Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

FIELDTRIP PADA YAYASAN LOTUS JAYA SEJAHTERA

Dosen Pembimbing:
Ag. Sri Oktri Hastuti, M.Kep., PhD NS

Kelompok IV :
1. Beta Gemeliana N (202143004)
2. Elisabet Kristina Yuliawati (202143011)
3. Firsta Ayuningtyas (202143014)
4. Markus Ari (202143058)
5. Monika Rinda Septyarini (202143077)
6. Rosalina Eka D (202143068)
7. Stefanus Ariawan (202143070)
8. Sagita Fransiska (202143027)
9. Th. Dewi Lina (202143031)
10. Y. Sri Asmaryati (202143075)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, terungkap bahwa
bagi bangsa Indonesia, usaha mencerdaskan bangsa dilakukan seiring
dengan usaha memajukan kesejahteraan bangsa. Dengan demikian,
pendidikan seharusnya mensinergikan usaha mencerdaskan bangsa
dengan usaha mensejahterakan bangsa. Menghadapi pranata sosial dan
ekonomi global, orientasi kebijakan pendidikan nasional di Indonesia
sudah seharusnya disesuaikan dengan tuntutan global, dengan menerima
tantangan dan menangkap kesempatan untuk masuk dalam kancah
perekonomian global. Dalam usaha untuk mensejahterakan bangsa
dibutuhkan wirausahawan-wirausahawan yang berpendidikan dan
berpengetahuan luas serta menguasai teknologi
Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan
risiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan
menggunakan talenta, ketrampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan strategi untuk mentransfer peluang tersebut menjadi
pelayanan atau produk yang layak dipasarkan. Entrepreneurship sangat
berkaitan dengan semangat imajinatif dan kreatifitas serta keberanian
mengembangkan ide-ide baru yang inovatif. Sedangkan nurse
entrepreneur atau nursepreneur merupakan seorang perawat yang
memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang
menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung, pendidikan,
penelitian, administratif atau memberikan konsultasi (Ginting, 2020).
Lotus care merupakan salah satu pusat layanan perawatan ditujukan
kepada masyarakat umum dengan menawarkan alternatif solusi
kesehatan, terlebih untuk beragam masalah perawatan luka. CEO Lotus
care yaitu Dr. Christantie Effendy., S.Kp, M. Kes. Menurut Ibu Tantie,
“Lotus care hadir memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan luka
secara mandiri tanpa harus menjalani opname di Rumah Sakit”.
Berdasarkan uraian diatas, kelompok akan melakukan survey
lapangan dan mencoba melakukan analisa usaha Lotus Care dengan
menggunakan SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana analisa SWOT pada usaha Lotus Care yang melakukan
pengembangan wirausaha di bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengabdian masyarakat?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan usaha pelayanan
kesehatan, pendidikan, pelatihan serta pengabdian masyarakat yang
ada di Lotus Care.

2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai salah satu usaha yang sedang
berjalan di Yayasan Lotus Jaya Sejahtera yaitu Lotus care yang
bergerak di bidang Perawatan Luka Modern, Home Care,
Perawatan Paliatif, pendidikan dan pelatihan serta pengabdian
masyarakat.
b. Mendapatkan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
dan Threat) dari hasil survey usaha Lotus Care.

D. Manfaat
Manfaat yang di peroleh dari kegiatan ini bagi mahasiswa adalah
menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat memperoleh
gambaran tentang pengembangan usaha di bidang kesehatan.
E. Tempat dan Waktu Survey
1. Tempat : Lotus Care, Pusat Perawatan Luka Modern, Home Care,
dan Paliative Care. Jalan Nogosaren Baru, Nomor 9, Modinan RT 7
RW 21, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Phone : +62 811 295 0865.
3. Email : lotuscarejogja@gmail.com.
4. Instagram : @lotus.care.
5. Facebook : Lotus Care Yogyakarta
6. Waktu Survey : Minggu, 12 Desember 2021 (daring, via zoom)

F. Obyek Survey
Yayasan Lotus Jaya Sejahtera yang bergerak pada bidang pelayanan,
pendidikan dan pelatihan, serta pengabdian masyarakat
BAB II
HASIL SURVEY LAPANGAN

A. Obyek Usaha
Yayasan Lotus Jaya Sejahtera sebagai badan hukum yang bergerak
di bidang kemanusiaan dan sosial. Yayasan Lotus Jaya Sejahtera hadir di
masyarakat dengan nomor akta 03 tanggal 29 April 2019. Yayasan Lotus
memiliki tiga unit usaha, yaitu : bidang pelayanan (Lotus Care),
pendidikan dan pelatihan (Lotus Institute), serta pengabdian masyarakat
(Lotus social). Saat ini sedang ada di tahapa pengajuan izin untuk
mendirikan LPK Lotus, yaitu lembaga kursus dan pelatihan Caregiver.

B. Sejarah dan Motivasi Usaha


Yayasan Lotus Jaya Sejahtera hadir di masyarakat pada tanggal 29
April 2019 dibawah pimpinan Ir. Harijanto Setiawan, M.Eng., Ph.D.
Yayasan Lotus memiliki tiga unit usaha yang membidangi bidang
pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta pengabdian masyarakat.
Ketiga bidang usaha tersebut dipimpin oleh seorang C.E.O. Lotus Care,
Dr. Chistantie Effendy, S.Kp., M.Kes., seorang pakar perawatan paliatif
dan Dosen Keperawatan Medikal Bedah, Universitas Gadjah Mada.
Motivasi didirikan Yayasan Lotus Jaya Sejahtera adalah usaha dibidang
pelayanan merupakan planning dari CEO Lotus di masa tua, usaha
berdiri sesuai dengan passion CEO Lotus, dan juga adanya peluang.
Yayasan Lotus Jaya Sejahtera memiliki Visi dan Misi dalam
membangun unit usaha , yaitu :
Visi :
Menjadi lembaga Pelayanan, Pendidikan, Penelitian, dan Sosial yang
berfokus pada kebutuhan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai -
nilai budaya.
Misi :
1. Menjaga kualitas dan kesinambungan pelayanan dengan
mengedepankan mutu, keunggulan, kenyamanan dan kepuasan
pelanggan
2. Menjaga keunggulan dibidang perawatan luka dan paliative care
berbasis teori, riset dan praktik.
3. Meningkatkan kualitas perawatan dengan profesional dan inovasi
4. Perbaikan dan pembelajaran berkesinambungan disegala aspek
untuk dilaksanakan secara tepat dan tepat.

C. Deskripsi / Gambaran Jenis Usaha


Lotus berada dibawah Yayasan Lotus Jaya Sejahtera, Yayasan ini
bergerak dalam 3 bidang usaha, yaitu :
1. Lotus Care : merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di
bidang Perawatan Luka Modern, Home Care, dan Perawatan
Paliatif.  Bidang Usaha ini dipimpin oleh Setyo Tri Prabowo, S.Kep.,
Ns.,  seorang kepala ruang instalasi perawatan paliatif di salah satu
RS terbesar di Yogyakarta. Saat ini, pelayanan yang diberikan
berfokus pada perawatan luka modern, home care, dan perawatan
paliatif. Pelayanan pada perawatan luka meliputi : perawatan luka
diabetes, perawatan luka bakar, perawatan luka setelah operasi,
perawatan luka kanker, perawatan luka tekan/decubitus. Selain itu
pelayanan yang diberikan oleh lotus care, sebagai berikut : home
care service, pemeriksaan gula darah-kolesterol-asam urat, therapo
ozone dan infra red. Keunggulan dari pelayanan di Lotus Care,
yaitu : mencegah komplikasi sejak dini, luka lebih nyaman,
meminimalkan jaringan parut, perawatan tidak setiap hari,
mengurangi komplikasi infeksi luka, mencegah amputasi sejak dini,
dan lebih hemat/murah.
2. Lotus Institute : sebagai bidang usaha yang peduli terhadap
pendidikan keperawatan di Indonesia, Lotus Institute hadir dengan
harapan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan perawat Indonesia melalui berbagai kegiatan yang
kami tawarkan. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain
seminar keperawatan, kuliah pakar  online, pelatihan atau
workshop, penelitian kualitatif, perawatan luka, paliatif,
kewirausahaan, dan perawatan berbasis home care.  Lotus Institute
ini dipimpin oleh seorang Dosen Keperawatan, bernama Sumarti
Endah M.P.M., S.Kp., M.Kep. Lotus Institute memiliki moto
“Training, Research, Education, Capacity Building” bertekad
untuk memberikan pendampingan Pendidikan, Pelatihan, dan
Penelitian khususnya di bidang Kesehatan. Para Trainer di Lotus
Institute merupakan para ahli yang telah berpengalaman di bidang
masing-masing, dan merupakan lulusan perguruan tinggi ternama di
Indonesia dan mancanegara.

