Anda di halaman 1dari 63

EVIDENCE BASED NURSING

 
APLIKASI FOOT MASSAGE UNTUK MENSTABILKAN
HEMODINAMIK PADA PASIEN TN. L DENGAN
DIAGNOSA CHF DI RUANG INTENSIVECARE UNIT
(ICU) RUMAH SAKIT SANTA THERESIA JAMBI

SAGITA FRANSISKA
NIM : 202254059
EVIDENCE BASED NURSING:
APLIKASI FOOT MASSAGE UNTUK MENSTABILKAN HEMODINAMIK
PADA PASIEN TN. S DI RUANG INTENSIVECARE UNIT (ICU)
RUMAH SAKIT SANTA THERESIA JAMBI

BAB I

BAB II
BAB III
BAB I
LATAR BELAKANG

Pasien di unit perawatan intensif (Intensive Care Unit/ ICU) adalah


pasien yang dalam keadaan terancam jiwanya namun masih ada
kemungkinan dapat disembuhkan kembali melalui perawatan,
pemantauan dan pengobatan intensif.

Kondisi yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di ruang ICU
yaitu HEMODINAMIK yang tidak stabil dan dapat dilihat dari
peningkatan MAP, denyut jantung, frekuensi pernafasan dan
penurunan saturasi oksigen (Malbrain et al., 2016).
2 TERAPI AGAR STATUS HEMODINAMIK MENJADI STABIL:

1. TERAPI FARMAKOLOGI yang digunakan dan efektif dalam


mengatasi masalah yaitu obat-obatan sedasi dan analgesik yang
digunakan untuk memberikan rasa nyaman dan ketenangan pada
pasien.

2. TERAPI NON FARMAKOLOGI yang dapat digunakan untuk


mengatasi masalah di ruang rawat intensif seperti relaksasi nafas
dalam, relaksasi otot progresif, terapi musik, foot massage dan
aromaterapi.
*penggunaan terapi obat-obatan farmakologi secara terus menerus
dapat menyebabkan ketergantungan (Soemah, et.al. 2015).

**terapi non farmakologi digunakan untuk membuat seseorang


menjadi terbebas dari tekanan dan kecemasan yang dapat berefek
terhadap status hemodinamik pasien (Trappe Hans-Joachim, 2012).

***Salah satu jenis terapi komplementer yang menurut literature


banyak terbukti berpengaruh terhadap kesejahteraan bagi tubuh,
yaitu foot massage (Kusharyadi, 2011).
*Terapi foot massage merupakan tindakan manipulasi jaringan ikat
dengan tekniki pijatan, gosokan atau meremas untuk memberikan
dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan
memberikan efek relaksasi (Potter, 2019).

**Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat foot massage


secara luas, salah satunya adalah pengaruh foot massage terhadap
perubahan parameter hemodinamik non invasive, yaitu bahwa foot
massage dapat menurunkan MAP, nadi, dan RR (Çankaya, A., &
Saritaş, S. 2018). 
Oleh karena itu, perawat dituntut agar dapat memberikan perawatan
non farmakologi yang tidak memiliki dampak negatif dan dapat
melengkapi terapi farmakologi yang selama ini sudah diberikan dalam
pengelolaan pasien di ICU ( Morton, P.G. and Fontaine, D.K. (2009).

Foot massage untuk maka membantu menstabilkan status


HEMODINAMIK belum diaplikasikan oleh para perawat di Ruang ICU
Rumah Sakit Santa Theresia Jambi sebagai terapi pendamping pada
aplikasi terapi farmakologis.
TUJUAN

UMUM: Mahasiswa mampu mengimplementasikan hasil penelitian ke


dalam asuhan keperawatan dengan terapi foot massage untuk
mengatasi instabiltas status hemodinamik pada pasien di Ruang ICU.

