Hak
Hak ci pta dil indungi undang-undang. Dila
Dilarang
rang mengumumkan d an memperbanya
memperbanyak
k sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara e
elektronik
lektronik maupun terceta
tercetak
k tanpa izin tertuli s dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan
Diterbitkan di Jakarta
Jakarta
SNI 6233:2015
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................
isi..................................................................................................................................... i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Benih padi inbrida .................................................................................................................... 1
1 Ruang lingkup.........................................................
........................... ...........................................................
...........................................................
.............................. 1
2 Istilah dan definisi ..........................................................
............................. ...........................................................
....................................................
...................... 1
3 Klasifikasi...........................................................
............................. .............................................................
................................................................
................................. 3
4 Persyaratan mutu ...........................................................
............................. ...........................................................
...................................................
...................... 3
5 Pemeriksaan lapangan ........................................................
.......................... ...........................................................
..............................................
................. 3
6 Pengambilan contoh benih ....................................................
........................ .......................................................
............................................
................. 4
7 Pengujian mutu benih .........................................................
........................... ...........................................................
...............................................
.................. 5
8 Pelabelan...........................................................
.............................. ...........................................................
................................................................
.................................. 5
9 Pengemasan..........................
Pengemasan........................................................
...........................................................
..............................................................
................................. 5
Lampiran A (normatif) Pengambilan contoh kirim.........................................................
........................... .........................................
........... 6
Lampiran B (normatif) Penetapan kadar air .......................................................
.......................... ...................................................
...................... 8
Lampiran C (normatif) Analisis kemurnian.........................................................
............................ .................................................
.................... 10
Lampiran D (normatif) Pengujian daya berkecambah
berkecambah ...........................................................
.................................................... ....... 11
Bibliografi ............................................................................................................................... 13
© BSN 2015 i
SNI 6233:2015
Prakata
Standar ini dirumuskan oleh Subkomite Teknis (Subkomtek) 65-03-S2 Benih Tanaman
Pangan dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis. Perumusan terakhir dilakukan dalam
rapat konsensus di Bogor pada tanggal 19 November 2014 yang dihadiri oleh anggota Sub
Komite Teknis.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 3 Februari 2015 sampai
dengan 2 April 2015 dengan hasil akhir RASNI.
© BSN 2015
2015 ii
SNI 6233:2015
1 Ruang
Ruang lingku p
2.1
benih padi
bahan tanaman (planting
(planting material)
material) hasil perkembangbiakan tanaman padi secara generatif
yang digunakan untuk produksi benih atau produksi tanaman.
2.2
benih p enjenis (BS)
benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan pemulia tanaman atau institusi
pemulia.
2.3
benih d asar (BD)
keturunan pertama dari BS yang memenuhi standar mutu kelas BD dan harus diproduksi
sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina .
2.4
benih poko k (BP)
keturunan pertama dari BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BP dan harus
diproduksi sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina..
2.5
benih s ebar (BR)
keturunan pertama dari BP, BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BR dan harus
diproduksi sesuai dengan prosedur baku sertifikasi benih bina.
2.6
varietas
bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga,
buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
2.7
campuran varietas lain/tipe simpang (off(off type)
type)
suatu tanaman atau benih yang satu atau lebih karakteristiknya menyimpang (berbeda)
(berbeda) dari
deskripsi varietas yang ditetapkan oleh Pemulia Tanaman.
2.8
mutu
gambaran karakteristik menyeluruh dari benih yang menunjukan kesesuaiannya terhadap
persyaratan yang ditetapkan.
2.9
pemeriksaan lapangan
kegiatan untuk mengevaluasi kondisi pertanaman dan kesesuaian sifat morfologis tanaman
terhadap deskripsi varietas dimaksud pada suatu unit penangkaran
penangkaran dengan cara memeriksa
sebagian dari populasi tanaman yang ditetapkan dengan metode tertentu, kecuali untuk
kelas Benih Penjenis (BS) yang seluruh populasinya harus diamati.
2.10
isolasi
salah satu cara pengaturan tanam untuk memisahkan pertanaman dengan varietas lainnya
agar tidak terjadi penyerbukan silang, pencampuran varietas atau penularan penyakit
tanaman, dapat menggunakan pengaturan jarak dan waktu.
2.11
isolasi jarak
jarak minimal yang harus dipenuhi
dipenuhi antara suatu
suatu unit penangkaran
penangkaran benih
benih dengan pertanaman
pertanaman
sejenis di sekelilingnya.
sekelilingnya.
2.12
isolasi waktu
perbedaan waktu tanam minimal dari suatu unit penangkaran benih dengan pertanaman
sejenis di sekelilingnya yang harus dipenuhi, dihitung dari perbedaan waktu berbunga
sehingga waktu berbunga tidak bersamaan
2.13
pengujian mutu
kegiatan yang dilakukan oleh analis benih untuk mengevaluasi mutu benih yang
meliputi mutu fisik (penetapan kadar air dan analisis kemurnian) dan fisiologis
(pengujian daya berkecambah), yang dilakukan terhadap setiap kelompok benih yang akan
diedarkan.
