Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DIMENSI KESEHATAN DALAM SHOLAT

DOSEN PEMBIMBING

DR. SALIM BELLA PILLI

DISUSUN

KELOMPOK IV

1. IRMA PUSPITA SARI NPM. 1780200049


2. WIDYA SRI UTAMI NPM. 1780200037
3. NADIA PRITA PERSARI NPM. 1780200053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TA. 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam “Dimensi Kesehatan Dalam Sholat” dalam mata kuliah AIK IV.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di jaman yang modern seperti sekarang ini memungkinkan untuk hidup


serba instan dan kompleks serta pola makan ynag kurang sehat , hal tersebut dapat
memacu timbulnya berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia. Berbagai
penyakit muncul di jaman sekarang, mulai dari resiko ringan sampai dengan resiko
tinggi yang berupa kematian.

Selain masalah diatas, masalah lain yang banyak timbul yaitu


ketergantungan manusia pada benda duniawi yang berlebihan, misalnya saat
manusia hidup berkecupan dan mewah harus hidup miskin karena bangkrut. Dari
masalah tersebut sebagian orang tidak memiliki kesiapa dalam menghadapi tersebut
sehingga hal tersebut dapat membuat orang stres, frustasi , gangguan jiwa atau
bahkan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Selain hal itu mulai dari masalah anak yang memiliki pandangan anak
bodoh dan anak pintar dapat mengganggu kesehatan mental anak. Meskipun pada
dasarnya tidak ada anak pintar dan anak bodoh tetapi yang membedakan ketekunan
dan kerajinan mereka.

Pada era sekarang, banyak orang yang menunda-nunda sholat atau bahkan
meninggalkan sholat dengan alasan tidak ada waktu, malas, sibuk kerja tanpa
adanya alas an syar’i. Tetapi mereka tidak pernah lupa akan kebutuhan sehari-
harinya. Jarangnya sholat dapat membuat lemahnya komunikasi dengan Sang
Pencipta. Komunikasi dengan Sang Pencipta merupakan hal penting bagi manusia
mengingat manusia sebagai makhluk bertuhan.

Berbagai masalah diatas dapat kita tanggulangi dengan sholat. Sholat


merupakan rukun perbuatan paling penting diantara diantara rukun islam yang lain
sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. Hukum
melaksanakan shalat wajib ‘aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf, baligh, dan
‘aqil. Sholat merupakan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Sholat dilaksanakan sebanyak 5 waktu dalam sehari.

3
Kita melaksanakan ibadah sholat selain sebagai kewajiban tetapi juga
mengambil banyak manfaat ,baik bagi kesehatan, mental dan kecerdasan, lemahnya
komunikasi dengan Sang Pencipta. Sehingga dari sholat, hal di atas dapat di
minimalisasi dan dapat menjadikan manusia sebagai makhluk bertuhan yang yang
taat serta sehat jasmani maupun rohaninya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah shalat dapat dijadikan pengobatan dan menjaga kesehatan ?

2. Apakah hubungan shalat dengan fisik ?

3. Apakah hubungan shalat dengan mental dan kecerdasan?

4. Bagaimana sholat dapat dijadikan komunikasi spiritual dengan Sang Pencipta?

5. Mengapa sholat dilaksanakan 5 kali dalam sehari ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui manfaat shalat untuk pengobatan dan kesehatan.

2. Mengetahui hubungan shalat dengan fisik.

3. Mengetahui manfaat shalat terhadap kesehatan mental dan kecerdasan.

4. Memahami sholat sebagai komunikasi spiritual dengan sang Pencipta.

5. Memahami pentingnya sholat 5 waktu dalam sehari.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SHOLAT

Sholat adalah segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ikhram dan yang diakhiri dengan salam, dan wajiblah mengerjakan itu pada waktu-waktu
tertentu. Shalat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari kehidupan seorang
muslim. Jadi shalat merupakan perbuatan yang terus menerus dilakukan seorang muslim
selama hidupnya.[1]

Sholat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam serta
menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh syar’i. Karena sholat itu adalah
merupakan pokok (yang utama) dari agama Islam. Sebagaimana sabda Nabi Saw. yang
artinya sebagai berikut :

“sholat itu adalah tiang daripada agama, maka barang siapa yang mendirikannya, maka
berarti ia telah mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah
mrbohkan agama”.

B. Kedudukan sholat

Islam adalah sumber ajarannya Al-Qur’an dan Sunnah, sangat memperhatikan tentang
perihal ibadah sholat. Didalam islam, sholat itu adalah merupakan suatu perintah yang
harus di utamakan, dan merupakan suatu kewajiban yang harus ditunaikan, serta diancam
dengan azab yang pedih bagi yang meninggalkannya. Ia adalah induk dari agama islam,
kunci dari pada surga, suatu amalan yang baik, dan merupakan amal perbuatan orang
mukmin yang pertama kali akan di hisab pada hari perhitungan (kiamat) nanti.