KHUSUS: Mahasiswa dapat mampu untuk:


1. membuat analisa hasil dari PICO tersebut yang berkaitan
dengan terapi foot massage untuk mengatasi instabilitas status
hemodinamik pada pasien di Ruang ICU.
2. memberikan asuhan keperawatan berdasarkan hasil penelitian
kepada pasien dengan instabiltas status hemodinamik di Ruang
ICU.
3. mengetahui tingkat keefektifitasan penerapan hasil Evidence
Based Nursing (EBN) terapi foot massage untuk menstabilkan
status hemodinamik pada pasien di Ruang ICU.
MANFAAT

Evidence Based Nursing ini dapat menjadikan gambaran bagi


mahasiswa dan perawat serta teman sejawat dalam pemberian
intervensi berdasarkan hasil penelitian dalam mengatasi instabilitas
status hemodinamik di Ruang ICU dengan terapi foot massage. .
BAB II
CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)
/GAGAL JANTUNG KONGESTIF
 Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana
jantung GAGAL MEMOMPA DARAH untuk mencukupi kebutuhan sel-
sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.
 KEGAGALAN tersebut mengakibatkan peregangan ruang jantung
(dilatasi) karena menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung
kaku dan menebal.
 Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa
organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti,
2020).
KLASIFIKASI CHF

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional


dalam 4 kelas: (Mansjoer dan Triyanti, 2007):

KELAS 1 : pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa


keluhan
KELAS 2 : pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat
dari aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.
KELAS 3 : pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa keluhan.
KELAS 4 : pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas
apapun dan harus terus berbaring.
PATHFLOW
KOMPLIKASI (Wijaya & Putri, 2013):

Komplikasi Gagal Jantung:


1. Edema Paru Akut
2. Syok Kardiogenik
3. Episode trombolitik
4. Efusi Perikardial dan Tamponade Jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Wajan Juni Udjianti (2020)

1. Hitung Sel Darah Lengkap 8. Tiroid


2. Hitung Sel Darah Putih 9. Echocardiogram
3. Analisa Gas Darah (AGD) 10. Cardiac Scan
4. Fraksi lemak 11. Rontgen Toraks
5. Serum Katekolamin: 12. Kateterisasi Jantung
6. Sedimentasi Meningkat 13. EKG
7. Tes Fungsi Ginjal dan Hati
PENATALAKSANAAN MEDIS
OKSIGENASI KONTRAKTILITAS OTOT JANTUNG

1. Memperbaiki tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.

2. Digitalisasi

DOSIS DIGITALIS DOSIS PENUNJANG DOSIS PENUNJANG UNTUK


UNTUK GAGAL JANTUNG FIBRILASI ATRIUM
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
NON FARMAKOLOGIS

CHF KRONIK CHF AKUT

1. Meningkatkan Oksigenisasi 1. Oksigenasi (ventilasi mekanik)


2. Diet Pembatasan Natrium (<4 2. Pembatasan cairan
gr/hari) (1,5 liter/hari)
3. Menghentikan obat-obatan yang
mempengaruhi NSAID
4. Pembatasan cairan (± 1200-1500
cc/hari).
5. Olahraga secara teratur.
PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Informasikan pada pasien, keluarga dan pemberi perawatan


tentang penyakit dan penanganannya.
2. Monitoring difokuskan pada: monitoring BB setiap hari dan intake
natrium.
3. Diet yang sesuai untuk lansia CHF : pemberian makanan tambahan
yang banyak mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dan lain-
lain
4. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat
ditoleransi dengan bantuan terapi.
HEMODINAMIK

 Hemodinamika erat kaitannya dengan mekanisme sirkulasi darah


dalam tubuh (Saputro, 2013).

 Hemodinamik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan


volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur
oleh system saraf simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015).

 Dalam konteks medis, istilah hemodinamik merujuk pada ukuran


dasar fungsi kardiovaskular, seperti tekanan arteri atau curah
jantung (Secomb, 2017).
PEMANTAUAN HEMODINAMIK

 PEMANTAUAN HEMODINAMIK
 pengamatan parameter fisiologi dari sistem kardiovaskular,
dibutuhkan untuk pasien yang dirawat di unit perawatan intensif
karena ketidakstabilan hemodinamik yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara pengiriman dan permintaan oksigen
(Huygh, 2016)
 KETIDAKSTABILAN HEMODINAMIK
 didasari atas 3 (tiga) kelainan hemodinamik utama, yaitu 1)
perubahan volume sirkulasi (hipovolemia), 2) disfungsi jantung
dan 3) perubahan tonus vaskular (misalnya syok vasoplegik pada
sepsis) yang akan mengakibatkan disfungsi organ, gagal multi
organ, dan akhirnya kematian (Teboul, 2016)
PASIEN DI UNIT PERAWATAN INTENSIF DIBAGI ATAS:
pasien dengan hemodinamik stabil dan tidak stabil