2.14
kadar air benih
kandungan air dalam benih yang dinyatakan dalam persen.
2.15
benih murni
benih utuh, benih mengkerut, benih belah/pecah atau rusak dengan ukuran setengah atau
lebih besar dari setengah ukuran benih utuh yang dinyatakan dalam persen.
2.16
benih tanaman lain
benih tanaman selain padi tidak termasuk biji gulma yang dinyatakan dalam persen.
2.17
biji gulma
biji dari tanaman rerumputan dan gulma berdaun lebar yang dinyatakan dalam persen.
2.18
kotoran benih
benda selain benih murni, benih tanaman lain dan biji gulma yang dinyatakan dalam persen.
2.19
daya berkecambah
kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah normal pada kondisi optimum yang
2.20
pengawas benih tanaman
petugas yang melakukan pengawasan terhadap proses produksi benih, baik yang dilakukan
oleh Pemerintah maupun produsen benih
3 Klasifikasi
4 Persyaratan mut u
4.1 Pers
Pers yaratan mut u di lapangan
4.2
4.2 Persyaratan
Persyaratan mutu di laboratorium
Tabel
Tabel 2 – S
Spesifikasi
pesifikasi p ersyaratan
ersyaratan mutu di l aboratorium
Satuan dalam %
Kelas Benih
No. Parameter
Parameter Pengujian
BS BD BP/BP1 BR/BR1/BR2
1. Kadar Air maks 13,0 maks 13,0 maks 13,0 maks 13,0
2. Benih Murni min 99,0 min 99,0 min 98,0 min 98,0
3. Kotoran Benih maks 1,0 maks 1,0 maks 2,0 maks 2,0
4. Benih Tanaman Lain maks 0,0 maks 0,0 maks 0,2 maks 0,2
5. Biji Gulma maks 0,0 maks 0,0 maks 0,0 maks 0,0
6. Daya Berkecambah min 80 min 80 min 80 min 80
5 Pemeriksaan lapangan
5.2 Pemeriksaan pendahuluan dilakukan sebelum tanam sampai dengan tanam untuk
memastikan kebenaran lokasi, persyaratan lokasi, persyaratan lahan dan benih sumber.
5.5 Apabila tidak lulus dalam pemeriksaan pertama, dapat dilakukan pemeriksaan ulang
pada fase vegetatif dan fase berbunga.
berbunga.
5.7 Komponen yang diamati pada pemeriksaan pertanaman adalah campuran varietas lain
dan tipe simpang.
5.8 Selain mengamati campuran varietas lain dan tipe simpang, perlu juga diamati
tanaman yang terserang
terserang hama dandan penyakit serta gulma.
gulma. Apabila pertanaman
pertanaman terserang
terserang
hama dan penyakit dengan kondisi parah atau pertanaman terlalu banyak gulma, proses
sertifikasinya dapat tidak dilanjutkan.
dilanjutkan.
5.9 Apabila kondisi pertanaman sulit untuk dilakukan pengamatan, contoh : sebagian
tanaman mengalami rebah secara berkelompok dari total areal pertanaman, maka bagian
pertanaman tersebut proses sertifikasinya tidak dilanjutkan dan sisa areal yang tidak rebah
dapat dilanjutkan proses sertifikasinya.
sertifik asinya. Apabila rebah yang terjadi tidak mengelompok,
maka seluruh areal pertanaman dibatalkan proses sertifikasinya.
5.10 Penentuan jumlah campuran varietas lain dan tipe simpang dihitung dengan rumus :
Keterangan :
CVL adalah campuran varietas lain
TS adalah tipe simpang
6 Pengambilan
Pengambilan conto h benih
6.1 Contoh benih diambil oleh pengawas benih tanaman / petugas pengambil contoh
benih, dari kelompok benih yang telah lulus pemeriksaan lapangan akhir, selesai diolah dan
mempunyai identitas yang jelas.
6.2 Contoh benih diambil secara acak dan mewakili kelompok benih, kemudian dikirim ke
laboratorium penguji mutu benih, minimal sebanyak 700 gram.
7 Pengujian
Pengujian mutu benih
7.1 Pengujian mutu benih terdiri atas penetapan kadar air, analisis kemurnian, dan
8 Pelabelan
8.2 Label untuk kelas benih BS berwarna kuning, BD berwarna putih, BP berwarna ungu
dan BR berwarna biru.
- 6 (enam)yang
pertama, bulan setelahpaling
dilakukan tanggal selesai
lambat pengujian
3 (tiga) mutupanen.
bulan setelah untuk pelabelan yang
- 3 (tiga) bulan setelah tanggal selesai pengujian mutu untuk pelabelan ulang.
