pdf-makalah-sistem-persepsi-sensori_compress
pdf-makalah-sistem-persepsi-sensori_compress
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu : Ns. Dzurriyatun Thiyyibah Z. A,S.Kep.,M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 6
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas berkat
rahmat dan karunianNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................
................................................................
........................................
.................. 1
B. Rumusan Masalah............................................
...................................................................
.................................
.......... 2
C. Tujuan Penulisan .........................................
...............................................................
........................................
.................. 3
D. Manfaat Penulisan ...........................................
..................................................................
....................................
............. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Persepsi Sensori ...........................................
......................................................
........... 4
B. Anatomi Sistem Persepsi Sensori ..........................................
.....................................................
........... 5
C. Pengkajian Sistem Persepsi Sensori ..........................................
.................................................
....... 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan persepsi sensori merupakan permasalahan yang sering
ditemukan seiring dengan perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat dan
tidak terduga. Pertambahan usia, variasi penyakit, dan perubahan gaya hidup
menjadi faktor penentu dalam penurunan sistem sensori. Seringkali gangguan
sensori dikaitkan dengan gangguan persepsi karena persepsi merupakan hasil
dari respon stimulus (sensori) yang diterima.
Persepsi merupakan respon dari reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal, juga pengenalan dan pemahaman terhadap sensoris yang
diinterpretasikan oleh stimulus yang diterima (Syaifuddin, 2014). Persepsi juga
melibatkan kognitif dan emosional terhadap interpretasi objek yang diterima
organ sensori (indra). Adanya gangguan persepsi mengindikasikan adanya
gangguan proses sensori pada organ sensori, yaitu penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan pengecapan. Untuk itu, perlu adanya pengkajian
sistem sensori untuk mengukur derajat gangguan sistem sensori tersebut.
Adanya makalah ini diharapkan pembaca bisa sedikit mengetahui
pengkjaian pemeriksaan sistem sensori. Dengan mengetahui pengkajan si
sistem
stem
persepsi sensori diharapkan permasalahan yang muncul dari hasil pemeriksaan
tersebut dapat teridentifikasi secara akurat sehingga dapat menentukan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Berdasarkan permasalahan di atas kami tertarik
untuk menulis makalah tentang “Pengkajian Sistem Persepsi Sensori”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah definisi sistem persepsi sensori?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem persepsi sensori?
3. Bagaiaman pengkajian pada sistem persepsi sensori?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengkajian pada sistem persepsi sensori.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi sistem persepsi sensori.
b. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem persepsi sensori.
c. Untuk mengetahui pengkajian pada sistem persepsi sensori.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan pengkajian pada sistem persepsi
sensori.
2. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan tentang pengkajian pada sistem persepsi sensori, serta
sebagai bahan refrensi dalam pemenuhan tugas tugas yang terkait dengan
sistem persepsi sensori.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior
5
yang disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk
ke mata, sedangkan ujung tepinya melanjut sampai korpus siliaris. Pada
iris terdapat 2 buah otot: muskulus sfingter pupila pada pinggir iris,
siliar.
3) Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris (Syaifuddin,
2014).
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran (Telinga)
Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk
mendengar. Anatomi telinga terdiri dari telinga bagian luar, tengah, dan
dalam.
a. Telinga bagian luar
Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara yang datang
disebut labirin.
1) Labiritus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
yang dinamakan perilimfe. Labiritus osseous terdiri dari vestibulum,
koklea, dan kanalis semisirkularis.
2) Labirintus membranous, terdiri dari:
a) Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng
terpaut pada tempatnyaoleh jaringan ikat. Pada dinding belakang
utrikulus terdapat muara dari duktus semisirkularis dan pada dinding
depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis, saluran
respiratorius pseudostratified yang terdiri atas empat jenis sel yaitu sel
kolumnar bersilia, sel kolumnar tidak bersilia, sel mukus tipe goblet dan sel
basal. Membran mukosa bersilia bertugas menghalau mukus menuju ostium
sinus dan bergabung dengan sekret dari hidung. Jumlah silia makin
bertambah saat mendekati ostium. Ostium adalah celah alamiah tempat sinus
mengalirkan drainasenya ke hidung. Jumlah silia makin bertambah saat
mendekati ostium.
Berdasarkan lokasi perlekatan konka media dengan dinding lateral
hidung, sinus dibagi menjadi kelompok sinus anterior dan posterior.
Kelompok sinus anterior terdiri dari sinus frontal, maksila dan etmoid anterior
yang bermuara ke dalam atau
ata u dekat infundibulum. Kelompok sinus posterior
terdiri dari etmoid posterior dan sinus sfenoid yang bermuara di atas konka
media. Fungsi utama sinus paranasal adalah mengeliminasi benda asing dan
sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi melalui tiga mekanisme yaitu
terbukanya kompleks osteomeatal, transport mukosiliar dan produksi mukus
yang normal.
merupakan suatu jalur yang jika mengalami obstruksi karena mukosa yang
inflamasi atau massa yang akan menyebabkan obstruksi ostium sinus, stasis
silia dan terjadi infeksi sinus.
atas sinus, pons serebri di posterior, di lateral sinus sfenoid terdapat sinus
kavernosus, fisura orbitalis superior, a.karotis dan beberapa serabut nervus
kranialis. Perdarahan dilayani oleh cabang a. sfenopalatina dan a. etmoid
posterior. Inervasinya
Inervasinya dipersarafi oleh cabang etmoid posterior nervus V1 dan
cabang sfenopalatina nervus V2.
Fungsi utama sinus paranasal adalah mengeliminasi benda asing dan
sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi melalui tiga mekanisme, yaitu:
terbukanya kompleks ostiomeatal, transpor mukosilia dan produksi mukus
yang normal. Faktor yang berperan dalam memelihara fungsi sinus
gerakan halus dan otot ekstrinsik yang melaksanakan gerak kasar pada
waktu mengunyah dan menelan. Lidah terletak pada dasar mulut,
ujung,serta tepi lidah bersentuhan dengan gigi, dan terdiri dari otot serat
lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakan ke segala
arah. Lidah terbagi menjadi:
1) Radiks lingua (pangkal lidah)
2) Dorsum lingua (punggung lidah)
3) Apeks lingua (ujung lidah)
Bila lidah digulung ke belakang tampak permukaan bawah yang
dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang
15
Hampir semua zat yang dapat menyebabkan rasa manis merupakan zat
kimia organik seperti gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida,
ester, asam amino, asam sulfonat, dan asam halogen. Sedangkan zat
anorganik yang dapat menimbulkan rasa manis adalah timah hitam dan
berilium. Daerah sensitivitas rasa manis terdapat pada apex lingua.
2) Rasa asam
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Makin asam suatu
makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat. Daerah sensitivitas
rasa asam terdapat pada sepanjang tepi lateral lidah bagian posterior.
3) Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion
sodium. Antara satu garam dengan garam lainnya memiliki kualitas
rasa asin yang sedikit berbeda dikarenakan beberapa jenis garam
mengeluarkan rasa lain disamping rasa asin. ) Daerah sensitivitas rasa
asin terdapat pada sepanjang tepi
lateral lidah bagian anterior
4) Rasa pahit
Zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir semua
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
b) Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik
reticular.
- Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast,
sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). b. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum
papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama
kolagen tipe I). Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung
beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut,
rambut, kelenjar keringat, dan
dan
kelenjar. Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat
dan pengeluaran CO2 dari kulit tergantung pada banyak faktor diluar
maupun di dalam kulit, seperti temperatur udara, komposisi gas di sekitar
kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, usia, keadaan
vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam proses metabolisme sel
kulit, pemakaian bahan kimia pada kulit, dan lain-lain (Guyton dan Hall,
2014).
19
kemerahan.
b) Lihat sclera dan konjungtiva.
(1)Konjungtiva, dengan menarik palpebral inferior dan meminta
klien melihat keatas. Amati warna, anemis atau tidak, apakah ada
benda asing atau tidak
(2)Sclera, dengan menarik palpebral superior dan meminta klien
melihat ke bawah.
c) Amati kemerahan pada sclera, icterus, atau produksi air mata
berlebih. Amati kedudukan bola
bola mata kanan kiri simetris atau tidak,
(1) Klien menutup mata salah satu, misalnya kiri tanpa menekan bola
mata.