Pasien dengan hemodinamik stabil


Pasien dengan hemodinamik tidak
membutuhkan pemantauan tidak
stabil atau berisiko tidak stabil harus
lebih dari elektrokardiografi
mendapatkan akses arterial untuk
kontinu, pengukuran tekanan
pengukuran tekanan darah invasif
darah tidak invasif secara regular,
kontinu dan analisa gas darah regular
dan saturasi oxygen perifer (SpO2).

(Huygh, 2016).
KOMPONEN HEMODINAMIK

1. VOLUME (darah dan cairan)


2. PEMBULUH DARAH (arteri, vena, dan kapiler)
3. JANTUNG SEBAGAI POMPA

Susanto (2015)
FOOT MASSAGE: PENGERTIAN
Massage merupakan terapi paling
efektif untuk menurunkan tekanan
darah pada hipertensi karena dapat
menimbulkan efek relaksasi pada otot-
otot yang kaku sehingga terjadi
vasodilatasi yang menyebabkan
tekanan darah turun secara stabil.
 FOOT MASSAGE merupakan salah satu terapi
komplementer yang aman dan mudah diberikan dan
mempunyai efek meningkatkan sirkulasi, mengeluarkan
sisa metabolisme, meningkatkan rentang gerak sendi,
mengurangi rasa sakit, merelaksasikan otot dan
memberikan rasa nyaman pada pasien (Afianti, 2017).
 FOOT MASSAGE adalah manipulasi jaringan lunak pada
kaki secara umum dan tidak terpusat pada titik-titik
tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan
bagian lain pada tubuh (Abduliansyah, 2018).
 FOOT MASSAGE bertujuan untuk menurunkan tekanan
darah, mengurangi kegiatan jantung dalam memompa,
dan mengurangi mengerutnya dinding-dinding
pembuluh nadi halus sehingga tekanan pada dinding-
dinding pembuluh darah berkurang dan aliran darah
menjadi lancar sehingga tekanan darah akan menurun
(Patria, 2019).
FOOT MASSAGE sebagai terapi NON FARMAKOLOGI
PIJAT KAKI memberikan FOOT MASSAGE sebagai intervensi
kenyamanan seperti rasa relak yang digunakan pada pasien kritis di
pada tubuh, mengurangi persepsi Ruang ICU mampu merangsang
nyeri, memperbaiki kualitas tidur, sirkulasi peredaran darah yang dapat
dengan mempengaruhi sistem membuat suasana hati pasien
lokomotor dan sistem saraf serta menjadi nyaman, relaks, dan
sistem kardiovaskular. Naikwadi, memiliki pengaruh yang positif
dkk. (2020) sehingga akan mempengaruhi
stabilitas hemodinamik pasien.
Wuisan(2019) dan Ginting (2018)
TAHAPAN FOOT MASSAGE

TAHAP PERSIAPAN
1. Menyediakan alat
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
3. Mencatar parameter Hemodinamik pasien

TAHAP KERJA
1. Massage bagian punggung kaki
2. Massage bagian telapak kaki

TAHAP EVALUASI & MONITORING


1. Evaluasi Parameter Hemodinamik
BAB III
PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING (EBN)
TELAAH JURNAL
PEMBAHASAN JURNAL
 Kedua jurnal menunjukkan bahwa pada pasien-pasien yang dirawat
di ICU dengan masalah gangguan pada jantung akan mengalami
ketidakstabilan hemodinamik.
 Pada jurnal 1 dan 2, Terapi Foot Massage dilakukan kepada
responden pasien yang dirawat di ruang ICU selama 2 bulan yang
mengalami ketidakstabilan tensi, nadi, dan pernafasan.
 Berdasarkan hasil pengamatan, para pasien mengalami penurunan
tensi nadi serta pernafasan setelah dilakukan terapi foot massage
selama 30 menit.
 Berdasarkan penelitian di atas pula, foot massage yang dilakukan
kepada pasien kritis di ICU memberikan manfaat dalam
menstabilkan hemodinamik pada tekanan darah, nadi, MAP dan
respirasi.
IMPLEMENTASI
PEMBAHASAN INTERVENSI
DATA TTV SEBELUM dilakukan terapi foot massage adalah:
 TD: 140/90 MmHg HR: 90x/mnt RR: 32x/mnt terpasang O2 3 liter per menit
nasal canul SPO2: 97%, pasien mengeluh lemas dan sesak.

SETELAH DILAKUKAN terapi foot massage selama 3 (tiga) hari terjadi


perbaikan terhadap tanda-tanda vital pasien.
 TD: 130/90 MmHg HR: 80x/mnt RR: 30x/mnt SPO2 : 99% dengan O2 2liter
nasal dan 95 % O2 udara bebas.
 Pasien mengatakan sesak berkurang dan lemas berkurang. Pasien terlihat
lebih rieks dari sebelum dilakukan terapi foot massage.

Hal itu menunjukkan bahwa penerapan terapi MEMBERIKAN RESPON


POSITIF PADA PERBAIKAN TTV PASIEN DAN KELUHAN PASIEN.
HAMBATAN

 Hambatan yang dialami penulis adalah KURANGNYA JUMLAH


RESPONDEN karena penulis hanya bisa menerapkan terapi foot
massage kepada 1 (satu) orang pasien, sebab saat penulis
bertugas/berdinas hanya ada 1 (satu) orang pasien dengan CHF
yang dirawat di Rumah Sakit Santa Teresia Jambi.

 Kurang banyaknya sampel penelitian membuat penulis tidak bisa


membandingkan pengaruh terapi foot massage terhadap satu
pasien dengan pasien yang lainnya.
BAB IV
SIMPULAN

Aplikasi terapi foot massage TERBUKTI BERHASIL diterapkan pada pasien dengan
diagnosa CHF di Ruang ICU Rumah Sakit Santa Theresia Jambi.
Sebelum diakukan Terapi foot massage, pasien mengalami ketidakstabilan pada tensi
darah, HR, RR dan SPO2. Setelah dilakukan therapi foot massage selama 3 (tiga) hari
berturut-turut, keluhan lemas pada pasien pun berkurang,
 Tensi darah mulai stabil di sekitaran angka 130/90MmHg sd140/90 MmHg. HR
yang semula 90 - 99 x/menit, setelah mendapatkan terapi menjadi 80x/mnt – 88
x/mt.
 pernafasan yang semula 32x/mnt dengan SPO2 93% setelah mendapatkan terapi
SPO2 menjadi tinggi di atas 95%.
SARAN
BAGI PERAWAT & RUMAH SAKIT:
 Aplikasi terapi foot massage menjadi pilihan terapi non farmakologi dalam
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan ketidak
seimbangan hemodinamik
 Selain karena mudah dilakukan dan tidak beresiko, terbukti pula dapat
meningkatkan kestabilan hemodinamik pada tensi, nadi, MAP, RR dan
saturasi oksigen.
BAGI PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
 Terapi foot massage ini dapat digunakan sebagai bagian dari materi belajar
mengajar sebagai upaya menstabilkan hemodinamik pada pasien yang dirawat di
ruang ICU maupun ruangan rawat inap lainnya.
BAGI PENELITI SELANJUTNYA
 Akan ada penelitian lanjutan dengan pemberian terapi foot massage bagi
pasien-pasien yang mengalami ketidakstabilan hemodinamik di ruangan rawat inap
DAFTAR PUSTAKA (1)

Aaronson, I. Philip. and Ward, P.T. Jeremy., (2010). At a Glance Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta : EGC.
Adam Ginting, Dameria (2020) Pengaruh Foot Massage Terhadap Kualitas Tidur Pasien.
Afianti & Mardhiyah (2017). Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur Pasien di
Ruang ICU
Ardini, Desta N. (2017). Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut
dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2016. Semarang:
UNDIP
Ainun, H., Ndruru, G. B., Baeha, K. Y., & Sunarti. (2020). PENGARUH TERAPI MASSAGE
PUNGGUNG TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI JOMPO
YAYASAN GUNA BUDI BAKTI MEDAN TAHUN 2020. Jurnal Ilmiah Keperawatan
IMELDA, 6(2), 93-98. https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v6i2.388

