Makalah Rivisi Drowning 2
Makalah Rivisi Drowning 2
DROWNING
Dosen Pembimbing
Ns. Asih Setya Dewi M.Sn
Disusun
Kelompok IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan pula terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ns. Asih Setya Dewi S.Kep.,Msn atas kesediaan beliau
sebagai pembimbing kami dalam penulisan makalah ini. Besar harapan kami,
melalui makalah ini, pengetahuan dan pemahaman kita mengenai drowning
semakin bertambah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya bidang kesehatan.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Menurut Mulyadi 2009 Tenggelam adalah kematian akibat mati lemas
(asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Pada
umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun
karena ada faktor-faktor tertentu seperti korban dalam keadaan mabuk atau
dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa
pembunuhan.
Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat
tenggelam,dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Menurut
WHO, pada tahun 2004, 388.000 orang meninggal akibat tenggelam.3,4 Beberapa
negara terpadat di dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini
menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis,
kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat yang hampir mustahil.4
Mayoritas (sekitar 96%) kematian akibat tenggelam terjadi pada negara yang
berpenghasilan rendah dan menengah. 60% kematian akibat tenggelam terjadi di
kawasan Pasifik Barat dan Asia Tenggara. Di seluruh dunia, anak di bawah 5
tahun merupakan tingkat usia dengan mortalitas akibat tenggelam tertinggi.3
Sedangkan pada data yang diperoleh dari RS. Dr. Soetomo Surabaya
didapatkan 23 orang meninggal karena tenggelam mulai bulan Januari 2011
hingga September 2011. Sedangkan pada 4 tahun terakhir didapatkan 93 kasus
meninggal sejak Januari 2007 hingga Desember 2010.5
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah
pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong
kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari
luar melalui resusitasi, dan mencegah insufisiensi. Penanganan kegawatdaruratan
korban tenggelam sebaiknya memastikan terlebih dahulu kesadaran, system
pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan interaksi yang konstan dengan
korban. Korban tenggelam merupakan salah satu kegawatdaruratan yang perlu
penanganan segera (Mulyadi, 2009).
B. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat
2. Agar tahu apa penyebab dan bagaimana menyelamatkan klien
tenggelam.
C. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dasar pertolongan pertama pada klien
tenggelam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tenggelam
Menurut Mulyani 2008 Tenggelam (drowning) adalah kematian yang
disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh
atau sebagian tubuh ke dalam cairan, sedangkan hampir tenggelam (near
drowning) adalah keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak
terjadi kematian.
Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam
cairan dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru
Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk
melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh.
Mekanisme lain menyebutkan karena ketidakseimbangan elektrolit serum
yang mempengaruhi fungsi jantung (refleks kardiak) dan bisa juga disebabkan
karena laringospasme sebagai akibat refleks vagal.( Levin, 2008 )
Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus tenggelam
di dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air
maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
berdasarkan pengertian tersebut, maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat
terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam westafel atau ember
berisi air. Jumlah air yang dapat mematikan jika dihirup oleh paru-paru adalah
sebanyak 2 L untuk orang dewasa dan 30-40 ml untuk bayi.
B. Mekanisme Tenggelam
Tenggelam dalam Air Tawar
- air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi
hemodilusi yang hebat sampai 72 persen yang berakibat terjadinya
hemolisis
- oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana Kalium
dalam plasma meningkat dan Natrium berkurang, juga terjadi anoksia
yang hebat pada myocardium
- hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah atau sirkulasi
menjadi berlebihan, terjadi penurunan tekanan systole, dan dalam waktu
beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel
- jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi
anoksia cerebri yang hebat, hal ini yang menerangkan mengapa kematian
terjadi cepat.