Rasulullah sendiri telah menjadikan sholat itu sebagai ciri utama atau tolak ukur di dalam
menetapkan orang itu memiliki keimanan atau tidak, dan sebagimana tanda pembeda

5
antara orang muslim dan orang kafir. Sebagimana sabdanya yang telah diriwayatkan oleh
Imam Ahmad, Muslim dan Ash-Habus Sunan yang artinya sebagai berikut :

“perjanjian (yang mengikat) antara kami dan mereka adalah sholat, maka barang siapa
yang meninggalkannya berarti ia telah kufur”.

Pada suatu saat, Rasulullah Saw telah menuturkan tentang sholat, lalu beliau bersabda
yang artinya sebagai berikut :

“barang siapa memeliharanya, ia akan mendapat sinar bukti yang kokoh dan kesuksesan
pada hari kiamat (nanti); tapi barang siapa tidak memeliharanya, ia tidak akan mendapat
sinar, tidak mempunyai bukti yang kokoh dan tidak mempunyai kesuksesan. Dan ia pada
hari kiamat nanti, akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf. (H.R.
Ahmad dan Ibnu Hibban).

Para Ulama’ membersihkan tangannya tentang maksud dari hadis Nabi Saw diatas, yaitu:
barang siapa yang meninggalkan sholat karena disibukkan oleh urusan harta kekayaannya,
maka mereka akn bersama dengan Fir’aun; barang siapa meninggalkannya karena
disibukkan oleh urusan kepemimpinan dan kementriannya, karena disibukkan urusan
perdagangannya, maka mereka akan bersama Ubay bin Alaf.

Demikianlah kedudukan sholat di dalam Islam, dan lebih dari itu ia adalah ibadah yang
pertama kali diwajibkan oleh kaum muslimin. Dan ia adalah ibadah paling dominan atau
paling penting di dalam Islam, sehingga di dalam menerimanya Rasulullah Saw sendiri
harus menghadap kehadirat Allah Swt, yaitu lewat Isra’ dan Mi’raj. Kalau semua perintah
ibadah (selain sholat) cukup dikeluarkan di bumi, tapi lain halnya dengan sholat! Semua
itu tidak lain adalah sangat pentingnya kedudukan sholat dalam Islam[2].

C. Hubungan Shalat dengan Kesehatan Mental

Shalat merupakan suatu aktivitas jiwa yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi
transpersonal. Shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan
seorang manusia untuk menemui Tuhan Semesta Alam. Shalat dapat menjernihkan jiwa
dan mengangkat orang yang menunaikannya untuk mencapai taraf kesadaran yang lebih
tinggi dan pengalaman puncak spiritualitas. Shalat memiliki kemampuan untuk
mengurangi kecemasan karena ia merupakan meditasi tertinggi dalam islam. Gerakan

6
shalat merupakan sebuah proses relaksasi. Bacaan-bacaan dalam shalat bisa memunculkan
auto sugesti yang membuat kita selalu berpandangan progesif terhadap permasalahan yang
dihadapi. Ketika shalat, ruhani bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas
dari keadaan riil dan panca indra melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa
di sekitarnya.

Kesehatan mental (Mental Hygiene) adalah terhindarnya individu dari gejala-gejala


gangguan jiwa dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala
potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan serta
tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.

Cara dan sikap dalam menghadapi segala permasalahan sangat ditentukan oleh kesehatan
mental. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan
mental. Kesehatan mental lah yang menentukan apakah orang akan mempunyai
kegairahan untuk hidup atau tidak. Orang yang sehat mentalnya tidak akan mudah merasa
putus asa, pesimis atau apatis, karena ia dapat mengahadapi semua rintangan atau
kegagalan hidupnya dengan tenang.

Seseorang dikatakan terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi,


depresi, dan prilaku abnormal. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien
yang bermasalah kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang
terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Di antara gangguan jiwa
yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah
diri, inferior, pemarah, ragu dsb.

Kepribadian seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya, dan pembentukan


bukan merupakan pekerjaan yang mudah, shalat merupakan kegiatan harian, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan atau kegiatan amalan tahunan (salat idhul fitri dan idul adha)
dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian, yaitu manusia yang bercirikan :
disiplin,taat waktu,bekerja keras,mencintai kebersihan,senantiasa berkata yang baik.[3]

1. Shalat merupakan Terapi Mental Paling Ampuh

Saat seseorang shalat terjadilah proses penentraman jiwa dan relaksasi tubuh dalam
menghadap Sang Pencipta secara berulang-ulang. Shalat menjadi sebuah momen dimana
seseorang dapat meredakan emosi dan melunakkan kegelisahan di antara rutinitas sehari-

7
hari yang ia jalankan. Dari sini, akan terpancar ketentraman jiwa dan ketenangan fisik
yang diperlihatkan oleh shalat.