 
DAFTAR PUSTAKA (2)

Ardiansyah. & Huriah, T. (2019). Metode Massage Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi: a Literatur Review. Jurnal Penelitian Keperawatan, 5(1).
https://doi.org/10.32660/jurnal.v5i1.334
Abduliansyah, M. R. (2018). Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Hipertensi
Primer dengan Intervensi Inovasi Terapi Kombinasi Foot Massage dan Terapi Murrotal
Surah Ar- Rahman terhadap Penurunan Tekanan Darah di Ruang Instalasi Gawat Darurat
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Sama. Karya Ilmiah Akhir Ners, 1–45.
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/760

Afianti, N., & Mardhiyah, A. (2017). Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas
Tidur Pasien di Ruang ICU. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 5(1), 86–97.
https://doi.org/10.24198/jkp.v5n1.10

Çankaya, A., & Saritaş, S. (2018). Effect of Classic Foot Massage on Vital Signs, Pain,
and Nausea/Vomiting Symptoms After Laparoscopic Cholecystectomy. Surgical
laparoscopy, endoscopy & percutaneous techniques, 28(6), 359–365.
DAFTAR PUSTAKA (3)

Daud & Sari. (2020). Pengaruh Terapi Pijat Kaki terhadap Status Hemodinamik pada
Pasien Terpasang Ventilator di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Ulin Banjarmasin.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
 
Dr. Aruna (2017). Effectiveness of Foot Massage On Pain, Heart Rate Among Patient
Underwent Abdominal Surgery, International Journal of Development Research, 7, (11),
16708-16710
 
De Backer D (2016) What is the role of invasive hemodynamic monitoring in critical
care?. Dalam : Deutschman CS, Neligan PJ, penyunting. Evidence-Based Prac Crit Care.
Elsevier; 2016. Hlm. 83–7
 
Ferguson RP, Phelan T, Haddad T, Hinduja A, Dubin NH. (2008) Survival after in-hospital
cardiopulmonary resuscitation. Southern Medical Journal. Oct;101(10):1007-1011. DOI:
10.1097/smj.0b013e318184ac77. PMID: 18791505.
DAFTAR PUSTAKA (4)

Gattinoni, L., Taccone, P., Carlesso, E., & Marini, J. J. (2013). Prone position in acute
respiratory distress syndrome. Rationale, indications, and limits. American journal of
respiratory and critical care medicine, 188(11), 1286–1293.
https://doi.org/10.1164/rccm.201308-1532CI
 
Hans-Joachim, Trappe. (2012). Tachycardias. What must the emergency physician
know. Medizinische Klinik, 107(5):351-357. doi: 10.1007/S00063-012-0079-0
 
Huygh J, Peeters Y, Bernards J, Malbrain MLNG. (2016). Hemodynamic monitoring in
the Critically ill: an overview of current cardiac output monitoring methods.
F1000Research 2016;5: 2855.
 
Jevon, P & Ewens, B. (2009). Pemantauan Pasien Kritis, Edisi 2. Jakarta : Erlangga.
 
Jayanti, N. (2020). Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/ (diakses
pada 6 Februari 2021)
DAFTAR PUSTAKA (5)

Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses & Praktik. Jakarta: EGC
Kurniawan, Kristinawati & Widayati. (2019). Aplikasi Foot Massage untuk Menstabilkan
Hemodinamik di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. The 10th University Research Colloqium 2019 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Kushariyadi, Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.
Leksana, Ery. (2011). Pengelolaan Hemodinamik. Jurnal CDK. No.38 vol.7. Semarang :
RSUP Kariadi.
Malbrain, M.L.N.G., Van Regenmortel, N., Saugel, B. et al. (2018). Principles of fluid
management and stewardship in septic shock: it is time to consider the four D’s and the
four phases of fluid therapy. Ann. Intensive Care 8, 66
https://doi.org/10.1186/s13613-018-0402-x
DAFTAR PUSTAKA (6)

Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. (2009). Diagnosis Fisis pada Anak, CV Sagung
Seto, Jakarta
Mehta Y, Arora D. (2014). Newer Methods of Cardiac Output Monitoring. World J
Cardiol;6(9):1022–9.
Morton, P.G. and Fontaine, D.K. (2009) Critical Care Nursing, a Holistic Approach. 9th
Edition, J.B Lippincott Company, China.
Naikwadi et al., (2020). Effectiveness of Foot Massage on Quality of Sleep among
Patients with Hypertension
Patria, A. (2019). Pengaruh Masase Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Kelompok Dewasa yang Mengalami Hipertensi. Jurnal Kesehatan Panca
Bhakti Lampung, 7(1), 48. https://doi.org/10.47218/jkpbl.v7i1.60
DAFTAR PUSTAKA (7)

Potter dan Perry. (2011). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses, dan Practice.
Jakarta: EGC
Ristanto, R. (2017). Hubungan Respiratory Rate (RR) dan Oxygen Saturation (SpO2) Pada
Klien Cedera Kepala. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 5(2), 85-90. Retrieved from
https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/view/206
Sherwood, L. (2014). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Soemah & Khotimah. (2015).
Pengaruh aromaterapi bunga lavender terhadap kualitas tidur lansia di RSU Dr Wahidin
Sudiro Husodo Jurnal Keperawatan Bina Sehat, 11 (1)
Sundana, K. (2014). Ventilator Pendekatan Praktis Di Unit Perawatan Kritis. Bandung:
CICU Bandung
Sutanto. (2010). Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern (Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolesterol, dan Diabetes). Yogyakarta: Andi
DAFTAR PUSTAKA (8)

Teboul JL, Saguel B, Cecconi M, De Backer D, Hofer CK, Monnet X, dkk. (2016). Less
Invasive Hemodynamic Monitoring in Critically Ill Patients. Inten Care Med. ;42(9):1350–
9.
Truijen J, Lieshout JJ, Wesselink WA, Westerhof BE. (2012). Noninvasive continuous
hemodynamic monitoring. J Clin Monit Comput.; 26:267–78.
Tussolihah, M., & Hidayat, F. R., (2018). Analisa Praktek Klinik Keperawatan pada
Pasien Coronary Artery Disease (CAD) NON STEMI dengan Intervensi Inovasi Terapi Pijat
Kaki terhadap Kualitas Tidur di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018.
Udjianti, Wajan J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Unal, K. S., & Akpinar, R. B., (2016). The effect of foot reflexology and back massage
on hemodialysis patients' fatigue and sleepquality. Complementary therapies in clinical
practice, 24, 139- 144.
DAFTAR PUSTAKA (9)

Teboul JL, Saguel B, Cecconi M, De Backer D, Hofer CK, Monnet X, dkk. (2016). Less
Invasive Hemodynamic Monitoring in Critically Ill Patients. Inten Care Med. ;42(9):1350–
9.
Truijen J, Lieshout JJ, Wesselink WA, Westerhof BE. (2012). Noninvasive continuous
hemodynamic monitoring. J Clin Monit Comput.; 26:267–78.
Tussolihah, M., & Hidayat, F. R., (2018). Analisa Praktek Klinik Keperawatan pada
Pasien Coronary Artery Disease (CAD) NON STEMI dengan Intervensi Inovasi Terapi Pijat
Kaki terhadap Kualitas Tidur di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018.
Udjianti, Wajan J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Unal, K. S., & Akpinar, R. B., (2016). The effect of foot reflexology and back massage
on hemodialysis patients' fatigue and sleepquality. Complementary therapies in clinical
practice, 24, 139- 144.
DAFTAR PUSTAKA (10)

Waghmare, L. S., & Srivastava, T. K. (2016). Conceptualizing physiology of arterial


blood pressure regulation through the logic model. Advances in physiology
education, 40(4), 477–479. https://doi.org/10.1152/advan.00074.2016
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
Wuisan, Y. S. (2019). Pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien di
ruangan intensif RSUD dr H. MM Dunda Limbo. Skripsi
LEMBAR
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
HARI Ke-1
LEMBAR
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
HARI Ke-2
LEMBAR
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
HARI Ke-3
LEMBAR
OBSERVASI
TANDA-TANDA
VITAL
DOKUMENTASI
KEGIATAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai