Anda di halaman 1dari 13

C.

PERENCANAAN

Hari/Tgl/
No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Jam
1. Setelah dilakukan tindakan selama 1. Auskultasi suara napas, perhatikan 1. Suara napas abnormal

3 x24 jam diharapkan jalan napas adanya bunyi napas abnormal mengambarkan adanya sputum

pasien efektif, dengan kriteria hasil dalam jalan napas

• Pernapasan teratur (RR : 16- 2. Monitor pernapasan, pengembangan 2. Penggunaan otot intercostals dan

24x/menit) dada dan keteraturan pernapasan pelebaran nasal menunjukkan

• Pasien tidak mengeluh batuk upaya bernapas

• Dispnea (-) 3. Observasi pengeluaran dan 3. Karakteristik sputum dapat

• Suara napas normal (tidak karakteristik sputum berubah sesuai penyebab atau

terdapat suara nafas tambahan) etiologi penyakitnya

• Sputum berkurang atau tidak 4. Pantau tanda tanda vital terutama 4. Frekuensi pernapasan dapat

ada frekuensi napas menunjukan kemampuan pasien

dalam upaya bernapas

5. Berikan posisi semifowler jika tidak 5. Memudahkan pemeliharaan jalan

ada kontraindikasi napas, dan mempermudah udara


masuk

6. Ajarkan pasien batuk efektif atau 6. Pengumpulan sekresi dapat

napas dalam bila pasien dalam mengganggu jalannya

keadaan sadar pernapasan

7. Berikan air putih hangat bila tidak 7. Peningkatan cairan oral dapat

terdapat kontraindikasi mebantu dalam mengencerkan

sputum

. 8. Lakukan fisioterapi dada sesuai 8. Meningkatkan drainase, dan

indikasi eliminasi sekret agar lebih

mudah dikeluarkan

9. Kolaborasi pemberian suction bila 9. Suction dilakukan dalam

dibutuhkan keadaan pasien tidak sadar dan

tidak mapu melakukan batuk

2 efektif

10. Kolaborasi pemberian O2 sesuai 10. Mambantu dalam peningkatan

indikasi O2
11. Kolaborasi pemberian obat-obatan 11. Obat mukolitik berguna dalam

sesuai indikasi misalnya mukolitik menurunkan viskositas paru

sehingga lebih mudah

dikeluarkan

2. Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda tanda vital khususnya 1. Adanya peningkatan pernapasan

keperawatan selama 3 x 24 jam, frekuensi napas merupakan mekanisme

diharapkan pertukaran gas adekuat, kompensasi tubuh saat

dengan kriteria hasil : berkurangnya suplai O2

• Pasien melaporkan sesaknya 2. Kaji adanya keluhan sesak dan 2. Sesak dan keletihan dapat

berkurang keletihan menggambarkan kekurangan

• Tingkat kesadaran composmentis kebutuhan tubuh terhadap O2

• Takipnea (-) 3. Kaji tingkat kesadaran dan 3. Dapat menunjukan kelanjutan

• Frekuensi napas dalam batas keteraturan napas terjadinya asidosis

normal (RR : 16-24x/menit) 4. Berikan posisi semifowler bila tidak 4. Memudahkan pemeliharaan jalan
• Hasil pemeriksaan AGD dalam terdapat kontraindikasi napas, dan mempermudah udara

batas normal (PaO2 : 80 -100 masuk

mmHg, FiO2 0,21) 5. Batasi aktivitas yang dilakukan 5. Menghemat energi pasien, dan

• Sianosis (-) menurunkan kebutuhan O2

6. Kolaborasi pemberikan O2 sesuai 6. Membantu dalam peningkatan

indikasi O2

7. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium 7. Menunjukan ventilasi/ oksigenasi

(AGD) dan status asam basa, sebagai

indikator kebutuhan intervensi

3 Setelah diberikan asuhan 1. Pantau TTV khususnya suhu tubuh 1. Suhu tubuh merupakan indikator

keperawatan selama 3x24 jam terjadinya sepsis

diharapkan sepsis dapat teratasi, 2. Kaji demam pasien 2. Mengetahui suhu tubuh secara

dengan kriteria hasil : verbal


• Pasien melaporkan tidak merasa 3. Pantau hasil laboratorium khususnya 3. WBC yang meningkat dapat

demam WBC memperburuk kondisi pasien

• Suhu tubuh dalam rentang normal dengan sepsis

. (36,5-37,50) 4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Pemberian antibiotik dan

• WBC dalam rentang normal antipiretik dan antibiotik sesuai antipiretik membantu menekan

(4000-12000 sel/mm3 ) indikasi pertumbuhan bakteri dan juga

membantu menurunkan demam

4. Pasien menunjukkan peningkatan 1. Kaji kemampuan ADL pasien. 1. mempengaruhi pilihan

toleransi terhadap aktivitas intervensi/bantuan.

Kriteria Hasil : 2. Kaji kehilangan atau gangguan 2. menunjukkan perubahan

- Pasien tampak tidak lemah keseimbangan, gaya jalan dan neurology karena defisiensi

- Pasien dapat melakukan ADL kelemahan otot. vitamin B12 mempengaruhi


secara mandiri keamanan pasien/risiko cedera.

3. Berikan kompres hangat 3. Dapat membantu mengurangi

demam

4. Observasi tanda-tanda vital 4. manifestasi kardiopulmonal dari

sebelum dan sesudah aktivitas. upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah oksigen adekuat

ke jaringan.

5. Berikan lingkungan tenang, batasi 5. meningkatkan istirahat untuk

pengunjung, dan kurangi suara menurunkan kebutuhan oksigen

bising, pertahankan tirah baring tubuh dan menurunkan regangan

bila di indikasikan. jantung dan paru

6. Gunakan teknik menghemat 6. .meningkatkan aktivitas secara

energi, anjurkan pasien istirahat bertahap sampai normal dan

bila terjadi kelelahan dan memperbaiki tonus otot/stamina

kelemahan, anjurkan pasien tanpa kelemahan. Meingkatkan

melakukan aktivitas semampunya harga diri dan rasa terkontrol.


(tanpa memaksakan diri).

7. Kolaborasi pemeriksaan blood 7. Kolaborasi :

culture Untuk mengetahui pertumbuhan

organisme
1. Kegagalan perfusi serebral

dapat mempengaruhi

neurologi dan tingkat

kesadaran pasien

2. Posisi yang tepat dapat

membantu memperlancar

aliran darah ke otak sehingga

nutrisi dan O2 ke otak adekuat

3. Status respirasi dapat menjadi

indikator
1. 5. 4.
2. 6. 5.
3. 7. 6.

Anda mungkin juga menyukai