Hipoksemia
Nafas tak
Cedera pada teratur
Metabolisme membran
aerobik kapiler
terhenti alveolar MK :
Gangguan
pertukaran gas
Tubuh ARDS
asidotik
E. PATWAY Drowning
↑ permeabilitas
↓ Fungsi membran kapiler
tubuh alveoli
Involuntary
breathing
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
1. Pengkajian Primer
AirWay
- Terdapat sumbatan atau paru – paru terisi cairan
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Mengalami batuk-batuk
B : Breathing
- Tampak menggunakan otot nafas tambahan
- Terdapat RR klien 29 X/menit napas klien terlihat cepat dan dalam
( khusmaul )
C : Circulation
- Nadi karotus teraba kuat
- Capiller refill <2 detik
- Akral teraba dingin
- Penurunan Kesadaran
D : Dissability
Terjadi penurunanan kesadaran. Adapun cara Untuk dapat melihat
dengan jelas dengan mengkaji
- Awake : A
- Respon Bicara : V
- Respon Nyeri :
- Tidak ada respon : U
- Alert : klien merespon jika dipanggil namanya
- Verbal : tidak meengalami disorientasi waktu, tempat, orang
Kekuatan otot 44
44
E : Exposure
Tidak jejas,
2. Pengkajian skunder
a. Alergi : tidak ada riwayat alergi baik terhadap
makanan atau obat obatan
b. Medikasi : klein mengatakan pernah mengkonsumsi
obat sewaktu ia mengalami penyakit
c. Past Illness : klien pernah mempunyai riwayat penyakit
masa lalu
d. Last Meal : makanan terakhir sebelum korban
tenggelam hanya makan 1 bungkus nasi padang hangat sayur
bayam dan segelas air putih.
e. Evironmant/ event : klien merasa lemah, tidak mampu
melakukan aktivitas yang berlebih. Aktivitas terakhir yang klien
lakukan duduk di tepi danau. Pada saat klien duduk ditepi danau ia
terpeleset, kemudian klien terpeleset dinau selama 30 menit dan
baru dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit.
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulansi ROM
pemeriksaan Fisik
TD : 150/110 mmHg
N : 95 X/mnt
RR : 29 X/mnt
S : 38 °C
Peningkatan permebilitas
membran kapiler alveoli
Hipoksia
Gangguan pertukaran gas
Ventrikel iskemik
Surfaktan bercampur
dengan air
30 menurun teratasi
sebagian selanjutnya
Memonitor apakah
masih ada sumbatan
jalan nafas atau tidak
dan palpasi
kesimetrisan ekspansi
paru
P:
- Perencanaan
selanjutnya melakukan
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Memonitor pola nafas
- Memonitor adanya
sumbatan jalan nafas
2. Kamis, Observasi - S:
1. Mengidentifikai tanda - klien mengatakan
05
dan gejala primer Kekuatan nadi perifer
Desember
penurunan curah meningkat
2019
- Gambaran EKG aritmia
jantung ( Meliputi
Jam
menurun
disphea, kelelahan )
08:00 - Dispneu dan kelelahan
2. Mengidentifikasi tanda
sudah menurun
dan gejala sekunder
penurunan curah O : klien terlihat tidak lemas
jantung( Meliputi kulit dan pucat lagi
pucat ) TD : 120/80 mmHg
6. Memonitor tekanan
N : 80 X/mnt
Jam darah
7. Memonitor aritmia RR : 20 X/mnt
14:00
( kelainan irama dan S : 37 °C
frekuensi ) A:
8. Memonitor fungsi alat
- Penurunan curah
pacu jantung
Teraupetik jantung b.d perubahan
1. Memposisikan pasien
Jam irama jantung d.d nadi
semi-fowler atau fowler
19:30 perifer teraba lemah
dengan kaki ke bawah - Kekuatan nadi perifer
atau posisi nyaman meningkat
2. Memberikan diet - Gambaran EKG aritmia
jantung yang sesuai menurun
3. Memfasilitasi pasien -
dan keluarga untuk
P:
memodifikasi gaya
hidup sehat - Perencanaan
4. Memberikan terapi
selanjutnya
relaksasi untuk
menganjurkan klien
mengurangi stress
untuk beraktivitas fisik
5. Memberikan dukungan
sesuai toleransi
emosional dan spiritual
- Menganjurkan
Edukasi
1. Menganjurkan beraaktivitas fisik
beraktivitas fisik sesuai secara bertahap
- Dan untuk para laki –
toleransi
2. Menganjurkan laki diharapkan untuk
beraktivitas fisik secara berhenti merokok
bertahap
3. Menganjurkan berhenti
merokok
Kolaborasi
1. Berkolaborasi
pemberian anti aritmia,
Jika perlu
2. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
3. Jumat, 06 Observasi S : pasien mengatakan tidak
1. Mengidentifikasi
Desember sesak lagi dengan tanda
kemampuan batuk
2019 - Produksi sputum
2. Memonitor adanya
Jam Menurun
retensi sputum
- Pola Nafas Membaik
08:00 3. Memonitor tanda
dan gejala infeksi O : klien terlihat tidak adanya
saluran nafas lagi retensi sputum dan
Teraupetik
1. Mengattur posisi semi tidak ada tanda dan gejala
Jam infeksi saluran pernafasan
fowler
14:00 2. Membuang secret pada TD : 120/80 mmHg
tempat sputum N : 80 X/mnt
Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan RR : 20 X/mnt
P : perencanaan selanjutnya
- Meganjurkan tarik
nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik,
di tahan selama 2 detik
- Berkolaborasi
pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tenggelam (drowning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi
cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke
dalam cairan, sedangkan hampir tenggelam (near drowning) adalah keadaan
gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak terjadi kematian.
Mekanisme kematian pada korban tenggelam dapat berupa asfiksia akibat
spasme laring, asfiksia karena gagging dan choking, refleks vagal, fibrilasi
ventrikel (air tawar), dan edema pulmoner (dalam air asin)
Pada peristiwa tenggelam di air tawar, terjadi hemolisis dan hemodilusi
sehingga menyebabkan hiperkalemia. Kematian terjadi karena fibrilasi ventrikel.
Pada peristiwa tenggelam di air asin, karena konsentrasi elektrolit air asin lebih
tinggi daripada plasma, air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan
interstitial paru yang akan menimbulkan edema paru, hemokonsentrasi, dan
hipovolemia.
Berdasarkan morfologi penampakan paru pada otopsi, tenggelam
dibedakan atas tenggelam kering (dry drowning), tenggelam tipe basah (wet
drowning). Jika ditinjau berdasarkan jenis air tempat terjadinya tenggelam, maka
dapat dibedakan menjadi tenggelam di air tawar dan tenggelam di air asin.
Diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan laboratorium berupa histologi
jaringan, destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar elektrolit darah.
Pada pemeriksaan luar, dapat ditemukan Schaumfilz froth, kuntis anserina,
washer woman’s hand, cadaveric spasm, tanda-tanda asfiksia seperti sianosis dan
petekie. Kemudian dapat juga dijumpai luka lecet dan penurunan suhu mayat
Pada pemeriksaan dalam, paru tetap kering pada kasus tenggelam di air
tawar. Pada kasus tenggelam di air laut, paru-paru dapat ditemukan membesar.
Petekie juga dapat dijumpai. Organ lain dapat mengalami pembendungan.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, brahm, U et al. 2004. Pedoman Klinis Peidatri. Jakarta : EGC
Hariadi Apuranto, (2010). Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal, edisi ketujuh. surabaya : Departemen Ilmu Kedokteran Forensik
danMedikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Levin, D.L.F.C. Morriss, L.O. Toro,L.W Brink and G. R. Turner ( 2008 )
Drowning and near- drpwning. Ediatric clinics of North America 40(2): 321
Onyekwelu, E. 9 (2008 ). Drowning and Near Drowning. International
Child Health Care : A Practical manual for hospitals worldwide : 541
Jurnal Keperawatan Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa–
Siswi Sma Swasta Teladan Binjai Mengenai Abortus Provokatus Kriminalis
Simanjuntak - 2014 - Repository.Uhn.Ac.Id