Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR

SEMESTER I

Kelompok : 4

Kelas: 1B

Nama anggota kelompok:


1. Intan Hafidha Rahmanita
NIM : 151911913157
2. Marissa Widyamulya
NIM : 151911913198
3. Adibah Mahiroh Agustinah
NIM : 151911913200
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati
NIM : 151911913205

DOSEN :
Dr. Lestari Sudaryanti, dr., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI UNAIR
KAMPUS D3 Keperawatan Gresik
2019/2020
PRAKTIKUM KE 1
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR
SISTEM REPRODUKSI

KELOMPOK : 4
NAMA ANGGOTA:
1. Intan Hafidha Rahmanita (22)
2. Marissa Widyamulya (53)
3. Adibah Mahiroh Agustinah (55)
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati (59)

ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM REPRODUKSI

NO Nama Organ Fungsi dalam system


dalam system
1 Testis 1. Menghasilkan sperma
2. Mengeluarkan testosteron
2 Epididimis dan 1. Sebagai tempat keluar sperma dari testis
Duktus diferens 2. Sebagai pematangan, motilitas, dan fertlitas sperma

3 Vesikula 1. Menghasilkan fruktosa untuk memberi makan sperma


seminalis yang dikeluarkan
2. Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang
motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk
membantu mengeluarkan sperma
3. Menghasilkan sebagian besar cairan semen
4. Menyediakan prekursor (proses biologis) untuk
pembekuan semen
4 Kelenjar Prostat 1. Mengeluarkan cairan basah yang menetralkan sekresi
vagina yang asam
2. Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma
tetap berada pada vagina pada saat penis dikeluarkan

5 Kelenjar 1. Mengeluarkan mukus untuk pelumasan


bulbousretra

6 Uretra 1. sebagai tempat untuk keluarnya sperma dan sebagai


tempat keluarnya urin.
7 Skrotum 1. menjaga suhu dari testis agar tetap optimal yakni di
bawah suhu tubuh

8 Penis 1. Untuk melakukan ejakulasi, yaitu dengan cara


mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran yang
terdapat dalam penis), selama ejakulasi otot-otot yang
terdapat di kandung kemih kemudian mengkerut, itu
untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih,
oleh karena itu kita tidak bisa melakukan kencing
sambil ejakulasi.

Pembahasan

STRUKTUR REPRODUKSI PRIA


Organ reproduksi pria tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar dengan kelamin
luar, terletak di bagian ginjal, membentuk kelenjar reproduksi berisi sel benih, dan
membentuk struktur sekelilingnya. Organ reproduksi (traktus genitalis) berhubungan dengan
traktus urinarius tetapi tidak bersambung. Sebagian besar organ reproduksi pria terletak di
luar pelvis. Organ reproduksi laki-laki terdiri dari:
1. Kelenjar: Testis, vesika seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretralis.
2. Duktus: Epididimis, duktus seminalis, uretra.
3. Bangun penyambung: Skrotum, fenikulus spermatikus, penis.

Kelenjar
Testis
Testis merupakan 2 buah organ glandula yang memproduksi semen, terdapat di dalam
skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus. Pada janin, testes terdapat dalam kavum
abdominalis di belakang peritonium. Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan
hormon 1aki-laki, terdiri dari belahan-belahan disebut lobulus testis. Testis menghasilkan
hormon testosteron yang menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas, di samping itu
folicle stimulating hormone FSH) dan lutein hormone (LH). Testes dibungkus oleh:
1. Fasia spermatika eksterna, suatu membran yang tipis memanjang ke arah bawah diantara
fenikulus dan testes, berakhir pada cincin subkutan inguinalis.
2. Lapisan kremasterika, terdiri dari selapis otot. Lapisan ini sesuai dengan M. obliqus
abdominis internus dan kasies abdominus internus.
3. Fascies spermatika interna, suatu membran tipis dan menutupi fenikulus spermatikus.
Fasia ini akan berakhir pada cincin inguinalis interna bersama dengan fasia transversalis.
Lapisan otot ini sesuai dengan M. obliqus abdominis internus dan fasianya.
Pembuluh darah testes:
1. Arteri pudenda eksterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri femoralis.
2. Arteri perinealis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna.
3. Arteri kremasterika cabang dari arteri epigastrika inferior.
Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri.
Persarafan testes meliputi N. ilioinguinalis, N. lumboinguinalis cabang dari pleksus
lumbalis, dan N. perinealis pars superfisialis.

