SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA REMAJA PUTRI Nn. “S” DENGAN
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)
Disusun Oleh:
Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Pada Remaja Putri Nn. “Z” dengan Disminorhea di
Puskesmas Wonokusumo Wilayah Kota Surabaya
Periode Praktik Tanggal 31 Oktober 2022 s/d 03 Desember 2022
Nurul Yuliani, Amd.Keb Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes Sherly Jeniawati, SST., M.Kes
NIP. 196806051989032015 NIP. 196711141990032001 NIP. 198001202002122003
Mengetahui,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Satuan
Acara Penyuluhan (SAP) Pada Remaja Putri Nn. “Z” dengan Disminorhea Primer di
Puskesmas Wonokusumo Wilayah Kota Surabaya” sebagai salah satu tugas untuk
memenuhi mata kuliah Asuhan Remaja.
Dalam hal ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Luthfi Rusyadi, S.KM., M.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
2. Ibu Astuti Setiyani,SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Dwi Purwanti, S.Kep., SST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan Soetomo
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
4. Bapak dr. Heri Siswanto selaku Kepala Puskesmas Wonokusumo.
5. Ibu Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendidikan.
6. Ibu Sherly Jeniawati, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendidikan.
7. Ibu Nurul Yuliani, A.Md.Keb selaku Pembimbing Puskesmas Wonokusumo.
8. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, Kami dengan terbuka,
untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa meyempurnakan
pembuatan laporan ini. Kami berharap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat,
baik itu bagi untuk kami sebagai penulis maupun pembacanya secara umum.
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA REMAJA PUTRI Nn. “Z” DENGAN DISMINORHEA PRIMER
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan para remaja putri dapat mengetahui dan memahami apa
itu Disminorhea Primer.
B. Tujuan Khusus
1. Remaja dapat mengetahui pengertian Disminorhea Primer
2. Remaja dapat mengetahui penyebab Disminorhea Primer
3. Remaja dapat mengetahui tanda dan gejala Disminorhea Primer
4. Remaja dapat mengetahui akibat dari Disminorhea Primer
5. Remaja dapat mengetahui cara pencegahan Disminorhea Primer
C. Materi (Terlampir)
a) Pengertian Disminorhea Primer
b) Penyebab Disminorhea Primer
c) Tanda dan gejala Disminorhea Primer
d) Akibat dari Disminorhea Primer
e) Cara pencegahan Disminorhea Primer
D. Metode
Tanya jawab dan diskusi
E. Media/Alat Bantu
Video youtube di Handphone
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
1. Evaluasi Structural
Sasaran hadir ditempat sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Penyelenggaraan dilaksanakan di SMP
2. Evaluasi proses
Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
Sasaran mengajukan pertanyaan serta menyampaikan Kembali poin materi
yang diberikan diantaranya :
1) Bagaimana cara untuk mencegah Disminore primer ?
Jawaban : Mengompres area perut, melakukan Gerakan ringan, olahraga ,
mengubah pola hidup sehat, makan-makanan yang seimbang.
3. Evaluasi hasil
Sasaran memahami dan mengerti bagaimana pencegahan KEK pada remaja
putri.
Sasaran ingin mengaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.
Secara etimologi, dismenorea ini sendiri berasal dari kata dys yang berarti sulit,
menyakitkan atau tidak normal meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran. Jika
diartikan secara keseluruhan maka dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau
tidak normal (Laila, 2011). Dismenorea adalah kondisi nyeri yang terjadi sewaktu menstruasi
Dismenorea merupakan rasa nyeri pada uterus terjadi selama menstruasi dan termasuk
salah satu penyebab paling umum dari nyeri panggul serta gangguan menstruasi pada wanita
2. Klasifikasi dismenorea
Klasifikasi dismenorea secara klinis dibagi menjadi dua jenis menurut Laila (2011)
antara lain:
1) Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang dirasakan tanpa adanya kelainan pada
alat reproduksi. Dengan kata lain, ini adalah rasa nyeri yang biasa dirasakan oleh
perempuan saat mengalami haid. Rasa nyeri ini biasanya terjadi setelah 12 bulan atau
lebih, dimulai sejak haid pertama. Bahkan ada sebagian perempuan yang selalu
merasakan nyeri setiap menstruasi datang. Untuk mengatasi dismenorea primer ini
salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan sesuatu yang hangat pada bagian
penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa sebelum, selama, dan
sesudah haid. Kondisi ini paling sering ditemukan pada wanita usia 30 - 45 tahun.
1) Pola menstruasi
Menstruasi yang lama pada seorang wanita meningkatkan produksi hormon
biasanya berkaitan dengan tingkat emosional remaja putri yang labil ketika baru
mengalami menstruasi. Sementara secara fisiologi, terjadi pada kontraksi otot uterus
yang berlebihan atau dapat dikatakan mereka sangat sensitif terhadap hormon ini
akibat endimentrium dalam fase sekresi memproduksi hormon prostaglandin. Hal ini
Dalam jurnal penelitian (Aditiara, 2013) disebutkan bahwa, umur menarche yang
terlalu dini (<12 tahun) mengakibatkan ketidaksiapan maupun masalah bagi remaja
belum berkembang secara maksimal dan adanya penyempitan pada leher rahim atau
pematangan organ reproduksi. Pada wanita usia 20-22 tahun kemungkinan masih
terjadinya dismenorea primer karena statusnya yang belum menikah dan juga belum
fungsi saraf rahim karena penuaan akan menghilangkan dismenorea primer nantinya.
3) Aktivitas
menstruasi dan kurangnya olahraga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan
oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun
4) Status gizi
Dalam penelitian Hayati et al (2020) menyatakan bahwa status gizi merupakan hal
yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi manusia dapat mempengaruhi fungsi
organ tubuh salah satunya adalah fungsi reproduksi. Remaja wanita perlu
hormon yang terlibat dalam menstruasi yaitu hormon FSH (Follicle Stimulating
siklus haid. Hasil penelitian yang dilakukan Hayati et al (2020) dismenorea sebagian
besar terjadi pada remaja yang memiliki status nutrisi underweight, hal ini terjadi
disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan zat besi sehingga berpengaruh terhadap
hormon reproduksi pada remaja tersebut, sehingga ketahanan terhadap nyeri menjadi
berkurang.
5) Psikologis
Hasil penelitian dari (Vira Sandayanti, 2019) menyatakan bahwa adanya hubungan
4. Tingkatan dismenorea
Tingkatan dismenorea dapat dibagi menjadi tiga jenis menurut (Manuaba I. B., 2012)
antara lain :
1) Dismenorhea ringan adalah jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya
2) Dismenorhea sedang adalah diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu
gejala seperti :
3) Dismenorhea berat adalah pada dismenorea ini diperlukan istirahat dalam beberapa
hari, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi
karena dapat mengganggu menstruasi. Pada dismenorea berat disertai dengan tanda
(4) Pusing
(5) Tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali
(6) Pingsan
5. Dampak dismenorea
aktivitas belajar remaja. Remaja putri yang mengalami dismenorea pada saat
diterima dengan baik bahkan sampai ada yang tidak masuk sekolah.
6. Pencegahan dismenorea
antara lain :
3) Jika nyeri yang dirasa sangat menggangu sebaiknya dibuat untuk istirahat.
4) Juga dapat menggunakan kompres hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa
menenangkan diri.
DAFTAR PUSTAKA