Anda di halaman 1dari 5

Makala Keperawatan Medikal Bedah II

Pemasangan NGT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Di Susun oleh:
Kelompok 4 :
1. Revy Qairuniza (2720180102)
2. Siti Ratna Aida (2720180049)
3. Annisa Maulia Febrianingsih (2720180006)
4. Siska Lestari (2720180048)
5. Isma sri wahyuni (2720180050)
6. Saidah mayang sari (2720180016)
7. Werdi Siti Y (2720180064)

PROGRAM STUI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN P2K

UNIVERSITAS ISLAM AS – SYAFI’IYAH

BEKASI
1. Definisi NGT
NGT  adalah kependekan dari Nasogastric tube, alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung
sampai lambung, u/ memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada pasien yang tidak
mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan dan obat-obatan dengan cara biasa
atau secara oral. NGT juga digunakan untuk mengeluarkan isi lambung.
Prosedur Pemasangan NGT yang benar adalah melakukan pemasangan selang
(tube) dari rongga hidung kedalam lambung/gaster.
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. Dewasa ukurannya 16-18 Fr
b. Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
c. Bayi ukuran 6 Fr

2. Indikasi Pemasangan
a. Pasien tidak sadar.
b. Pasien kesulitan menelan.
c. Pasien yang keracunan.
d. Pasien yang muntah darah.
e. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut.
f. Bayi prematur
g. Gangguan pencernaan bagian atas
h. pasien yang tidak bisa makan sendiri

3. Kontra Indikasi
a. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
b. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal.

4. Tujuan Pemasangan NGT


a. Memasukkan makanan cair/obat-obatan cair.
b. Mengeluarkan cairan/isi lambung & gas yang terdapat didalam lambung,
misalnya mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah
atau pendarahan pada lambung.
c. Mengirigasi karena pendarahan/keracunan.
d. Mencegah/mengurangi Nausea Vomitus.
e. Mengambil spesimen pada lambung.

5. Prosedur Tindakan
a. Persiapan Alat
1) Baki
2) NGT
a) Bayi no. 5-8
b) Anak no. 10-14
c) Dewasa no 16-18
3) Spuit 10-20 cc
4) Jelly untuk lubrikasi
5) Stetoskop
6) Kain alas
7) Nierbeken
8) Plester dan gunting
9) kapas alkohol
10) Pinset anatomis
11) Klem
12) Kassa steril
13) Tissue
14) Spatel lidah
15) Serbet makan

b. Persiapan Klien

1) Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien


2) Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
3) Meminta persetujuan pasien.
4) Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.

c. Prosedur Pemasangan
1) Tahap Pra Intraksi
a) Cek catatan medis dan perawatan.
b) Cuci tangan.
c) Menyiapkan alat dan bahan serta obat-obatan yang akan
digunakan.
2) Tahap Orientasi
a) Berikan salam, panggil nama klien
b) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien/keluarga

3) Tahap Kerja
a) Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
b) Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
c) Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk
insersi.
d) Mempersiapkan pipa nasogastrik.
e) Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara
mengukur panjang dari tengah telinga ke puncak hidung
lalu diteruskan ke titik antara processus xiphoideus dan
umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
f) Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm
pertama untuk melicinkan.
g) Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil
meminta pasien untuk melakukan gerakan menelan sampai
mencapai batas yang ditandai.
h) Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan
menggunakan metode Whoosh tes :
 Memasang membran stetoskop setinggi
epigastrium kiri.
 Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
 Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke
NGT.
 Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit
dengan cepat sambil mendengarkan ada tidaknya
suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar
suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam
lambung. Jika tidak terdengar maka selang NGT
dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian
dilakukan pengulangan metode “whoosh” hingga
terdengar suara pada stetoskop.
i) Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa,
dan coba memasangnya lagi. Bila penderita mengalami
sianosis atau masalah respirasi segera tarik pipa.
j) Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa
menggunakan plester pada muka dan hidung, hati-hati
jangan menyumbat lubang hidung pasien.
k) Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang
disediakan atau menutup ujung pipa bila tidak segera
digunakan dengan cara melipat ujung pipa nasogastrik. Bila
digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan
dengan spuit.
l) Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik
dan rencana penggantian pipa nasogastrik
4) Tahap Evaluasi
a) Tahap terminasi
 Evaluasi perasaan klien
 Simpulkan hasil kegiatan
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan
b) Dokumentasi
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai