Anda di halaman 1dari 5

Anamnesis

Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat


dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut sebagai autoanamnesis, atau dilakukan
terhadap orang tua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut
sebagai aloanamnesis. Termasuk di dalam aloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter
yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari
pasiennya sendiri. Oleh karena bayi dan sebgian besar anak belum dapat memberikan
keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak aloanamnesis menduduki tempat yang jauh
lebih penting daripada autoanamnesis

Pada seorang pasien, terutama pasien anak, sebagian terbesar data diperlukan untuk
menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis. Bahkan dalam keadaan tertentu, anamnesis
merupakan cara yang tercepat dan satu-satunya kunci menuju diagnosis, baik pada kasus-
kasus dengan latar belakang faktor biomedis, psikososial, ataupun keduanya. Sebagai contoh,
seorang anak yang dibawa ibunya dengan keluhan utama demam, dan ibu mengatakan bahwa
anaknya beberapa saat yang lalu mengalami kejang, maka diagnosis kejang demam
ditegakkan semata-mata berdasarkan anamnesis, oleh karena pada saat diperiksa anak sudah
tidak dalam keadaan kejang. Hal yang serupa juga terjadi pada anak dengan diare, kesulitran
makan, sulit belajar, dan yang lainnya.

Salah satu sistematika yang lax=zim dilakukan dalam membuat anamnesis adalah
sebagai berikut mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap. Kemudian ditanyakan
keluhan utama, yang dilanjutkan dengan perjalanan penyakit sekarang, yakni sejak pasien
menunjukkan gejala pertama sampai saat dilakukan anamnesis. Langkah berikutnya adalah
meenanyakn riwayat penyakit terdahulu, baik yang bnerkaitan langsung dengan penyakit
sekarang maupun yang sama sekali tidak ada kaitannya.

Setelah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sekarang ditanyakan, ditelliti riwayat
pasien ketika ia dalam kandungan ibu. Selanjutnya riwayat kelahiran pasien harus dirinci,
disusul dengan riwayat makanan, imunisasi, riwayat tumbuh kembang, dan riwayat keluarga.
Dengan cara tersebut dapat diperoleh gambaran tentang pasien, tidak hanya yang berkaitan
dengan keadaan penyakitnya sekarang, tetapi juga status tumbuh kembang pasien secara
keseluruhan.

Identitas pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Identitas
yang diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud,
dan tidak keliru dengan anak lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik
secara medis, etika, maupun hukum.

1. Nama
2. Jenis kelamin
3. Nama orang tua
4. Alamat
5. Umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua
6. Agama dan suku bangsa

Keluhan utama

Anamnesis tentang penyakit pasien diawali dengan keluhan utama, yaitu keluhan atau
gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Perlu diperhatikan bahwa keluhan utama
tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh orangtua pasien, hal ini
terutama pada orang tua yang pendidikannya rendah, yang kurang dapat mengemukakan
esensi masalah. Tidak jarang seorang ibu sewaktu ditanya mengapa anaknya dibawa berobat
akan menjawab anak saya ini susah makan sudah 10 hari, padahal dalam anamnesis
selanjutnya terbukti bahwa anak tersebut menderita demam tinggi sampai mengigau 10 hari,
disertain dengan keluhan lain, termasuk kurang nafsu makan. Demikian pula keluhan utama
tidak harus sejalan dengan diagnosis utama. Seorang anak yang dibawa berobat dengan
keluhan sudah berumur 20 bulan belum dapat berjalan, mungkin pada anamnesis dan
pemeriksaan yang lebih teliti ternyata menderita tumor ginjal.

Riwayat perjalanan penyakit

Pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci, dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa
berobat. Bila pasien telah memperolah pengobatan sebelumnya, hendaklah ditanyakan kapan
berobat, kepada siapa, serta obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil
pengobatan tersebut. Hendaklah memperoleh informasi yang lengkap tentang waktu, dosis,
serta hasil pengobatan termasuk adanya efek samping dan kemungkinan alergi.

Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya komplikasi adanya


gejala sisa, bahkan juga kecacatan. Dari riwayat ini diharapkan dapat diperoleh gambaran ke
arah kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding. Untuk itu, pada saat yang tepat,
pemeriksa hendaknya menanyakan hal-hal yang lebih relevan yang lebih spesifik dan
mengarah kepada daignosis dan diagnosis banding. Pada dugaan penyakit menular, misalnya
perlu ditanyakan apakah di sekitar tempat tinggal anak ada yang menderita penyakit yang
sama. Pada dugaan penyakit keturunan, misalnya asma, perlu untuk ditanyakan apakah
saudara sedarah ada yang mempunyai stigmata alergi.

Pada umumnya, hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala

1. Lamanya keluhan berlangsung


2. Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakah mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus,
berupa bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang timbul,apakah berhubungan dengan
waktu
3. Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya
4. Berat ringannya keluhan dan perkembangannya
5. Terdapat hal yang mendahului keluhan
6. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah
sebelumnya, bila sudah pernah, dirinci apakah intensitasnya dan karakterisktiknya
sama atau berbeda, dan interval antara keluhan-keluhan tersebut.
7. Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah, atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
8. Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.

Berikut ini diutarakan secara ringkas beberapa keluhan yangs ering dijumpai dan hal-
hal yang baisanya perlu diketahui lebih lanjut tentang keluhan tersebut

1. Demam
Demam adalah salah satu keluhan yang paling sering dikemukakan, yang terdapat
pada pelbagai penyakit baik infeksi maupun non infeksi. Pada tiap keluhan
demam perlu ditanya berapa lama demam berlangsung.
2. Batuk
Perlu diketahui berapa lama batuk berlangsung, juga apakah batuk sering berulang
atau kambuh. Sifat batuk juga diteliti, apakah batuk bersifat spasmodik, kering
atau produktif/banyak dahak. Keluhan lainnya yang menyertai batukpenting
diketahui: sesak napas,engi, keringat malam, sianosis, berat badan turun, apakah
pasien memerlukan perubahan posisi (ortopnea), muntah dan sebagainya.
3. Kejang
Frekuensi dan lamanya kejang sangat penting untuk diagnosis serta tata laksana
kejang. Ditanyakan kapa kejang terjadi, apakah kejang itu baru pertama kali atau
sudah pernah sebelumnya, bila sudah pernah berapa kali dan waktu anak berumur
berapa. Sifat kejang perlu ditanyakan, apakah kejang bersifat klonik, tonik, umum,
atau fokal. Ditanya pula lama serangan, interval antara dua serangan, kesadaran
pada waktu kejang dan paca kejang. Gejala yang menyertai diteliti, termasuk
demam, muntah, lumpuh, penurunan kesadaran, atau kemunduran kepandaian.
Kejang demam sangat sering dijumpai pada bayi dan anak. Perlu dibedakan
apakah kejangn demam tersebut merupakan kejang demam sederhana atau
epilpesi yang dibangkitkan serangannya oleh demam. Beberapa ptokan berikut ini
dapat membedakan kedua keadaan tersebut, sebagian besar diantaranya
mengandalkan anamnesis: (1) kejang terjadi pada umur 6 bulan sampai 5 tahun,
(2) kejang harus sudah terjadi dalam 16 jam setelah anak mulai demam, (3) kejang
bersifat umum, meskipun seringkali diawali oleh kejang fokal, (4) frekuensi
kejang tidak lebih dari 4 kali dalam 1 tahun, (5) lama setiap kejang tidak lebih dari
15 menit, (6) tidak terdapat kelainan neurologis sebelum dan setelah kejang, dan
(7) EEG normal (dibuat >1minggu setelah demam). Kejang demam yang
memenuhi kriteria tersebut dianggap sebagai kejang demam sederhana, bila tidak,
dianggap sebagai epilepsi yang dibangkitkan oleh demam.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui, karena mungkin ada
hubungannya dengan penyakit sekarang, atau setidak-tidaknya memberikan informasi untuk
membantu pembuatan diagnosis dan tata laksana penyakitnya sekarang.
Riwayat kehamilan ibu
Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada
atu tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Dirinci
pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antental
dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis).
Riwayat kehamilan
Ikhwal kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat
kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, keadaan segera
setelah lahir, dan morbiditas pada hari-hari pertama setelag lahir. Masa kehamilan juga perlu
ditanyakan, apakah cukup bulan, kurang bulan, ataukah lewat bulan. Mrobiditas yang
berhubungan dengan kelahiran selama masa neonatus perlu ditanyakan termasuk afiksia,
trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus dan sebagainya yang mungkin berhubungan dengan
masalah yang dihadapi sekarang.
Riwayat keluarga
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran
keadaan sosial ekonomi budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan
maupun kematian yang berlatar belakang pada keadaan sosial ekonomi keluarga, misalnya
malnutrisi, atau tuberkulosis. Pelbagai jenis penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga
mempunyai latar belakang sosial budaya ataupun mempunyai kecenderungan familial.

Anda mungkin juga menyukai