“ ”
HEMOROID INTERNA GRADE IV
OLEH:
PEMBIMBING :
dr. Ngurah Gede Boyke Arsa Wibawa, Sp,B
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
dalam berdiskusi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman saya yang terbatas untuk menyusun
laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Klungkung, 5 Febuari 2
2024
024
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
4
berkisar 5,7% atau 12,5 juta orang dari total populasi di Indonesia (Riskesdas, 2015).
Penyakit hemoroid umum
umum terjadi karena penyakit ini merupakan salah salah satu penyakit
yang tidak memandang sosial ekonomi seseorang
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
No. RM : 193983
Waktu Pemeriksaan d : 25 januari 2024
Poli Bedah Umum :
2.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama :
Benjolan keluar lewat anus
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien perempuan berusia 29 tahun datang Poli Bedah Umum
RSUD Klungkung pada tanggal 25 Januari 2024 dengan keluhan terdapat
benjolan yang
yang keluar
keluar dari anus sejak satu bulan dan tidak dapat dimasukkan
kembalii dengan jari pasien.
kembal pas ien. Pada
Pada awal
awalny
nyaa keluar benjolan dar
darii anus dapat
dimasukan kembali dan muncul benjolan saat pasien sedang mengedan
saat BAB,namun keluhan tersebut dalam 7 hari terakhir benjolan tersebut
tidak dapat dimasukan .keluhan ini baru pertama kali dialami pasien.
Keluhan lain yang dialami pasien yaitu BAB pasien disertai dengan darah
merah segar menetes diakhir BAB, tidak bercampur dengan feses dan tidak
berlendir,nyeri pada anus terutama saat mengejan, duduk dan batuk. Pasien
1
mengatakan seringkali BAB tidak teratur dan bila BAB harus berlama-lama
jongkok di WC dan mengejan karena BAB-nya keras.
keras . Pasien mengatakan
pola makan dan minumnya
minumnya kurang baik, pasien cenderung tidak
t idak suka makan
2
• Asam traneksamat 500 mg tab dengan dosis 3x1
• Lactulose 3,335 g/5 ml sirup dengan dosis 3xC1
f. Riwayat Sosial Ekonomi
3
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat isokor (3mmx3mm), refleks pupil
(+/+),
4
Auskultasi
Vesikuler Ronkhi Wheezing
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
Anterior
Jantung Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi Iktus kordis teraba kuat angkat, melebar (-),
thrill (-)
Perkusi Batas jantung kanan: ICS V linea parastrernal
dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea midclavicularis
sinistra
Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis
sinistra
Batas pinggang jantung: ICS III linea
parastrenal sinistra
Auskultasi S1S2 tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Inspeksi Asites (-), tidak sikatrik, massa (-), distensi (-)
Auskultasi Bising usus (+), peristaltik usus
usus (8x/2 menit)
Perkusi Timpani
+ + +
+ + +
+ + +
Palpasi Tidak ada defans muscular, hepar tidak teraba,
lien tidak teraba
Nyeri tekan
- - -
- - -
- + -
5
Ketok CVA (-)
Ekstremitas Akral hangat (+), Nyeri tekan (-), Deformitas
(-)
Gambar 1.
Lokasi : Anorektal
Inspeksi tampak benjolan arah jam 10, 1, dan 5, berbatas tegas,warna
tampak kemerahan, darah (+), pus (-). Edema (+), fluktuatif (-)
Palpasi : Palpasi : Nyeri tekan (+) teraba hangat (+),Konsistensi teraba
kenyal, batas tegas, benjolan sulit dimasukkan
Rectal Tonus sfingter ani kuat, mukosa licin,
lici n, ampula recti
Toucher
tidak kolaps, teraba massa yang menonjol
menonjol keluar anus pada arah
ar ah
jam 6. Nyeri tekan (+), konsistensi lunak permukaan rata.
Handscoen darah (+), lendir (-), feses (+)
6
-Karsinoma Kolorektum
-Prolaps reki
2.9 Terapi
a. Non Farmakologi
o Rendam duduk dengan betadine 2x/hari
2x/hari
o Tirah baring untuk membantu mempercepat berkurangnya
pembengkaka
pembengkakan.
n.
o Koreksi konstipasi dengan meningkatkan konsumsi serat (25-30 gr
sehari), dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan
konstipasi.
o Meningkatkan konsumsi cairan (6-8 gelas sehari).
o Menghindari mengejan saat BAB, dan segera ke kamar mandi saat
merasa akan BAB, jangan ditahan karena akan memperkeras feses.
o Menjelaskan kepada pasien mengenai Tindakan pembedahan yang
kemungkinan dilakukan yaitu hemorrhoidektomi.
b. Farmakologi
-Suportif :
IVFD RL 20 tpm
- Transfusi PRC 2 kolf Preop
-Simptomatis :
IVFD RL 20 tpm
Painlose 400mg/4ml inj dengan dosis 3x1
Omeprazole 2x40mg
Asam tranexamat
-Causatif : Hemoridektomi
Antibitik profilaksis ceftriaxone 2gr IV
c. KIE
8
2.10 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
2.11 Follow up
Kamis 26 Januari 2024
S : Post op, pasien mengeluhnkan benjolan yang keluar lewat anus
nyeri +, tidak dapat dimasukan kembali, postranfusi 2 kolf
O : KU : Sakit Sedang Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : E4V5M6 - konjuntiva anemis -/-
TTV Pemeriksaan Penunjang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
3.1 Definisi
depan, kanan belakang, dan kiri lateral. Hemoroid berasal dari kata
haemorrhoides (Yunani) yang berarti aliran darah (haem: darah, rhoos:
aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang mengalirkeluar. Apabila
hemoroid mengalami pelebaran dan inflamasi maka akan ditandai
dengan perdarahan dan prolaps pada bantalan anal kanal yang
mengakibatkan perubahan struktur anatomi, fisiologis dan manifestasi
klinis dari perubahan ini memerlukan penanganan lebih lanjut (Lalisang,
2018; Sjamsuhidajat, 2018).
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi yang terjadi pada
Anatomi Kanalis
Anal
Pada kasus sudah sesuai dengan teori terjadi pelebaran pelebaran dan
inflamasi yangterjadi pada pembuluh darah vena dari pleksus hemoroidalis
sehingga menimbulan keluhan benjolan dan tanda inflamasi
suatu keadaan kesulitan untuk melakukan buang air besar dan di perlukan
mengedan yang kuat ketika buang air besar. Hal ini disebabkan oleh feses
yang kering dan keras pada colon descenden yang menumpuk karena
absorpsi cairan yang berlebihan. Keadaan konstipasi menyebabkan waktu
mengedan yang lebih lama sehingga tekanan yang kuat pada saat
mengedan dapat mengakibatkan trauma pada plexus hemoroidalis dan
terjadi penyakit hemoroid. Keyakinan saat ini adalah bahwa konstipasi
kronis dan feses yang keras dapat mengakibatkan degenerasi jaringan
pendukung di
di saluran anus dan pergeseran dari bantalan anal kanal.
c. Usia lanjut
e. Kehamilan.
3.3 Epidemiologi
3.4 Patofisiologi
saat defekasi. Kedua, bantalan anus terlalu mobile, dan ketiga, bantalan anus
terperangkap oleh sfingter anus yang ketat. Akibatnya, vena intramuskular
kanalis anus akan terjepit (obstruksi). Proses pembendungan diatas
diperparah lagi apabila seseorang mengedan atau adanya feses yang keras
melalui dinding rektum (Felix, 2016).
Selain itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar terjadinya
keluhan hemoroid. Dalam keadaan normal, bantalan anus menempel secara
longgar pada lapisan otot sirkuler. Ketika defekasi, sfingter interna akan
relaksasi. Kemudian, bantalan anus berotasi ke arah luar (eversi) membentuk
bibir anorektum. Faktor
Faktor endokrin, usia, konstipasi
konstipasi dan mengedan y
yang
ang lama
menyebabkan gangguan eversi pada bantalan tersebut. Mitos di masyarakat
yang mengatakan, hemoroid mudah terjadi pada ibu hamil ternyata benar.
Tak pelak,kehamilan menjadi faktor pencetus hemoroid. Hal ini karena,
Pertama, hormon kehamilan mengurangi fungsi penyokong dari otot dan
ligamentum di sekitar bantalan. Kedua, terjadi peningkatan vaskuler di
daerah pelvis. Ketiga,
Keti ga, seringnya terjadi konstipasi pada masa kehamilan. Dan
terakhir adalah kerusakan kanalis anus saat melahirkan pervaginam (Felix,
2016).
3.5 Klasifikasi
manual.
4. Pada hemoroid internal derajat empat, prolaps tetap keluar setiap saat
dan tidak dapat direduksi. Biasanya menonjol sepanjang waktu
kecuali jika berbaring atau mengangkat kaki dari tempat tidur. Pada
hemoroid derajat keempat ini, linea dentata juga membesar dan ada
komponen eksternal variabel yang terdiri dari kulit perianal
permanen yang berlebihan (Ravindranath & Rahul,
Rahul, 2018).
Hemoroid campuran adalah kombinasi dari lesi internal dan lesi
eksternal. Hemoroid campuran timbul di atas maupun
ma upun di bawah linea dentata
dan memiliki karakteristik dari hemoroid internal maupun hemoroid
eksternal (Badri et al., 2020). Sementara itu, tidak ada penggolongan
hemoroid eksternal dan campuran yang digunakan secara klinis.
tahap awal penonjolan ini hanya terjadi pada saat defekasi dan disusul oleh
reduksi sesudah selesai defekasi. Pada stadium yang lebihlanjut hemorrhoid
kurang dari tiga kali per minggu (Sun & Migaly, 2016).
Hemorrhoid yang dibiarkan, akan menonjol secara perlahan-lahan.
Mula- mula penonjolan hanya terjadi sewaktu buang air besar dan dapat
masuk sendiri dengan spontan. Namun lama-kelamaan penonjolan itu tidak
dapat masuk ke anusdengan sendirinya sehingga harus dimasukkan dengan
tangan. Bila tidak segera ditangani, hemorrhoid itu akan menonjol secara
menetap dan terapi satu-satunya hanyalah dengan operasi. Biasanya pada
celana dalam penderita sering didapatkan feses atau lendir yang kental dan
menyebabkan daerah sekitar anus menjadi lebih lembab. Sehingga sering
pada kebanyakan orang terjadi iritasi dan gatal di daerah anus (Sun &
Migaly, 2016).
3.7 Diganosis
3.9 Penatalaksanaan
Migaly, 2016).
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid dapat diberikan :
dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator
dan ditempatkan dengan rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis
interna derajat I dan II. Seperti ligasi gelang karet, skleroterapi tidak
memerlukan anestesi lokal. Dilakukan melalui anoskop, hemoroid internal
ditemukan dan disuntikkan larutan kimia yang merangsang misalnya 5%
fenol dalam minyak nabati ke dalam submukosa. Selanjutnya akan
menyebabkan fibrosis, fiksasi ke saluran anus, dan akhirnya obliterasi
jaringan hemoroid yang redundan. Komplikasi skleroterapi termasuk
ketidaknyamanan kecil atau berdarah. Namun, fistula dubur atau perforasi
bisa sangat jarang terjadi karena suntikan yang salah tempat (Sun & Migaly,
2016).
24
BAB IV
PENUTUP
Bengkak (+) Palpasi: konsistensi teraba kenyal, batas tegas, nyeri tekan (+),
benjolan sulit dimasukan.,
Berdasarkan hal
hal tersebut pasien didiagnosis
didiagnosis hemorid interna grade IV
IV Pasien
diberikan terapi hemoroid dimulai
dimulai dari terapi konservatif namun tidak membaik ,
terapi nonnbedah dan terapi bedah yang disesuaikan dengan derajat dari keparahan
hemoroid itu sendiri.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Sjamshuhidajat & de jong. (2018). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
EGC.