari preparat ke 1 otot preparat ke 2
pada kaca arloji dan dilakukan perangsangan dengan listrik dengan menempelkan
kabel pada kedua ujung dari preparat tersebut dan diamati waktu terjadinya kontraksi.
Selain itu, waktu kontraksi juga diamati setelah praparat ditetesi dengan larutan
Ringer. Hasil yang diperoleh yaitu pada keadaan normal terjadi kontraksi sebanyak 11
kali selama 1 menit sedangkan setelah ditetesi Ringer+alkohol terjadi kontraksi
sebanyak 13 kali.
Otot rangka merupakan salah satu jaringan tubuh yang mempunyai kelistrikan
yang diperankan oleh ion-ion intrasel dan ekstrasel. Rangsangan listrik mengakibatkan
perubahan potensial membran istirahat yang ditandai dengan ion natrium masuk ke
intrasel otot(depolarisasi). Proses depolarisasi akan diikuti oleh proses repolarisasi
yang ditandai dengan keluarnya ion kalium ke ekstrasel otot.
5
Mekanisme molekuler kontraksi dan relaksasi otot rangka akibat sengatan
listrik adalah sebagai berikut: (Syamsun, 2010). Proses dimulai dari pelepasan
neurotransmiter asetilkolin oleh ujung saraf, kemudian asetilkolin akan ditangkap oleh
reseptor asetilkolin pada sarkolema otot. Hal ini mengakibatkan timbulnya potensial
aksi sepanjang sarkolemna hingga ke tubulus. Potensial aksi tersebut merangsang ion
kalsium untuk dilepaskan dari retikulum endoplasma. Ion kalsium berikatan dengan
troponin sehingga merubah formasi troponin-tropomiosin yang membuka tempat aktif
filamen aktin. Bagian aktif aktin akan berikatan dengan jembatan penyeberangan
filamen miosin. Ikatan antara kepala jembatan penyeberangan dan bagian aktif filamen
aktin menyebabkan perubahan kedudukan kepala, yaitu kepala miring ke arah lengan
jembatan penyeberangan. Kedudukan ini memberikan power strokeuntuk menarik
filamen aktin. Energi yang mengaktifkan power stroke adalah energi yang disimpan
oleh perubahan bentuk pada kepala bila molekul ATP telah dipecah sebelumnya.
Sekali jembatan penyeberangan itu miring, keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP
dan Pi yang sebelumnya melekat pada kepala. Pada tempat pelepasan ADP, terikat
molekul ATP yang baru. Ikatan ini kemudian menyebabkan terlepasnya kepala dari
aktin. Setelah kepala terpisah dari aktin, sebuah molekul ATP yang baru dipecah
untuk memulai siklus baru yang menimbulkan power stroke, artinya energi sekali lagi
menopang agar kepala kembali ke kedudukan tegak lurusnya dan siap untuk memulai
siklus power stroke yang baru.
Larutan ringer adalah larutan steril kalsium klorida, Natrium klorida, dan
natrium laktat. Pemberian ringer ini kemungkinan bertujuan untuk memperlancar
aliran listrik. Seperti yang kita ketahui, adanya impuls erat kaitannya dengan peristiwa
depolarisasi dan polarisasi. Pada saat sel saraf dalam istirahat, ion positif Na+ lebih
banyak di luar sel dan ion negative seperti CL- berada di dalam sel. Keadaan ini
disebut polarisasi, muatan ion di luar sellebih positif dan dalam sel lebih negative.
Penambahan ringer mendukung terjadinya keadaan ini.
Pada saat penambahan alkohol seharunya kontaksi menjadi melambat hal ini
karena adanya alcohol ini meningkatkan efek neurotransmitter GABA. GABA
(Gamma Amino Butiric Acid) merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan
menghalangi penghantaran impuls di serabut saraf.GABA akan membuka gerbang ion
chlorine yang bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat
negative. Dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf.
6
Meningkatnya GABA ini menyebabkan menurunnya kecepatan perambatan impulse
(Seeley, 2003). Akan tetapi pada praktikum ini justru jumlah kontaksi semakin
banyak, kemungkinan disebabkan karena jumlah tetesan alkohol yang digunakan
terlalu sedikit sehingga tidak memberikan efek yang maksimal.
7
F. PERTANYAAN
Apa beda sinapsis yang EPSP dan IPSP dilihat dari biolistrik di neuron post sinaps ?
Jawab:
EPSP disebabkan depolarisasi membran sel postsinaptik yang terletak tepat di
bawah tonjolan sinaptik aktif akibat dari penghantaran impuls oleh neurotransmitter
asetilkolin sedangkan IPSP neurotransmitter yang bekerja adalah GABA (Gamma
Amino Butiric Acid) merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi
penghantaran impuls di serabut saraf.GABA akan membuka gerbang ion chlorine
yang bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative.
Dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf..
8
G. KESIMPULAN
9
H. DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.
Guyton. 2005. Textbook of Medical Physiology Volume 9. Department of Physiology
and Biophysics University of Mississippi Medical Center Jackson, Mississippi
Halwatiah. 2009. Fisiologi. Makassar: Alauddin press.
Pearce, Evelin. C. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta:PT.
Gramedia
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies. New York
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Syamsun, Arfi. 2010. Efek Paparan Arus Listrik terhadap Jumlah Titik
Hiperkontraksi Otot Gastrocnemius dan Kadar Kreatin Kinase Serum Tikus
Wistar. Progam Pascasarjana Magister Ilmu Biomedi Dan Program Pendidikan
Dokter Spesialis I Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal.
Semarang:Universitas Diponegoro.
10