9 Pengemasan
9.1 Pengemasan menggunakan kantong kedap udara yang bersih dan kuat, yang dapat
mempertahankan mutu, minimal menggunakan Polyethylene (PE) 0,08 mm.
9.2 Warna kemasan dibuat minimal setengah dari salah satu permukaan kemasan
transparan/bening.
9.3 Apabila diperlukan, pada/dalam kemasan dapat dilengkapi dengan informasi berisikan
antara lain cara perlakuan benih, cara bercocok tanam dan atau penggunaan bahan
kimia/warna yang dilarang digunakan untuk pangan atau pakan.
Lampiran A
(normatif)
Pengambilan
Pengambilan contoh k irim
A.1 Perleng
Perl engkap
kap an
a) Trier
b) Wadah
c) Alat pembagi (divider)
d) Timbangan
e) Segel
f) Spidol, stiker label,
label, masker,
masker, sarung
sarung tangan
tangan da
dan
n dokumen
dokumen yang
yang dibutuhkan
dibutuhkan
Pelaksanaan pengambilan
contoh kirim
Tidak
Persyaratan
terpenuhi
Pengambilan contoh
ditolak
Ya
Pengambilan contoh
primer
Pengecekan Heterogen
Pengambilan contoh
heterogenitas secara
ditolak
visual
Homogen
Contoh komposit
Dibagi
Gambar
Gambar A.1 – Alur pengambilan contoh pada lot benih
A.3.1 Wadah dengan kapasitas antara 15 kg sampai dengan 100 kg. Pengambilan contoh
benih untuk contoh kirim dilakukan sesuai Tabel A.1.
Tabel
Tabel A.1 – Intensitas pengambilan contoh minimu m unt uk lo t benih dalam wadah
antara 15 kg s ampai dengan 100 kg
CATATAN Untuk lot benih dengan kapasitas wadah kurang dari 15 kg, wadah dapat digabung
menjadi satu unit pengambilan contoh yang tidak melebihi 100 kg, dan pengambilan contoh mengacu
Tabel A.1.
Tabel
Tabel A.2 – Jumlah con toh p rimer yang diambil dari lot benih dalam wadah
wadah lebih dari
100 kg atau dari aliran benih yang akan dikemas
Ukuran lot
Jumlah contoh primer yang diambil
(kg)
101 – 500 Minimal 5 contoh primer
501 – 3 000 Satu contoh primer setiap 300 kg, minimal 5 contoh primer
3 001 – 20 000 Satu contoh primer setiap 500 kg, minimal 10 contoh primer
≥ 20 001 Satu contoh primer setiap 700 kg, minimal 40 contoh primer
A.4 Peng
Pengir
ir im an c on to h k ir im
A.4.1 Contoh kirim harus dikemas dalam wadah kedap (kantong plastik PE 0,08 mm) dan
ditutup rapat.
Lampiran B
(normatif)
Penetapan kadar air
B.1 Metod
Metod e penetapan kadar air
B. 2 Alat
Contoh kirim
Contoh kirim
Lampir an C
Lampiran
(normatif)
An ali si s k emu rn ian
C.1 Peralatan
a. Pisau,
b. Conical/Soil
Conical/Soil divider
c. Magnifier lamp,
d. Lup/ Mikroskop stereo,
e. Timbangan analitik,
f. Wadah,
g. Spatula,
h. Meja kerja kemurnian,
i. Saringan.
Contoh kerja
Arsip contoh kirim
Penghitungan :
1. Cek Kehilangan
≤ 5 %, Jika > 5 % maka dilakukan uji ulang
Pelaporan
2. Hitung % Komponen (1 desimal)
3. Berat fraksi < 0,05 % ditulis trace
4. Total komponen 100,0 %, bila tdk sama ditambahkan atau
dikurang pada komponen terbesar.
Keterangan :
BM adalah Benih MMurni
urni
BTL adalah Benih Tanaman Lain
KB adalah Kotoran Benih
BG adalah Benih Gulm
Gulmaa
CK adalah Contoh Kerja
Gambar
Gambar C.1 – Alur penguji an analisis
analisis kemurnian
Lampir an D
Lampiran
(normatif)
Penguj
Penguj ian daya berkecambah
D.
D.2
2 Alur pengujian
Contoh kerja 400 butir diambil secara acak dari benih murni
Ya Dormansi ?
- Pemanasan
Tidak
- Perendaman dengan air atau KNO3
- Between Paper (BP) uji
kertas digulung didirikan
Atur benih pada media - Sand (S) / Pasir
Pengamatan pertama (5 HST) untuk mengambil dan menghitung kecambah normal, kecambah busuk
(abnormal) dan benih busuk (mati)
Perhitungan:
% Kecambah Normal = 100
100 %
Ya Tidak
Bibliografi
International Rules For Seed Testing, International Seed Testing Association (ISTA), 2014.
OECD Standards
Standards,, Schemes and Guides Relating to Varietal Certification of Seed,
Seed,
2014