“ Insect Bite”
Pembimbing
dr. Irma Yasmin, Sp.KK
Disusun oleh :
Titik Meilasari / H2A014004P
H2A014004P
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Insect bite reaction (reaksi gigitan serangga) adalah reaksi yang disebabkan
oleh gigitan yang biasanya berasal dari bagian mulut serangga dan terjadi saat
serangga berusaha untuk mempertahankan diri atau saat serangga ters ebut mencari
makanannya. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di
lokasi yang tersengat. Kebanyakan gigitan dan sengatan dilakukan untuk
pertahanan. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang
tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi
kepada penderita. Namun pengetahuan ilmiah mengenai alergi terhadap gigitan
serangga masih terbatas. Reaksi paling sering dilaporkan terjadi setelah digigit
nyamuk dan sejenisnya, serta dari golongan serangga Triatoma. Sayangnya,
strategi manajemen untuk mengurangi risiko insect bite reaction ke depannya
masih kurang dikembangkan dan kurang efektif bila dibandingkan dengan alergi
terhadap sengatan serangga.1
Insect bite reaction disebabkan oleh artropoda kelas insekta. Insekta
memiliki tahap dewasa dengan karakter eksoskeleton yang keras, 3 pasang kaki,
dan tubuh bersegmen dimana kepala, toraks, dan abdomennya menyatu. Reaksi
paling sering dilaporkan terjadi setelah digigit nyamuk dan sejenisnya. Gigitan
dan sengatan serangga mempunyai prevalensi yang sama diseluruh dunia. Dapat
terjadi pada iklim tertentu dan hal ini juga merupakan fenomena musiman,
meskipun tidak menutup kemungkinan kejadian ini dapat terjadi di sekitar kita.
Prevalensi antara pria dan wanita sama.2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Penderita
Nama : Ny. S
Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 12 Juni 1964
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : Jualan
Alamat : Kuningan, Semarang Utara
Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah
Status : Menikah
No. RM : 00
Tanggal Masuk RS : 25 Mei 2018
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 Mei 2018 jam
10.30 WIB di Poli Kulit.
Keluhan utama : Gatal-gatal dan timbul bercak merah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien wanita usia 53 tahun datang dengan keluhan gatal-gatal
dan timbul bercak merah pada lengan tangan, tungkai kaki, perut, punggung,
dan belakang telinga sejak ± 10 tahun terakhir. Gatal-gatal pertama kali
dirasakan dibelakang telinga 10 tahun lalu sejak pertama kali tinggal dirumah
semarang kemudian menyebar kebagian tubuh lainnya. Gatal dirasakan terus
menerus sehingga pasien sering menggaruk kulitnya dan setelah digaruk kulit
terasa panas. Pasien sering menggaruk kulit yang gatal hingga lecet. Gatal
paling dirasakan saat berkeringat. Sebelumnya sudah dibawa ke RS namun
masih terdapat bercak-bercak merah. Karena tidak ada perbaikan pasien
memeriksakan kembali keluhan ke poli klinik kulit di RSUD Tugurejo.
Pasien mengeluhkan jika dirumah sering digigit nyamuk, rumah pasien
dikelilingi kebun pisang, singkong yang banyak nyamuk dan terdapat kolam
ikan yang tidak terawat. Bak mandi pasien tidak pernah ditutup. Pasien ketika
dirumah sering menggunakan pakaian lengan dan celana pendek. Tidak ada
keluhan lain seperti nyeri dan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat sakit kulit lain : diakui (Psoriasis)
c. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat alergi obat : disangkal
a. Riwayat alergi makanan : diakui (alergi udang)
Riwayat Penyakit Keluarga :
b. Riwayat keluhan serupa : disangkal
c. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat alergi obat : disangkal
f. Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat Pribadi :
a. Riwayat kebiasaan merokok : disangkal
b. Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berobat menggunakan BPJS. Kesan ekonomi cukup.
III. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 25 Mei 2018 jam 10.45 WIB di poli
kulit.
a. Keadaan Umum : Tampak gatal
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda vital :
1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2. RR : 22 x/ menit
3. Nadi : 77 x/ menit (reguler, isi dan tegangan cukup)
4. Suhu : 36,8 0 C (axiller)
Gambar : Papular urtikaria: Bekas gigitan kutu, sangat gatal, urtikaria seperti
papula di lokasi gigitan kutu pada lutut dan kaki seorang anak, papula biasanya
berdiameter <1 cm serta memiliki vesikel di atasnya, Bila tergoreskan
mengakibatkan erosi maupun krusta.
Gambar : pada bagian tengah lesi tampak ekskoriasi dikelilingi daerah yang
edem dan eritem.
Pada reaksi sistemik atau anafilaktik, pasien bisa mengeluhkan adanya
gejala lokal sebagaimana gejala yang tidak terkait dengan lokasi gigitan.
Gejala dapat bervariasi dari ringan sampai fatal. Keluhan awal biasanya
termasuk ruam yang luas, urtikaria, pruritus, dan angioedema. Gejala ini
dapat berkembang dan pasien dapat mengalami ansietas, disorientasi,
kelemahan, gangguan gastrointestinal, kram perut pada wanita,
inkontinensia urin atau alvi, pusing, pingsan, hipotensi, stridor, sesak, atau
batuk. Seiring berkembangnya reaksi, pasien dapat mengalami kegagalan
napas dan kolaps kardiovaskuler.1
c. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium jarang dibutuhkan. Pemeriksaan laboratorium
yang sesuai harus dilakukan apabila pasien mengalami reaksi yang berat
dan membutuhkan penanganan di rumah sakit atau dicurigai mengalami
kegagalan organ akhir atau membutuhkan evaluasi akibat infeksi sekunder,
seperti sellulitis.
Pemeriksaan mikroskopis dari apusan kulit dapat bermanfaat pada
diagnosis scabies atau kutu, namun tidak berguna pada kebanyakan gigitan
serangga.
Pemeriksaan serologis mungkin berguna dalam menentukan infeksi
yang diakibatkan oleh vektor serangga, namun jarang tersedia dan
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasilnya. 3
3.6 Diagnosis Banding
Diagnosis banding insect bite reaction didasarkan oleh reaksi pada tempat
gigitan (papula eritema, vesikel), organisme yang menggigit serta nekrosis
kutaneus yang menyebabkan timbulnya lesi yang berbeda:
a. Scabies
Scabies adalah infeksi parasit yang umumnya terjadi di dunia.
Arthropoda Sarcoptes scabiei var hominis menyebabkan pruritus
berat dan merupakan penyakit kulit yang sangat menular, dapat
menyerang pria dan wanita dari semua tingkat status social ekonomi
dan etnik. Gejala dan tanda biasanya berkembang perlahan sekitar 2-3
minggu sebelum pasien mencari penanganan medis untuk
mengatasinya. Scabies muncul dalam bentuk cluster, pada individu
terlihat sebagai ruam yang gatal dan papul. Diagnose scabies dapat
dipertimbangkan apabila ada riwayat banyak anggota keluarga yang
mengalaminya. Pruritus nocturnal merupakan keluhan utama yang
khas pada scabies. Lesi primer scabies berbentuk liang, papul, nodul,
biasanya pustul dan plak urtikaria yang bertempat di sela-sela jari,
area fleksor pergelangan tangan, axilla, area antecubiti, umbilicus,
area genital dan gluteal, serta kaki. Lesi sekunder berbentuk urtikaria,
impetigo, dan plak eksematous. 4,5
1. Moffitt, John E. MD. Allergic Reactions to Insect Bites and Stings on Southern
Medical Journal , November 2003.
3. Amiruddin MD. Skabies. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1.
Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003.