185130107111009
2018 B / B8
Rangkuman TRIB
INSEMINASI BUATAN
1. ANJING
Inseminasi buatan pada anjing pertama kali sukses pada tahun 1784 di Itali oleh Abbe Lazzaro
Spallanzani, dan dari anjing tersebut lahirlah 3 ekor anak anjing. Pada tahun 1899 di Rusia, Ivanov juga
mempraktekan IB pada anjing dan juga mengembangkan semen extender. Awal tahun 1900, Danish
menemukan straw untuk pengemasan semen beku, dan pada tahun 1914 mulai diperkenalkannya
vagina buatan untuk anjing. Inseminasi buatan pada anjing dapat dilakukan dengan menggunakan
semen segar, semen dingin (4ºC), maupun semen beku (-196ºC). Dengan adanya perbedaan tersebut,
perlu diketahui tingkat keberhasilan berdasarkan evaluasi semen dari masing-masing semen untuk
dapat meningkatkan conception rate dan efektivitas dari inseminasi buatan pada anjing.
- Koleksi
a. Koleksi semen dapat dilakukan dengan penampungan semen menggunakan metode pijatan manual
- Pemeriksaan
- Teknik
a. Teknik IB transervikal intrauterin dengan kateter khusus (Norwegian kateter)
Menentukan waktu untuk inseminasi buatan adalah penting karena berpengaruh terhadap keberhasilan
inseminasi buatan. Selain itu jenis semen juga menentukan waktu inseminasi buatan, sebab
kelangsungan hidup sperma berkurang seiring waktu. Semen beku memiliki kemampuan bertahan hidup
yang pendek setelah proses thawing, sehingga IB perlu dilakukan pada hari ovulasi dan inseminasi kedua
dijadwalkan setelah 2 hari kemudian
Alat inseminasi buatan pada anjing adalah sederhana, yakni berupa pipa inseminasi dari plastik dengan
ukuran panjang 20 cm diameter 6 mm dipasang pada pipa syring yang digunakan untuk membawa
semen kedalam syring. Spikulum yang telah dilumasi vaselin. Lampu yang ada didalam untuk
memudahkan mencari lokasi cervix.
- Volume
Volume semen yang ideal untuk inseminasi adalah 1 – 5 ml yang mengandung spermatozoa minimal 150
juta. Volume semen yang tidak diencerkan adalah sebesar 5 – 10 ml yang mengandung spermatozoa
minimal 200 juta. Kwalitas dan konsentrasi spermatozoa sangat ditentukan oleh ras anjing.
2. Kucing
Spermatozoa kucing memiliki panjang kira-kira 26 μm, lebih pendek dibandingkan dengan spermatozoa
anjing yang memiliki panjang sekitar 36 μm. Persentase spermatozoa yang memiliki morfologi abnormal
pada ejakulat ditentukan dengan pemeriksaan 200 spermatozoa menggunakan phase-contrast
microscopy atau mikroskop cahaya setelah dilakukan perwarnaan dengan DiffQuik* atau perwarnaan
eosin-nigrosin
- Koleksi
d. koleksi dari urine secara cystocentesis (penghisapan pada vesica urinaria) kucing jantan setelah
ejakulas
Inseminasi buatan dapat dilakukan secara alami atau induksi ovulasi dengan menggunakan hCG (100-
250 IU) pada hari kedua atau ketiga estrus. IB secara alami lebih disukai karena gonadotropin digunakan
terespon secara alami. Ovulasi pada kucing umumnya terjadi 24-48 jam setelah koitus (Shille et al.,
1983). Setelah ditentukkan pelaksanaan IB ditinjau oleh perubahan perilaku dan / atau sitologi vagina, IB
bisa dilakukan pada hari kedua estrus dengan IB ulang pada 2 hari kemudian.
3. Kelinci
Pada kelinci kurang lebih sama seperti pada kucing alat yang digunakan pun tidak jauh berbeda yaitu
ada gun dari spuit dan tambahan moncong pada ujung yang digunakan untuk memasukkan semen
kedalam vagina betina. Semen yang digunakan pun juga bisa dari semen cair, semen beku ataupun
semen dingin.
- Teknik
Teknik yang digunakan hampir sama dengan ib paad anjing dan juga kucing bisa diletakkan di cervix
maupun uterus
- Waktu
Penyuntikan pada kelinci dilakukan dengan handling yang sangat hati-hati karenakelinci sangat mudah
stress, opsi lainnya yaitu dengan melakukan bius pada kelinci supaya mempermudah proses pemasukan
semen.