Vesika Seminalis
Vesika seminalis merupakan dua ruangan di antara fundus vesika urinaria dan rektum,
masing-masing ruangan berbentuk piramid. Permukaan anterior berhubungan dengan fundus
vesika urinaria. Permukaan posterior terletak di atas rektum yang dipisahkan oleh fasia
rektovesikalis. Panjang kelenjar ini 5-10 cm, Vesika seminalis bergabung dengan duktus
diferens, penggabungan ini disebut duktus ejakulatorius.
Sekresi vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani yang
menghasikan cairan yang disebut semen sebagai pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi
vesika seminalis mengosongkan isinya ke dalam duktus ejakulatorius sehingga menambah
semen ejakulasi serta mukosa. Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari
garis tengah. Masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesikula seminalis dengan
duktus diferens.

Glandula Prostata
Sebagian bersifat glandular dan sebagian lagi bersifat otot. Glandula prostata terdapat
di bawah orifisium uretra interna dan sekeliling permukaan uretra melekat di bawah vesika
urinaria dalam rongga pelvis di bawah simfisis pubis posterior. Prostat merupakan suatu
kelenjar yang mempunyai empat lobus, yaitu posterior, anterior, lateral, dan medial.
Fungsi kelenjar prostat mengeluarkan cairan alkali yang encer sepert susu yang
mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi sperma- tozoa terhadap tekanan
pada uretra. Basis prostat menghadap ke atas berhubungan dengan permukaan inferior vesika
urinaria. Permukaannya berhubungan dengan vesika urinaria. Uretra menembus glandula
prostat tepi anterior dan posterior. Apeks prostat mengarah ke bawah berhubungan dengan
diafragma urogenitalis.
Prostat dipertahankan posisinya oleh:
1. Ligamentum puboprostatika.
2 Lapisan dalam diafragma urogenitalis.
3 M. levator ani pars anterior.
4. M. levator prostat bagian dari M. levator ani.
Pembuluh darah dan saraf untuk glandula prostata meliputi arteri pudenda interna,
arteri sesikalis inferior, arteri haemoroidalis medialis. Vena akan membentuk fleksus di
sekitar sisi dan basis glandula prostata dan berakhir di vena hipogastrika. Nervus merupakan
cabang dari pleksus pelvis.

Kelenjar Bulbouretralis
Kelenjar ini terdapat di belakang lateral pars membranasea uretra, di antara kedua
lapisan diafragma urogenitalis dan di sebelah bawah kelenjar prostat. Bentuknya bundar,
kecil, dan warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar
prostat.

Duktus
Epididimis
Epididimis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm, terletak di sepanjang
atas tepi dan belakang testes dan terdiri dari:
1. Kaput epididimis, berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai duktus eferens dari
testis.
2. Kaput epididimis: Badan ditutupi oleh membran serosa servikalis sepanjang tepi posterior.
3. Kauda epididimis: Ekor disebut juga globulus minor ditutupi oleh membran serosa dan
berhubungan dengan duktus diferens.
4. Ekstremitas superior: Bagian yang besar.
5. Ekstremitas inferior: Seperti titik.
Di antara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut sinus epididimis (fossa digitalis).
Epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan viseral. Lapisan ini bagian mediastinum menjadi
lapisan parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus eferen, merupakan
bagian dari kaput epididimis tempat bermuaranya spermatozoa lalu disimpan masuk ke dalam
vas diferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur Sperma sebelum
diejakulasi, dan memproduksi sperma.
Apendiks testis adalah bagian ekstremitas superior testis dekat kaput pididimis. Berupa
benda kecil, oval yang merupakan sisa dari duktus muleri bagian atas. Apendiks epididimis
berupa tangkai kecil yang terdapat pada kaput epididimis, dianggap sebagai duktus eferens.

Duktus Diferens
Duktus diferens adalah duktus ekskretorius dari testis, merupakan lanjutan dari
kanalis epididimis, panjangnya 50-60 cm. Mulai dari bagian bawah kauda, epididimis
berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang tepi posterior testis dan sisi medialis
bagian fenikulus spermatikus. Melalui cincin kanalis inguinalis masuk ke fenikulus
spermatika, membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika kemudian menjurus ke
belakang agak turun ke fosa iliaka eksterna dan mencapai kavum pelvis.
Di antara peritonial dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya saluran ini turun pada sisi
medialis arteri umbilikalis dan nervus obturatorius, menyilang di depan ureter dan mencapai
sisi medial ureter, berbelok-belok membentuk sudut turun ke medial agak ke depan di antara
fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis. Berlanjut menjurus ke bawah antara
fundus vesika urinaria dan rektum menuju basis glandula prostata bergabung dengan duktus
vesika seminalis memberntuk duktus ejakulatorius, bermuara pada pars prostatika uretra
melalui orifisium utrikulus prostatikus.