(2) Pemeriksa duduk di depan klien dg jarak 60cm sama tinggi
5) Sensibilitas kornea
a) Bertujuan mengetahui bagaimana reflek sensasi kornea dengan
b) Cara pemeriksaan :
1) Bentuk ujung kapas dengan pinset steril agar runcing dan halus
2) Fiksasi mata pasien keatas agar bulu mata tidak tersentuh saat
kornea disentuh
3) Fiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan ujung kapas yang
halus dan runcing disentuhkan dengan hati-hati pada kornea,
mulai pada mata yang tidak sakit.
c) Intrepetasi : dengan sentuhan, maka mata akan reflek berkedip. Nilai
mata sebelahnya.
(4) HASIL :
(b) 6/6 pasien dapat membaca seluruh huruf dideretan 6/6 pada
snellen chart
(c) 6/12 pasien bisa membaca sampai baris 6/12 pada snellen chart
char t
(d) 6/30 pasien bisa membaca sampai baris 6/30 pada snellen chart
23
c) Pergerakan jari
3) Salah menjawab
4) Meminta lawan bicara utk mengulang pembicaraannya
c. Inspeksi
1) Aurikel : bentuk, letak, masa, lesi
colesteatoma
4) Antrum mastoid : abces, hiperemia, nyeri perabaan
d. Pemeriksaan fisik
Pada telinga dapat menggunakan berbagai macam alat dan rangkaian tes.
Seperti otoskop, garpu tala, ear speculum, dan head lamp untuk membantu
padat
e) Membran timpani dapat terlihat, normalnya tembus cahaya,
(3) Bila semua kata benar mundur 2 m, bisikan kata yang sama. Bila
2 – 1 M.
c) Interfensi Secara Kuantitas ( Leucher )
(1) 6 meter : normal - 4-6 meter : praktis normal/ tuli ringan
4. Tes rinne
adanya polip
b. Palpasi
1) Palpasi dg hati2 punggung hidung dan jaringan lunak dg menempatkan
c) Warna, bentuk?
31
yang lain dari berkisar warna gading atau coklat gelap, kulit bagian
tubuh yang terbuka khususnya di kawasan yang beriklim panas dan
banyak cahaya matahari cenderung lebih berpigmen efek vasodilatasi
yang ditimbulkan oleh demam sengatan matahari dan inflamasi akan
menimbulkan bercak kemerahan pada kulit, pucat merupakan keadaan
atau tidak adanya atau berkurangnya toonus serta vaskularissi yang
normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan
pada sianosis menunjukan hipoksia seluler dan mudah terlihat pada
ekstremitas , dasar ,kuku bibir serta membran mukosa. Ikterus adalah
kenaikan bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sklera serta
membran mukosa.
2) Tekstur kulit Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang, pajanan
matahari, proses penuaan dan peroko berat akan membuat kulit sedikit
lembut. Niormalnya kulit adalah elastis dan akan lebih cepat kembali
turgor kulit baik
3) Suhu Suhu kulit normalnya hangat , walaupun pada beberapa kondisi
pada bagian ferifer seperti
seper ti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin
akibat vasokontriksi
4) Kelembaban Secara normal kulit akan teraba kering saat disentuh.
Pada suatu kondisi saat ada peningkatan aktifitas dan pada peningkatan
kecemasan kelembaban akan meningkat (Muttaqin, 2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan serta uraian tentang pengkajian sistem persepsi sensori
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem sensoris atau dalam
bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan dengan panca indra,
terdiri dari organ mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
B. Saran
Sebagai seorang perawat harus mengetahui pengkajan sistem persepsi
sensori diharapkan permasalahan yang muncul dari hasil pemeriksaan tersebut
dapat teridentifikasi secara akurat sehingga dapat menentukan asuhan
keperawatan yang berkualitas
34
DAFTAR PUSTAKA
Ballenger, J.J. 2010. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher,
Dialih bahasakan oleh Staf ahli Bagian THT RSCM-FKUI.. Tangerang :
Binarupa Aksara.
Guyton, A. C., dan Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022
Hetharia, Rospa, Sri, Mulyani. (2011). Asuhan Keperawatan Telinga Hidung
Tenggorokan. Jakarta: CV.Trans Info Media
Jakarta : EGC