2. Shalat adalah salah satu teknik terbaru dalam Terapi Perilaku yang dipraktikan oleh para
psikiater

Psikiater yang menggunakan shalat sebagai media terapi, akan melatih dan membiasakan
pasien untuk mengubah posisi saat marah. Misalnya, kalau pasien sedang marah sambil
berdiri maka disarankan untuk duduk. Jika pasien duduk dalam keadaan marah, maka
disarankan untuk berbaring terlentang lalu membuang ketegangan saraf sampai
kemarahannya hilang. Dalam dunia kedokteran, hal ini disebut "pembentukan perilaku".

3. Shalat memiliki beberapa faktor penyembuhan seperti berikut:

a. Pembentukan komunitas masyarakat yang hidup dalam lingkungan kasih sayang.

Orang yang sholat jiwanya akan merasa tentram dan aman sehingga timbul rasa saling
mengasihi sesama umatNya.

b. Pembentukan sikap lembut dan rendah hati kepada orang lain.

Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang shalat tidak ada perbedaan perasaan lebih
tinggi dari pada seseorang yang lainnya, meskipun ia seorang pejabat sekalipun. Karena
dihadapan Tuhan, semua makhluk tidak ada yang lebih besar atau kecil jabatannya dalam
shalat.

c. Mengkikis habis faktor-faktor kedengkian tertahap orang lain.

Pada intinya, seseorang yang paham dengan manfaat shalat ia akan senantiasa memiliki
anti-dengki terhadap sesamanya, karena didalam shalat terkandung kelembutan yang bisa
membuat hati pelaksananya tenang.

d. Pemupusan rasa asing yang banyak dikeluhkan para penderita penyakit jiwa.

Dalam shalat, seseorang yang jiwanya sakit, akan melihat banyaknya harapan
karena buah dari kesabarannya melaksanakan shalat. Dengan muatan faktor yang begitu
hebat, maka shalat tidak diragukan lagi sebagai obat mujarab yang menyembuhkan
Penyakit di dalam hati. Itulah alasan Allah menyuruh manusia untuk melakukan shalat
yang tidak lain adalah untuk kebaikan manusia sendiri.[4]

D. Sholat Adalah Obat

8
Pernahkah anda mengamati bahwa saat selesai melaksanakan shalat tubuh anda terasa
lebih segar dan bugar? Apakah karena air wushu yang kita gunakan? Atau karena tata
gerakan shalat yang sedemikian ibarat gerakan senam aerobik? Jika memang demikian
pemikiran kita, lalu mengapa kadang seusai mandi kita justru merasa lelah, bahkan
mengantuk? Atau seusai senam aerobik kita justru merasa lebih yang berkelanjutan?
Berdasarkan analisis kami, dalam kedua contoh tersebut tidak terjadi keadaan homeostasis
dan equilibrium. Saat melakukan senam aerobik, terjadilah pembakaran kalori yang
sedemikian besar. Jika gerakan ini bisa dilakukan secara baik dan benar, akan terjadi
pembakaran yang sempurna. Sebaliknya jika dilakukan dengan kurang baik dan benar,
akan terjadi penumpukaan asam laknat yang berlebihan dalam tubuh. Penumpukan inilah
yang menyebabkan rasa letih dan capek.

Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar atau
tidak dan secara sinergis dan harmonis membeotak. stimulus stimulus penting bagi kerja
berbagai sistem tubuh manusia. Masing-masing tata gerakan shalat tadi menstimulasi
sistem saraf, baik di percabangan daerah punggung, ketiak bahu, pergelangan tangan dan
kaki. Jika terstimulasi, sensor sensor saraf ini akan bereaksi terhadap organ organ tertentu
didalam tubuh. Saat gerakan tersebut berlangsung, komponen komponen anatomi tubuh
manusia yang bisa diamati secara nyata adalah kulit pembungkus tubuh. Pada kulit ini
terdapat ujung ujung saraf dan kelenjar, otot otot badan dan anggota gerak, tulang tulang
badan dan anggota gerak ( lengan / tangan dan tungkai atau kaki ) beserta sendi sendinya,
seta serabut serabut saraf beserta simpul simpulnya.komponen komponen anatomi tubuh
manusia yang tak tampak secara nyata anatara lain organ organ dalam tubuh ( otak,paru
paru, jantung, usus, ginjal, kandung empedu, dan lain lain), pembuluh darah ( besar dan
kecil) beserta aliran darah didalamnya, kelenjar, hormon, dan cairan otak.

Saat melakukan (gerakan) shalat, terdapat motivasi mendasar dalam diri kita bukan hanya
secara spiritual berupa kebutuhan untuk mewujudkan segenap rasa syukur kepada sang
Khalik. Sang maha berkehendak atas seluruh isi jagat ini, tetapi juga kesadaran mendalam
akan segenap rukun shalat, termasuk rukun wudhunya. Dalam keadaan seperti ini,
timbullah ketenangan dalam pikiran dan qolbu yang nantinya diharapkan bermuara pada
khusyuk dan tumakninah. Ketenangan ini merupakan fase yang bermanfaat bagi tubuh
untuk rileks dan mengistirahatkan segenap aktivitas organ dan sistem organ, setelah sehari
penuh diaktifkan. Ketenangan ini menyebabkan hormon adrenalin, hormon penggalak
aktivitas tubuh, tidak melonjak terlalu tinggi. Dan dalam ketenangan ini timbul

9
kebahagiaan serta ketentraman, yang memungkinkan tubuh memiliki kesempatan untuk
memperbaiki segala macam kerusakan tubuh.

Keadaan ini merupakan penyembuhan alami diri sendiri atau self healing, termasuk
didalamnya menyeimbangkan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Jika
penyembuhan alami ini terjadi, tak ayal sehat dan bugarlah yang kita peroleh sehingga
menjadi tindakan preventif terhadap sakit dan penyakit atau modulator penyembuhan
manakala sakit.

Setelah memahami uraian diatas, barulah kita bisa melakukan dan memahami makna
rahasia gerakan shalat terkait dengan pencegahan dan perawatan kesehatan tubuh dan
memahami pergerakan ruas ruas tulang belakang, yang setiap segmenya memiliki arti
anatomi dan fungsi penting bagi kinerja saraf tulang belakang itu sendiri. Sebagai contoh,
pada shalat sistem saraf simpatis akan meregang dan terstimulus. Pada saat posisi badan
membungkuk ke depan saat rukuk, sistem saraf simpatis mengalami relaksasi.

E. Manfaat Gerakan Shalat untuk Kesehatan

1. Gerakan Takbiratul Ihram

Gerakan takbiratul ihram ini mempunyai manfaat melancarkan aliran darah, getah bening
dan kekuatan otot lengan, posisi jantung berada di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh[5]. Saat mengangkat kedua tangan otot bahu merenggang
sehingga aliran darah kaya dengan oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan
didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah, sikap ini menghindarkan dari berbagai
gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

2. Ruku’ dengan Thuma’ninah

Gerakan ruku’ ini dapat menjaga kesempurnaan dan fungsi tulang belakang sebagai
penyanggah tubuh dan pusat syaraf. Mensejajarkan posisi jantung dengan otak, sehingga
aliran darah maksimal mengalir pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu pada
lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Ruku’ juga latihan kemih
untuk mencegah gangguan prostat.

3. I’tidal dengan Thuma’ninah

Gerakan ini melatih pencernaan dengan baik, organ-organ pencernaan dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Pencernaan menjadi lebih lancar,

10
dan ketika berdiri setelah ruku’ dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun
kebawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan
darahnya. Gerakan ini menjaga saraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan
tiba-tiba.

4. Sujud dengan Thuma’ninah

Bila sujud dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan
oksigen ke otak atau kepala termasuk pula mata, telinga, leher, pundak, dan hati. Efektif
mencegah sumbatan pembuluh darah jantung, sehingga risiko terkena jantung koroner
dapat diminimalisir. Dengan sujud juga dapat memompa getah bening ke bagian leher dan
ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan darah yang kaya oksigen bisa mengalir
secara maksimal sehingga dapat mencegah terkena stroke dan mencegah dari gangguan
wasir. Khusus bagi wanita dapat memberikan kesuburan dan kesehatan organ wanita. [6]

5. Duduk Diantara Dua Sujud

Cara duduk diantara dua sujud ini dapat menyaimbangkan sistem elektrik saraf
keseimbangan tubuh kita. Menjaga kelenturan saraf di bagaian paha dan cekungan lutut,
cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf dapat mencegah penyakit diabetes,
sulit buang air kecil, prostat dan hernia.

6. Duduk Tasyahud Awal

Pada saat duduk tasyahud awal lipatan paha dan betis bertemu. Gerakan ini dapat
mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran dan menjaga agar
kaki optimal menopang tubuh kita. Pada saat duduk iftirasy, tubuh bertumpu pada pangkal
paha yang terhubung dengan saraf paha.

7. Duduk Tasyahud Akhir

Gerakan ini lebih baik dari gerakan bersila dan berguna membongkar pengapuran pada
cekungan kaki kiri, agar saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata,
sehingga konsentrasi akan meningkat dan terjaga. Kemudian duduk tawarruk juga sangat
baik untuk pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin pria (prostat)
dan saluran vas deverens. Jika dilakukan dengan benar postur ini akan mencegah
impotensi.

8. Salam Ke Kanan dan Ke Kiri

11
Gerakan ini menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri sehingga menarik urat leher yang
berfungsi menjaga kelenturan urat leher. Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri
secara maksimal dapat menghasilkan relaksasi otot sekitar leher dan kepala serta
menyempurnakan aliran darah dikepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan
mengencangkan kulit wajah.[7]

2.2 SHOLAT UNTUK PENGOBATAN DAN KESEHATAN

Selain melaksanakan perintah agama, mengobati kerinduan jiwa pada sang


Pencipta, sholat juga punya efek yaitu menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu
pengobatan tradisional, Prof H Muhammad Hembing Wijayakusuma, telah
melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu. Hasil penelitian itu
disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa maupun buku yang
berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, duduk
Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.

Apa hubungan sholat dengan kesehatan ? menurut Hembing, setiap gerakan-


gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada
bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga
dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk
mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas
spiritual.

1. Berdiri tegak dalam sholat

Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang
menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam penyakit.
Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh
saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang

12
pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada
posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.

2. Rukuk

Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang
belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas
tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan
mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan
bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam.
Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17
kali.

3. Sujud

Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga junlahnya sehari 34
kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot
berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan
kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan
terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari
mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.

4. Duduk tasyahud

Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut
kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan
tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-
jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang
punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki.
Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan
dan kekuatan organ seks.

5. Salam

Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut
penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat
membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa
merasakan itu, bila ia menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih

13
segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali
berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan
sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama
bukan olahraga.

2.2 HUBUNGAN SHOLAT DENGAN FISIK

Shalat memang suplier rohani dan pemompa mental. Tanpa shalat, jiwa
manusia mungkin saja tak mampu menanggung beban dalam menjalani hidup. Bagi
orang yang kerap mengalami penderitaan, shalatlah yang menjadi tempat
menumpahkan segala permasalahan, menjadi kesempatan mengadu dan waktu
mencurahkan harapan. Bagi seorang pejuang, seorang juru dakwah, shalat juga
yang menjadikannya kuat memikul semua masalah dan tantangan yang
menghadangnya. Bersyukurlah kita, Allah SWT mewajibkan shalat lima waktu
sehari. Dalam lima kesempatan itu artinya, kita memperoleh masukan energy baru.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang merasakan nikmatnya shalat.

Mungkin kita pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Berapa banyak orang yang
menegakkan shalat hanya memperoleh letih dan payah” ( HR Nasa’i ). Shalat yang
digambarkan Rasul dalam hadits tersebut, bukan hanya shalat yang bisa menjadi
penyegar bagi jiwa. Shalat yang hanya bersifat ritual dan tidak memberikan
kenikmatan bagi pelakunya. Shalat yang hanya gerakan fisik yang senyap dari
kedamaian batin.

Salah satu syarat yang dapat memberi pencerahan batin,biasa disebut dengan
khusyu’. Khusyu’ menurut Imam Ghazali adalah hudhurul qalbi kehadiran hati,
konsentrasi, rasa tunduk, pasrah dan penghormatanyang tinggi kepada Allah SWT.

Amirul mukminin Umar ra mengatakan, “ Khusyu’ itu bukan menundukkan


kepala, tapi khusyu’ itu ada di dalam hati.” Al Qur’an menyebutkan khusyu’ itu
adalah tanda pertama orang-orang yang beruntung. “Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS.
Al Mukminun: 1-2). Tidak sedikit orang yang sulit menghadirkan kekhusyuan dalam
shalatnya. Kita begitu dan nyaris tidak percaya, bila sahabat Rasulullah Ali rejustru

14
melaksanakan shalat untuk menghilangkan rasa sakit ketika mata panah akan
dicabut dari tubuhnya.

Orang yang belum biasa bekerja berat, akan merasa sangat sulit bekerja
mencangkul dan mengolah sawah. Tangannya mungkin akan lecet, kulitnya terbakar
oleh terik matahari dan seluruh tubuhnya terasa linu, itu dalam konteks pekerjaan
fisik. Keadaannya tidak jauh berbeda dengan konteks pekerjaan batin. Khusyu’
adalah pekerjaan batin, orang yang tidak terbiasa khusyu’, dekat, pasrah, tunduk
pada Allah di luar shalat, akan sulit menghadirkan kekhusyukan di dalam shalat.
Khusyu’ di dalam shalat sangat terkait dengan khusyu’ di luar shalat. Kalau hati
tidak pernah hidup, tidak ada link hubungan dengan Allah di luar shalat, tentu sulit
menjalin hubungan yang baik hanya dalam shalat. Bagaimna kita merasakan
nikmatnya bertani, mencangkul tanh, seperti yang dirasakan para petani, kalau kita
sebelumnya jarang melakukan pekerjaan tersebut,? Begitu lebih kurang
gambarannya, itulah rahasianya kenapa kita sulit khusyu’. Khusyu’ kepada Allah
tidak hanya dengan menyebut Subhanallah, Alhamdulillah atau Allahu Akbar.
Khusyu’diwujudkan dengan hati yang senantiasa berhubungan denagn Allah,
meskipun lidah tidak menyebut nama Allah. Melihat ciptaan Allah, hati merasakan
kebesaran Allah. Melihat peristiwa apapun semakin menyuburkan ingatan kepada
Allah. Mendapat nikmat, hati mengatakan, “Syukur Allah tidak menjadikan aku
menderita.” Hati tersentuh dan malu bila melakukan ketidaktaatan. Bila ditimpa
musibah, hati mengatakan, “Mungkin saya berdosa pada Allah.” Sikap sikap seperti
itulah yang semakin menambah kedekatan hatidengan Allah SWT. Itulah yang
dimaksud dalam firman-Nya, “Mereka yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk
dan berbarung.” Itulah sebabnya para ahli ibadah mengatakan, aku merasa damai
meskipun sendiri.” Kenapa? Karena mereka dalam kondisi terus berdzikir dengan
melihat semua fenomena alam dan hatinya mengingat Allah Jalla Wa’ala.

Ibarat orang yang sayang dan rindu kepada kekasihnya, setiap barang kepunyaan
kekasihterlihat di depan mata membuat hati ingat dan terkait dengan kekasih. Kalau
sudah ada benih khusyu’ di luar shalat, maka saat berwudhu pun sudah khusyu’.

Seorang muslim harus berusaha menghidupakan kedekatan hatinya denagan Allah,


kapan pun dan dimanapun. Tokoh ulama Mesir Hasan Al Banna menyifatkan
karakter seorang mujahid adalah bukan orang yang tidur sepenuh kelopak matanya,

15
dan tidak tertawa selebar mulutnya. Maksudnya itu menggambarkan suasana
keseriusan dan kesungguhan orang yang berjuang di jalan Allah. Apa rahasia
dibalik kesungguhan dan keseriusan itu? Dalam shalat mereka sangat membesarkan
dan mengagungkan Allah. Di luar shalat mereka juga tetap membesarkan Allah,
hidup sesuai syari’at, menjauhkan diri dari kemungkaran dan maksiat. Maka Allah
akan menaungi mereka, sebab ada hubungan sangat erat antara shalat dan perilaku-
perilaku sosial. Merekalah yang dimaksud dalam sabda Rasulullah, “Barangsiapa
memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan
hubungan-Nya dengan orang tersebut.” ( HR. Hakim )

2. 3 HUBUNGAN SHOLAT DENGAN MENTAL & KECERDASAN

Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi
Muhammad saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah
didalamnya. Kalau kita pelajari al-Qur’an dan as-Sunnah maka akan kita temukan
penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan ibadah shalat, diantaranya yaitu
pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia. Dengan shalat manusia
menyerahkan diri kepada-Nya, hal ini akan membantu dalam meredakan
ketegangan emosi manusia, karena seorang mukmin mempunyai keyakinan bahwa
Allah akan mengabulkan doanya dan memecahkan problem-roblemnya, memenuhi
berbagai macam kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan
kerisauan yang menimpanya. Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa
kepada-Nya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan otosugesti yang akan
meredakan ketegangan emosi dan kegoncangan jiwa yang terjadi pada manusia.
Fungsi shalat yaitu :

1. Shalat sebagai sebagai pengobat gangguan jiwa dan penyakit jiwa,

2. Fungsi ibadah shalat sebagai pembinaan kesehatan jiwa, dan

3. Fungsi shalat sebagai pencegah gangguan dan penyakit jiwa.

Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat (seutuhnya),


padahal tidaklah dicatat baginya (oleh malaikat Raqib [pencatat amal baik]), kecuali
setengah shalat, atau sepertiganya, atau seperempatnya, atau seperlimanya, sampai
sepersepuluhnya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

16
Anda sering menunaikan shalat, bukan? Pagi-sore, siang-malam, bertahun-tahun,
Anda sudah mengerjakannya. Jutaan kali telah Anda tundukkan badan dalam ruku’
dan sujud. Jutaan kali pula telah Anda baca bermacam-macam dzikir dan doa di
dalam shalat. Hanya saja, bagaimana kualitas shalat Anda? Dalam perhitungan atau
perkiraan Anda sendiri, seberapa besar bagian dari shalat Anda yang dinilai baik
oleh malaikat pencatat amal dan memberikan pengaruh positif pada kehidupan
Anda?

Anda pun pasti telah tahu besarnya manfaat shalat terhadap diri Anda sendiri.
Bahkan kendati di dalam ibadah ini Anda hanya menggerakkan badan bagai robot,
kegiatan ini pun sudah berguna. Sekurang-kurangnya, menyehatkan raga. Begitu
pula jika Anda perlakukan shalat sebagai semacam meditasi. Sekurang-kurangnya,
menyehatkan jiwa.

Tetapi, shalat secara hakiki tidak sekadar bermanfaat menyehatkan jiwa-raga (fisik,
emosional, dan spiritual). Tahukah Anda bahwa dengan menunaikan shalat yang
berkualitas, Anda akan mencapai beragam jenis kecerdasan? Bukan hanya
kecerdasan pikiran (intelegensia/IQ), tetapi sekaligus kecerdasan emosional (EQ),
kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan sosial.

Bagaimana semua jenis kecerdasan tersebut bisa direngkuh melalui shalat? Buku ini
sangat berbeda dengan buku-buku tentang hikmah shalat yang telah beredar,
karena secara metodologis buku ini fokus pada kajian bagaimana terciptanya
hubungan antara shalat sebagai ibadah dengan kecerdasan manusia sebagai
kekuatan pikiran dan jiwa. Di samping itu, kekuatan buku ini juga terletak pada
ditampilkannya rangkaian panduan praktis guna menjalankan shalat yang mampu
melejitkan semua jenis kecerdasan manusia (shalat SMART). Karena itu, buku ini
sangat aplikatif, metodis, dan dapat langsung Anda terapkan untuk meningkatkan
mutu shalat dan sekaligus kecerdasan Anda!

2.4 SHOLAT SEBAGAI KOMUNIKASI SPIRITUAL DENGAN PENCIPTA

Dua tahun sebelum Hijrahnya Nabi ke Madinah, merupakan saat-saat yang super
sulit dalam perjuangan beliau untuk menyebarkan kebenaran. Tekanan, intimidasi,
bahkan upaya pembunuhan kepada beliau pribadi mengalami intensitas puncak,

17
seiring dengan kematian dua benteng internal da’wah setelah Allah, Khadijah dan
Abu Talib. Bagi Rasulullah, serasa dunia ini suram dan terasa sumpek dalam
melangkan kaki perjuangan. Terasa da’wah mengalami stagnasi abadi. Dalam
situasi inilah beliau diperjalankan melalui wadah “Isra’ mi’raj” di suatu malam dari
masjidil haraam di Mekah ke masjidil Aqsa di Jerusalem, dan dari Jerusalem beliau
diangkat menuju “Sidratul Muntaha” untuk melakukan komunikasi langsung,
dialog nurani dengan sang Penciptanya. Komunikasi dan dialog nurani inilah yang
terkristalkan dalam sebuah amalan ritual Islam yang dikenal shalat.

Shalat, yang secara lughowi (makna kata) berarti “hubungan atau komunikasi”
kemudian menjadi amalan ritual terpenting dalam agama Islam. Selain dikenal
kemudian sebagai “Pilar agama” (‘imaaduddin), juga merupakan salah satu dari
lima rukun Islam. Menjalankan shalat merupakan kewajiban ‘aini (setiap individu
Muslim), melalaikannya merupakan “pengrusakan” terhadap dasar-dasar keislaman
seseorang.

Melakukan shalat bukan sekedar melakukan gerakan-gerakan atau membaca


bacaan-bacaan formal semata. Melainkan melakukan kegiatan “syamil”
(komperenhesif) dan “mutawazin” (imbang) di antara tiga unsur kemanusiaan kita.
Shalat mencakup kegiatan fisik, ruh, dan juga fikiran. Ketiga hal ini adalah pilar-
pilar kehidupan manusia, yang justeru ketiganya bersatu padu dalam amalan shalat
yang dilakukan.

Di saat ketiga unsur hidup manusia itu menyatu dalam sebuah pergerakan terpadu,
di situlah akan menumbuhkan “keseimbangan” pergerakan hidup manusia.
Keseimbangan ini yang kemudian menjadi pijakan kehidupan manusia yang sehat.
Hanya dengan hidup yang imbang, manusia mampu mendapatkan kehidupan yang
sehat secara paripurna. Selain tumbuhnya kehidupan yang sehat secara paripurna,
dengan keterlibatan tiga unsur tadi, manusia menjalin komunikasi paripurna pula
dengan Sang Pencipta. Komunikasi paripurna ini yang kemudian dikenal dalam
bahasa agama sebagai “ khusyuu’”. Khusyu menjadi “hati” shalat yang dilakukan.
Shalat yang tidak memiliki khusyu’ ibarat manusia yang tidak berhati. Manusia
yang tidak lagi berfungsi nuraninya, sehingga pandangannya akan selalu tertumpu
pada hal hal lahiriyah semata.

18
Di saat mata nurani menjadi tumpul atau buta, maka lahiriyah akan menjadi sosok
yang buas. Kehidupan yang tidak memiliki “mata nurani” adalah kehidupan hewani,
bahkan lebih rendah nilainya dari kehidupan hewani. Dan jika ini terjadi, manusia
yang awalnya diciptakan dengan pencptaan yang terbaik, dimuliakan, dan memiliki
keunikan-keunikan, terjatuh ke lembah kehinaan yang paling rendah (asfala
saafilin). Oleh karenanya, shalat bukan hanya dikerjakan, tapi seharusnya
“didirikan” setiap saat. Formalitasnya memang ada lima waktu, tapi seharusnya
shalat itu tegak dalam kehidupan kita di 24 jam 7 hari sepekan. Maka, ada “shalat di
antara shalat-shalat” (shalaatul wustha) yang kita lakukan. Shalat “Wustha” (in
between) adalah tegaknya relasi dan komunikasi antara hamba dan Rabbnya di
setiap saat dan ruang. Bahkan keluar masuknya nafas seorang hamba seiring dengan
“ kesadaran penghambaan” terhadap Rabbnya.

Eternalitas relasi di atas akan menjadi “benteng” kehidupan seorang Muslim,


sekaligus menjadi “basis” kesalehan hidupnya. Dia menjadi solid dalam kebajikan
serta terlindung dengan lindungan kokoh “kesadaran Ilahi”. Dia akan memiliki
pandangan mata “nurani” yang sangat tajam, serta memiliki “intelektual hati” yang
tinggi.

Dengan bekal soliditas perlindungan dari kejatatan-kejahatan dan soliditas basis


kebajikan kebajikan, serta dibarengi oleh kesadaran Ilahi dan inteletualitas hati, dia
akan menjalani kehidupannya dengan penuh konsistensi di atas ridha Ilahi.
Konsistensi perjalanan hidup di atas ridha inilah yang disebut “taqwa” , yang
merupakan cita-cita tertinggi dalam kehidupan beragama. Cita-cita tertinggi yang
diperjuangkan hingga hembusan nafas terakhir di bumi yang fana ini.

2.5 KEUTAMAAN SHOLAT TEPAT WAKTU

Berikut penjabaran salat dalam perspektif pengobatan ilmu cina


1. Sholat Subuh
Pukul 05.00-06.00 saat salat subuh merupakan waktu yang baik untuk menerapi
pencernaan.
2. Sholat Zuhur
Pada waktu sholat zuhur, ada energi api yang keluar pada diri pukul 12.00 sampai
sora yang bermanfaatbagi jantung dan ginjal.
3. Sholat Ashar

19
Dalam gerakan sholat ashar, terdapat siklus dari panas ke dingin yang berguna bagi
terapi kandung kemih. Secara alamiah, gerakan sholat ashar ternyata memisahkan
zat-zat kimia dalam tubuh kita.
4. Sholat Maghrib
Ada energi air yang keluar pada pukul 18.00 setelah terbenamnya matahari.
Menurut pengobatan ilmu cina waktu maghrib yang disertai gerakan sholat
sekaligus menerapi ginjal.
5. Sholat Isya’
Sholat isya’ dilaksanakan setelah matahari terbenam. Waktu ini disebut dapat
mengurangi kelebihan energi. Dan ada energi kayu yang keluar pada pukul 23.00
yang mampu menghancurkan racun-racun ditubuh. Menurut pengobatan ilmu cina,
racun itu dibakar kayu untuk membuang racun di otak.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pelaksanakan ibadah sholat selain sebagai kewajiban tetapi juga memiliki banyak
manfaat ,baik bagi kesehatan, mental dan kecerdasan, maupun lemahnya
komunikasi dengan Sang Pencipta. Apalagi jika ibadah sholat dilaksanakan sesuai
waktunya, maka akan menambah manfaat dalam tubuh kita karena setiap waktu
sholat memiliki manfaat yang tersendiri. Sehingga dari sholat, dapat menjadikan
manusia sebagai makhluk bertuhan yang yang taat serta sehat jasmani maupun
rohaninya.

3.2 SARAN

Mengingat pelaksanaan sholat tepat waktu dan rutin merupakan kewajiban bagi
umat muslim dan memiliki banyak manfaat pada diri kita maka hendaklah setiap
umat islam menanamkan keyakinan hal tersebut dalam hati masing-masing dan
melaksanakan sesuai dengan ketentuan islam sebagaimana umat-umat terdahulu
melaksanakannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hilmy al-Kuly. ( 2007 ) . Mukjizat Kesembuhan Dalam Gerakan Shalat. Jogjakarta :


Penerbit HIKAM PUSTAKA

Tharsyah adnan. ( 2008 ). Keajaiban Shalat bagi Kesehatan , Meraih Manfaat Shalat
Secara Medis, Klinis & Psikology. Jakarta : SENAYAN ABADI

http://ariefananda.blogspot.com/2011/07/keutamaan-sholat-tepat-waktu.html

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2010/12/sholat-dan-kesehatan-fisik-
mental.html

22

Anda mungkin juga menyukai