3. Lotus Sosial : di kembangkan layaknya prinsip Tridharma


perguruan tinggi Indonesia, Yayasan Lotus Jaya Sejahtera turut andil
dalam melakukan tindakan pengabdian kepada masyarakat. Lotus
sosial yang dipimpin oleh Rr. Hesti Widuri, S.Kep., Ns., M.Kep.,
seorang Dosen Keperawatan di Yogyakarta bersedia turun tangan
melakukan tindakan kemanusiaan untuk masyarakat sekitar.
Pelayanan yang dilakukan meliputi : penyuluhan kesehatan,bakti
sosial, pemeriksaan kesehatan gratis, serta penyuluhan.

4. LPK Lotus : lembaga kursus dan pelatihan Caregiver, saat ini


sedang pada tahap mengajukan ijin.

D. Inovasi yang Dilakukan


1. Lotus Care: bekerjasama dengan dokter, perawat puskesmas,
publikasi lewat semua sosial media.
2. Lotus Institute: kerjasama dengan peneliti, dosen, dan mahasiswa.
3. Lotus Sosial: kerjasama dengan berbagai pihak, ada polisi dan
warga sekitar yayasan

E. Strategi Pemasaran
1. Mouth to mouth : pihak Lotus Care melakukan promosi dengan
mulut ke mulut, dimana pihak Lotus memanfaatkan dari acara-acara
yang diikuti oleh CEO Lotus, misalnya : pada acara seminar aka
nada bagi-bagi voucer geratis perawatan luka.
2. Penggunaan teknologi informasi dan media sosial : instragam,
facebook, website.
3. Puskesmas : pihak Lotus Care bekerja sama dengan salah satu
Puskesmas yang ada di daerah Gamping. Pasien dari puskesmas dan
membutuhkan perawatan luka bisa diarahkan ke Lotus Care.
4. Flyer

F. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan tidak dilakukan oleh CEO secara langsung,
namun sudah di delegasikan kepada yang bertanggung jawab tersendiri
pada bagian keuangan. Setiap 2 bulan sekali akan ada pelaporan
mengenai keuangan dan juga evaluasi. Selanjutnya untuk penggajian,
nominal minimal UMR (±Rp 2.000.000,00). Sedangkan untuk modal
awal dari CEO menyesuaikan dengan sasaran pemasaran. Yayasan Lotus
Jaya Sejahtera dalam hal keuangan tidak ada aturan khusus untuk
pengeloan keuangannya, karena Lotus bergerak di bidang peyanan,
sehingga tidak selalu berfokus pada profit.

G. Tantangan
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan Lotus Care dari
awal perjalanan hingga saat ini, salah satu adanya pesaing di bidang
usaha yang sama, namun mereka menjadikannya sebagai motivasi untuk
lebih berkembang.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
a. Latar belakang CEO : Yayasan Lotus Jaya Sejahtera khususnya
Lotus Care dibangun/didirikan menyesuaikan passion dari CEO
yaitu Ibu Dr. Christantie Effendy, S. Kep., M. Kes. Beliau
merupakan seorang pakar perawatan paliatif dan Dosen
Keperawatan Medikal Bedah, Universitas Gadjah Mada. Selain
itu, beliau memiliki jaringan luas sehingga untuk pemasaran
lebih mudah dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak.
b. Pelayanan dari Lotus Care : dalam pelayanan terhadap sesama,
Lotus Care tetap memberikan yang terbaik. Lotus Care akan
memberikan informasi kepada pasien secara lengkap dan tebuka
mengenai sistem pelayanan, kebutuhan pasien dilihat dari
kondisi pasien tersebut, dan biaya yang dibutuhkan pasien
selama menjalani perawatan.

2. Kelemahan (Weakness)
a. Belum terlalu banyak dikenal dimasyarakat, sehingga belum
banyak masyarakat yang menggunakan jasa Lotus Care. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah pasien yang melakukan
perawatan luka di Lotus Care masih sedikit.
b. Inovasi pemasaran kurang, belum ada inovasi seperti jemput
bola.
c. Yayasan Lotus Jaya Sejahtera merupakan bisnis keluarga.

3. Peluang (Opportunity)
Peluang yang ada disekitar menjadi landasan yang penting untuk
kemajuan suatu wirausaha. CEO dari Lotus Care memiliki jaringan
luas sehingga untuk pemasaran lebih mudah dengan adanya
kerjasama dengan berbagai pihak.
4. Ancaman (Threats)
Saat ini banyak usaha yang bergerak dibidang perawatan luka
dengan menawarkan berbagai kelebihan dapat menjadikan pesaing
untuk Lotus Care.

