TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui kerentanan hubungan otot-saraf terhadap kurare
BAB II
ALAT DAN BAHAN
BAB III
CARA KERJA
tidak diikat setiap 5 menit berkurangna reflek nosiseptif dan timbulnya kelumpuhan umum. Bila
peristiwa tersebut di atas belum terjadi, ulangi suntikan setiap 20 menit.
5. Rangsanglah ujung jari kaki kanan dengan rangsang faradik yang cukup kuat sehingga terjadi
withdrawal reflex. Catatlah kekuatan rangsang yang digunakan.
6. Rangsanglah ujung jari kaki kiri dengan rangsang faradik yang cukup kuat sehingga terjadi
withdrawal refleks. Catatlah kekuatan rangsang yang digunakan.
7. Bebaskan n.Ischiadicus kaki kiri dan buanglah sedikit kulit yang menutupi m.gastrocnemius
kanan dan kiri.
8.Tentukan ambang rangsang buka untuk masing-masing n.Ischiadicus.
9.Tentukan ambang rangsang buka untuk masing-masing m.gastrocnemius yang dirangsang
secara langsung.
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN/PERCOBAAN
Praktikum 1
Kodok melompat ketika ditaruh dipelat kaca dan frekuensi pernafasan kodok pertama 69
perdetik. Ketika kodok pertama direntangkan, kodok tersebut kembali keposisi awalnya, kodok
tersebut juga dapat berenang ketika dimasukan ke dalam baskom. Saat salah satu kaki kodok
dijepit dengan pinset, dalam waktu 1 detik kodok tersebut kembali menarik kakinya.
Lalu kodok disuntik dengan tubokurarin, seketika disuntik, tubuh kodok langsung terlihat lemas
dan kaku. Setelah beberapa lama kurang lebih 3 menit, pernafasannya semakin menurun dan
lemah, kurang lebih 30 per detik. Lalu ketika 10 menit lewat, pernafasannya sangat lemah, dan
tidak ada reaksi dari kodok ketika dirangsang. Karena pernafasannya sudah sangat lemah,
sehingga kami memutuskan untuk menyuntikkan atropin dan dilanjutkan dengan prostigmin
untuk memulihkan keadaan kodok. Lalu setelah beberapa lama, kodok pun kembali pulih dan
pernafasannya kembali ke 60 per detik dan merespon ransangan(membalikkan badan, berenang
dan mengangkat kaki). Pada akhirnya kodok pun pulih ke keadaan semula.
Praktikum 2
Kaki kanan kodok diikat seluruhnya kecuali n. ischiadicusnya. Hal ini bertujuan agar larutan
turbokurarin yang disuntikan kepada kodok tidak mencapai kaki kanan (menghentikan aliran
darah ke bagian distal dari pengikatan).
Waktu ( per
lima menit)
Kekuatan
ransangan
Ransangan di Gastrocnemius
Ransangan di n
ischiadicusnya
Kaki kanan
Kaki kiri
Kaki kanan
Kaki kiri
40v
Bergerak
Bergerak
Bergerak
Tidak
bergerak
40v
Bergerak
Bergerak
Bergerak
Tidak
bergerak
40v
Bergerak
Bergerak
Bergerak
Tidak
bergerak
40v
Bergerak
Bergerak
Bergerak
Tidak
bergerak
Otot
Ambang
ransang
gerakan
n ischiaducus
30 v (1)
bergerak
Gastrocnemius
40v (1)
bergerak
BAB V
PEMBAHASAN
rangsangan eksitasi kontraksi. Asetilkolin yang terjadi dialirkan dari daerah lempeng secara difusi
dan diuraikan oleh asetilkolinesterase dengan cepat.
V.6 Antikolinesterase
Antagonis pelumpuh otot non depolarisasi:
1. neostigmin metilsulfat(prostigmin).
2. pitidostigmin.
3. edrofonium
Fungsi : Efek nilotinik+muskarinik
bradikardi, hiperperistalktik, hipersekresi,
bronkospasme, miosis, kontraksi vesicaurinaria.
Pemberiannya harus dibarengi SA(Sulfas Atropin) untuk menghindari bradikardi.
Bradikardi : Denyut jantung di bawah normal(<60).
BAB VI
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti :
BAB VII
REFERENSI
1. Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi. Farmakologi dan
terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Hardman JG, Limbird LE. Goodman&Gilman dasar farmakologi terapi. Edisi 10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
3. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2008.