Uretra
Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi pada pria. Pengeluaran urine
tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat.
Bangun Penyambung

Skrotum
Skrotum adalah sepasang kantong yang menggantung di dasar pelvis. Di depan
skrotum terdapat penis dan di belakang terdapat anus. Skrotum atau kandung buah pelir
berupa kantong terdiri dari kulit tanpa lemak dan memiliki sedikit jaringan otot.
Pembungkusnya disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritonium skrotum yang
mengandung pigmen, di dalamnya terdapat kantong-kantong, setiap kantong berisi epididimis
fenikulus spermatikus.
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Skrotum bervariasi dalam
beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas pada lansia, dan keadaan lemah, skrotum akan
memanjang dan lemas. Sedangkan dalam keadaan dingin dan pada orang muda akan
memendek dan berkerut. Skrotum terdiri dari dua lapisan:
1. Kulit: Warna kecokelatan, tipis dan mempunyai flika/rugae, terdapat folikel sebasea
dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya terlihat melalui kulit.
2. Tunika dartos: Berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika dartos
ini membentuk septum yang membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk testis yang
terdapat dibawah permukaan penis.
Pada skrotum terdapat M. kremaster yang muncul dari M. obligue internus abdominalis
yang menggantungkan testis dan mengangkat testis menurut kemauan dan refleks ejakulasi.

Fenikulus Spermatikus
Fenikulus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh
limfe, dan serabut saraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan
tersusun konvergen ke bagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan turun hampir
vertikal ke skrotum. Fenilus spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis kiri
tergantung lebih rendah dari testis kanan.
Pembuluh darah fenikulus spermatikus:
1. Arteri spermatika interna: Cabang dari aorta abdominalis, keluar dari abdomen melalui
cincin inguinalis abdominalis bergabung dengan tenikulus spermatikus sepanjang kanalis
inguinalis, memberikan darah untuk epididimis dan subtansia testis.
2. Arteri spermatika eksterna: Cabang dari arteri epigastrika inferior, memberikan darah
untuk fenikulus spermatikus, beranastomosis dengan arteri spermatika interna.
3. Arteri duktus diferens,
4. Vena spermatika: Mulai dari belakang testis, menerima darah dari epididimis, membentuk
pompa bagian dari fenikulus spermatikus. Pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus
banyak masuk sepanjang fenikulus spermatikus di depan duktus diferens. Di bawah cincin
subtansia inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinalis
masuk ke abdomen, melalui cincin inguinalis abdominalis yang kanan bermuara ke vena
kava inferior dan yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.
Pembuluh limfe terdiri dari dua bagian, permukaan luar dan permukaan dalam yang
berasal dari permukaan tunika vaginalis epididimis dan korpus testis. Pembuluh ini akan
membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada bagian lateral dari pronatik dan nervus lumbalis II.
Pleksus spermatikus yang merupakan saraf simpatis bergabung dengan cabang dari pleksus
pelvis yang menyertai arteri duktus diferens.

Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glans penis,
bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis. Kulit pembungkus amat tipis
tidak berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari organ dan tidak mempunyai
jaringan adiposa. Kulit ini berhubungan dengan pelvis, skrotum dan perineum.
Di belakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk perlipatan kecil yang
disebut frenulum prepusium. Kulit yang menutupi glans penis bersambung dengan membran
mukosa uretra pada orifisium dan tidak mempunyai rambut. Prepusium menutupi glans,
dipisahkan dari prepusium terdapat ruangan yang dangkal.
Fasia superfisialis secara langsung berhubungan dengan fasia skrotum dengan lapisan
sel otot polos. Diantara fasia superfisialis dan profunda terdapat celah yeng menyebabkan
kulit bergerak bebas. Pada bagian anterior dari ujung M. bulbokavernosus dan M.
iskiakavernosus terbelah menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Lapisan luar menutupi
permukaan superior otot-otot ini dan fasia perinealis dari perineum, lapisan dalam merupakan
lanjutan fasia penis, lamina profunda, dan fasia profunda dari penis menutupi organ dengan
kapsul yang kuat.
Korpora kavernosa penis terdiri dari dua masa silinder yang erektil terdiri dari 3/4 dari
bagian anterior batang penis. Pada simfisis pubis bagian posterior secara berangsur-angsur
membentuk bangun yang lonjong. Korpora kavernosus penis ditutupi oleh kapsul yang kuat
terdiri dari benang-benang superfisialis dan profunda, mempunyai arah longitudinal dan
membentuk satu saluran masing-masing mengelilingi korpora dan membentuk septum penis.
Septum ini tebal terdiri dari bangunan vertikal, disebut septum pektiniformis.
Permukaan atas terdapat celah kecil tempat vena dorsalis penis profunda dan
permukaaan bawah terdapat celah yang dalam dan luas berisi korpus kavernosa uretra.
Bagian anterior korpus kavernosa penis akan melebar, disebut bulbus korpus kavernosa
penis. Bagian ini terikat kuat pada ramusiskium pubis yang ditutupi oleh M. iskium
kavernosus. Korpus kavernosa uretra bagian dari penis yang berisi uretra di dalam batang
penis berbentuk silinder, lebih kecil dari kavernosa penis, pada ujungnya agak melebar,
bagian anterior membentuk glans penis dan posterior membentuk bulbus uretra. Glans penis
adalah bagian akhir anterior dari korpus kavernosa uretra, memanjang ke dalam dan
bentuknya seperti jamur.
Glans penis licin dan kuat, bagian perifer lebih besar sehingga membentuk tepi yang
bundar, disebut korona glandis. Bagian perifer menyempit membentuk bulbus
retroglandularis dari leher penis, dan pada puncak glans penis terdapat celah dari orifisium
uretra eksterna. BulbusBulbus uretra merupakan pembesaran bagian posterior 3-4 cm dari
korpus kavernosa. Uretra letaknya superfisialis dari diafragma urogenitalis. FasiaFasia
superfisialis bercampur dengan kapsula fibrosa, disebut ligamentum bulbus dan ditutupi oleh
fasia bulbus kavernosus.
Penggantung penis:
1. Ligamentum fundiformis penis: Lapisan tebal yang berasal dari fascia superfisialis dari
dinding abdominalis anterior di atas pubis.
2. Ligamentum suspensorium penis: Berupa benangberbentuk segitiga bagian eksterna dari
fascia profunda, menggantung pada dorsum, dan akar penis ke bagian inferior linea alba,
simfisis pubis, dan ligamentum arquarta pubis. Kruris iskhio pubis dan bulbus diafragma
urogenitalis sebagai alat penggantung penis.
Pembuluh darah penis:
1. Arteri pudenda interna: Cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah untuk ruangan
kavernosus.
2. Arteri profunda penis: Cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka langsung ke
ruangankavernosa. Cabang kapiler menyuplai darah ke trabekula ruangan kavernosa,
dikembalikan ke vena pada dorsum. Vena dorsalis penis melewati permukaan superior
korpora kavernosa dan bergabung dengan vena yang lain.
Saraf penis berasal dari cabang dari nervus pudendus dan pleksus pelvikus pada glans peni
dan bulbus, beberapa dari filamen N. kutaneus.

FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA


Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu spermatogenesis,
kegiatan seksual, dan pengaturan fungsi reproduksi.
Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran
kecil dinamakan spermastogenia. Sel ini membelah diri membentuk dua spermatosit yang
masing-masing mengadung 23 kromosom. Setelah beberapa meminggu menjadi
spermatozoa. Spermatid ketika pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel
epiteloid, kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa
yang terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18
jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan. EpididimisEpididimis menyekresi
cairan yang mengandung hormon, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses
pematangan sperma, sebagian besar pada vas diferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
Penyimpanan dan pematangan sperma.
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus sperma membutuhkan waktu beberapa
hari untuk melewati epididimis. Sperma memiliki kemampuan motilitas. Beberapa faktor
dapat menghambat motilitas. Ejakulasi menyekresi cairan yang mengand ung hormon
testosteron, hormon estrogen, enzim- enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari. Sejumlah kecil
sperma dapat disimpan dalam epididimis dan sebagian besar disimpan dalam vas diferens dan
ampula vas diferens, dan dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1
bulan. Pada aktivtas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.
Motilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagela melalui medium cairan.
Sperma normal cenderung untuk bergerak lurus dan bukan berputar. Aktivitas ini
ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat
mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan
peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya
dapat hidup 1-2 hari.
Epitel sekretorik vesika seminalis menyekresi bahan mukus yang mengandung
fruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan fibrinogen. Setelah vas diferens mengeluarkan
sperma, mukus ini akan menambah semen yang diejakulasi. Fruktosa dan zat gizi lainnya
dalam cairan dibutuhkan oleh sperma yang diejakulasi sampai salah satu dari sperma
membuahi ovum. Prostaglandin membantu proses pembuahan melalui reaksinya dengan
mukus serviks, sehingga membuat lebih reseptif terhadap gerakan spermabsampai mencapai
ujung atas tubab falopii dalam waktu 5 menit.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung fosfat, enzim pembeku,
dan profibrinolisin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi
vas diferens sehingga cairan encer dikeluarkan dan menambah lebih banyak jumlah semen.
Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan keberhasilan fertilisasi ovum
karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain
setelah ejakulasi.

Semen
Semen berasal dari vas diferens, merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen
berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari
vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat
menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria. Setelah sperma diejakulası
ke dalam semen, jangka hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.
Hormon
Hormon testosteron
Hormon testosteron dihasilkan oleh sel intersisial Leyding yang terletak di antara
tubulus seminiferus. Sel ini sedikit pada bayi dan anak, namun banyak pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intersisial banyak menghasilkan hormon testosteron setelah disekresi
testis. Sebagian besar testosteron berikatan longgar dengan protein plasma yang beredar
dalam darah. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati
menjadi andosteron dan dehidroepiandosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus melalui
empedu ke dalam urine.
Fungsi testosteron:
1. Efek desensus testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting
untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan faktor keturunan.
2. Perkembangan seksual primer dan sekunder: Sekresi testosteron setelah pubertas
menyebabkan penis, testis dan skrotum membesar sampai usai 20 tahun, memengaruhi
pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
Hormon gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu luteinizing
hormone (LH) dan folicle stimulating hormone (FSH). Sekresi testosteron selama kehidupan
fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria. Perubahan spermatogenesis
menjadi spermatosit terjadi di dalam tubulus seminiferus dan dirangsang oleh FSH. Namun
FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa karena itu testosteron disekresi
secara serentak oleh sel interstisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus untuk proses
pematangan akhir spermatozoa.
Hormon estrogen
Hormon estrogen dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel yang memungkinkan spermatogenesis menyekresi protein pengikat endogen untuk
mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus
seminiferus untuk pematangan sperma.
Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme
testis. Secara khusus meningkatkan pembelahan awal sperma- togenesis. Bila tidak terdapat
hormon pertumbuhan spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.
Kegiatan Seksual Pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf
pudendus. Pleksus sakralis dari medula spinalis membantu rangsangan aksi seksual mengirim
sinyal ke medula yang meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur interna.
Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang menyebabkan
keinginan seksual, dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.
Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/ berkhayal sehingga menyebabkan
terjadi aksi seksual dan menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama
pada usia remaja. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang
menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada
medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang
nyata serta kombinasi keduanya.

Pengaturan Fungsi Reproduksi


Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon. Pelepasan gonodotropin
releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
menyekresi LH dan FSH. LH merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh
testis dan FSH merangsang spermatogenesis.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH. Hipotalamus melepaskan
GrnRH, diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH
darah portal. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan
jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH dan
sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.
Hormon gonadotropin disekresi oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis
anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang
sangat bervariasi. Keadaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH
maupun FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktivitas
mengaktifkan sistem enzim khusus dalam sel-sel target berikutnya.
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan
sel bertumbuh dan menyekresi berbagai Secara bersamaan testosteron berdifusi ke dalam
tubulus. Dalam ruang unsur spermatogenik. interstisial mempunyai efek tropik terhadap
spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH dan testosteron.
Testosteron dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.

Kesimpulan

Daftar Pustaka:
(minimal 3 buku)

1. Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan syaifuddin


2. ANATOMI FISIOLOGI kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan
kebidanan edisi 4
3. Dasar – dasar Anatomi dan Fisiologi Adapatasi Indonesia dari Ross and Wilson Anatomy
and Physiology in Health and Illnes 10 ed
4. Buku ajar ANATOMI dan FISIOLOGI DASAR aplikasi model pembelajaran peta konsep
sugeng mashudi.

Lampiran :
Gambar organ :

Link video system organ

Anda mungkin juga menyukai