B. Pembahasan
Beberapa karakteristik entrepreneur menurut Fredick et all (2006)
dalam (Wijatno) sudah melekat pada diri CEO dari Lotus Care, seperti :
komitmen total, ulet, dorongan kuat untuk berprestasi, berorientasi pada
kesempatan dan tujuan, inisiatif dan tanggung jawab, toleransi terhadap
kegagalan, energi tingkat tinggi, kreatif dan inovatif, percaya diri dan
optimis, integritas dan reabilitas yang menjadi kunci kesuksesan relasi
antara pribadi dan bisnis dapat bertahan lama. Hal tersebut sangat tampak
dari CEO Lotus Care memiliki jaringan luas sehingga untuk pemasaran
lebih mudah dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak.
Menurut Mangkunegara (2015) dan Dharmesta & Handoko (2016)
dalam (Farahdiba, 2020, Vol. 8, No. 1) perilaku masing-masing
konsumen itu unik, dimana memiliki kebutuhan dan keinginan sendiri
yang berbeda. Kebutuhan konsumen merupakan suatu pertentangan yang
dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada didalam diri. Akan
ada rasa kecewa jika segala yang menjadi harapan tidak terpenuhi,
namun berbanding terbalik apabila kebutuhan konsumen terpenuhi.
Dalam memenuhi kebutuhan, manajemen pemasaran harus menentukan
basic needs dari konsumen serta menentukan basic wants dari konsumen
dalam memenuhi keinginan. Penjelasan tersebut sudah dilaksanakan di
Lotus Care, dimana pada saat awal memberikan pelayanan akan sangat
terbuka dengan kebutuhan pasien. Lotus Care akan menampilkan
berbagai pilihan mengenai perawatan yang ada disana dengan harga yang
bervariasi sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan kondisi.
Thomas Zellweger (2017) menyebutkan ada setidaknya 6 kelemahan
yang mungkin terjadi dalam bisnis keluarga. Kelemahan-kelemahan
tersebut antara lain ketergantungan terhadap keluarga, munculnya agency
cost sebab dari altruism, tantangan dalam menyiapkan suksesor,
pembatasan sumber daya, menurunnya orientasi bisnis, dan peran yang
ambigu. Hal yang di sebutkan diatas tidak terjadi di Lotus Care, dimana
dengan adanya bisnis Yayasan Keluarga ini semakin memajukan
layanan , karena salah satu keuntungan nya biaya jasa bisa di tekan.
Mereka Bekerjasama dengan satu pemikiran untuk memajukan layanan
di Lotus Care.
Suatu usaha bisnis yang mampu membuat inovasi maka usaha
tersebut dapat memimpin dan memperkecil kemungkinan kompetitor
untuk melakukan inovasi lebih awal. Maka dari itu pebisnis harus
menyiapkan startegiinovasi terhadap usaha bisnisnya agar dapat
menciptakan keunggulan dari pesaing. Menurut Utaminingsih (2016),
inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan
kebutuhan mendasar yang akan mampu menciptakan keunggulan
kompetitif. Hal ini didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh
(Djojobo & Tawas, 2014), (Nurtiah, 2016), dan (Tahir, Pasda, &
Widhi, 2018) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel inovasi.
Inovasi tidak lepas dari dua kriteria utama yakni kebaruan (novelty)
dan perbaikan (improvement). Kebaruan disini tidak harus berupa
menciptakan menciptakan sebuah produk baru tapi juga bisa pada sisi
nilai guna, kondisi dan aplikasinya. Kriteria improvement disini
dimaksudkan pencarian alternative terbaik yang paling efisien dan efektif
untuk sebuah proses maupun sebuah produk. Definisi lain dari inovasi
juga mempertimbangkan adanya proses penciptaan produk yang
incremental dan radical, kemudian ada juga yang mempertimbangkan
adanya inovasi yang bisa disebarkan (Diffused Innovation) dan inovasi
yang diadopsi (Adopted Innovation) Helltrom, 2004).
Dalam usaha binis Lotus Care banyak tantangan yang dihadapi
dalam menjalankan Lotus Care dari awal perjalanan hingga saat ini, salah
satu adanya pesaing dibidang usaha yang sama, namun mereka
menjadikannya sebagai motivator. Inovasi yang dilakukan dalam usaha
Lotus Care diantaranya, kerjasama dengang dokter, perawat puskesmas,
publikasi lewat semua sosial media, kerjasama dengan peneliti, dosen,
dan mahasiswa. Dalam Lotus Sosial juga kerjasama dengan berbagai
pihak, ada polisi dan warga sekitar.
Menurut Indarti & Kristiansen (2003) intensi wirausaha seseorang
terbentuk melalui tiga tahap yaitu motivasi (motivation), kepercayaan diri
(belief) serta ketrampilan dan kompetensi (Skill & Competence). Menurut
Surjadi, C. (2013) setiap individu mempunyai keinginan (motivasi) untuk
sukses. Individu yang memiliki need for achievement yang tinggi akan
mempunyai usaha yang lebih untuk mewujudkan apa yang
diinginkannya. Hal diatas sangat tampak dalam diri Dr. Chistantie
Effendy, S.Kp., M.Kes. Motifasi dan kepercayaan diri serta ketrampilan
dan kompetensi, 3 hal tersebut di katakan sangat membekali diri Dr.
Chistantie Effendy, S.Kp., M.Kes saat akan membuka dan terus
mengembangkan usaha nya di bidang kesehatan ini.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nurse entrepreneur atau nursepreneur merupakan seorang perawat
yang memberikan pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang
menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung, pendidikan,
penelitian, administrates atau memberikan konsultasi (Ginting, 2020).
Salah satu pelayanan dan asuhan keperawatan langsung yang bisa
dilakukan oleh seorang nursepreneur adalah wound care atau perawatan
luka. Wound care atau perawatan luka merupakan salah satu tindakan
keperawatan dengan tujuan mengurangi risiko tindakan amputasi. Lotus
care merupakan salah satu pusat layanan perawatan ditujukan kepada
masyarakat umum dengan menawarkan alternatif solusi kesehatan,
terlebih untuk beragam masalah perawatan luka dan paliatif care.
Lotus berada dibawah Yayasan Lotus Jaya Sejahtera, Yayasan ini
bergerak dalam 3 bidang usaha, yaitu : Lotus Care, Lotus Institute, Lotus
Sosial, dan LPK Lotus yang saat ini sedang dalam proses perijinan.
Untuk strategi pemasaran yang di lakukan Lotus care yaitu dilakukan
dengan cara mouth to mouth, penggunaan teknologi informasi dan media
sosial, bekerjasama dengan puskesmas terdekat, dan dengan pembuatan
flyer.
Dalam usaha Lotus Care tentunya ada hambatan dan tantangan,
namun itu semua dijadikan sebagai motivasi dan inovasi dalam usaha
meningkatkan mutu dan kemajuan usaha Lotus care.

B. Saran
Dengan dilakukan fieldtrip di Lotus Care kami dapat mengetahui
banyak hal tentang usaha di bidang kesehatan, dalam hal ini dalam
pelayanan asuhan keperawatan wound care atau perawatan luka yang
dilakukan dalam usaha lotus care. Pada divisi wound care masih belum
banyak pasien yang menggunakan jasa dari lotus care, mungkin bisa
disebabkan karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
usaha lotus care. Saran yang dapat kami berikan antara lain :
1. Meningkatkan motivasi perusahaan untuk berinovasi dalam
pemasaran nya.
2. Melakukan jemput bola pada pasien - pasien ke puskesmas,
perkantoran, hotel, dengan melakukan kerja sama dengan pihak yang
terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Farahdiba, D. (2020, Vol. 8, No. 1). Konsep dan Strategi komunikasi


Pemasaran : Perubahan Perilaku konsumen Menuju Era Disrupsi. Jurnal
Ilmiah Komunikasi Makna, 1-16.

Ginting, D. S. (2020). PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM


MENGEMBANGKAN KOMPETENSI ENTREPRENEUR KEPADA
PERAWAT.

Purnama, H., Sriwidodo, & Ratnawulan, S. (2017). REVIEW SISTEMATIKA :


PROSES PENYEMBUHAN DAN PERAWATAN LUKA. Suplemen
Vol. 15, No. 2, 251-258.

Saragih, R. (2017). Membangun usaha kreatif, inovatif dan bermanfaat melalui


penerapan kewirausahaan sosial. Jurnal Kewirausahaan, 3(2), 26-34.

Sumarsono, H. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha


mahasiswa universitas muhammadiyah ponorogo. Ekuilibrium: Jurnal
Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, 8(1), 62-88

Surjadi, C. (2013). Penerapan Pendekatan Sosial dan Ekologi Pada Upaya


Promosi Kesehatan. Indonesian Journal of Health Ecology, 11(2), 178-
187.

Wijatno, S. (n.d.). pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai