Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA REMAJA PUTRI Nn. “S” DENGAN
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

DI PUSKESMAS WONOKUSUMO WILAYAH KOTA SURABAYA

Disusun Oleh:

FIRDAUS ZAKARIA NURHASANAH


NIM.P27824422066

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
T.A 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Pada Remaja Putri Nn. “Z” dengan Disminorhea di
Puskesmas Wonokusumo Wilayah Kota Surabaya
Periode Praktik Tanggal 31 Oktober 2022 s/d 03 Desember 2022

Surabaya, 15 November 2022

Firdaus Zakaria Nurhasanah


NIM. P27824422066

Pembimbing Puskesmas Wonokusumo Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2

Nurul Yuliani, Amd.Keb Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes Sherly Jeniawati, SST., M.Kes
NIP. 196806051989032015 NIP. 196711141990032001 NIP. 198001202002122003

Mengetahui,

Ka. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Kepala Puskesmas Wonokusumo

Dwi Purwanti, S.Kp, SST, M.Kes dr. Heri Siswanto


NIP. 196702061990032003 NIP. 196301262001121003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Satuan
Acara Penyuluhan (SAP) Pada Remaja Putri Nn. “Z” dengan Disminorhea Primer di
Puskesmas Wonokusumo Wilayah Kota Surabaya” sebagai salah satu tugas untuk
memenuhi mata kuliah Asuhan Remaja.
Dalam hal ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 
1. Bapak Luthfi Rusyadi, S.KM., M.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
2. Ibu Astuti Setiyani,SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Dwi Purwanti, S.Kep., SST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan Soetomo
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
4. Bapak dr. Heri Siswanto selaku Kepala Puskesmas Wonokusumo.
5. Ibu Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendidikan.
6. Ibu Sherly Jeniawati, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendidikan.
7. Ibu Nurul Yuliani, A.Md.Keb selaku Pembimbing Puskesmas Wonokusumo.
8. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, Kami dengan terbuka,
untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa meyempurnakan
pembuatan laporan ini. Kami berharap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat,
baik itu bagi untuk kami sebagai penulis maupun pembacanya secara umum.

Surabaya, 15 November 2022


Hormat kami,

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA REMAJA PUTRI Nn. “Z” DENGAN DISMINORHEA PRIMER

Pokok Bahasan : Disminorhea Primer Pada Remaja Putri


Sub Pokok Bahasan :
Sasaran : Remaja Putri Nn. “S”
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 November 2022
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Sekolah Pondok Sunan Giri

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan para remaja putri dapat mengetahui dan memahami apa
itu Disminorhea Primer.
B. Tujuan Khusus
1. Remaja dapat mengetahui pengertian Disminorhea Primer
2. Remaja dapat mengetahui penyebab Disminorhea Primer
3. Remaja dapat mengetahui tanda dan gejala Disminorhea Primer
4. Remaja dapat mengetahui akibat dari Disminorhea Primer
5. Remaja dapat mengetahui cara pencegahan Disminorhea Primer
C. Materi (Terlampir)
a) Pengertian Disminorhea Primer
b) Penyebab Disminorhea Primer
c) Tanda dan gejala Disminorhea Primer
d) Akibat dari Disminorhea Primer
e) Cara pencegahan Disminorhea Primer
D. Metode
Tanya jawab dan diskusi
E. Media/Alat Bantu
Video youtube di Handphone
F. Kegiatan Penyuluhan

NO Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


Penyuluhan
1 Pembukaan 5 menit - Memberikan salam Menjawab salam
- Meperkenalakan dan
diri memperhatikan
- Menyebutkan
tujuan penyuluhan

2 Penyajian/pemaparan 35 menit - Menjelaskan - Menyimak dan


materi tentang mendengarkan
pengertian, pemaparan
penyebab, tanda materi dan
gejala, akibat dan skema
cara pencegahan - Mengajukan
Disminorhea pertanyaan
Primer mengenai hal-
hal yang
kurang jelas.
3 Penutup 5 menit - Menyampaikan - Mendengarkan
kesimpulan /
ringkasan materi
- Mengakhiri - Menjawab
dengan salam
mengucapkan
terimakasih, maaf
dan salam.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Structural
 Sasaran hadir ditempat sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
 Penyelenggaraan dilaksanakan di SMP
2. Evaluasi proses
 Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
 Sasaran mengajukan pertanyaan serta menyampaikan Kembali poin materi
yang diberikan diantaranya :
1) Bagaimana cara untuk mencegah Disminore primer ?
Jawaban : Mengompres area perut, melakukan Gerakan ringan, olahraga ,
mengubah pola hidup sehat, makan-makanan yang seimbang.
3. Evaluasi hasil
 Sasaran memahami dan mengerti bagaimana pencegahan KEK pada remaja
putri.
 Sasaran ingin mengaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.

MATERI DISMINORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI


1. Definisi Dismenore

Secara etimologi, dismenorea ini sendiri berasal dari kata dys yang berarti sulit,

menyakitkan atau tidak normal meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran. Jika

diartikan secara keseluruhan maka dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau

tidak normal (Laila, 2011). Dismenorea adalah kondisi nyeri yang terjadi sewaktu menstruasi

yang dapat mengganggu aktivitas sehari–hari (Fauziah, 2012).

Dismenorea merupakan rasa nyeri pada uterus terjadi selama menstruasi dan termasuk

salah satu penyebab paling umum dari nyeri panggul serta gangguan menstruasi pada wanita

(Riris Rahmatanti, 2020).

2. Klasifikasi dismenorea

Klasifikasi dismenorea secara klinis dibagi menjadi dua jenis menurut Laila (2011)

antara lain:

1) Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang dirasakan tanpa adanya kelainan pada

alat reproduksi. Dengan kata lain, ini adalah rasa nyeri yang biasa dirasakan oleh

perempuan saat mengalami haid. Rasa nyeri ini biasanya terjadi setelah 12 bulan atau

lebih, dimulai sejak haid pertama. Bahkan ada sebagian perempuan yang selalu

merasakan nyeri setiap menstruasi datang. Untuk mengatasi dismenorea primer ini

salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan sesuatu yang hangat pada bagian

perut yang mengalami nyeri.

2) Dismenorea sekunder adalah dismenorea yang biasanya ditemukan jika terdapat

penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa sebelum, selama, dan

sesudah haid. Kondisi ini paling sering ditemukan pada wanita usia 30 - 45 tahun.

3. Faktor Penyebab Dismenorea Primer

Faktor penyebab dari dismenorea primer antara lain :

1) Pola menstruasi
Menstruasi yang lama pada seorang wanita meningkatkan produksi hormon

prostaglandin sehingga berlebih yang akhirnya menimbulkan nyeri ketika menstruasi.

Berlebihnya produksi prostaglandin disebabkan kontraksi otot uterus yang berlebihan

selama menstruasi. Lama menstruasi dapat disebabkan oleh faktor psikologis,

biasanya berkaitan dengan tingkat emosional remaja putri yang labil ketika baru

mengalami menstruasi. Sementara secara fisiologi, terjadi pada kontraksi otot uterus

yang berlebihan atau dapat dikatakan mereka sangat sensitif terhadap hormon ini

akibat endimentrium dalam fase sekresi memproduksi hormon prostaglandin. Hal ini

menyebabkan kontraksi otot polos yang akhirnya menimbulkan rasa nyeri.

2) Umur saat menarche

Dalam jurnal penelitian (Aditiara, 2013) disebutkan bahwa, umur menarche yang

terlalu dini (<12 tahun) mengakibatkan ketidaksiapan maupun masalah bagi remaja

yaitu merasakan nyeri saat menstruasi dikarenakan organ-organ reproduksi yang

belum berkembang secara maksimal dan adanya penyempitan pada leher rahim atau

pematangan organ reproduksi. Pada wanita usia 20-22 tahun kemungkinan masih

terjadinya dismenorea primer karena statusnya yang belum menikah dan juga belum

melakukan hubungan seksual. Semakin bertambahnya usia maka semakin melebar

leher rahim sehingga sekresi hormon prostaglandin akan berkurang. Menurunnya

fungsi saraf rahim karena penuaan akan menghilangkan dismenorea primer nantinya.

3) Aktivitas

Kejadian dismenorea primer akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selama

menstruasi dan kurangnya olahraga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah dan

oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen pun

berkurang dan menyebabkan nyeri (Hayati et al. 2020).

4) Status gizi
Dalam penelitian Hayati et al (2020) menyatakan bahwa status gizi merupakan hal

yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi manusia dapat mempengaruhi fungsi

organ tubuh salah satunya adalah fungsi reproduksi. Remaja wanita perlu

mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengkonsumsi makanan

seimbang. Asupan gizi yang baik akan mempengaruhi pembentukan hormon -

hormon yang terlibat dalam menstruasi yaitu hormon FSH (Follicle Stimulating

Hormone), LH (Luteinizing Hormone), estrogen dan juga progesteron. Hormon FSH,

LH dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi, sedangkan

hormon progesteron mempengaruhi uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama

siklus haid. Hasil penelitian yang dilakukan Hayati et al (2020) dismenorea sebagian

besar terjadi pada remaja yang memiliki status nutrisi underweight, hal ini terjadi

disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan zat besi sehingga berpengaruh terhadap

hormon reproduksi pada remaja tersebut, sehingga ketahanan terhadap nyeri menjadi

berkurang.

5) Psikologis

Hasil penelitian dari (Vira Sandayanti, 2019) menyatakan bahwa adanya hubungan

antara stres dengan kejadian dismenorhea. stres dapat mempengaruhi terjadinya

disminorhea, dimana ketika stres terjadi pelepasan Corticotrophin Releasing

Hormone (CRH) maka terjadi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH).

ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut

menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone

(LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini menyebabkan

pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang rendah meningkatkan

sintesis prostaglandin. Ketidak seimbangan antara prostaglandin menyebabkan


ischemia pada sel-sel miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan

kontraksi yang berlebihan menyebabkan dismenorhea.

4. Tingkatan dismenorea

Tingkatan dismenorea dapat dibagi menjadi tiga jenis menurut (Manuaba I. B., 2012)

antara lain :

1) Dismenorhea ringan adalah jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya

memerlukan istirahat sejenak serta dapat melanjutkan aktivitas sehari hari

sehingga tidak perlu menggunakan obat-obatan. Pada dismenorea ringan disertai

dengan tanda dan gejala seperti :

(1) Dapat melakukan aktivitas

(2) Dapat berkonsentrasi belajar

2) Dismenorhea sedang adalah diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu

meninggalkan aktivitasnya. Pada dismenorea sedang disertai dengan tanda dan

gejala seperti :

(1) Terasa mual muntah

(2) Badan menjadi lemas

(3) Aktivitas menjadi terganggu

3) Dismenorhea berat adalah pada dismenorea ini diperlukan istirahat dalam beberapa

hari, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi

karena dapat mengganggu menstruasi. Pada dismenorea berat disertai dengan tanda

dan gejala seperti :

(1) Nyeri perut bagian bawah

(2) Nyeri pada punggung

(3) Tidak nafsu makan

(4) Pusing
(5) Tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali

(6) Pingsan

5. Dampak dismenorea

Menurut penelitian (Febriandi, 2020) dismenorea mempunyai dampak terhadap

aktivitas belajar remaja. Remaja putri yang mengalami dismenorea pada saat

menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan aktivitas khususnya aktivitas

belajar di sekolah. Remaja putri yang sedang mengalami dismenorea sekaligus

mengikuti kegiatan pembelajaran, dapat menyebabkan aktivitas pembelajaran menjadi

terganggu, tidak bersemangat, konsentrasi menjadi menurun bahkan sulit

berkonsentrasi sehingga materi yang disampaikan selama pembelajaran tidak dapat

diterima dengan baik bahkan sampai ada yang tidak masuk sekolah.

6. Pencegahan dismenorea

Pencegahan dismenorea dalam penelitian yang dilakukan oleh Arista (2017)

antara lain :

1) Latihan relaksasi atau yoga yang dapat membantu mengurangi sakit.

2) Menggunakan obat untuk meredakan nyeri seperti asam mefenamat, parasetamol

atau obat pereda nyeri lainya.

3) Jika nyeri yang dirasa sangat menggangu sebaiknya dibuat untuk istirahat.

4) Juga dapat menggunakan kompres hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa

diperut atau pinggang bagian belakang) untuk mengurangi nyeri.

5) Mandi dengan air hangat boleh juga menggunakan aromaterapi untuk

menenangkan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Aditiara, B. E. (2013). Hubungan Antara Usia Menarche Dengan Dismenorea Primer.


Journal of Chemical Information and Modeling 53(9), 1689-99.
Andriyani, R. (2016). “Hubungan Antara Anemia, Status Gizi, Dan Faktoar Psikologis
(STRESS) Dengan Kejadian Disminorea.” VII. 197–200.
Anggita, I. M. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Vol 1.
Anugroho. (2015). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.
Arikunto. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arista, M. P. (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Keadian Dismenorea Pada Remaja
Putri di MAN 1 Kota Madiun. Doctoral Dissertation.
Diana Sari, A. E. (2015). Hubungan Stres Dengan Kejadian Dismenore Primer pada
Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal
Kesehatan Andalas, 567-570.
Fauziah. (2012). Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Febriandi. (2020). Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi Di Program
Studi DIII Kebidanan. Pembelajaran Olah Vokal Di Prodi Seni Pertunjukan
Universitas Tanjungpura Pontianak 28(2), 1-43.
Hayati, S. S. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Remaja Di
SMA Pemuda Banjaran Bandung. Jurnal Keperawatan BSI VIII, 132-142.
Indria F Ismail, R. K. (2015). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dismenorea Pada
Mahasiswi Semester VII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas SAM Ratulangit.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kusnaningsih., A. (2020). “Prevalensi Disminore Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah
Darul Ulum Dan Miftahul Jannah Palangkaraya.”. Journal of Chemical Information
and Modeling 53(9), :1689–99.
Laila. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru.
Lala, R. S. (2020). Pemanfaatan Audiovisual Dalam Penanganan Depresi Pada Remaja.
Jurnal Mitra Kesehatan 3(1), :86-95.
Laurensius Fua Uwa, S. M. (2019). Hubungan Antara Stres Dan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas Dinoyo. Nursing News 4, 237-47.
Lestari. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan . Yogyakarta:
Nuha Medika.
Manuaba, I. B. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
Manurung. (2016). Terapi Reminiscence. Jakarta: Buku Kedokteran.
Marini, A. (2018). Hubungan Antara Tingkat Dismenore dengan Tingkat Stress pada
Mahasiswi AKPER As-Syafiyah. Jurnal Afiat Kesehatan Jiwa.
Masturi. (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi
Keperawatan Semester VIII UIN Alauddin Makasar. Keperawatan, 9-15.
Notoadmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Reneka Cipta.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Salemba Medika.
Putri Prahardian Putri, D. M. (2021). Hubungan Tingkat Stres Terhadap Kejadian Dismenore
Pada Remaja. Jurnal Keperawatan Merdeka, 1.
Potter, P. &. (2015). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
Riris Rahmatanti, S. F. (2020). Hubungan Tingkat Stres Dan Status Anemia Dengan
Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas XII Di SMAN 1 Nganjuk. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 4, 1–10.
Safagiana Ade Marlanti, S. H. (2021). Hubungan Antara Tingkat Stres Akademik dengan
Kejadian Dismenore pada Mahasiswi S1 Keperawatan Universitas Harapan Bangsa.
Setiawati, O. R. (2016). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Stres Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati Tahun Akademik 2015/2016. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan 3.
Tia Martha Pundati, C. S. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Dismenore Pada Mahasiswa Semester VIII Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto. Jurnal Kesmas Indonesia 7, 269-76.
Vira Sandayanti, A. U. (2019). Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenorea Pada
Mahasiswa Kedokteran di Universitas Malahayati Bandar Lampung. Jurnal Psikologi
Malahayati, 35-40.
Wahyu. (2017). Hubungan Stres Dengan Dismenore Di Universitas Aisyiyah. Jurnal
Kesehatan.
Wahyuningsih, E. (2018). Tingkat Stres Remaja Dengan Siklus Menstruasi. Jurnal Siklus
Menstruasi 66(1), :37–39.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai